You are on page 1of 4

Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penelitian cross sectional

dalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2002):


1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan
faktor efek.
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko
dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan
data).
4. Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran).

CASE CONTROL

DEFINISI

Yaitu rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara


paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus
dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya .

CIRI-CIRI

Pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, untuk kemudian


dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian
atau tidak .

SKEMA CASE CONTROL

KARAKTERISTIK

1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif


2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-
akibat
4. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
5. Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
6. Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh
faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
7. Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui
perhitungan odds ratio

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

1. Merumuskan pertanyaan penelitian & hipotesis


2. Mengidentifikasi variabel penelitian
3. Menentukan kriteria kasus & kontrol
4. Menentukan populasi terjangkau & sampel, & cara untuk pemilihan subyek
penelitian
5. Melakukan pengukuran variabel
6. Menganalisis data
KEUNTUNGAN

1. Sifatnya relatif murah dan mudah


2. Cocok untuk penyakit dengan periode laten yang panjang
3. Tepat untuk meneliti penyakit langka
4. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap penyakit

KELEMAHAN

1. Alur metodologi inferensi kausal yang bertentangan dengan logika NORMAL

2. Rawan terhadap bias


3. Tidak cocok untuk paparan langka
4. Tidak dapat menghitung laju insidensi
5. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan

6. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah

KRITERIA PEMILIHAN KASUS

1. Kriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas


2. Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/masyarakat

KRITERIA PEMILIHAN KONTROL

1. Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasus
2. Tidak menderita penyakit yang diteliti
3. Bersedia ikut dalam penelitian

ANALISA DATA

Perhitungan ODD Ratio (OR)


case control
a b
Exposure + a+b
c d
Exposure c+d

a+c b+d

ODD RATIO

a.d
ODD RATIO (OR) =
b.c
CROSS-SECTIONAL

DEFINISI
adalah rancangan studi epid yg memepelajari hub penyakit dan paparan (faktor
penelitian) dengan cara mengamatistatus paparan dan penyakit dalam waktu serentak
pada individu2 dari populasi tunggal, pada satu saat atau tahun yg sama.

CIRI-CIRI

1. Mendeskripsikan penelitian
2. Penelitian ini tdk terdapat kelompok pembanding
3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan sebab-akibat
4. Penelitian ini m,menghasilkan hipotesis
5. Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis

KELEBIHAN

1. Dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan


2. Berguna untuk informasi perencanaan
3. Untuk mengamati kemungkinan hub berbagai variabel yg ada. Dapat meneliti
sekaligus banyak variabel
4. Terutama: memungkinkan penggunaan populasi masyarakat umum, tdk hanya yg
berobat, hingga generalisasinya cukup memadai
5. Relatif mudah, murah, cepat
6. Dpt dimasukkan ke dalam tahapan pertama studi kohort/eksperimen, tanpa/ sedikit
sekali menambah biaya

KEKURANGAN

1. Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yg terjadi dengan berjalannya


waktu.
2. Informasi yg diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalah kesehatan yg dicari
tdk diperoleh

3. Sulit menentukan sebab akibat (temporal relationship tdk jelas)


4. Menjaring subyek yang durasi sakit panjang (prevalens), bila cepat sembuh/
meninggal sulit ditentukan
5. Subjek besar, terutama bila varaibel banyak
6. Tdk menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, prognosis
7. Tdk praktis utk kasus yg sangat jarang
8. Mungkin terjadi bias prevalens / inseidens

SKEMA STUDY CROSS SECTIONAL

TABEL PENGAMATAN

D+ D-

E+ a b a+b

E- c d c+d

Membandingkan Prevalens efek pada kelompok E+ dgn kelompok E-


Rasio Prevalens (RP) = a/(a+b) : c/(c+d)
INTERPRETASI HASIL

1. RP > 1

V.I. merupakan faktor risiko

2. RP < 1

V.I. mengurangi risiko terjadinya efek

3. RP = 1

V.I. yang diduga merupakan faktor risiko terjadinya efek, justru tidak berpengaruh
Catatan:
Bila 95% Confidence Interval dari PR melalui nilai 1 (mis. 0,762,3), VI tdk berpengaruh
terhadap VD

LANGKAH-LANGKAH UNTUK PENDEKATAN CROSS-SECTIONAL

1. Identifikasi dan perumusan masalah


2. Menentukan tujuan penelitian
3. Menentukan lokasi dan populasi studi
4. Menentukan cara dan besar sampel
5. Memberikan definisi operasional
6. Menentukan variabel yang akan diukur
7. Menyusun instrumen pengumpulan data
8. Rencana analisis

You might also like