You are on page 1of 36

werinarestiana

MENU
SKIP TO CONTENT
HOME
ABOUT

ANALISIS SWOT PERUSAHAAN


TEH WALINI
ANALISIS SWOT PADA PERUSAHAAN TEH WALINI
Analisis SWOT Perusahaan Teh Walini Tugas ini diajukkan untuk memenuhi
Mata Kuliah Ekonomi Manajerial

Disusun Oleh : Werina Restiana (114030039)

Yandra Alfiansyah (114030043)

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung

2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sedang marak perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang.
Salah satunya adalah Teh Walini, Teh Walini merupakan salah satu the yang
diproduksi oleh PT Perkebunan Nusantara VIII. The walini berdiri pada tanggal 14
Februari 1996. Sebagai salahsatu perusahaan BUMN dengan bisnis perkebunan the
terbesar mencapai 26.000 hektar di nusantara, PTPN VIII juga mengembangkan
industry hilir the dalam kemasan yang bermerk WALINI. Hampir semua lembaga
dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT. Hal tersebut di lakukan
oleh semua lembaga untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada lembaga
tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian
tujuan, yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan agar
supaya lancar didalam operasionalnya. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opprtunities, and Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia
industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai
aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru
di lembaga pendidikan. Proses penggunaan manajemen analisis SWOT
menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan
Weaknesses (klemahan) program, serta survei eksternal atas Opportunities
(ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan). Meskipun sebenarnya analisa
SWOT banyak di tujukan untuk penerapan dalam bisnis, ide penggunaan perangkat
ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru. Sebagai contoh,
Gorski (1991) menyatakan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam
masyarakat untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Perangkat
manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri sering kali bisa diolah
untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, karena adanya kemiripan yang
fundamental dalam tugas-tugas administraitf . SWOT adalah teknik yang sudah
sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan dalam merumuskan strategi-
strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan administrasi (administrator).
Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah
sesuai dengan tuntutan jaman. Sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas
penulis akan menyoroti tentang permasalahan yang berkaitan dengan Kajian
SWOT dalam perusahaan Teh Walini.

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah


1.2.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis S.W.O.T?
2. Bagaimana kondisi demand dan supply pada pasar?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran dan operasional?
4. Apa yang dimaksud dengan manajemen Sumber Daya Manusia?
1.2.2 Pembatasan Masalah
Dari rumusan yang terpapar diatas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang
begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka
penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus.
Penulis akan membatasi masalah pada teknologi yang digunakan dalam proses
produksi pembuatan teh, karena penulis akan membahas dari sisi analisis S.W.O.T
dan sisi efektif dan efisiensi dalam ilmu ekonomi.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah di Universitas Pasundan Bandung.

1.3.2 Tujuan umum


Pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca
mengenai analisis S.W.O.T pada perusahaan Teh Walini dan bagaimana
perbandingan teori S.W.O.T dengan kejadian di pasar sesungguhnya.

1.4 Metode dan Teknik Penulisan


1.4.1 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah menggunakan metode deskripsi.
Metode deskripsi adalah metode yang menggambarkan, memaparkan dengan jelas
apa yang dilihat atau didengar mengenai sesuatu. Penulis memilih metode ini
karena untuk menguraikan masalah secara sistematis.

1.4.2 Teknik Penulisan Teknik penulisan yang digunakan adalah


Studi Pustaka
Penulis membaca buku-buku, membuka website website yang berhubungan
dengan materi yang ada dalam makalah ini dan artikel isu isu terkait mengenai
mineral bukan minyak.

Observasi Lapangan
Penulis melakukan survey pada perusahaan Teh Walini untuk mencari data primer,
dan wawancara langsung terhadap pemilik perusahaan untuk melengkapi
pembuatan makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Analisis S.W.O.T
Analisis SWOT secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman
lingkungan eksternalnya. Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan
bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai
situasi perusahaan itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga
yang lain. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas
ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai
kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi
tentang masa depan. Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat
program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan
dengan program yang lebih inovatif dan relevan Analisa SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Menurut Johnson (1989) dan
Bartol (1991), SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan
sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan. Analisa SWOT adalah analisa yang sangat
dikenal dalam proses pembuatan strategi bisnis.
2.1.1. Strenghts (S)
Mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh kasusnya adalah
suatu perusahaan tetap eksis dengan banyaknya persaingan perusahaan yang juga
berkualitas, namun tetap dapat mengalahkan perusahaan-perusahaan yang baru dan
lebih baik. Inilah yang dimiliki suatu perusahaan yang memiliki segmen pasar
sendiri, dan telah teruji puluhan tahun lamanya. Kekuatan lainnya adalah adanya
dukungan dari masyarakat dan pemerintah yang loyal. Begitu juga dengan
perusahaan yang lain, kekuatan yang paling mencolok adalah memiliki sesuatu
yang berbeda dan mempunyai segmen pasar tersendiri pula. Selain itu, perusahaan
tersebut juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup
segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan
penetrasi pasar.
2.1.2. Weaknesses
Mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Contoh kasusnya
adalah suatu perusahaan mempunyai beberapa kelemahan yang dimiliki adalah
kurangnya SDM yang berkualitas. Begitu pula dengan media yang lainnya, juga
memiliki kelemahan baik itu kelemahaan dari strategi pemasaran
maupun dari system. Hal ini boleh jadi merupakan titik lemah ketika selera
masyarakat baik itu masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas.
2.1.3. Opportunities (O)
Mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Contoh kasusnya
adalah misalkan suatu media masa di Riau, peluang yang mereka miliki adalah
jumlah penduduk Indonesia khusunya Propinssi Riau yang sangat besar dan ini
merupakan pasar yang potensial untuk pemasaran media. Dalam kasus Koran Riau,
karena ini adalah media baru maka peluang yang dimiliki adalah kebutuhan
masyarakat yang membutuhkan informasi yang kritis dan informasi yang sesuai
dengan faktanya. Dan permintaan masyarakat yang tinggi akan produk yang murah
namun berkualiatas.
2.1.4. Threats (T)
Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam
kasus media, pada dasarnya semua perusahaan baik itu perusahaan besar maupun
perusahaan kecil memiliki ancaman. ancaman yang paling potensial bagi media
pada umumnya adalah apabila system pemerintah yang berubah-ubah, bagaimana
jika fungsi media dikembalikan kembali pada masa pada zaman pemerintah yang
otoriter. Pembatasan iklan pada media tentu akan sangat berdampak negatif pada
perusahaan dan pemasaran media. Selain itu, ancaman lainnya adalah kesadaran
masyarakat yang makin tinggi akan munculnya beragam kampanye dan
propaganda yang ada pada media tersebut.

2.2. Kondisi Demand dan Supply Pada Pasar


Permintaan (demand) dan Supply (penawaran) merupakan hubungan di pasar,
antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan
permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar.
Hukum permintaan dan penawaran adalag sebagai berikut : Jika semua asumsi
diabaikan (ceteris paribus), jika harga semakin murah maka permintaan atau
pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah maka
penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. Semua terjadi karena ingin
mencari keuntungan sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu
tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki
terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba
memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat
semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen akan mencari
produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
2.2.1. Demand
Demand atau permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta oleh
konsumen pada suatu harga dan waktu tertentu. Faktor factor yang
mempengaruhi permintaan adalah sebagai berikut :

1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang semakin murah, maka
permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait. Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang
saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan
bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita. Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi
tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu
barang meningkat.
4. Selera atau kebiasaan. Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh
selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5. Jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera
atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar
permintaan terhadap barang tersebut.
6. Perkiraan harga di masa mendatang. Bila kita memperkirakan bahwa harga
suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang,
sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna
menghemat belanja di masa depan.
7. Distribusi pendapatan. Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan
kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi
pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga
permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Bujukan para penjual untuk
membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat.
Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli
banyak daripada biasanya.
Hukum Permintaan Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan : Hubungan antara barang yang diminta dengan harga
barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga
meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan
sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.

2.2.2. Supply
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada
bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran:

1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang naik, maka produsen
cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali
lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait. Apabila harga barang subtitusi naik, maka
penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk
barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen
naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi. Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan
perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran
yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen
akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran
barang.
4. Biaya produksi. Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi.
Bila biaya produksi meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil
produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
5. Teknologi produksi. Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya
produksi, dan menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan
kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual. Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu
semakin banyak, mka penawaran barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka
hasil produksinya. Akibatnya tiap produsen tidak berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
maksimum.
8. Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas
impor menyebabkan supply dan keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi
sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
Hukum Penawaran : Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah
harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.

2.3. Manajemen Pemasaran dan Operasional


2.3.1. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaranyang bermanfaat dengan pembeli
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi (M. Fuad, dkk. 2000). Manajemen
pemasaran berupaya mempengaruhi tingkat, saat, dan karakter permintaan dengan
cara yang akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Karena itu manajemen
pemasaran sering disebut juga sebagai manajemen permintaan. Menurut penulis
yang sama, terdapat lima konsep dalam manajemen pemasaran, yaitu:

1. Konsep Produksi
Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang terjangkau
oleh kemampuan mereka. Konsep produksi ini merupakan alternatif yang tepat bila
menghadapi dua macam situasi. Pertama, bila permintaan akan suatu produk
melebihi pasokan, sehingga perlu diupayakan peningkatan produksi. Kedua, bila
biaya tinggi sehingga produksi perlu diturunkan sambil melakukan perbaikan
produktivitas.

2. Konsep Produk
Konsep ini berpegang teguh pada anggapan bahwa konsumen akan menyenangi
produk yang menawarkan mutu, penampilan, maupun keistimewaan dibandingkan
produk sejenis. Karena itu organisasi perlu mengadakan perbaikan-perbaikan
produk yang berkesinambungan.

3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan menekankan pada anggapan bahwa konsumen tidak akan
membeli produk, jika organisasi tidak melakukan usaha-usaha promosi dan
penjualan.

4. Konsep Pemasaran
Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai keberhasilan sasaran organisasi adalah
kejelian dalam menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta
mengupayakan pemenuhan kepuasan yang lebih baik ketimbang apa yang
dilakukan pesaing.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan


Menurut konsep ini tugas organisasi berhubungan dengan penentuan kebutuhan,
keinginan, serta minat pasar sasaran dan untuk memberikan kepuasan yang lebih
efisien dan efektif daripada pesaing dengan cara mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.
2.3.2. Strategi Pemasaran
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang berupa tindaakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkay atas dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah yang besar (David, 2006). Strategi memiliki konsekuensi
yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan factor factor
eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. Sedangkan menurut Kotler
(2000), strategi pemasaran erypakan implementasi dan strategi perusahaan. Dalam
mencapai tujuannya perusahaann tidak hanya merancang strategi tetapi juga
merencanakan strategi pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan
keputusan tentang pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi
pemasaran. Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan cara mengembangkan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasukin dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
2.3.3. Segmenting, Targetting dan Positioning
2.3.3.1 Segmenting
Menurut Kotler (2000) segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk
meningkatakaan ketepatan perusahaan. Selanjutnya tantangan dalam pemasarann
adalah mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani
karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan padar yang
heterogen yang berbeda selera dan karakteristik. Oleh sebab itu diperlukan
segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah cara untuk melihat pasar secara kratif
dan merupakan seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang peluang yang
muncul di pasar. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi
merupakan sesuatu yang penting dalam memasarkan produk. Menurut Kotler
(2000), segmentasi memiliki peranana penting karena beberapa alas an. Pertama,
segementasi memungkinkan perusahaan untuk lebih focus dalam mengalokasikan
sumber daya. Dengan membagi pasar menjaid segmen segmen akan memberikan
gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen yang mana yang akan dituju.
Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang
lebih jelas mengenai peta kompetesi serta menentukan posisi pasar perusahaan.
Kedua, segementasi merupakan dasar untuk menentukan komponen komponen
strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan
memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan
factor kunci untuk mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut yang
unik dan cara yang berbeda dari yang berbeda dari yang dilakukan
pesaing.
2.3.3.2. Targeting
Target pasar adalah kelompok konsumen yang mempuanyai ciri cirri atau sifat
hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang dipilih perusahaan dan
yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dengan
ditetapkannya target pasar maka perusahaan dapat mengembangkan posisi produk
dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. Setelah
perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya yaitu
mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang
menjadi target pasar. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan
harus melihat dua factor, yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan
sumber daya perusahaan (Kotler, 2000). Perusahaan harus melihat apakah suatu
segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti
ukuran, pertumbuhan, profibilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah, dan lain
lain. Perusahaan juga perlu memeprtimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen
tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya
perusahaan.
2.3.3.3. Positioning
Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi
yang unik dalam benak pelanggan sasaran. Menurut Kotler (2000), mengemukakan
bahwa diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang
berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi adalah salah
satu strategi yang berusaha menciptakan perbedaan yang unik pada suatu produk
dari produk pesaing. Diferensiasi dapat dibedakan melalui lima dimensi, yaitu
diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personalia, diferensiasi
saluran pemasaran dan diferensiasi citra.
2.3.4. Manajemen Operasional
Manajemen produksi berkembang setelah manusia menghasilkan barang dan jasa.
Pesatnya perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan dari
beberapa faktor yang menunjang (Fuad, dkk. 2000), yaitu:

1. Adanya pembagian kerja (division labour) dan spesialisasi.


2. Revolusi industry
3. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan komputer.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah,
hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Menurut Fuad, dkk (2000) manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur
dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumberdaya
manusia, sumberdaya alat, dan sumberdaya dana serta bahan secara efektif dan
efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau
jasa.

2.3.5. Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumberdaya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang secara
khusus mengatur aspek manusianya. Hal ini adalah hasil dari perkembangan ilmu
manajemen itu sendiri yang selama ini dikenal memiliki enam unsur, yaitu Men,
Money, Method, Materials, Machines, Market. Unsur Men itulah yang membidani
lahirnya ilmu sumberdaya manusia. Manajemen Sumberdaya Manusia adalah suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja, dengan maksud untuk mencapai tujuan organaisasi perusahaan
secara terpadu (Umar, Husein. 1997). Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan,
Manajemen Sumberdaya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Manajemen sumberdaya manusia menurut
Griffin (2004) adalah rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk menarik,
mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif.

BAB III
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
3.1. Deskripsi Teh Walini
Teh Walini merupkan salah satu merek teh yang diproduksi oleh PT. Perkebunan
Nusantara VIII. Teh Walini diperkenalkan di Jawa Barat sejak tahun 2003 dan
memenuhi standar Suistainable Agriculture (Rainforest Alliance dan UTZ
Certificate) yaitu sertifikasi standar pertanian organik internasional. Banyaknya
produk teh yang ditawarkan oleh produsen pesaing mengharuskan PTPN VIII jeli
dalam melakukan kegiatan promosi agar tujuan perusahaan dapat tercapai, apalagi
pada tahun 2009 PTPTN VIII memiliki agenda untuk memperluas pangsa pasarnya
secara nasional dengan meningkatkan kinerja industry hilirnya hingga dua kali
lipat. Oleh karena itu, PTPN VIII membutuhkan media promosi yang dapat
menjangkau dan diterima oleh target audiennya secara nasional. Perancangan
media promosi produk Teh Walini Organik PT. Perkebunan Nusantara ini
bertujuan untuk memperkenalkan Teh Walini Organik kepada target audiennya
secara nasional sehingga masyarakat mengetahui keberdaan produk tersebut. Teh
Walini dibuat dari bahan baku teh pilihan tanpa menggunakan bahan campuran
apapun, dengan kombinasi campuran beberapa jenis kualitas ekspor, dan dikemas
secara professional. Kemasan teh dikemas sedemikian rupa yang membuat
keutuhan teh terjaga. Keunggulan teh walini dibandingkan dengan teh sejenis
lainnya, diantaranya adalah terbuat dari bahan baku yang berkualitas ekspor dari
hasil perpaduan atau kombinasi dari beberapa jenis hasil kreativitas olahan para
pakar teh di Indonesia. Teh Walini didistribusikan oleh PT. Atri Distribusindo dan
Puskopkar PTPN VIII. Teh Walini terdiri dari beberapa jenis produk berupa teh
celup dan seduh. Keunggulan Teh Walini dibanding teh lainnya yang sejenis,
diantaranya adalah terbuat dari bahan baku yang berkualitas eksport dari hasil
perpaduan dari beberapa grade hasil kreativitas olahan para pakar teh di Indonesia.

3.1.1. Profil Perusahaan

Gambar 3.1

Nama Perusahaan : Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII

Alamat : Jalan Raya Panyileukan No. 1 Cipadung Cibiru, Bandung


40614

Telp / Fax : (022) 78308926, 7830827

E-mail : www.walini-tea.ac.id
Luas Area : Luas keseluruhan 8.900 m terdiri atas : Bangunan
Pabrik : 891 m Bangunan Kantor : 346 m Bangunan Rumah : 60 m
Halaman : 7.603 m
3.1.2. Manajemen Perusahaan
Adapun manajemen dari Industri Hilir Teh. PT Perkebunan Nusantara VIII
adalah

Gambar 3.2 Manajemen Perusahaan

3.1.3. Maksud dan Tujuan Perusahaan


Maksud dan Tujuan didirikannya IHT PT.Perkebunan Nusantara VIII adalah :

Secara Umum : Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program


pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta
pembangunan dibidang subsektor pertanian pada khususnya.
Secara Khusus :
Memproduksi Packed teh yang bahan bakunya berasal dari PT. Perkebunan
Nusantara VIII sendiri.
Untuk memperkuat posisi tawar (barganing power).
Menciptakan brand image dipasar lokan maupun internasional.
Meningkatkan nilai tambah (added value)perusahaan.
3.1.4Identitas
Perusahaan

3.1.5.Mekanisme Pengepakan Teh


Adapun mekanisme pengepakan Indusri Hilir Teh PTPN VIII diantaramya :

Gambar 3.4Mekanisme Produksi


3.2. Produk Teh Produksi PTP. Nusantara VIII
Secara umum, komposisi teh produksi PTP. Nusantara VIII adalah sebagai berikut
Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar,
kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih
mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit
katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga
mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per
cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit. Dari pernyataan diatas,
terbukti bagwa kandungan kafein yang ada di teh sangat sedikit dan tidak sebanyak
yang ada di kopi. Oleh karena itu, para pengkonsumsi teh di seluruh dunia tidak
perlu takut akan kecanduan dengan teh. Salah satu Produk teh yang diproduksi
oleh PTP. Nusantara VIII yaitu teh walini. Teh Walini dibuat dari bahan baku teh
pilihan yang diolah tanpa campuran apapun, dengan kombinasi campuran beberapa
jenis kualitas ekspor, dan dikemas secara profesional. Kemasan teh dibuat
sedemikian rupa yang membuat keutuhan mutu teh terjaga. Keunggulan Teh
Walini dibanding teh lainnya yang sejenis, diantaranya adalah terbuat dari bahan
baku yang berkualitas ekspor dari hasil perpaduan atau kombinasi dari beberapa
jenis hasil kreativitas olahan para pakar teh di Indonesia. Teh Walini terdiri dari
beberapa jenis produk berupa teh celup dan teh seduh, yaitu :
1. Teh Celup Hitam Walini
2. Teh Celup Lemon Walini
3. Teh Celup Jahe Walini
4. Teh Celup Organik Walini
5. Teh Celup Hijau Jepang
6. Teh Celup Hitam Walini TB 1
7. Teh Celup Hitam Walini TB 5
8. Teh Seduh Hitam Walini
9. Teh seduh Hijau Walini
Tiap-tiap jenis produk dikemas dalam tiga bentuk kemasan yang berjumlah 1-25
buah dalam satu kemasan. Jenis produk yang menggunakan kemasan Double
Chamber yaitu: Teh Celup Hitam Walini, Teh Celup Lemon Walini, Teh Celup
Jahe Walini, Teh Celup Organik Walini, Teh Celup Hijau Jepang. Yang
menggunakan kemasan Single Chamber adalah: Teh Celup Hitam Walini TB 1 dan
Teh Celup Hitam Walini TB 5, sedangkan teh seduh hitam dan hijau Walini
menggunakan kemasan teh seduh. 3.2.1. Penjelasan Produk Pada dasarnya
produk Walini terdiri dari dua produk yaitu produk teh celup hitam dan teh celup
hijau namun berdasarkan perkembangan dan penelitian para pakar teh, teh hitam
terbagi menjadi lima produk yaitu teh hitam organik, teh hitam rasa jahe, teh hitam
lemon, dan teh hitam biasa. Sedangkan teh hijau hanya menjadi dua
pengembangan yaitu teh hijau dan teh hijau BP1 adapun penjelasan secara rinci
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teh Celup Hitam Walini

Gambar 3.7

Teh hitam ini diproduksi dengan tahap seperti pada pengepakan teh
pada umumnya namun kelebihan teh ini tidak menggunakan bahan pengawet
buatan.

2. Teh Celup Lemon Walini

Gambar 3.8
Teh hitam ini diproduksi dengan tahap seperti pada pengepakan teh
pada umumnya namun kelebihan teh ini tidak menggunakan bahan pengawet
buatan dan ditambah dengan sari lemon asli.

3. Teh Celup Jahe Walini

Gambar 3.9
Teh hitam ini diproduksi dengan tahap seperti pada pengepakan teh pada
umumnya namun kelebihan teh ini tidak menggunakan bahan pengawet buatan dan
ditambah dengan sari jahe alami.

4. Teh Celup Organik Walini


Gambar 3.10
Teh hitam organik diproduksi dari daun teh organik, organic
adalah pertubuhan teh tumbuh secara alami tanpa bahan kimia (Pestisida) dan pada
tahap pencampuran teh organik tanpa bahan pengawet.

5. Teh Celup Hijau Jepang

Gambar 3.11
Teh celup hijau walini diproduksi dengan sistem teh hijau jepang
dengan menggunakan sistem produksi CTC dan tidak menggunakan bahan
pengawet buatan.

3.2.2. Harga Teh Walini


Harga yang dikeluarkan oleh teh Walini berkisar dari Rp. 3.000
sampai dengan Rp. 17.000, varian dengan Rp. 17.000, varian harga yang
dikeluarkan Teh Walini antara lain :

Tabel 3.1
Melihat harga diatas memang terlihat mahal dibandingkan dengan competitor
lainnya.

BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Demand dan Supply
4.1.1 Analisis Demand
1. Harga Teh Walini
Apabila harga teh Walini meningkat, maka permintaan akan menurun. Begitu pula
sebaliknya, apabila harga teh Walini menurun, maka permintaan akan meningkat.
Oleh karena itu walini termasuk kedalam perusahaan yang baru berdiri, dalam
menentukan harga jual harus memperhatikan pendapatan yang dimiliki oleh
konsumen dan memperhatikan posisi harga pesaingnya. Hal ini dimaksudkan agar
Walini dapat memasuki pasar dan bisa bersaing

2. Selera
Walini dalam memproduksi teh. Dimana teh itu sudah banyak dikenal oleh
masyarakat, harus memahami keinginan dan minat konsumen. Misalnya saja
walini melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap minat konsumen sebelum
membuat produknya, hal ini dimaksudkan agar Walini dalam memasarkan
produknya nanti dapat diterima baik oleh konsumen yang menjadi sasarannya.
3. Lokasi
Apabila dalam pendistribusian teh Walini strategis dan tepat, maka konsumen
akan lebih cepat mengenal produk teh Walini sehingga permintaan akan produk
tersebut cepat meningkat.
4. Pendapatan
Dikarenakan harga produk teh Walini sendiri tergolong mahal, maka konsumen
yang membeli produk ini yang mempunyai pendapatan yang cukup besar pula. Jadi
apabila pendapatan konsumen meningkat terhadap produk teh Walini, sehingga
daya beli masyarakat akan kuat dan permintaan akan produk teh Walini pun akan
meningkat. Begitupula sebaliknya.
4.1.2. Analisis Supply
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada
bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran:

1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang naik, maka produsen
cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali
lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait. Apabila harga barang subtitusi naik, maka
penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk
barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen
naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi. Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan
perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran
yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen
akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran
barang.
4. Biaya produksi. Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi.
Bila biaya produksi meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil
produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
5. Teknologi produksi. Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya
produksi, dan menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan
kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual. Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu
semakin banyak, mka penawaran barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka
hasil produksinya. Akibatnya tiap produsen tidak berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi akan
menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
maksimum.
8. Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas
impor menyebabkan supply dan keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi
sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
4.2. Analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)
4.2.1 Segmenting
Usia
Dilihat dari segmentasi produk berdasarkan usia, teh walini ditunjukan untuk
konsumen yang berusia 13 tahun ke atas, dengan pertimbangan bahwa konsumen
yang memiliki usia 13 tahun ke atas memiliki kemampuan untuk membeli dan
mempresepsikan kelebihan dari walini yaitu teh dengan gula alamu dan rendahnya
kadar bahan pengawet yang digunakan. Dilihat dari segi keamanan produk, walini
tergolong aman. Hal ini dikarenakan karakteristik walini memiliki kandungan
polifenol yang merupakan komponen aktif yang bermanfaat bagi tubuh sehingga
aman dikonsumsi oleh semua kalangan usia mulai dai balita hingga manula.

Pendidikan
Segmentasi pendidikam walini ditunjukan kepada konsumen dengan tingkat
pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama (SMP). IHT PTPN VIII
mengasumsikan bahwa seorang dengan tingkat pendidikan minimal SMP
memiiliki kemampuan untuk membeli walini dan memiliki pengetahuan terhadap
kualitas produk serta memiliki kesadaran terhadap manfaat mengonsumsi walini.

Jenis Kelamin
Segmentasi jenis kelamin walini ditunjukan untuk wanita dan pria karena dapat
dikonsumsi oleh pria maupun wanita, tidak tergantung oleh jenis kelamin dan tidak
dikhususkan untuk dikonsjumsi oleh pria ataupun wanita.

Penghasilan
Segmentasi berdasarkan penghasilan, walini di tunjukan untuk konsumen yang
memiliki penghasilan minimal setara upah minimal regional (UMR), karena
konsumen yang berpenghasilan minimar setara UMR dapat memenuhu kebutuhan
hidupnya sehingga dapat mengonsumsi wali. Sebagai pusat dari kegiatan
pemasaran IHT PTPN VIII untuk walini, kota Bandung memiliki UMR sebesar
Rp. 1.271.625,00.

Perilaku
Walini ditunjukan untuk konsumen yang memiliki gaya hidup praktis dan sehat.
Konsumen dengan gaya hidup praktis memiliki karakteristik tidak mau repot atau
instan, sejalan dengan perekembangan Walini yang memiliki produk teh siap
minum tanpa harus menyeduh teh terlebih dahulu. Selain itu, konsumen dengan
gaya hidup sehar bbiasanya memilih produk yang aman untuk dikonsumsi dengan
alas an kesehatan. Walini juga di tunjukan untuk konsumen yang memiliki perilaku
membeli karena mencari variasi. Oleh karena itu, walini menyasar konsumen yang
membeli untuk mencari variasi produk dan yang masih belum menemukan produk
yang dirasa cocok oleh konsumen.
4.2.2 Targeting
Targeting merupakan langkah untuk memilih satu atau lebih segmen yang dapat
dilayaninya dengan baik. Dengan kualitas produk yang dimiliki oleh walini, maka
IHT PTPN VIII menggunakan pola product specialization dan telah dilakukan oleh
IHT PTPN VIII adalah sebagai teh siap minum yang berkualitas tinggi dan aman
dikonsumsi dengan rendahnya kadar penggunaan bahan pengawet. Maka dalam
menentukan target pasarnya, IHT PTPN VIII memasuki celah pasar konsumen
yang memntingkan kualitas dan keamanan teh yang dikonsumsi.

4.2.3 Positioning
Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi
yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk citra merek atau
produk yang berbeda dengan produk pesaing. IHT PTPN VIII melakukan berbagai
diferensiasi terhadap walini untuk menciptakan citra yang unik di benak pelanggan
dan dikonsumsi oleh pelanggan. Adapun diferensiasi yang dilakukan oleh IHT
PTPN VIII yaitu :

1. Diferensiasi produk
Setiap produk memiliki jenis yang bervariasi walaupun bentuk produk yang
dihasilkan serupa dengan produk pesaing. Namin setiap produk pasti memiliki
diferensiasi tersendiri agar dapat dengan mudah dibedakan dari produk pesaing.
1. Bentuk kemasan
Yaitu disebut sebagai walini peko dengan menggunakan botol plastic yang
terbuat dari biji plastik dan bukan dari bahan daur ulang, sehingga kebersihan
kemasan tetap terjaga. Kemudian sealer alumunium pada lubang botol walini
bertujuan untuk meningkatkan daya tahan atau keawetan teh walini. Isi bersih
walini peko adalah 300ml, berbeda dari produk pesaing yang biasanya memiliki isi
bersih 550ml. Berdasarkan penelitian yang dijadikan pedoman IHT PTPN VIII
bahwa setiap orang rata-rata mengkonsumsi 300 ml teh dalam satu kali
kesempatan. Berdasarkan hal tersebut, makaIHT PTPN VIII membuat teh dengan
kemasan 300 ml sehingga dapat langsung meminum habis teh walini dalam satu
kesempatan. Selain itu, walaupun rendahnya penggunaan kadar bahan pengawet,
walini tetap dapat menjaga daya tahan teh lebih lama.
1. Kualitas
IHT PTPN VIII mencritrakan teh walini peko sebagai teh siap minum
dengan kualitas yang baik dan aman dikonsumsi. Oleh karena itu, bahan baku teh
walini peko harus memiliki kualitas baik dan aman untuk dikonsumsi. Teh walini
yang siap minum ini menggunakan gula asli sebagai pemanis sehingga aman untuk
dikonsumsi.
2. Daya tahan
Meskipun Teh walini yang siap minum ini menggunakan sedikit bahan
pengawet, namun memiliki daya tahan yang lama yaitu 1 tahun. Hal ini
dikarenakan dalam kemasan walini yang siap minum ini terdapat sealer alumunium
yang berfungsi untuk mempertahankan kualitas teh dan menambah jangka waktu
daya tahan teh walini yang siap minum. Daya tahan walini yang siap minum ini
setelah sealer alumunium dibuka hanya bertahan selama 1 hari, karena rendahnya
kadaar bahan pengawet.
3. Diferensiasi Citra
Setiap produk memiliki citra tersendiri sesuai dengan keunggulan dan
keunikan masing-masing produk teh tersebut. Teh walini yang siap minum ini atau
disebut dengan peko mengunggulkan kualitas dan keamanan teh serta keunikan
yang terdapat sealer alumunium. Sehingga, citra yang diharapkan yaitu Walini
sebagai teh siap minum dengan kualitas baik dan aman dikonsumsi.
4.3 Analisis SWOT
Analisa SWOT merupakan suatu proses dari analisa data mengenai kelebihan,
kekurangan, saingan dan kesempatan yang dimiliki oleh produk Teh Walini, yaitu:

Faktor Internal :
1. Strength (kekuatan)
Kualitas Teh
Teh yang digunakan sebagai bahan baku Walini Peko berasal dari perkebunan teh
PTPN VIII. Perkebunan teh PTPN VIII sebagai sumber bahan baku Walini Peko
telah memiliki sertifikat nasional maupun internasional tentang kualitas produk
yaitu ISO 9001, GMP, Organic Farming sebagai bukti bahwa teh yang dihasilkan
memiliki kualitas standar internasional, oleh karena itu Walini Peko memiliki
kualitas baik sesuai standar internasional. Faktor kekuatan kualitas teh ini berasal
dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII. Jadi PTPN VIII dapat Memproduksi
teh yang berkualitas dibandingkan dengan produk teh yang lain karena teh Walini
Peko ini terbuat dari 100% pucuk daun teh pilihan dari pegunungan teh Priangan
Jawa Barat.

Keamanan Teh
Teh yang digunakan sebagai bahan baku Walini Peko berasal dari perkebunan teh
PTPN VIII. Perkebunan teh PTPN VIII sebagai sumber bahan baku Walini Peko
telah memiliki sertifikat nasional maupun internasional tentang keamanan produk
yaitu ISO 22000 dan HACCP dan untuk produk teh Walini Pekonya sendiri telah
memiliki sertifikat dari Badan POM, MUI untuk label halal, dan piagam bintang
dua keamanan pangan sehingga keamanan teh Walini Peko telah terjamin. Faktorr
kekuatan keamanan teh ini berasal dari internal produksi IHT PTPN VIII.
Sehingga Masa kadaluarsa yang sangat lama bisa sampai 3 tahun dari tanggal
produksi.

Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku teh Walini Peko berasal dari perkebunan teh PTPN VIII atau berasal
dari perkebunan sendiri sehingga dapat menunjang produksi Walini Peko dalam
memenuhi permintaan pasar. Dengan ketersediaan bahan baku yang mencukupi
maka IHT PTPN VIII dapat terus memperluas pangsa pasar Walini Peko, faktor
kekuatan ketersediaan teh ini berasal dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII.

Perkebunan PTPN VII yang tersebar di wilayah provinsi Jawabarat PTPN VIII
memiliki 41 unit perkebunan yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Bart,
dengan banyaknya jumlah unit perkebunan tersebut maka dapat digunakan
sebagai media promosi Walini Peko di masing masing daerah dimana
perkebunan PTPN VIII terletak. Faktor kekuatan keamanan teh ini berasal dari
faktor internal pemasaran IHT PTPN VIII.
Aromanya dan rasa dapat terjaga dengan utuh, karena kemasan Walini terbuat
dari aluminium foil.
2. Weakness (kekurangan)
Tidak bisa memproduksi sendiri
Teh siap minum Walini Peko tidak diproduksi oleh IHT PTPN VIII karena tidak
memiliki mesin produksi teh siap minum, sehingga IHT PTPN VIII bekerja sama
dengan pihak lain dalam produksi Walini Peko menyebabkan adanya biaya
tambahan sehingga biaya produksi lebih mahal dibandingkan jika IHT PTPN VII
memproduksi produknya sendiri. Hal tersebut berimbas kepada harga Walini Peko
yang semakin mahal. Faktor kelemahan proses produksi yang dilakukan pihak lain
ini berasal dari faktor internal produksi IHT PTPN VIII.

Kurangnya distribusi kepada swalayan-swalayan kecil


Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh IHT PTPN VIII hanya difokuskan pada
supermarket seperti Alfamart, Griya, Hipermart dsb. Sehingga kegiatan pemasaran
kurang tersebar ke swalayan swalayan kecil. Hal tersebut menyebabkan
pengetahuan konsumen terhadapa Walini Peko tidak terlalu banyak, padahal
segmentasi georgrafis yang ditentukan untuk Walini Peko adalah wilayah Provinsi
Jawabarat.
Logo tidak konsisten (tidak paten)
Setiap Produk yang dikeluarkan oleh IHT PTPN VIII berbeda-beda, hal ini sangat
mempengaruhi identitas Walini di benak masyarakat. Sehingga pengetahuan
konsumen mengenai produk pun masih kurang.

Harganya relatif mahal.


Harga yang dikeluarkan oleh IHT PTPN cukup tinggi atau relatiif mahal, tidak
ditemui merk lain yang mempunyai range harga seperti Teh Walini. Sehingga ada
kemungkinan konsumen akan berpindah alih kepada produk lainnya.

Segmentasi pasar Lemah


Promosi kurang terstruktur
Faktor Eksternal :
3. Opportunity (peluang)
Teh walini hampir 60% di eksport keluar negri;
Bekerja sama dengan swalayan ALFAMART se-Indonesia.
4. Threat (ancaman)
Makin banyak produk teh yang bermunculan yang menyajikan dengan
beberapa varian rasa.
SAP (Strategicc Advanteges Profile)

Profil Keunggulan Strategis

Permasalahan Perkembangan Usaha Teh Walini


Tabel 4.2

ETOP (Enviromental Threat and Opportunity Profil

Profil Keunggulan Strategis

Permasalahan Perkembangan Usaha Teh Walini


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).
2. Demand atau permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta
oleh konsumen pada suatu harga dan waktu tertentu. Penawaran adalah jumlah
barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada bebrbagai tingkat harga
selama satu periode waktu tertentu.
3. Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaranyang bermanfaat dengan
pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
4. Manajemen sumberdaya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang
secara khusus mengatur aspek manusianya.
5.2 Saran
Keadaan Perusahaan Teh Walini sejauh ini sudah cukup baik. Baik itu dari segi
pemasaran, persaingan, segmentasi pasar, bahkan sampai bisa melakukan kegiatan
ekspor. Menurut kami hal yang perlu diperbaiki adalah dari segi harga yang bisa di
tekan lagi agar bisa mampu menyaingi produk saingannya dan agar seluruh
masyarakat dapat menjangkaunya. Selain itu juga teh walini masih bisa melakukan
inovasi-inovasi yang lainnya, karena dari segi rasa sudah cukup bersahabat dengan
lidah.

DAFTAR PUSTAKA

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-aditiacarl-26739-6-
babii.pdf http://blogger-viens.blogspot.com/2013/01/kualitas-
produk.htmlhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10774-
Chapter1.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/rosidaadamunpadbab1.pdf
LAMPIRAN
PPTANALISIS SWOT PADA PERUSAHAAN TEH WALINI
Share this:

Twitter

Facebook

Related
img2874a.jpg
last mid test :)) -
:) - with Jea and

JUNE 17, 2014 BY WERINARESTIANA

Post navigation
Previous Post
Next Post
+
BLOG AT WORDPRESS.COM.
Follow

You might also like