Professional Documents
Culture Documents
MENU
SKIP TO CONTENT
HOME
ABOUT
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sedang marak perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang.
Salah satunya adalah Teh Walini, Teh Walini merupakan salah satu the yang
diproduksi oleh PT Perkebunan Nusantara VIII. The walini berdiri pada tanggal 14
Februari 1996. Sebagai salahsatu perusahaan BUMN dengan bisnis perkebunan the
terbesar mencapai 26.000 hektar di nusantara, PTPN VIII juga mengembangkan
industry hilir the dalam kemasan yang bermerk WALINI. Hampir semua lembaga
dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT. Hal tersebut di lakukan
oleh semua lembaga untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada lembaga
tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian
tujuan, yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan agar
supaya lancar didalam operasionalnya. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opprtunities, and Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia
industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai
aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru
di lembaga pendidikan. Proses penggunaan manajemen analisis SWOT
menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan
Weaknesses (klemahan) program, serta survei eksternal atas Opportunities
(ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan). Meskipun sebenarnya analisa
SWOT banyak di tujukan untuk penerapan dalam bisnis, ide penggunaan perangkat
ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru. Sebagai contoh,
Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam
masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Perangkat
manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri sering kali bisa diolah
untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena adanya kemiripan yang
fundamental dalam tugas-tugas administraitf . SWOT adalah teknik yang sudah
sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan dalam merumuskan strategi-
strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan administrasi (administrator).
Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah
sesuai dengan tuntutan jaman. Sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas
penulis akan menyoroti tentang permasalahan yang berkaitan dengan Kajian
SWOT dalam perusahaan Teh Walini.
Observasi Lapangan
Penulis melakukan survey pada perusahaan Teh Walini untuk mencari data primer,
dan wawancara langsung terhadap pemilik perusahaan untuk melengkapi
pembuatan makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Analisis S.W.O.T
Analisis SWOT secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman
lingkungan eksternalnya. Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan
bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai
situasi perusahaan itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga
yang lain. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas
ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai
kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi
tentang masa depan. Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat
program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan
dengan program yang lebih inovatif dan relevan Analisa SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Menurut Johnson (1989) dan
Bartol (1991), SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan
sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan. Analisa SWOT adalah analisa yang sangat
dikenal dalam proses pembuatan strategi bisnis.
2.1.1. Strenghts (S)
Mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh kasusnya adalah
suatu perusahaan tetap eksis dengan banyaknya persaingan perusahaan yang juga
berkualitas, namun tetap dapat mengalahkan perusahaan-perusahaan yang baru dan
lebih baik. Inilah yang dimiliki suatu perusahaan yang memiliki segmen pasar
sendiri, dan telah teruji puluhan tahun lamanya. Kekuatan lainnya adalah adanya
dukungan dari masyarakat dan pemerintah yang loyal. Begitu juga dengan
perusahaan yang lain, kekuatan yang paling mencolok adalah memiliki sesuatu
yang berbeda dan mempunyai segmen pasar tersendiri pula. Selain itu, perusahaan
tersebut juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup
segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan
penetrasi pasar.
2.1.2. Weaknesses
Mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Contoh kasusnya
adalah suatu perusahaan mempunyai beberapa kelemahan yang dimiliki adalah
kurangnya SDM yang berkualitas. Begitu pula dengan media yang lainnya, juga
memiliki kelemahan baik itu kelemahaan dari strategi pemasaran
maupun dari system. Hal ini boleh jadi merupakan titik lemah ketika selera
masyarakat baik itu masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas.
2.1.3. Opportunities (O)
Mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Contoh kasusnya
adalah misalkan suatu media masa di Riau, peluang yang mereka miliki adalah
jumlah penduduk Indonesia khusunya Propinssi Riau yang sangat besar dan ini
merupakan pasar yang potensial untuk pemasaran media. Dalam kasus Koran Riau,
karena ini adalah media baru maka peluang yang dimiliki adalah kebutuhan
masyarakat yang membutuhkan informasi yang kritis dan informasi yang sesuai
dengan faktanya. Dan permintaan masyarakat yang tinggi akan produk yang murah
namun berkualiatas.
2.1.4. Threats (T)
Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam
kasus media, pada dasarnya semua perusahaan baik itu perusahaan besar maupun
perusahaan kecil memiliki ancaman. ancaman yang paling potensial bagi media
pada umumnya adalah apabila system pemerintah yang berubah-ubah, bagaimana
jika fungsi media dikembalikan kembali pada masa pada zaman pemerintah yang
otoriter. Pembatasan iklan pada media tentu akan sangat berdampak negatif pada
perusahaan dan pemasaran media. Selain itu, ancaman lainnya adalah kesadaran
masyarakat yang makin tinggi akan munculnya beragam kampanye dan
propaganda yang ada pada media tersebut.
1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang semakin murah, maka
permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait. Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang
saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan
bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita. Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu
barang meningkat.
4. Selera atau kebiasaan. Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh
selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5. Jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera
atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar
permintaan terhadap barang tersebut.
6. Perkiraan harga di masa mendatang. Bila kita memperkirakan bahwa harga
suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang,
sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna
menghemat belanja di masa depan.
7. Distribusi pendapatan. Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan
kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi
pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga
permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Bujukan para penjual untuk
membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat.
Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli
banyak daripada biasanya.
Hukum Permintaan Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan : Hubungan antara barang yang diminta dengan harga
barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga
meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan
sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.
2.2.2. Supply
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada
bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang naik, maka produsen
cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali
lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait. Apabila harga barang subtitusi naik, maka
penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk
barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen
naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi. Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan
perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran
yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen
akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran
barang.
4. Biaya produksi. Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi.
Bila biaya produksi meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil
produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
5. Teknologi produksi. Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya
produksi, dan menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan
kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual. Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu
semakin banyak, mka penawaran barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka
hasil produksinya. Akibatnya tiap produsen tidak berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
maksimum.
8. Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas
impor menyebabkan supply dan keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi
sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
Hukum Penawaran : Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah
harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
1. Konsep Produksi
Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang terjangkau
oleh kemampuan mereka. Konsep produksi ini merupakan alternatif yang tepat bila
menghadapi dua macam situasi. Pertama, bila permintaan akan suatu produk
melebihi pasokan, sehingga perlu diupayakan peningkatan produksi. Kedua, bila
biaya tinggi sehingga produksi perlu diturunkan sambil melakukan perbaikan
produktivitas.
2. Konsep Produk
Konsep ini berpegang teguh pada anggapan bahwa konsumen akan menyenangi
produk yang menawarkan mutu, penampilan, maupun keistimewaan dibandingkan
produk sejenis. Karena itu organisasi perlu mengadakan perbaikan-perbaikan
produk yang berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan menekankan pada anggapan bahwa konsumen tidak akan
membeli produk, jika organisasi tidak melakukan usaha-usaha promosi dan
penjualan.
4. Konsep Pemasaran
Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai keberhasilan sasaran organisasi adalah
kejelian dalam menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta
mengupayakan pemenuhan kepuasan yang lebih baik ketimbang apa yang
dilakukan pesaing.
BAB III
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
3.1. Deskripsi Teh Walini
Teh Walini merupkan salah satu merek teh yang diproduksi oleh PT. Perkebunan
Nusantara VIII. Teh Walini diperkenalkan di Jawa Barat sejak tahun 2003 dan
memenuhi standar Suistainable Agriculture (Rainforest Alliance dan UTZ
Certificate) yaitu sertifikasi standar pertanian organik internasional. Banyaknya
produk teh yang ditawarkan oleh produsen pesaing mengharuskan PTPN VIII jeli
dalam melakukan kegiatan promosi agar tujuan perusahaan dapat tercapai, apalagi
pada tahun 2009 PTPTN VIII memiliki agenda untuk memperluas pangsa pasarnya
secara nasional dengan meningkatkan kinerja industry hilirnya hingga dua kali
lipat. Oleh karena itu, PTPN VIII membutuhkan media promosi yang dapat
menjangkau dan diterima oleh target audiennya secara nasional. Perancangan
media promosi produk Teh Walini Organik PT. Perkebunan Nusantara ini
bertujuan untuk memperkenalkan Teh Walini Organik kepada target audiennya
secara nasional sehingga masyarakat mengetahui keberdaan produk tersebut. Teh
Walini dibuat dari bahan baku teh pilihan tanpa menggunakan bahan campuran
apapun, dengan kombinasi campuran beberapa jenis kualitas ekspor, dan dikemas
secara professional. Kemasan teh dikemas sedemikian rupa yang membuat
keutuhan teh terjaga. Keunggulan teh walini dibandingkan dengan teh sejenis
lainnya, diantaranya adalah terbuat dari bahan baku yang berkualitas ekspor dari
hasil perpaduan atau kombinasi dari beberapa jenis hasil kreativitas olahan para
pakar teh di Indonesia. Teh Walini didistribusikan oleh PT. Atri Distribusindo dan
Puskopkar PTPN VIII. Teh Walini terdiri dari beberapa jenis produk berupa teh
celup dan seduh. Keunggulan Teh Walini dibanding teh lainnya yang sejenis,
diantaranya adalah terbuat dari bahan baku yang berkualitas eksport dari hasil
perpaduan dari beberapa grade hasil kreativitas olahan para pakar teh di Indonesia.
Gambar 3.1
E-mail : www.walini-tea.ac.id
Luas Area : Luas keseluruhan 8.900 m terdiri atas : Bangunan
Pabrik : 891 m Bangunan Kantor : 346 m Bangunan Rumah : 60 m
Halaman : 7.603 m
3.1.2. Manajemen Perusahaan
Adapun manajemen dari Industri Hilir Teh. PT Perkebunan Nusantara VIII
adalah
Gambar 3.7
Teh hitam ini diproduksi dengan tahap seperti pada pengepakan teh
pada umumnya namun kelebihan teh ini tidak menggunakan bahan pengawet
buatan.
Gambar 3.8
Teh hitam ini diproduksi dengan tahap seperti pada pengepakan teh
pada umumnya namun kelebihan teh ini tidak menggunakan bahan pengawet
buatan dan ditambah dengan sari lemon asli.
Gambar 3.9
Teh hitam ini diproduksi dengan tahap seperti pada pengepakan teh pada
umumnya namun kelebihan teh ini tidak menggunakan bahan pengawet buatan dan
ditambah dengan sari jahe alami.
Gambar 3.11
Teh celup hijau walini diproduksi dengan sistem teh hijau jepang
dengan menggunakan sistem produksi CTC dan tidak menggunakan bahan
pengawet buatan.
Tabel 3.1
Melihat harga diatas memang terlihat mahal dibandingkan dengan competitor
lainnya.
BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Demand dan Supply
4.1.1 Analisis Demand
1. Harga Teh Walini
Apabila harga teh Walini meningkat, maka permintaan akan menurun. Begitu pula
sebaliknya, apabila harga teh Walini menurun, maka permintaan akan meningkat.
Oleh karena itu walini termasuk kedalam perusahaan yang baru berdiri, dalam
menentukan harga jual harus memperhatikan pendapatan yang dimiliki oleh
konsumen dan memperhatikan posisi harga pesaingnya. Hal ini dimaksudkan agar
Walini dapat memasuki pasar dan bisa bersaing
2. Selera
Walini dalam memproduksi teh. Dimana teh itu sudah banyak dikenal oleh
masyarakat, harus memahami keinginan dan minat konsumen. Misalnya saja
walini melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap minat konsumen sebelum
membuat produknya, hal ini dimaksudkan agar Walini dalam memasarkan
produknya nanti dapat diterima baik oleh konsumen yang menjadi sasarannya.
3. Lokasi
Apabila dalam pendistribusian teh Walini strategis dan tepat, maka konsumen
akan lebih cepat mengenal produk teh Walini sehingga permintaan akan produk
tersebut cepat meningkat.
4. Pendapatan
Dikarenakan harga produk teh Walini sendiri tergolong mahal, maka konsumen
yang membeli produk ini yang mempunyai pendapatan yang cukup besar pula. Jadi
apabila pendapatan konsumen meningkat terhadap produk teh Walini, sehingga
daya beli masyarakat akan kuat dan permintaan akan produk teh Walini pun akan
meningkat. Begitupula sebaliknya.
4.1.2. Analisis Supply
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada
bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang naik, maka produsen
cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali
lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait. Apabila harga barang subtitusi naik, maka
penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk
barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen
naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi. Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan
perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran
yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen
akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran
barang.
4. Biaya produksi. Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi.
Bila biaya produksi meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil
produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
5. Teknologi produksi. Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya
produksi, dan menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan
kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual. Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu
semakin banyak, mka penawaran barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka
hasil produksinya. Akibatnya tiap produsen tidak berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
maksimum.
8. Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas
impor menyebabkan supply dan keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi
sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
4.2. Analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)
4.2.1 Segmenting
Usia
Dilihat dari segmentasi produk berdasarkan usia, teh walini ditunjukan untuk
konsumen yang berusia 13 tahun ke atas, dengan pertimbangan bahwa konsumen
yang memiliki usia 13 tahun ke atas memiliki kemampuan untuk membeli dan
mempresepsikan kelebihan dari walini yaitu teh dengan gula alamu dan rendahnya
kadar bahan pengawet yang digunakan. Dilihat dari segi keamanan produk, walini
tergolong aman. Hal ini dikarenakan karakteristik walini memiliki kandungan
polifenol yang merupakan komponen aktif yang bermanfaat bagi tubuh sehingga
aman dikonsumsi oleh semua kalangan usia mulai dai balita hingga manula.
Pendidikan
Segmentasi pendidikam walini ditunjukan kepada konsumen dengan tingkat
pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama (SMP). IHT PTPN VIII
mengasumsikan bahwa seorang dengan tingkat pendidikan minimal SMP
memiiliki kemampuan untuk membeli walini dan memiliki pengetahuan terhadap
kualitas produk serta memiliki kesadaran terhadap manfaat mengonsumsi walini.
Jenis Kelamin
Segmentasi jenis kelamin walini ditunjukan untuk wanita dan pria karena dapat
dikonsumsi oleh pria maupun wanita, tidak tergantung oleh jenis kelamin dan tidak
dikhususkan untuk dikonsjumsi oleh pria ataupun wanita.
Penghasilan
Segmentasi berdasarkan penghasilan, walini di tunjukan untuk konsumen yang
memiliki penghasilan minimal setara upah minimal regional (UMR), karena
konsumen yang berpenghasilan minimar setara UMR dapat memenuhu kebutuhan
hidupnya sehingga dapat mengonsumsi wali. Sebagai pusat dari kegiatan
pemasaran IHT PTPN VIII untuk walini, kota Bandung memiliki UMR sebesar
Rp. 1.271.625,00.
Perilaku
Walini ditunjukan untuk konsumen yang memiliki gaya hidup praktis dan sehat.
Konsumen dengan gaya hidup praktis memiliki karakteristik tidak mau repot atau
instan, sejalan dengan perekembangan Walini yang memiliki produk teh siap
minum tanpa harus menyeduh teh terlebih dahulu. Selain itu, konsumen dengan
gaya hidup sehar bbiasanya memilih produk yang aman untuk dikonsumsi dengan
alas an kesehatan. Walini juga di tunjukan untuk konsumen yang memiliki perilaku
membeli karena mencari variasi. Oleh karena itu, walini menyasar konsumen yang
membeli untuk mencari variasi produk dan yang masih belum menemukan produk
yang dirasa cocok oleh konsumen.
4.2.2 Targeting
Targeting merupakan langkah untuk memilih satu atau lebih segmen yang dapat
dilayaninya dengan baik. Dengan kualitas produk yang dimiliki oleh walini, maka
IHT PTPN VIII menggunakan pola product specialization dan telah dilakukan oleh
IHT PTPN VIII adalah sebagai teh siap minum yang berkualitas tinggi dan aman
dikonsumsi dengan rendahnya kadar penggunaan bahan pengawet. Maka dalam
menentukan target pasarnya, IHT PTPN VIII memasuki celah pasar konsumen
yang memntingkan kualitas dan keamanan teh yang dikonsumsi.
4.2.3 Positioning
Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi
yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk citra merek atau
produk yang berbeda dengan produk pesaing. IHT PTPN VIII melakukan berbagai
diferensiasi terhadap walini untuk menciptakan citra yang unik di benak pelanggan
dan dikonsumsi oleh pelanggan. Adapun diferensiasi yang dilakukan oleh IHT
PTPN VIII yaitu :
1. Diferensiasi produk
Setiap produk memiliki jenis yang bervariasi walaupun bentuk produk yang
dihasilkan serupa dengan produk pesaing. Namin setiap produk pasti memiliki
diferensiasi tersendiri agar dapat dengan mudah dibedakan dari produk pesaing.
1. Bentuk kemasan
Yaitu disebut sebagai walini peko dengan menggunakan botol plastic yang
terbuat dari biji plastik dan bukan dari bahan daur ulang, sehingga kebersihan
kemasan tetap terjaga. Kemudian sealer alumunium pada lubang botol walini
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan atau keawetan teh walini. Isi bersih
walini peko adalah 300ml, berbeda dari produk pesaing yang biasanya memiliki isi
bersih 550ml. Berdasarkan penelitian yang dijadikan pedoman IHT PTPN VIII
bahwa setiap orang rata-rata mengkonsumsi 300 ml teh dalam satu kali
kesempatan. Berdasarkan hal tersebut, makaIHT PTPN VIII membuat teh dengan
kemasan 300 ml sehingga dapat langsung meminum habis teh walini dalam satu
kesempatan. Selain itu, walaupun rendahnya penggunaan kadar bahan pengawet,
walini tetap dapat menjaga daya tahan teh lebih lama.
1. Kualitas
IHT PTPN VIII mencritrakan teh walini peko sebagai teh siap minum
dengan kualitas yang baik dan aman dikonsumsi. Oleh karena itu, bahan baku teh
walini peko harus memiliki kualitas baik dan aman untuk dikonsumsi. Teh walini
yang siap minum ini menggunakan gula asli sebagai pemanis sehingga aman untuk
dikonsumsi.
2. Daya tahan
Meskipun Teh walini yang siap minum ini menggunakan sedikit bahan
pengawet, namun memiliki daya tahan yang lama yaitu 1 tahun. Hal ini
dikarenakan dalam kemasan walini yang siap minum ini terdapat sealer alumunium
yang berfungsi untuk mempertahankan kualitas teh dan menambah jangka waktu
daya tahan teh walini yang siap minum. Daya tahan walini yang siap minum ini
setelah sealer alumunium dibuka hanya bertahan selama 1 hari, karena rendahnya
kadaar bahan pengawet.
3. Diferensiasi Citra
Setiap produk memiliki citra tersendiri sesuai dengan keunggulan dan
keunikan masing-masing produk teh tersebut. Teh walini yang siap minum ini atau
disebut dengan peko mengunggulkan kualitas dan keamanan teh serta keunikan
yang terdapat sealer alumunium. Sehingga, citra yang diharapkan yaitu Walini
sebagai teh siap minum dengan kualitas baik dan aman dikonsumsi.
4.3 Analisis SWOT
Analisa SWOT merupakan suatu proses dari analisa data mengenai kelebihan,
kekurangan, saingan dan kesempatan yang dimiliki oleh produk Teh Walini, yaitu:
Faktor Internal :
1. Strength (kekuatan)
Kualitas Teh
Teh yang digunakan sebagai bahan baku Walini Peko berasal dari perkebunan teh
PTPN VIII. Perkebunan teh PTPN VIII sebagai sumber bahan baku Walini Peko
telah memiliki sertifikat nasional maupun internasional tentang kualitas produk
yaitu ISO 9001, GMP, Organic Farming sebagai bukti bahwa teh yang dihasilkan
memiliki kualitas standar internasional, oleh karena itu Walini Peko memiliki
kualitas baik sesuai standar internasional. Faktor kekuatan kualitas teh ini berasal
dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII. Jadi PTPN VIII dapat Memproduksi
teh yang berkualitas dibandingkan dengan produk teh yang lain karena teh Walini
Peko ini terbuat dari 100% pucuk daun teh pilihan dari pegunungan teh Priangan
Jawa Barat.
Keamanan Teh
Teh yang digunakan sebagai bahan baku Walini Peko berasal dari perkebunan teh
PTPN VIII. Perkebunan teh PTPN VIII sebagai sumber bahan baku Walini Peko
telah memiliki sertifikat nasional maupun internasional tentang keamanan produk
yaitu ISO 22000 dan HACCP dan untuk produk teh Walini Pekonya sendiri telah
memiliki sertifikat dari Badan POM, MUI untuk label halal, dan piagam bintang
dua keamanan pangan sehingga keamanan teh Walini Peko telah terjamin. Faktorr
kekuatan keamanan teh ini berasal dari internal produksi IHT PTPN VIII.
Sehingga Masa kadaluarsa yang sangat lama bisa sampai 3 tahun dari tanggal
produksi.
Perkebunan PTPN VII yang tersebar di wilayah provinsi Jawabarat PTPN VIII
memiliki 41 unit perkebunan yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Bart,
dengan banyaknya jumlah unit perkebunan tersebut maka dapat digunakan
sebagai media promosi Walini Peko di masing masing daerah dimana
perkebunan PTPN VIII terletak. Faktor kekuatan keamanan teh ini berasal dari
faktor internal pemasaran IHT PTPN VIII.
Aromanya dan rasa dapat terjaga dengan utuh, karena kemasan Walini terbuat
dari aluminium foil.
2. Weakness (kekurangan)
Tidak bisa memproduksi sendiri
Teh siap minum Walini Peko tidak diproduksi oleh IHT PTPN VIII karena tidak
memiliki mesin produksi teh siap minum, sehingga IHT PTPN VIII bekerja sama
dengan pihak lain dalam produksi Walini Peko menyebabkan adanya biaya
tambahan sehingga biaya produksi lebih mahal dibandingkan jika IHT PTPN VII
memproduksi produknya sendiri. Hal tersebut berimbas kepada harga Walini Peko
yang semakin mahal. Faktor kelemahan proses produksi yang dilakukan pihak lain
ini berasal dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII.
DAFTAR PUSTAKA
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-aditiacarl-26739-6-
babii.pdf http://blogger-viens.blogspot.com/2013/01/kualitas-
produk.htmlhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10774-
Chapter1.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/rosidaadamunpadbab1.pdf
LAMPIRAN
PPTANALISIS SWOT PADA PERUSAHAAN TEH WALINI
Share this:
Facebook
Related
img2874a.jpg
last mid test :)) -
:) - with Jea and
Post navigation
Previous Post
Next Post
+
BLOG AT WORDPRESS.COM.
Follow