Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu
organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk
organisasi tidak hanya tergantung dari indahnya strategi yang telah dirumuskan,
berjalan. Berkaitan dengan hal tersebut, sangatlah penting bagi setiap organisasi
mengevaluasi sejauh mana hasil yang tercapai terhadap tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
dalam bentuk tujuan strategis, ukuran-ukuran dan target yang jelas, yang
sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau
tidaknya suatu organisasi, program atau kegiatan. Dengan kata lain pengukuran
yang sangat penting bagi peningkatan suatu kemajuan (perubahan) ke arah yang
lebih baik.
tetapi sangat disayangkan bila mereka tidak punya waktu sedikitpun untuk
dari satu jam per bulan untuk membahas strategi. Pembahasan itu pun hanya
berfokus pada hal-hal seperti keuangan, penjualan, dan persediaan semata. Sering
kali hal-hal yang tidak berwujud luput dari perhatian dan pembicaraan. Pada
akhirnya pembahasan tersebut hanya berfokus pada hasil atau capaian mereka
(result oriented) dan tidak memberi perhatian cukup terhadap proses (Luis,
2007:11).
dilakukan dengan beberapa cara. Suatu pengukuran kinerja yang pada umumnya
digunakan organisasi adalah rasio keuangan, yaitu suatu alat analisis keuangan
2
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan
data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (Wikipedia Indonesia).
Beberapa rasio keuangan yang sering digunakan, antara lain rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio hutang dan rasio keuntungan. Namun, pengukuran kinerja
dengan menggunakan rasio keuangan dinilai kurang mewakili. Hal ini disebabkan
pelengkap bagi rasio keuangan. Salah satu pengukuran kinerja yang dapat
digunakan oleh setiap organisasi, baik berorientasi laba maupun organisasi nirlaba
aspek non-keuangan yang strategis dan mampu menjadi variabel kunci bagi
kinerja pada organisasi swasta. Dua tahun kemudian, pada tahun 1992, mereka
Drive Performance di majalah Harvard Business Review. Ide utama dari metode
balanced scorecard pada saat itu adalah pengukuran kinerja bisnis melalui empat
organisasi berbasis visi, misi, nilai, arah strategi, serta tujuan, merupakan salah
3
satu metode yang tepat yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai indikator
dalam empat perspektif yang ada seperti perspektif keuangan, konsumen, proses
warga Negara melalui hubungan sebab akibat setiap sasaran strategis dalam setiap
Metode balanced scorecard terus berkembang hingga saat ini, baik dari segi
sekedar sebagai alat pengukuran kinerja bisnis tetapi juga sebagai alat manajemen
bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif,
yaitu perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal dalam organisasi serta
bisnis akan tetapi juga oleh organisasi publik. Balanced scorecard dapat
1998).
keuangan dan kinerja instansi pemerintah dan instruksi presiden nomor 7 tahun
laporan. Seperti halnya laporan yang lain LAKIP merupakan produk akhir dari
pemerintah (SAKIP), yaitu sebuah sistem yang secara tahunan berawal dari
pelaporan kinerja. Isi dari LAKIP berisi data rencana dibandingkan dengan data
realisasi. Oleh karena itu LAKIP telah cukup baik diterapkan pada instansi
operasi, layanan pelanggan, serta pengembangan produk dan jasa baru dengan
peningkatan kinerja finansial melalui penjualan yang lebih tinggi, marjin operasi
yang lebih besar, tingkat perputaran aktiva yang lebih cepat, dan biaya operasi
yang menurun (Kaplan dan Norton, 2000). Pengukuran kinerja yang baik adalah
mengenai kinerja suatu organisasi. Informasi yang diberikan tidak hanya dari satu
5
sisi saja namun juga mencakup unsur pembentuk kinerja yang lain. Pengukuran
kinerja yang hanya berdasarkan segi keuangan seperti jumlah laba yang diperoleh
tidaklah begitu cocok diterapkan di organisasi sektor publik. Oleh karena itu
memenuhi kebutuhan para menteri dalam berbagi ide, keberhasilan dan kebijakan,
dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang pangan dan gizi di Asia
kapasitas dan penyebaran informasi dalam bidang pangan dan gizi melalui
SEAMEO RECFON. Kinerja keuangan terukur dari besar penyerapan dana yang
tersedia. Apabila penyerapan dana yang digunakan tinggi, maka kinerja keuangan
dianggap baik, dan begitu pula dalam kondisi terbalik. Adapun laporan
dan outcome yang berpedoman pada LAKIP. Pada kenyataannya, LAKIP sebagai
indikator tersebut masih dianggap sangat lemah oleh pihak manajemen karena itu
SEAMEO RECFON berusaha untuk merancang KPI berdasarkan key result area
keuangan yang hanya melihat dari sisi anggaran dan realisasi anggaran pada setiap
suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan ini berisi
tahun berjalan dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan. Fokus
laporan ini untuk K/L adalah melaporkan pencapaian tujuan/sasaran strategis yang
bersifat hasil (outcome). Unit kerja organisasi eselon I pada K/L fokus pada
SEAMEO RECFON hanya melihat dari sisi pencapaian kerja pada tahun berjalan
Kepemerintahan yang baik ditandai antara lain dengan tingginya tingkat kinerja,
kinerja ini akan mengintegrasikan proses peningkatan kinerja melalui tahap mulai
baik akan bermanfaat untuk berbagai hal diantaranya dapat digunakan untuk
dan kegiatan pemerintahan harus mengacu pada hasil yang akan dicapai. Untuk
dibutuhkan.
yang terukur baik dari sisi keuangan maupun non keuangan, yaitu dengan
organisasi, mencakup seluruh kesatuan misi dan visi organisasi, peran kunci, nilai
inti, faktor penentu keberhasilan, tujuan, tolak ukur kinerja, target serta tindakan
seberapa besar kinerja untuk menciptakan nilai bagi stakeholder saat ini dan yang
akan datang, membangun dan meningkatkan kapabilitas internal, serta sistem dan
Norton, 1996).
9
1.3 Pertanyaan Penelitian
perspektif keuangan yang sesuai dengan visi dan misi SEAMEO RECFON
RECFON.
10
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
deskripsi yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, dan
data dan kondisi yang terjadi pada tahun 2014/2015. Pembatasan ini dilakukan
Secara garis besar kerangka penelitian dalam penyusunan tesis terbagi dalam 5
BAB I PENDAHULUAN
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
12