You are on page 1of 5

Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan salahsatu bagian salurankemihyang terletak retroperitonel dengan


panjang 11-12 cm, di samping kiri kanan vertebra. Pada umumnya, ginjalkanan lebih
rendah dari ginjalkiri oleh karena adanya hepardanlebih dekat ke garis tengah tubuh. Batas
atas gejala kiri setinggi batas atas vertebra thorakalis XII dan batas bawah ginjal kiri setinggi
vertebra lumbalis III. Pada fetus dan infant, ginjal berlobulasi. Makin bertambah umur,
lobulasi makin kurang, sehingga waktu dewasa menghilang. Parenkim ginjal terdiri atas
korteks dan medulla. Medula terdiri atas piramid-piramid yang berjumlah kira-kira 8-18
buah, rata-rata 12 buah. Tiap-tiappiramid dipisahkan oleh columna bertini. Dasar piramid di
tutup oleh korteks, sedangkan puncaknya (papila marginalis) menonjol kedalam kaliks minor.
Beberapa kaliks minor bersatu menjadi kaliks mayor yang berjumlah 2 atau 3 ditiap ginjal.
Kaliks mayor/ minor ini bersatu menjadi pelvis renalis dan di pelvis renalis inilah keluar
ureter. Korteks sendiri terdiri atas glomelurus dan tubuli, sedangkan pada medula hanya
terdapat tubuli. Glomeruli dan tubuli ini akan membentuk nefron, satu unit nefron terdiri dari
glomerulus, tubulus proksimal, loop of henle, tubulus distal (kadang-kadang
dimasukkanpuladuktus koligentes) (price,2001).
Tiap ginjal mempunyai 1,5-2 juta nefron, berarti pula 1,5-2 juta glomeruli.
Pembentukan urine dimulai dari glomerulus, dimana pada glomerulus ini filtrat dimulai,
filtrat adalah isotonik dengan plasma pada angka 285 mosmol. Pada akhir tubulus proksimal
80 % filtrat telah diabsorbsi, meskipun konsentrasinya masih tetap sebesar 285mosmol. Saat
infiltrat bergerak kebawah melalui bagian desenden lengkung henle, konsentrasi filtrat
bergerak ke atas melalui bagian asenden, konsentrasi makin lama makin encer sehingga
akhirnya menjadi hiposmotik pada ujung atas lengkung, saat filtrat bergerak sepanjang
tubulus distal, filtrat menjadi semakin pekat sehingga akhirnya isoosmotik dengan plasma
darah pada ujung duktus mengumpul. Ketika filtrat bergerak turun melalui duktus pengumpul
sekali lagi konsentrasi filtrat meningkat pada akhir duktus pengumpul, sekitar 99% air sudah
direabsorbsi dan hanya 1% yang dieksresi sebagai urin atau kemih. (price, 2001).

Fisiologi ginjal

Telah diketahui bahwa ginjal berfungsi sebagai salah satu alat eksresi yang sangat
penting melalui ultrafiltrat yang terbentuk dalam glomerulus. Terbentuknya ultrafiltrat ini
sangat dipengaruhi oleh sirkulasi ginjal yang mendapat darah 20%dari seluruh cardiac output.
Menurut syarifuddin (2002) fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau
racun;mempertahankan keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadara asam
dan basa dari cairan tubuh; mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam tubuh; mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.

Tiga tahap pembentukan urine:

a. Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti
kapiler tubuh lainnya, kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap
protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih
kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal
(RBF= Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200
ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui
glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR=
Glomerular Filtration Rate). GFR normal dewasa : 120cc/menit/1,73 m2 (luas
permukaan tubuh). GFR normal umur 2-12 tahun : 30-90 cc/menit/luas permukaan
tubuh anak.
Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut filtrat.Tekanan filtrasi berasal
dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula
bowmans, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi
dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowmans
serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh
tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
b. Reabsorbsi
Zat-zat yang difiltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu: non elektrolit,
elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorbsi selektif zat-zat
tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.
c. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah
melaui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara
alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi
dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus
distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga terlibat dalam sekresi hidrogen
dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium
keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan
tubular perjalanannya kembali jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorbsi,
hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan
ekstatubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium ). Pengetahuan tentang
pertukaran kation dalam tubulus distal ini membantu kita memahamibeberapa
hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti
mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada
awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara
theurapeutik.
Pada anak-anak jumlah urine dalam 24 jam lebih kurang dan sesuai dengan umur:
1) 1-12 hari : 30-60 ml
2) 3-10 hari : 100-300 ml
3) 10 hari-2 bulan :250-450 ml
4) 2bulan-1 tahun :400-500 ml
5) 1-3 tahun :500-600 ml
6) 3-5 tahun : 600-700 ml
7) 5-8 tahun : 650-800 ml
8) 8-14 tahun : 800-1400 ml
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada sindrom Nefrotik menurut L. 2002 dan
Rauf, 2002, antara lain:
1. Penurunan volume intravaskular (syok Hipovolemik)
2. Kemampuan koagulasi yang berlebihan (trombosis vena)
3. Perburukan pernapasan (berhubungan dengan retensi cairan)
4. Kerusakan kulit
5. Infeksi sekunder karena kadar immunoglobulin yang rendah akibat
hipoalbuminemia.
6. Peritonitis

You might also like