Professional Documents
Culture Documents
mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh
konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh aktivator, inhibitor, koenzim dan
konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting.
a. Pengaruh suhu :
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat bekerja.
Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian dan mencapai suhu maksimum
pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena
mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum.
Enzim dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum sekitar 37 C. Sebagian besar enzim
menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai 60 C, karena terjadi denaturasi( Hafiz
Soewoto,2000) .
Suhu campuran reaksi juga berpengaruh terhadap laju reaksi enzimatik. Jika reaksi tersebut
dilangsungkan dalam berbagai suhu, kurva hubungan tersebut akan menunjukkan suhu tertentu,
yang menghasilkan laju reaksi yang maksimum. Dengan demikian, dalam hal ini juga ada
kondisi optimum yang disebut sebagai suhu optimum
Makin besar perbedaan suhu reaksi dengan suhu optimum, makin rendah pula laju reaksinya.
Akan tetapi, keadaan yang menyebabkan rendahnya suhu di luar suhu optimum berbeda antara
suhu yang lebih rendah dengan suhu yang lebih tinggi. Pada suhu yang lebih rendah penyebab
kurangnya laju reaksi enzimatik yaitu kurangnya gerak termodinamik, yang menyebabkan
kurangnya tumbukan antara molekul enzim dengan substrat. Jika kontak antara kedua jenis
molekul itu tidak terjadi, kompleks ES tidak terbentuk. Padahal kompleks ini sangat penting
untuk mengolah S menjadi P. Oleh karena itu, makin rendah suhu, gerak termodinamik tersebut
akan makin berkurang.
Pada daerah suhu yang lebih tinggi gerak termodinamik akan lebih meningkat, sehingga
tumbukan antara molekul akan lebih sering. Akan tetapi laju reaksi tidak terus meningkat,
melainkan malah menurun dengan cara yang lebih kurang sebanding dengan selisih nilai dan
suhu optimum. Dalam peningkatan suhu ini, selain gerak termodinamik meningkat, molekul
protein enzim juga mengalami denaturasi, sehingga bangun tiga dimensinya berubah secara
bertahap. Jika suhu jauh lebih tinggi dari suhu optimum, maka makin besar deformasi struktur
tiga dimensi tersebut dan makin sukar bagi substrat untuk menempati secara tepat di bagian aktif
molekul enzim. Akibatnya, kompleks E-S akan sukar terbentuk, sehingga produk juga makin
sedikit.
Sebagian besar enzim bekerja aktif dalam trayek pH yang sempit umumnya 5 - 9. Ini adalah
hasil merupakan hasilpengaruh dari pH atas kombinasi factor ( 1 ) ikatan dari substrat ke enzim (
2 ) aktivitas katalik dari enzim ( 3 ) ionisasi substrat dan ( 4 ) variasi struktur protein ( biasanya
signifikan hanya pada pH yang cukup tinggi ) ( M.T. Simanjuntak, 2003).
Ada 2 alasan untuk menyelidiki pengaruh tingkat keasaman atau pH terhadap aktivitas
emzim, yaitu :
1. sebagai produk makhluk hidup secara teori selalu ada kemungkinan dari
pengaruh ph ini terhadap aktivitas biologis dari enzim ini.
2. sebagai suatu protein enzim tidak berbeda dengan protein lainnya.