You are on page 1of 6

Pendahuluan

Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan

kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti

pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan,

diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama

kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis

koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan

dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena

sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri (Hata dan

Kiyohara, 2013).

Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara

maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina

(WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan

epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa

jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9%

(Corwin Elizabeth J, 2009).

Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum

mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya

pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi

klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York

menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi baru

yang penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan
dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor

yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan

termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan

karakteristik jelas.

Penyakit jantung yang dipengaruhi oleh tingginya kadar kolesterol, banyak

terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Hal ini dipengaruhi

oleh aktivitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting penentu kadar kolesterol

individu. Gaya hidup masyarakat kerja, dewasa ini lebih cenderung mengejar halhal

yang bersifat praktis, termasuk di dalamnya jenis makanan yang dikonsumsi.

Makanan cepat saji (fast food) atau yang juga dikenal sebagai makanan sampah (junk

food) menjadi pilihan bagi individu yang mengutamakan kecepatan pelayanan karena

waktu menjadi sangat berharga di dunia kerja. Namun di sisi lain, makanan ini

sebenarnya tidak memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Aktivitas fisik yang sedikit dan makanan cepat saji menjadi bagian dari

kehidupan pekerja kantor dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh beratnya tuntutan

pekerjaan sehingga tidak ada kesempatan untuk berolah raga dan merujuk kepada

perilaku hidup yang instan, misalnya makanan. Gaya hidup yang demikian akan

menyebabkan terjadinya penumpukan karbohidrat dan kolesterol di dalam tubuh,

yang kemudian dapat menyebabkan dislipidemia yang merupakan faktor risiko

terjadinya PJK.

Di sisi lain, pekerja kasar umumnya memiliki aktivitas fisik yang berat namun

tidak diimbangi dengan makanan dengan kandungan gizi yang cukup. Keterbatasan
ekonomi pada pekerja kasar membuat mereka jarang memakan makanan hewani

seperti daging dan ikan, makanan cepat saji, atau makananmakanan lain yang

cenderung berkolesterol tinggi. Walaupun demikian, dewasa ini PJK bukan hanya

menjadi penyakit bagi golongan ekonomi menengah ke atas, namun juga sering

terjadi pada masyarakat ekonomi bawah.

Diduga hal ini terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

minyak tak jenuh dan trans yang bisa terdapat pada minyak goreng kualitas rendah

atau minyak goreng bekas (Schwartz et al.2002)


Daftar Pustaka

Arief, (2011). Hubungan Kolesterol dan Penyakit Jantung. UPT-Balai Informasi

Teknologi lipid pangan& Kesehatan Pengelolaan Pengajaran Sains, Rineka

Cipta, Jakarta.

Artham, (2009). Coronary Heart Disease Risk Factors and Cardiovascular Risk in

Physical Workers and Managers.

Boswood, (2008). Long Working Hours and Coronary Heart Disease: A Systematic

Review and Meta-Analysis.

Ramandika, (2012). Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.

www.library.usu.ac.id [diakses 5 Sept 2017].

Delima dkk. (2009). Penelitian Tentang Perbedaan Kadar Kolesterol Darah Pada

Pekerja Kantoran dan Pekerja Kasar.

Corwin J. Elizabeth, ( 2009 ). Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3, Penerbit :

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Corwin Elizabeth J, (2009). Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1.

Jakarta : EGC.
Culpeper, Frandson, Davidson Christopher. (2003). Penyakit Jantung Koroner.

Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

Gavahan, Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, (2003). Panduan Mencegah &

Mengobati Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara

Lutfah, (2013). Penelitian Tentang Studi Komparatif Aktivitas Fisik dengan Faktor

Resiko Terjadinya Penyakit jantung Koroner.

Salim dan Nurrohmah, (2013). Aktifitas Fisik dan Kesehatan Mental Terhadap

Kejadian Penyakit Jantung Koroner.

Thaler, Hariadi, Ali Arsad Rahim, (2009). Hubungan Obesitas dengan Beberapa

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.

Gustaviani, (2011). Overtime Work and Incident Coronary Heart Disease:The

Whitehall II Prospective Cohort Study. Medical New Today.

Cunningham. 2002. Associations of job strain and lifestyle risk factors with risk of

coronary artery disease: a meta-analysis of individual participant data.

Swedianto, Tracey C. C. W. Rompas, A. Lucia Panda, Starry H. Rampengan. (2010).

Hubungan Obesitas Umum dan Obesitas Sentral dengan Penyakit Jantung


Koroner

Schwartz et al.2002. Centers for Disease Control and Prevention. Powell American

Journal of Roentgenology, 175, 45-51

Dewi, Sulistiani, W. (2013). Analisis factor Resiko Yang Berkaitan Dengan Penyakit

Jantung. Universitas Diponegoro.

Garko, (2012). Kadar Lemak Darah pada Pekerja Bergilir di Suatu Instalasi

Pengeboran Minyak dan Gas Bumi. www.cerminduniakedokteran.com [diakses 5

Sept 2017].

Hata dan Kiyohara, (2013). Adeno-associated viral vector-mediated vascular.

Produse for Better Health Foudatian

You might also like