You are on page 1of 6

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TERPADU,

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Oleh : Sudaryono*)

Abstrak
Upaya pengelolaan DAS terpadu di Indonesia telah lama diterapkan dengan
memperkenalkan berbagai kegiatan yang bercirikan lintas sektoral dan
multidisipliner, sebagai contoh adalah pelaksanaan pengelolaan DAS secara
terpadu di DAS Brantas, Jratunseluna, dan yang kemudian direncanakan untuk
diimplementasikan pada DAS-DAS lain di seluruh Indonesia.
Namun karena kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi dan banyaknya
DAS yang harus ditangani, serta menyangkut kendala teknis dan non-teknis
lainnya yang harus disempurnakan, maka banyak DAS yang belum dapat
tertanggani dengan baik, bahkan yang terjadi adalah kerusakan DAS semakin
meluas dan semakin parah.
Oleh karena itu dalam pengelolaan DAS secara terpadu harus berazaskan : (1)
pemanfaatan sumberdaya alam (hutan, tanah dan air) dengan memperhatikan
terhadap perlindungan lingkungan; (2) pengelolaan DAS bersifat multidisiplin dan
lintas sekoral; (3) peningkatan kesejahteraan rakyat; (4) keterpaduan dimulai sejak
dalam perencanaan pengelola DAS terpadu.

Katakunci : Daerah Aliran Sungai, ekosistem, pengelolaan

1. PENDAHULUAN apabila keterkaitan sudah terselenggara maka


pengelolaan hutan, tanah, air, masyarakat
Istilah Daerah Aliran Sungai (DAS) dan lain-lain harus memperhatikan peranan
banyak digunakan oleh beberapa ahli dengan dari komponen-komponen ekosistem
makna atau pengertian yang berbeda-beda, tersebut.
ada yang menyamakan dengan cacthment Secara sektoral pengelolaan kom-
area, watershed, atau drainage basin. ponen ekosistem tidak menemui banyak
Menurut Notohadiprawiro (1985) Daerah masalah artinya mudah untuk dilaksanakan,
Aliran Sungai merupakan keseluruhan misalnya pengelolaan hutan dengan
kawasan pengumpul suatu sistem tunggal, mempertimbangkan keserasian lingkungan.
sehingga dapat disamakan dengan cacthment Akan tetapi apabila pengelolaan hutan
area. Martopo (1994), memberi pengertian dikaitkan juga dengan pengelolaan
bahwa, Daerah Aliran Sungai (DAS) komponen yang lain seperti, tanah, air dan
merupakan daerah yang dibatasi oleh kegiatan masyarakat sebagai satu kesatuan
topografi pemisah air yang terkeringkan oleh dengan mempertimbangkan masalah
sungai atau sistem saling berhubungan lingkungan, maka penyelesaiannya menjadi
sedemikian rupa sehingga semua aliran tidak mudah. Oleh karena itu keterkaitan
sungai yang jatuh di dalam akan keluar dari diantara komponen tersebut harus dikaji
saluran lepas tunggal dari wilayah tersebut. lebih lanjut dan dirinci untuk tiap-tiap
Soemarwoto (1985), mengemukakan batasan komponen ekosistem. Sasaran tersebut
DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh dapat dicapai apabila ada penataan
igir-igir gunung yang semua aliran ekosistem, dan kegiatan ini tidak dilakukan
permukaannya mengalir ke suatu sungai pada pengelolaan sektoral.
utama. Atas dasar difinisi tersebut diatas Seperti diketahui bersama bahwa kondisi
maka Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat umum yang ada selama ini, konsep
diartikan sebagai kesatuan ruang yang terdiri pembangungan berkelanjutan hanyalah
atas unsur abiotik (tanah, air, udara), biotik sebagai kebijaksanaan saja. Namun, di dalam
(vegetasi, binatang dan organisme hidup prakteknya justru pengelolaan sumberdaya
lainnya) dan kegiatan manusia yang saling alam yang tidak terkendali dengan akibat
berinteraksi dan saling ketergantungan satu Kerusakan lingkungan yang dapat meng-
ganggu kelestarian alam.
sama lain, sehingga merupakan satu
kesatuan ekosistem, hal ini berarti bahwa
*) Peneliti pada Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT.

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ..(Sudaryono) 153


Sebenarnya upaya pengelolaan DAS (3) penyelenggaraan pengelolaan DAS
terpadu di Indonesia telah lama diperkenalkan bersifat lintas sektoral, sehingga tidak
dengan melakukan berbagai kegiatan yang ada instansi yang mempunyai
bercirikan lintas sektoral dan multidisipliner, kewenangan secara utuh..
sebagai contoh yaitu pelaksanaan Berdasarkan pengertian batasan
pengelolaan DAS terpadu di DAS Brantas, diatas, maka dapat diberikan pengertian
Jratunseluna, yang direncanakan akan bahwa pengelolaan DAS terpadu adalah
diimplementasikan pada DAS-DAS lain di upaya terpadu dalam pengelolaan
seluruh Indonesia. sumberdaya alam, meliputi tindakan
Namun karena kompleksnya pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
permasalahan yang harus dihadapi dan pengawasan, pengendalian, pemulihan dan
banyaknya DAS yang harus ditangani, serta pengembangan DAS berazaskan pelestarian
menyangkut kendala teknis dan non-teknis kemampuan lingkungan yang serasi dan
lainnya yang harus disempurnakan, maka seimbang untuk menunjang pembangunan
banyak DAS yang belum dapat tertanggani yang berkesinambungan bagi peningkatan
dengan baik, bahkan yang terjadi adalah kesejahteraan manusia. Dilihat dari aspek
kerusakan DAS semakin meluas dan semakin pengelolaan terpadu hutan, tanah, air,
parah. masyarakat dan lain-lain tersebut merupakan
sasaran atau obyek yang akan dikelola,
2. PENGELOLAAN DAS TERPADU dengan demikian dapat dilihat adanya
keterkaitan antara ekosistem, DAS dan
Menurut Haeruman (1979), pengelolaan terpadu. Pengelolaan DAS
pengelolaan terpadu pada dasarnya terpadu harus mengupayakan agar unsur-
merupakan pengembangan keserasian tujuan unsur struktur ekosistem seperti : hutan,
antar berbagai sistem pengelolaan tanah, air, masyarakat dan lain-lain tetap
sumberdaya alam. Bilamana suatu obyek dalam keseimbangan dan keserasian.
dikelola oleh banyak pengelola sesuai dengan Pengelolaan DAS di Indonesia
keterkaitan dan kepentingannya terhadap sebenarnya telah lama diperkenalkan, yaitu
obyek yang dikelola itu. Lebih lanjut sejak jaman Belanda, khususnya dalam
Haeruman mengatakan, bahwa keterpaduan praktek pengelolaan hutan, dimana
di dalam pengelolaan kegiatan harus dapat pembagian-pembagian daerah hutan diatur
terciptakan: (1) terkoordinasinya para berdasarkan satuan DAS. Pada tahun 1961
pengelola suatu obyek saling kait-mengkait diadakan gerakan penghijauan secara massal
dalam suatu sistem untuk mencapai suatu dalam bentuk Pekan Penghijauan Nasional
kerasian tujuan; (2) memadukan setiap usaha Pertama, di Gunung Mas, Puncak, Bogor.
pemanfaatan penataan, pemeliharaan, Upaya pengelolaan DAS terpadu yang
pengawasan dan pengendalian serta pertama dilaksanakan di DAS Citanduy pada
pengembangan yang didasarkan pada unsur tahun 1981, dimana berbagai kegiatan yang
keterkaitan atau ketergantungan dari obyek bersifat lintas sektoral dan lintas disiplin
yang dikelola. Sementara Copeland (1961) dilakukan. Selanjutnya pengelolaan DAS
mengatakan, bahwa pengelolaan DAS adalah terpadu dikembangkan di DAS Brantas,
merupakan ilmu terapan untuk perlindungan, Jratunseluna. Namun proyek-proyek
perbaikan, dan pengelolaan DAS, dan obyek pengelolaan DAS saat itu lebih menekankan
dasarnya adalah meningkatkan suplai air, pada pembangunan infrastruktur fisik kegiatan
mengurangi kisaran aliran maksimum dan konservasi tanah untuk mencegah erosi dan
minimum, mengurangi hasil sedimen dan bajir yang hampir seluruhnya dibiayai oleh
meningkatkan kualitas air untuk berbagai dana pemerintah. Baru tahun 1994 konsep
penggunaan. partisipasi mulai diterapkan dalam
Notohadiprawiro (1985) berpendapat penyelengaraan Inpres Penghijauan dan
bahwa pengelolaan DAS harus diselenggara- Reboisasi, walaupun dalam tarap
kan secara terpadu, karena : perencanaan. Pada tahun 1973 sampai 1981,
(1) adanya keterkaitan antara berbagai FAO dan UNDP telah melakukan berbagai uji
kegiatan dalam pengelolaan sumberdaya coba untuk memperoleh metoda yang tepat
alam dan pembinaan aktivitas manusia dalam rangka rehabilitasi lahan dan
dalam penggunaannya; konservasi tanah yang ditinjau dari aspek fisik
(2) dari segi jenis ilmu yang mendasarinya, maupun sosial ekonomi di DAS Solo. Hasil-
pengelolaan DAS bercirikan multidisiplin; hasil pengujian ini antara lain diterapkan
dalam proyek Inpres Penghijauan dan

154 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 2, Mei 2002: 153-158


Reboisasi sejak tahun 1976 pada 36 DAS di Dengan memperhatikan fungsi
Indonesia 5). ekonomi dan ekologi, kondisi dan upaya yang
telah dikembangkan, maka perlu disusun
3. TUJUAN PENGELOLAAN DAS perencanaan pengelolaan hutan yang terarah,
terinci dan terpadu. Pada dasarnya
Tujuan dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai pengelolaan hutan harus mencakup aspek
(DAS) pada dasarnya adalah pemanfaatan pemanfaatan, pelestarian dan penelitian yang
sumberdaya alam dilakukan dengan dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan1) :
terlanjutkan (sustainable) sehingga tidak peningkatan kegiatan reboisasi;
membahayakan lingkungan lokal, regional, peningkatan pembinaan HPH;
nasional dan bahkan global. peningkatan kegiatan pengendalian
perladangan berpindah;
4. PERMASALAHAN pengembangan sistem pengendalian
kebakaran hutan;
Permasalahan utama dalam peningkatan pembangunan hutan
pembangunan pengelolaan DAS adalah tanaman industri;
belum mantapnya institusi dan lemahnya pengembangan pengelolaan Daerah
sistem perencanaan yang komprehensif. Aliran Sungai;
Meskipun upaya-upaya pengelolaan DAS di peningkatan penelitian keanekaragaman
Indonesia telah cukup lama dilaksanakan, hayati.
namun karena kompleksitas masalah yang
dihadapi hasilnya belum mencapai yang 4.2. Sumberdaya Lahan
diinginkan, terutama yang berkaitan dengan
pembangunan sumberdaya manusia dan Lahan merupakan sumberdaya alam
kelembagan masyarakat. Kemiskinan sering yang dapat diperbaharui dan sekaligus
dianggap sebagai salah satu penyebab merupakan media lingkungan untuk
kemerosotan lingkungan dan dampak negatif memproduksi pangan, perumahan, dan lain-
dari pembangunan. Sebaliknya kemerosotan lain. Pertambahan jumlah penduduk yang
daya dukung lingkungan dapat menjadi disertai dengan meningkatnya kegiatan
penyebab muncul dan berkembangnya pembangunan telah berakibat terjadinya
kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, pergeseran pola penggunaan lahan di
pendekatan harus dapat dilekatkan dalam Indonesia. Sering dijumpai pola penggunaan
berbagai program pembangunan, maupun lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan
sebagai program yang khusus dan eksplisit. lahan tersebut, sehingga timbul berbagai
masalah, seperti terjadinya jutaan lahan kritis,
4.1. Sumberdaya Hutan hilangnya lahan subur, dan terjadinya
pencemaran tanah1).
Sumberdaya hutan Indonesia yang Degradasi lahan tersebut terjadi
berfungsi sebagai sumberdaya alam dan karena peruntukan lahan/tanah yang kurang
lingkungan hidup telah mempunyai peranan tepat, sebagai akibat pelaksanaan yang tidak
sangat strategis untuk menunjang memperhatikan kaidah penataan ruang dan
pelaksanaan pembangunan nasional. kriteria kemampuan serta kesesuaian lahan.
Sumberdaya hutan juga telah melindungi Guna menjamin pemanfaatan yang lestari,
puluhan Daerah Aliran Sungai dari bahaya lahan harus dikelola dengan memperhatikan
banjir, kekeringan, erosi dan sedimentasi. keseimbangan antara aspek konservasi dan
Namun dilain pihak, kualitas dan pemanfaatannya. Pemanfaatan sumberdaya
kuantitas sumberdaya hutan cenderung lahan dilakukan dengan mempertimbangkan:
semakin menurun. Hal ini antara lain karena
fungsi lokasi lahan dalam tatanan
penebangan hutan yang berlebihan,
lingkungan berdasarkan karakteristik
kebakaran hutan, perambahan hutan dan
tanah, lahan dan wilayah;
perladangan berpindah. Penurunan kualitas
cara-cara pemanfaatan yang
dan kuantitas hutan cenderung meningkat.
memperhitungkan kaidah konservasi;
Sementara kegiatan-kegiatan rehabilitasi
sumberdaya hutan, seperti reboisasi, pemanfaatannya disesuaikan dengan tata
pengendalian perladangan berpindah, ruang;
pengendalian kebakaran hutan, masih belum kelembagaan dan kualitas sumberdaya
memadai dibanding dengan laju kerusakan manusia;
yang terjadi. peran serta masyarakat secara luas.

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ..(Sudaryono) 155


4.3. Sumberdaya Air atau untuk kepentingan lainnya. Padahal
sumberdaya lahan sangat terbatas, membuka
Pesatnya perkembangan industri dan hutan tanpa perencanaan yang matang dan
peningkatan jumlah penduduk telah memacu tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan
penggunaan air, baik berupa air tanah berarti bencana.
maupun air permukaan. Hal ini merupakan Strategi pengelolaan masyarakat, antara
ancaman bagi ketersediaan air maupun lain1):
kualitas air. Dengan bertambahnya jumlah pengembangan peranserta masyarakat;
penduduk, maka kebutuhan air yang berasal pengembangan kemitraan pemerintah,
dari air permukaan akan meningkat pula. pengusaha dan masyarakat;
Kebutuhan air untuk irigasi dari tahun ke peningkatan dan pengembangan peran
tahun juga bertambah, demikian pula wanita;
kebutuhan air untuk industri diperkirakan akan strategi pengembangan etika lingkungan.
mengalami peningkatan pula.
Kondisi kekritisan sumber air, 5. SASARAN PENGELOLAAN DAS
keadaannya sudah mulai tampak dari TERPADU
sekarang, dimana beberapa daerah
perkotaan kekurangan air untuk industri Sebagaimana yang disampaikan pada
terutama pada musim kemarau, seperti di ulasan didepan maka sasaran kegiatan
Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lain-lain 1). pengelolaan DAS meliputi 4 kegiatan, antara
Pemanfaatan air tanah untuk kegiatan industri lain: a) pengelolaan hutan (vegetasi), b)
terus meningkat yang mengakibatkan pengelolaan lahan, c) pengelolaan air, d)
terjadinya penurunan muka air tanah, seperti pembinaan aktivitas manusia dalam
yang terjadi di Jakarta, Cengkareng, Grogol, memanfaatkan sumberdaya alam yang
Cempaka Putih, Cakung, dan lian-lain. tersedia.
Adapun pengelolaan sumberdaya air, harus
memperhatikan: 5.1. Sasaran Pengelolaan Hutan
keterpaduan pengelolaan sumberdaya air
permukaan dan air bawah tanah serta Hutan di Indonesia mempunyai
kemungkinan pemanfaatan air laut secara peranan baik, ditinjau dari aspek ekonomi,
lintas sektoral; sosial budaya, maupun ekologi. Hutan
pengelolaan sumberdaya air dilakukan mempunyai fungsi yang beraneka ragam,
secara terpadu dalam pemanfaatannya antara lain sebagai penghasil kayu, sebagai
melalui penataan ruang wilayah; pelindung lingkungan yang berfungsi
mengatur pemanfaatan air secara efisien; mengatur tata air, melindungi kesuburan
pembentukan tim koordinasi untuk tanah, mencegah erosi dan lain-lain. Namun
kegiatan koordinasi yang melibatkan demikian sejalan dengan pertambahan
berbagai instansi terkait. penduduk dan pertumbuhan ekonomi,
teknologi terhadap sumberdaya hutan
4.4. Sumberdaya Manusia semakin meningkat. Untuk mengatasi
masalah tersebut, maka perlu dilakukan
Untuk mengatasi kemiskinan strategi pengelolaan hutan tidak saja dalam
dipedesa-an, khususnya untuk mengentaskan hal pemanfaatan hutan, kelembagaan, aspek
petani dari perangkap kemiskinan, perlu hukum dan aturan yang mendukung upaya
dilakukan pelestarian fungsi sumberdaya pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Di
alam yang menjadi sumber penghidupan dalam pengelolaan hutan secara
masyarakat, seperti kawasan hutan, daerah berkelanjutan, sumberdaya hutan harus dilihat
penggalian tambang, dan lain-lain. Pelestari- dari perspektif baru tidak saja merupakan
an fungsi tersebut harus disertai dengan sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi
penciptaan iklim yang sehat dan kondusif yang multiguna tetapi harus berubah, dari tree
dengan memberikan kemudahan dan akses management ke ecosystem management.
yang adil dan merata bagi kelompok miskin Pada prinsipnya pengelolaan hutan
untuk memanfaatkan sumberdaya alam harus dapat dilaksanakan secara maksimal
tersebut. dengan berlandaskan asas kelestarian.
Pertambahan jumlah penduduk yang Sasaran pengelolaan hutan terutama
tinggi akan mempunyai implikasi terhadap ditujukan untuk melestarikan fungsi hutan
kebutuhan sumberdaya lahan, baik untuk (vegetasi)
pemukiman, pendidikan, tempat berusaha, (1) hutan sebagai sumber plasma nutfah;

156 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 2, Mei 2002: 153-158


(2) hutan sebagai sumber produksi kayu; an sumberdaya air dan merubah kebiasaan
(3) hutan sebagai fungsi hidro-orologis; masyarakat yang menganggap air merupakan
(4) hutan sebagai pengatur tata air, sumberdaya yang tidak terbatas. Selain itu,
mencegah dan membatasi banjir, dalam pengelolaan sumberdaya air, perlu
erosi serta; dilakukan berbagai tindakan yang meliputi
(5) hutan sebagai pengontrol pencemar- efisiensi dan distribusi sumberdaya air yang
an; memadai sesuai dengan kebutuhan.
(6) melindungi iklim dan memberi Sasaran pengelolaan air dalam pengelolaan
pengaruh yang baik; DAS mencakup;
(7) memberikan keindahan alam pada (1) menjaga kelestarian air (meningkatkan
umumnya dan khususnya dalam ketersediaan air, mengurangi kisaran
bentuk alam, suaka margasatwa, aliran maksimum dan minimum,
taman perburuhan dan taman wisata. mengurangi hasil sedimen dan
meningkatkan kualitas air).
Oleh karena itu sasaran pengelolaan hutan, (2) mengelola pemanfaatan sumberdaya
anatara lain: air untuk berbagai kepentingan (air
(1) meningkatkan keanekaragaman jenis; minum, irigasi, industri, rekreasi,
(2) reboisasi dan penghijauan pada perikanan)
lahan-lahan kritis;
(3) pemilihan jenis untuk meningkatkan 5.4. Sasaran Pembinaan Aktivitas Manusia
nilai ekonomi dan nilai ekologis dari
vegetasi/tanaman; DAS merupakan suatu wilayah
(4) pengaturan dan meningkatkan teknik kesatuan ekosistem dimana manusia
penebangan; termasuk didalamnya mempunyai fungsi
(5) meningkatkan proses produksi hasil ganda, yaitu sebagai bagian dari komponen
hutan. ekosistem DAS dan fungsi dalam
pemanfaatan sumberdaya alam. Kerusakan
5.2. Sasaran Pengelolaan Lahan DAS dapat disebabkan oleh aktivitas manusia
dan atau oleh bencana alam. Oleh karena itu
Meningkatnya kebutuhan tanah untuk dalam pengelolaan DAS perlu melibatkan
keperluan pembangunan telah meningkatkan peran serta aktif manusia, sehingga tercapai
tekanan terhadap sumberdaya tanah. Selain manfaat yang maksimal dan
itu pengembangan sumberdaya tanah juga berkesinambungan. Oleh karena itu sasaran
menghadapi masalah ketidakserasian antar pembinaan aktivitas manusia dalam
berbagai kepentingan dan berbagai sektor pemanfaatan sumberdaya alam mencakup:
ekonomi yang pada gilirannya akan menjadi (1) penyuluhan/pendidikan dan pembinaan
counter productive antara satu dengan untuk meningkatkan persepsi dan
lainnya 2). kemampuan mengelola lingkungan;
Untuk mengatasi masalah tersebut, (2) mengurangi laju pertumbuhan dan
perlu disusun suatu strategi dalam kepadatan penduduk;
perencanaan sumberdaya tanah yang efisien, (3) meningkatkan pendapatan penduduk;
berkeadilan dan berkelanjutan guna men- (4) menciptakan lapangan kerja di luar
cegah dampak negatif dari kegiatan yang sektor pertanian
dilakukan. Pengelolaan lahan bertujuan untuk (5) meningkatkan kesehatan masyarakat
meningkatkan produktivitas lahan/tanah yang melalui peningkatan gizi, peningkatan
tinggi dan dibarengi dengan usaha menjaga prasarana kesehatan
kelestarian kualitas lahan. DAS sebagai (6) mengembangkan lembaga-lembaga
sistem lahan pada dasarnya berkemampuan swadaya masyarakat.
untuk digunakan memenuhi berbagai
kepentingan. 6. KESIMPULAN

5.3. Sasaran Pengelolaan Sumberdaya Air 1. Pengelolaan DAS harus dilakukan


melalui satu sistem yang dapat
Sumberdaya air merupakan sumber- memberikan :
daya yang ketersediaanya dirasakan semakin produktivitas lahan yang tinggi
terbatas. Untuk menghindari hal tersebut kelestarian DAS
strategi pengelolaan sumberdaya air harus peningkatan kesejahteraan
diarahkan untuk perlindungan dan pelestari- masyarakat

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ..(Sudaryono) 157


2. Kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungan pada umumnya karena
diakibatkan ulah manusia yang dalam
pemanfaatan sumberdaya alam
tersebut tidak dilakukan secara arief
dengan mendasarkan kaedah
konservasi sumberdaya alam.
3. Pengelolaan DAS harus dilakukan
secara terpadu dan terkoordinasi,
terutama dalam membina masyarakat
4. Teknologi usahatani konservasi terpadu
merupakan pola usahatani yang dapat
diaplikasikan pada lahan berlereng
5. Dalam pelaksanaan sistem
perencanaan pengelolaan DAS terpadu
dengan memperhatikan kejelasan
keterkaitan antar sektor terkait, pada
tingkat lokal, regional dan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim (1998). Kebijaksanaan dan


Strategi Nasional Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dalam Pembangunan
Jangka Panjang Kedua (1994/1995
2019/2020). Kantor Menteri Lingkungan
Hidup.
2. Anonim (1997). Agenda 21 Indonesia.
Strategi Nasional Untuk Pembangunan
Berkelanjutan. Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup.
3. Copeland, O.L., (1961). Watershed
Management and Reservoir Life. Journal
American Water Works Association. Vol
53 No. 5, USA.
4. Haeruman H. (1979). Perencanaan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekolah
Pasca Sarjana, Jurusan PSL, IPB, Bogor.
5. Karyana, A.. (1985). Pembangunan
Partisipatoris Dalam Pengelolaan DAS.
akaryana@yahoo.com.
6. Martopo, S. dkk. (1994). Dasar-dasar
Ekologi. Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
7. Notohadiprawiro T., (1988). Tanah,
Tataguna Lahan dan Tata Ruang dalam
Aanalisis Dampak Lingkungan. PPLH-
UGM, Yogyakarta
8. Soemarwoto, Otto (1985). Ekologi,
Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Penerbit Jambatan, Jakarta.

158 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.3, No. 2, Mei 2002: 153-158

You might also like