You are on page 1of 4

Hadits Keutamaan Senyum

Tabassumuka fii wajhi akhiika shadaqatun.


Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah (HR. Tirmidzi)

Awali dengan Senyuman


Senyum itu indah dan memperindah wajah, karena wajah yang tersenyum
mencerminkan perasaan yang tenang. Senyum itu ibadah yang paling mudah
dilakukan, tetapi mampu menyempurnakan kemuliaan akhlak. Senyum adalah
kecantikan yang lahir dari hati dan jiwa, anugerah yang bisa menenangkan
perasaan, menyejukkan dan menentramkan hati yang gelisah. Senyuman
merupakan kosmetika wajah yang paling tulus dan berharga, tidak perlu dibeli dan
bisa dipakai setiap saat, tidak menimbulkan iritasi dan menghambat penuaan dini
secara alami. Dengan tersenyum, kita bisa menyenangkan orang lain, sedekah
termurah yang penuh berkah. Menumbuhkan semangat dan memancarkan
ketulusan hati. Karena itu, awali semua aktivitas kita dengan senyuman dan doa.
Bismillah.

Mengapa kita harus tersenyum?

Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah
hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi diri sendiri dan orang lain.
Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar, bukan senyum yang
dibuat-buat. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan hati dan
keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan cinta.
Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara
maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mata. Riasan
wajah yang mahal dan apik tampak biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa
mengubah penderitaan menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi
diri sendiri dan orang lain.

Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW


bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi.

Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.

Artinya, Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk


ibadah.

Hadits ini mengajarkan kita betapa hal kecil yang sering kita nggap sepele dan kita
abaikan ternyata memiliki nilai yang berharga dalam pandangan agama.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda:


Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir),
amar maruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan,
menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.

Hadits ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan
dengan cara sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan
memberi sejumlah materi jika kita memang tidak punya apa-apa. Karena membuat
gerakan ekspresif dengan menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah
merupakan sedekah.

Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah dunia. Mengapa
demikian? Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar
Rasulullah SAW yang turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika
pergaulannya dan dalam membina keharmonisan rumah tangganya. Suatu hari,
seorang Badui Arab meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik
sorban beliau hingga tercekik, dan tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada
leher Rasulullah SAW. Orang ini berpikir, bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia
melakukan hal tersebu. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Ia terkesima
menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar,
tatapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas kepadanya. Akhirnya,
senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini menikmati indahnya
Islam. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu mengubah
keyakinan seseorang. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam
berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga
Kisra dan Persia.

Senyum Rasulullah SAW juga selalu teraplikasi dalam pergaulannya. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Al-Husein Radliyallahuanhu, cucu Rasulullah
SAW menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata, Aku bertanya kepada
Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam terhadap
orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, Beliau Shallahu
alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati, beliau
bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak
suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak
akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa
puas.. (Riwayat At-Tirmidzi)

Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam juga merupakan seorang suami yang penuh
canda dan senyum dalam kehidupan rumah tangganya.

Aisyah Radliyallahuanha mengungkapkan, Adalah Rasulullah Shallahu alaihi wa


Sallam ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes
dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum
simpul. (Hadits Riwayat Ibnu Asakir)

Aisyah Radliyallahuanha bercerita, yang artinya, Tidak pernah saya melihat


Raulullah Shallahu alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan
batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan
tersenyum. (Hadits Riwayat Al-Bukhari)

Senyum yang tulus dapat memancarkan cahaya hati dan inner beauty kita, memberi
kesan hangat dan ramah. Tersenyum mampu mendekatkan perasaan dan
menumbuhkan ikatan kasih sayang yang mengeratkan hubungan hati. Bukan
sekedar hubungan dan ikatan secara keturunan atau materi, tetapi ikatan dan
hubungan persaudaran yang berlandaskan iman. Tersenyumlah, dan awali setiap
hari dengan senyuman karena senyum memiliki banyak manfaat.

Apa saja manfaat senyum?

Pertama, secara penampilan senyum membuat kita lebih menarik karena daya tarik
kita lebih tercermin lewat senyuman. Tersenyum mencerminkan pribadi yang
menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain, sehingga orang merasa nyaman
dan senang di dekat kita. Dengan banyak tersenyum, pasti kita punya banyak teman
dalam pergaulan kita. Senyum juga menunjukkan kebahagiaan yang turut
memperbaiki penampilan seseorang, sehingga orang bisa lebih disegani dan
dihormati.

Kedua, secara psikologis, senyum dapat mengurangi stress dan mengubah


perasaan. Ketika kita merasa tertekan dan sedih, cobalah tersenyum, maka
perasaan akan lebih baik dan pikiran lebih jernih dan positif. Saat tersenyum tubuh
kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga tubuh kita menerimanya
sebagai anugerah. Faktor ini pula yang membuat senyum mampu meningkatkan
imunitas tubuh secara psikologis karena senyum membuat perasaan dan pikiran
lebih rileks. Fungsi imun akan meningkat dalam suasana dan kondisi yang rileks.
Tersenyum juga mampu menularkan energi positif kepada orang lain. Dengan
senyum, suasana menjadi lebih santai, ceria dan bisa membuat perasaan orang lain
bahagia. Di samping itu, senyum dapat memberi kesan berseri dan optimis.
OPtimisme yang tampak membuat orang lebih diandalkan dalam karir, sehingga
bisa membantu meraih kesuksesan.

Ketiga, ditinjau dari segi kesehatan, senyum sama dengan olah raga yang
bermanfaat untuk mengurangi infeksi paru-paru, mengurangi sakit jantung,
meningkatkan semangat mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin dan
kortisol, serta menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah dan serotonin yang
merupakan hormon pengendali rasa sakit, sehingga senyum bisa mempercepat
proses penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa nyeri. Dari segi kecantikan,
senyum merupakan obat awet muda karena senyum menggerakkan banyak otot
wajah, sehingga otot wajah terlatih dan kencang.

Keempat, secara spiritual, senyum memberikan manfaat sebagai penyejuk rohani,


tanda kemurahan hati dan tentu saja ibadah karena senyum merupakan sedekah.
Yang penting kita bisa menempatkan senyum dalam waktu dan kondisi yang tepat.
Tersenyumlah, dan awali setiap aktivitas kita dengan senyuman dan akhiri setiap
usaha dengan tersenyum dan berdoa. Alhamdulillah. InsyaAllah, hati dan pikiran kita
lebih berenergi. (Nia Hidayati) Hadits dikutip dari : Kumpulan Hadits

You might also like