You are on page 1of 73

PE-2104: Manajemen dan Ekonomi

Minyak dan Gas Bumi

Kuliah ke-2: Kebijakan Energi Nasional


Jakarta, 31 Agustus 2017

2015 Chevron Corporation


Isi Kuliah
Isu dan Permasalahan Energi Nasional
Kondisi Energi Nasional Saat Ini
Kondisi Energi Nasional Di Masa Mendatang
Perkembangan Kebijakan Energi Nasional
Terminologi Penting Kebijakan Energi
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Energi Nasional
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Energi
Nasional
Ketahanan Energi (Energy Security)

2
Pustaka
Bahan Pendukung
1. PP No 22 Tahun 2017 dan lampirannya tentang Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN)
2. PP No 17 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional
3. UU Tentang Energi (UU No 30 Tahun 2007 )
4. Outlook Energi Indonesia, keluaran DEN dan BPPT
5. Handbook of Energy and Economy Statistics of Indonesia, ESDM,
Tahun 2015 dan 2016

3
Motivasi
Mengerti Isu dan Permasalahan
Energi Nasional
Mengerti Kondisi Energi
Nasional Saat Ini dan Masa
Mendatang
Memahami Kebijakan Pokok
Energi Nasional Beserta Sustainability
Terminologi-Terminologi Penting
Yang Terkait
Mempunyai Semangat Untuk
Mempunyai Andil Positif Dalam Energy
Policy
Pembangunan Energi Nasional
Security of
Competitiveness
Supply

4
Energy Policy Concept

Thinking as Policy Maker

5
Ancaman Krisis Energi?

6
Pertumbuhan Kebutuhan Energi

Konsumsi

Faktor Yang
mempengaruhi

Konsumsi Total
Konsumsi Total
Pertumbuhan Ekonomi
Konsumsi Total Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Industri (Create Job)
Pertumbuhan Gedung, Perkantoran,
Hotel
Peningatan Kesejahteraan
Perubahan Pola Hidup

Tahun
7
Energi, Infrastruktur Teknologi
dan Kebijakan

8
Isu dan Permasalahan Energi Indonesia

1. Sumber Daya Energi (SDE) Masih Diperlakukan Sebagai Komoditas


Penghasil Sumber Devisa Negara, Bukan Sebagai Modal
Pembangunan
2. Penurunan Produksi dan Gejolak Harga Minyak dan Gas Bumi
3. Akses Infrastruktur Energi Terbatas
4. Ketergantungan Terhadap BBM dan LPG
5. Harga EBT belum kompetitif dan Subsidi Energi Belum Tepat
Sasaran
6. Pemanfaatan EBT Masih Rendah
7. Pemanfaatan Energi Belum Efisien
8. Penelitian, Pengembangan dan Penguasaan IPTEK Masih terbatas
9. Kondisi Geopolitik Dunia dan Isu Lingkungan Global
10. Cadangan Penyangga Energi (CPE) Belum Tersedia

9
Sumber Daya Energi (SDE) Menjadi Sumber Devisa
Negara, Bukan Sebagai Modal Pembangunan

SDE Batubara dan Gas Alam masih menjadi


penopang Devisa Negara
Ekspor Gas Bumi masih didedikasikan untuk
memenuhi kontrak yang ada
Pemanfaatan Gas Bumi domestik masih belum
optimal karena Infrastruktur Gas dan Serapan dalam
negeri yang masih rendah
Multiplier Effect bagi ekonomi domestik (Industri,
Lapangan Kerja, Peningkatan Nilai Tambah lainnya)
belum maksimal .
Produksi Batubara sekitar 461.6 Juta Ton per tahun.
79% diekspor ke luar negeri dan hanya 20.7% yang
digunakan di dalam negeri (Pembangkit listrik)
Energi sebagai Modal Pembangunan terkait dengan
alokasi SDE untuk Bahan Bakar, Bahan Baku Industri
dan Pendukung Peningkatan Nilai Tambah.

10
Kondisi Pengelolaan Energi Nasional

Gap

Produksi minyak dan


kebutuhan
Produksi Gas dan kebutuhan

Negara exportir batubara


Produksi batubara dan kebutuhan

Indonesia

Gap

Sumber IEA 2013 11


Energi Sebagai Modal Pembangunan

MULTIPLIER EFFECT
EKONOMI (Nilai Tambah
Ekonomi)
Pajak
Barang produksi
mengurangi
ketergantungan
impor dan Potensi
Ekspor

12
Energi Sebagai Modal Pembangunan

13
Penurunan Produksi dan Gejolak
Harga Minyak dan Gas Bumi
Penurunan Produksi sejak tahun 1995 dari 1.6 Juta
BOPD menjadi 786 Ribu BOPD di tahun 2005.
Cadangan Migas Terbukti 3.5 Milyar Barrel ( 0.2%
Cadangan Dunia)
RRR (Reserves Replacement Ratio) sekitar 65% dan
R/P (Reserves to Production) sekitar 12 Tahunan
(Jika tidak ada penemuan cadangan baru)
RRR rendah (Idealnya 100% atau 1) berkaitan dengan
hal-hal berikut:
Rendahnya kegiatan eksplorasi dan tingkat keberhasilannya
Iklim investasi yang kurang kondusif (Tumpang indih lahan,
tata ruang, perizinan, masalah sosial)
Potensi yang menurun dari Lapangan-Lapangan Tua
Kendala Tekis dan Ekonomis Penerapan EOR
Kecenderungan harga minyak saat ini masih
berrpengaruh terhadap kurang bergairahnya iklim
investasi industri migas. (Turun dari sekitar 114 USD
menjadi 48 USD/barrel)
14

.
Akses Infrastruktur Energi Terbatas

Kondisi geografis merupakan tantangan


dalam infrastruktur energi.
Kilang pengolahan minyak dan pipa
trasmisi merupakan infrasturktur vital
energi.
Keterbatasan Kilang BBM menyebabkan
Impor.
Transportasi Gas Antar Pulau belum
terintergrasi
Kelangkaan dan Disparitas Harga
Kondisi Infrastruktur Ketenagalistrikan
belum sempurna. Rasio elektrifikasi sekitar
88.5%

15
Ketergantungan Terhadap BBM dan LPG
Sejak tahun 2004 Indonesia menjadi Net
Oil Importer.
Produksi Kilang Minyak dalam negeri tidak
mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri
(hanya sekitar 50%).
Pertumbuhan Penduduk, Peningkatan
Ekonomi, dan pola komsumsi yang tidak
efisien.
Indikator Elastisitas Energi 5 tahun terakhir
menunjukkan angka >1 (Tidak efisien,
idealnya <1)
Kebutuhan domestik LPG meningkat dan
hanya tercukupi sekitar 40% (60% impor)

16
Konsumsi BBM dan Produksi Kilang

Impor BBM hampir mencapai 50% dari konsumsi BBM

17
Harga EBT belum kompetitif dan
Subsidi Energi Belum Tepat Sasaran
Biaya Pokok Pembangkit
Harga EBT belum kompetitif karena
Listrik Tahun 2015 adanya Subsidi BBM dan Listrik.
Sebagian teknologi EBT masih mahal
Kalah bersaing dengan energi fosil
Pengembangan dan Pemanfaatan EBT
menjadi terkendala.
Disarankan untuk mengalihkan subsidi
energi fosil ke EBT sehingga lebih
kompetitif.
Sasaran subsidi energi juga perlu lebih
tepat sasaran (bukan bependapatan tinggi
dan pengguna kendaraan bermotor)

18
Perkembangan Subsidi Energi

19
Pemanfaatan EBT Masih Rendah

Penggunaan Energi Fosil sebesar 96 % dan EBT hanya


4 %.
Penyebab Rendahnya Pemanfaatan EBT
Belum maksimalnya Pelaksanaan kebijakan harga
energi
Regulasi yang belum mampu menarik investasi EBT
Ketidakjelasan Subsidi EBT
Belum adanya insentif pemanfaatan EBT
Perizinan, Tata Ruang
Pembiayaan Pengusahaan EBT

20
Pemanfaatan Energi Belum Efisien

Pemanfaatan Energi belum efisien


Indikator Efisiensi Energi menunjukkan angka yang belum
efisien
Intensitas Energi 543 TOE/ US$
Elastisitas Energi 5 tahun terakhir menunjukkan angka >1.

21
Kondisi Energi Nasional
Indikator Sosio Ekonomi

22
Kondisi Energi Nasional
Indikator Potensi Energi Fosil

23
Kondisi Energi Nasional
Indikator Potensi Energi Terbarukan

24
Kondisi Energi Nasional
Indikator Energi

25
Kondisi Energi Nasional
Indikator Lingkungan

26
Pemodelan Energi Nasional
Asumsi Dasar

27
Pemodelan Energi Nasional
Struktur Pemodelan

28
Kondisi Energi Nasional
Masa Mendatang

29
Kondisi Energi Nasional Masa Mendatang
Target Konservasi Energi

30
Kondisi Energi Nasional Masa Mendatang
Target Elastisitas Energi

31
Kebijakan Pengelolaan Energi Nasional

Sumber: Presentasi DEN Dr. Tumiran


32
Perkembangan Kebijakan Energi
Nasional

1981
KUBE KEN
KUBE 1987 BAKOREN
1998 ESDM 2003
1991

KUBE Kebijakan Energi Nasional


Kebijakan Umum Bidang BAKOREN (Badan (KEN) - ESDM
Energi (KUBE) Koordinasi Energi 1. Intensifikasi
Nasional) 2. Diversifikasi
1. Intensifikasi 3. Konservasi
2. Diversifikasi 1. Intensifikasi
3. Konservasi Sasaran
2. Diversifikasi
1. Rasio elektrifikasi pada
3. Konservasi
tahun 2020 = 90%
4. Harga Energi
2. Pangsa pemakaian EBT
5. Lingkungan
pada tahun 2020 = 5%
3. Penurunan Intensitas energi
1% per tahun

33
Perkembangan Kebijakan Energi
Nasional (Lanjutan)

KEN R KEN
Perpres No 5 2006
DEN
1998
Tahun 2006

Kebijakan Energi Nasional Rancangan Kebijakan Energi


(KEN) Perpres No 5 Tahun Nasional (R KEN) oleh DEN (Dewan
2006 Energi Nasional)
1. Intensifikasi
2. Konservasi 1. Ketersediaan Energi
2. Prioritas Pengembangan Energi
Sasaran 3. Pemanfaatan Sumber Daya
1. Target Bauran Energi Energi Nasional
Tahun 2025. (Minyak 4. Cadangan Penyangga Energi
<20%, Gas>30%, Sasaran
Batubara >33%, EBT 1. Target Bauran Energi Tahun
>17%) 2025. (Minyak <25%, Gas>20%,
2. Target Elastisitas Energi Batubara >30%, EBT >25%)
<1 2. Target Elastisitas Energi <1
34
Perkembangan Kebijakan Energi
Nasional (Lanjutan)

KEN 2014 RUEN 2017

Kebijakan Energi Nasional(KEN)


PP No 79 Tahun 2014 Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
Perpres No 22 Tahun 2017
1. Ketersediaan Energi
2. Prioritas Pengembangan 1. Kondisi Energi Nasional Saat ini dan
3. Pemanfaatan Sumber Daya Ekspektasi mendatang
4. Cadangan Energi Nasional 2. Penjabaran Visi, Misi dan Sasaran KEN
3. Kebijakan, Strategi, Program dan Kegiatan
Kebijakan Pendukung Untuk Mencapai sasaran KEN
1. Konservasi, Diversifikasi 4. Rencana Indikatif Pengembangan Energi
2. Lingkungan Hidup dan Keselamatan per Daerah
3. Harga, Subsidi dan Insentif
4. Infrastruktur dan Akses
5. Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Teknologi
6. Pendanaan dan Kelembagaan

35
Terminologi Kebijakan Energi
Diversifikasi, Konservasi, Intensifikasi

Diversifikasi energi adalah penganekaragaman


penyediaan dan pemanfaatan energi dari berbagai sumber
energi dalam rangka optimasi penyediaan energi.
Konservasi energi adalah penggunaan energi secara
efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi
yang memang benar-benar diperlukan.
Intensifikasi energi adalah kegiatan pencarian sumber
energi yang dilaksanakan melalui kegiatan survei dan
eksplorasi sumber-sumber energi agar dapat meningkatkan
cadangan sumber energi.

36
Terminologi Kebijakan Energi
Elastisitas Energi
Stern (2003) menyatakan bahwa hubungan antara energi
dan output (PDB) dapat dituliskan dengan persamaan Y
= f(L, K, E, M)
Y adalah output agregat ataupun sektoral,
L adalah tenaga kerja, K adalah modal atau kapital,
E dan M masing-masing adalah energi dan material non-
energi lainnya.
Komponen E dalam fungsi produksi di atas dapat saja
memiliki hubungan komplementer (saling melengkapi)
atau substitusi (saling menggantikan) dengan faktor
produksi lain (non-E).

37
Terminologi Kebijakan Energi
Elastisitas Energi
Elastisitas Konsumsi Energi merupakan Rasio Perubahan Konsumsi
Penggunaan Energi Terhadap Perubahan Output (Pendapatan Nasional)
Dirumuskan:

EE = Elastisitas Konsumsi Energi,


EC = Inkremental Konsumsi Energi pada selang waktu tertentu (EC2-EC1)
EC = Konsumsi Energi pada waktu tertentu
GDP = Inkremental Output (GDP) pada selang waktu tertentu (GDP2-GDP1)
GDP = Ouutput (GDP) pada waktu tertentu
Semakin kecil angka elasisitas maka semakin efisien penggunaan energi di
suatu negara (Yusgiantoro,2000)

38
Perhitungan Elastisitas Energi

GDP Konsumsi
Jumlah Konsumsi
Nominal GDP Per Kapita Energi Per
Tahun Penduduk Energi (Juta
(Trilyun (Ribu Rupiah) Kapita (SBM
(Juta) SBM)
Rupiah) Per Kapita)

2013 248.8 8,078 32,465 791 3.18


2014 252.2 8,971 35,576 804 3.19

39
Terminologi Kebijakan Energi
Intensitas Energi
Intensitas Energi merupakan rasio antara konsumsi energi terhadap output
(GDP). Biasa dinyatakan dalam satuan SBM per Juta Rupiah atau SBM/ per
Ribu USD .

Intensitas Energi = Konsumsi Energi / Total GDP

Intensitas energi digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi energi.


Intensitas energi berbanding terbalik dengan efisiensi energi. Semakin sedikit
energi yang diperlukan untuk memproduksi satu unit output, semakin efisien
penggunaan energi (Nanduri, 1998).
Ukuran intensitas energi tidak menggambarkan tentang efisiensi energi secara
keseluruhan, tetapi setidaknya dapat menggambarkan bahwa rasio yang lebih
kecil menunjukkan suatu negara semakin bagus dalam mentransfer energi ke
dalam produksinya.
Dengan demikian, intensitas energi menjadi proksi untuk mengukur tingkat
efisiensi energi (Thaler, 2011).
40
Perhitungan Intensitas Energi

GDP Konsumsi Intensitas


Jumlah Konsumsi Intensitas
Nominal GDP Per Kapita Energi Per Energi (SBM
Tahun Penduduk Energi (Juta Energi (SBM
(Trilyun (Ribu Rupiah) Kapita (SBM per Juta
(Juta) SBM) per Ribu USD)
Rupiah) Per Kapita) Rupiah)

2012 245.4 8,242 33,583 872 3.55 0.11 1.38


2013 248.8 8,078 32,465 791 3.18 0.10 1.27
2014 252.2 8,971 35,576 804 3.19 0.09 1.17
2015 255.5 9,726 38,072 731 2.86 0.08 0.98

41
Intensitas Energi Indonesia
Perbandingan Intensitas Energi Primer Beberapa Negara

42
Visi dan Misi Pengelolaan Energi Nasional

Terwujudnya Pengelolaan Energi yang :


Berkeadilan, Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Visi
Dengan Memprioritaskan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi
Dalam Rangka Mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional

Menjamin Ketersediaan Energi Nasional


Memaksimalkan Potensi Nasional berupa SDA dan SDM untuk
kemandirian energi
Meningkatkan aksesibilitas energi dengan harga terjangkau kepada
Misi seluruh masyarakat
Mempercepat pemanfaatan energi baru, energi terbarukan dan
konservasi energi
Mengoptimalkan peningkatan nilai tambah penggunaan energi
Mendorong pengelolaan energi yang berwawasan Lingkungan

Kata Kunci: Ketersediaan, Potensi Nasional, Aksestabilitas, EBT, Nilai


Tambah, Berwawasan Lingkungan
43
Tujuan Pengelolaan Energi Nasional

Undang Undang Energi no. 30 tahun 2007 adalah untuk menuju


Filosofis
kemandirian dan ketahanan energi nasional yang berdaulat

Tercapainya kemandirian pengelolaan energi nasional


Terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri
Terjaminnya pengelolaan pengelolaan sumber daya energi secara
optimal, terpadu, dan berkelanjutan,
Tercapainya akses masyarakat yang tidak mampu,
Tujuan
Tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa
energi dalam negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia,
Terciptanya lapangan kerja dan
Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup

KEN disusun didasarkan atas asas kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi berkeadilan,


peningkatan nilai tambah, keberlanjutan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, ketahanan nasional, dan keterpaduan dengan mengutamakan
kemampuan nasional
44
Sasaran Pengelolaan Energi Nasional
Terwujudnya paradigma baru bahwa energi sebagai modal
pembangunan nasional

Tercapainya Bauran energi primer yang optimal


Terpenuhinya penyediaan energi primer pada tahun 2025 sekitar
400 MTOE dan pada tahun 2050 sekitar 1000 MTOE
Tercapainya pemanfaatan energi per per kapita pada tahun
20205 sekitar 1.4 TOE dan pada tahun 2050 sekitar 3.2 TOE.
Terpenuhinya penyediaan kapasitas pembangki listrik pada
tahun 2025 sekitar 115 GW dan Pada Tahun 2050 sekitar 430
GW
Terpenuhinya pemanfaatan listrik per kapita pada tahun 2025
sekitar 2500 kWh dan Pada Tahun 2050 sekitar 7000 kWh
Elastiitas energi lebih kecil dari 1 pada tahun 2025 yang
diselaraskan dengan target pertumbuhan ekonomi.
Tercapainya penurunan intensitas energi final sebesar 1% per
tahun pada tahun 2025
Tercapainya rasio elektrifikasi 85% pada tahun 2015 dan pada
tahu 2020 mendekati 100%
Tercapainya rasio penggunaan gas rumah tangga sekitar 85%
pada tahun 2015
45
Target Bauran Energi dalam RUEN

46
Kemandirian & Ketahanan Energi

47
Paradigma Pengelolaan Energi

48
Arah kebijakan Energi Nasional
Berdasarkan PP-KEN
Kebijakan Energi Nasional disusun sebagai pedoman untuk memberi arah
Pengelolaan Energi Nasional Guna mewujudkan Kemandirian Energi dan
Ketahanan Energi Nasional untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.

Kemandirian dan ketahanan Energi dapat dicapai dengan mewujudkan:


1. Sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional,
2. Kemandirian Pengelolaan Energi,
3. Ketersediaan Energi dan terpenuhinya kebutuhan Suber Energi Dalam Negeri,
4. Pengelolaan Sumber Daya Energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan,
5. Pemanfaatan energi secara efisien di semua sektor,
6. Akses Masyarakat terhadap Energi Secara Adil dan Merata,
7. Pengembangan Kemampuan Teknologi, Industri Energi dan Jasa Energi Dalam Negeri
Agar Mandiri dan Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia,
8. Terciptanya lapangan Kerja,
9. Terjaganya Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

49
Kebijakan Energi Nasional
Kebijakan Utama
Ketersediaan Energi Untuk Kebutuhan
Nasional
Perioritas Pengembangan Energi
Pemanfaatan Sumber Daya Energi,
Cadangan Energi Nasional

Kebijakan Pendukung
Konservasi dan Diversifikasi Energi,
Lingkungan dan Keselamatan,
Harga, Subsidi dan Insentif Energi,
Infrastruktur, Akses Masyarakat dan Industri
Energi,
Penelitian dan Pengembangan Energi, dan
Kelembagaan
50
Kebijakan Utama
Pengelolaan Energi Nasional
No Kebijakan Utama Deskripsi Kebijakan
1 Kebijakan Mengatur jaminan pasokan energi nasional
Ketersediaan Energi Peningkatan cadangan terbukti energi fosil
Rasionalisasi ekspor gas dan batubara
Optimalisasi sistem produksi, transportasi dan distribusi energi
2 Kebijakan Prioritas Mengatur penggunaan energi terbarukan,
Penyediaan Energi Meminimalkan minyak bumi,
Mengoptimalkan gas bumi dan energi baru, batubara sebagai
andalan dan pengaman pasokan energi nasional,
Pemanfaatan energi nuklir untuk mendukung keamanan
pasokan energi nasional dalam skala besar dengan
mempertimbangkan faktor keamanan secara ketat
3 Kebijakan Mengatur tentang pemanfaatan sumber daya energi berdasarkan
Pemanfaatan Sumber pertimbangan kapasitas; keberlanjutan, keekonomian, dan
Daya Energi Nasional dampak lingkungan hidup

4 Kebijakan Cadangan Mengatur tentang jaminan ketahanan energi nasional guna


Energi Nasional mengatasi terjadinya kondisi krisis dan darurat energi baik yang
disebabkan oleh alam ataupun stabilitas kondisi geopolitik dunia;

51
Kebijakan Pendukung
Pengelolaan Energi Nasional
No Kebijakan Utama Deskripsi Kebijakan
1 Kebijakan Konservasi Mengatur tentang pemanfaatan sumber daya energi dengan tetap
dan Diversifikasi menjaga konservasi sumberdaya energi, meningkatkan kualitas
nilai dan keaneragaman sumber daya energi

2 Kebijakan Konservasi Mengatur tentang harga, subsidi dan insentif energi dalam rangka
dan Diversifikasi menjamin penyediaan dan pengusahaan energi dengan tetap
memperhatikan kemampuan masyarakat
3 Kebijakan Mengatur peningkatan infrastruktur energi dan mendorong penguatan
Infrastruktur dan industri energi nasional
Industri Energi

4 Kebijakan Penelitian Mengatur peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha
dan Pengembangan dalam meningkatkan penelitian, pengembangan dan penerapan
Energi teknologi energi sampai tahap komersial

5 Kebijakan Mengatur penguatan sistem kelembagaan dan birokrasi dalam


Kelembagaan dan pengelolaan energi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
Pendanaan kewenangannya

52
Proyeksi Kebutuhan Minyak, Gas
dan Batubara
BAURAN ENERGI 2015 2020 2025 2030 2040 2050
Energi Total (MTOE) 215 290 380 480 740 980
Minyak (oil)
share 39% 32% 25% 22% 21% 20%
Volume (MTOE) 84 93 95 106 155 196
Volume (M Barrel)) 622 688 703 784 1147 1450
Gas
share 22% 22% 22% 23% 24% 24%
Volume (MTOE) 47 64 84 110 178 235
Volume (TCF) 1,84 2,51 3,29 4,31 6,98 9,21
Batubara
share 29% 29% 30% 30% 27% 25%
Volume (MTOE) 62 84 114 144 200 245
Volume (M Ton)) 186 252 342 432 600 735

53
Kemandirian dan Ketahanan Energi
Menuju Kedaulatan Energi Nasional
Optimasi Utilisasi Energi Domestik
Paradigma Baru Untuk Pembangunan Keunggulan
Daya Saing Nasional Demi Kompetisi
Ketahanan Energi Masa Depan Akuisisi Energi
komoditas International Market
Regional/World
Shifting Competition in Energy
Acquisition
Modal Industri
Kapabilitas
Pembangunan Domestik yang
Akuisisi Energi
Kuat

Competitive Competitive The Role of Ketahanan


Fuel Feedstock Electricity Industry Energi

Brain ware Competitive & Energy Kedaulatan


optimization Efficiency Strategy Energi

Kemandirian
Domestic Industry Energi
Competitive
Advantage
Domestic Energy
Energy Mix
Society
Approach.
Energy Portfolio Management

Strategi Strategi Strategi


Strategi
Pengelolaan Gas Pengelolaan Pengelolaan
Pengelolaan EBT
Bumi MInyak Batubara
54
Membumikan Strategi Ketahanan dan Kemandirian
Energi Tataran Operasional
Domestic Energy
Konsep Pengelolaan Energi Energy Mix
Society
Approach.
Energy Portfolio Management

Strategi Strategi Strategi


Strategi
Pengelolaan Gas Pengelolaan Pengelolaan
Pengelolaan EBT
Bumi MInyak Batubara

Strategy Theme
Akselerasi Peningkatan
Pemanfaatan Domestik

Electricity
Sector
Development Phase Approach
a. Percepatan pembangunan infrastruktur energi
b. Alokasi Energi (Gas, Coal) sebagai bagian
perkuatan pembangunan infrastruktur
c. Skema bisnis dengan penjaminan investasi
pengembang infrastruktur
d. Skema penyaluran efisien dan efektif untuk
competitiveness
e. Sinkronisasi dan sinergi dalam realisasi
55
Prioritas Pengembangan Energi

Memaksimalkan Penggunaan
energi terbarukan dengan
memperhatikan tingkat
keekonomian
Meminimalkan penggunaan
minyak bumi
Mengoptimalkan Pemanfaatan
Gas Bumi dan Energi terbarukan
Menggunakan batubara sebagai
andalan pasokan energi nasional

56
Arus Kebutuhan dan Pasokan
Minyak Bumi

57
Proyeksi Profil Produksi Minyak Bumi

Lapangan tua dengan


decline Rate 6% per
tahun
RRR tahun 2016 60%
dan tahun 2025 sekitar
100%
Penambahan cadangan
dari Penemuan
Cadangan baru dan
EOR
Kegiatan EOR
diharapkan mulai
produksi tahun 2020 -
2050 (tambahan
cadangan 2.5 Milyar)
Potensi tambahan dari
discovery eksplorasi
5.2 Milyar Barrel (KEN)

58
Cadangan Minyak Bumi Nasional
Per Provinsi (2014)

59
Rencana Pilot Project EOR

60
Kebutuhan BBM dan Penambahan Kilang

Porsi impor BBM saat ini


52%
Tahun 2025 diharapkan
tidak ada impor BBM
Revitalisasi Kilang
Penambahan Kilang baru
Peningkatan kapasitas
kilang dari 1.1 Juta Barrel
menjadi lebih dari 2 Juta
barrel di tahun 2025

61
Kapasitas Kilang

62
Arus Kebutuhan dan Pasokan
Gas Bumi

63
Kegiatan Pengelolaan Minyak Bumi

Mengurangi ketergantungan Impor BBM secara bertahap dan berhenti di tahun


2025.
Meningkatkan kapasitas kilang minyak menjadi lebih dari 2 Juta Barrel per hari
pada tahun 2025
Mengurangi ekspor minyak mentah semaksimal mungkin untuk kepentingan
domestik
Meningkatkan rasio pemulihan cadangan menjadi 100% di tahun 2025
Memastikan produksi minyak bumi tidak kurang dari 567 .7 BOPD di tahun 2025
Mengoptimalkan produksi lapangan minyak ( PSC khusus untuk Penerapan
EOR)
Menyempurnakan aturan kerjasama dengan KKKS untuk konvensional dan
konvensional agar menjadi lebih menarik
Meningkatkan keterlibatan negara dalam eksplorasi
Meningkatkan tatakelola data hulu migas
Riset Dasar Eksplorasi Migas dalam rangka meningkatkan cadangan

64
Proyeksi Profil Produksi Gas Bumi

65
Cadangan Gas Bumi Nasional
Per Provinsi (2014)

66
Kegiatan Pengelolaan Gas Bumi

Memastikan produksi gas bumi tidak kurang dari 6700 MMSCFD di tahun 2025
Mengurangi porsi ekspor menjadi < 20% di tahun 2025 dan tidak ada ekspor di
tahun 2035
Menyelesaikan kebijakan harga gas bumi
Memulihkan rasio pemulihan cadangan 100% di tahun 2025
Mempercepat penyelesaian proyek gas bumi
Mempercepat pembangunan infrasturktur gas
Melakukan komersialisasi prototype rig CBM (Coal Bed Methane)
Menetapkan harga gas yang kompetitip untuk konsumen dalam negeri guna
peningkatan nilai tambah
Mengendalikan impor LPG menjadi di bawah 50% di tahun 2050

67
Arus Kebutuhan dan Pasokan
Batubara

68
Proyeksi Profil Produksi Batubara

69
Energi Baru Terbarukan (EBT)

70
Kegiatan Pengelolaan EBT

Membentuk badan usaha EBT tersendiri untuk


mengembangkan, memanfaatkan dan membeli EBT
Mengembangkan dan menyusun feed in tarif dari
pembangkit EBT kepada badan usaha ketenagalistrikan
Menyusun pedoman pemberian subsidi energi EBT
berkaitan dengan APBD
Penganggaran infrastuktur EBT secara berkelanjutan
Menugaskan lembaga pembiayaan infrastruktur EBT
Mengembangkan Sistem Pembangkit Listrik kecil bebasis
EBT pada wilayah yang tidak terjangkau jaringan

71
Terima kasih

72
REGULASI/LEGISLASI PROGRAM KEMITRAAN / PENERAPAN SNI:ISO 50001
Melanjutkan penyusunan/perbaikan AUDIT ENERGI Penerapan ISO 50001: Sistem Manajemen
kebijakan regulasi di bidang konservasi Energi di Industri dengan pendampingan
energi Pelaksanaan Audit Energi ;
tenaga ahli nasional.;
Pelaksanaan Investment Grade Audit (IGA).
Penerapan kewajiban pelaksanaan
manajemen energi bagi perusahaan lebih
besar sama dengan 6.000 TOE/tahun
PENINGKATAN (sebanyak 150 obyek).
KESADARAN PUBLIK
Melaksanakan seminar/workshop,
penayangan iklan tentang penghematan
PENGEMBANGAN
energi di koran dan media elektronik, PJU HEMAT ENERGI
brosur, buletin dll
Melaksanakan Lomba Hemat Energi tingkat
PROGRAM Pengembangan PJU Cerdas pada 22 Kota
nasional dan berpartisipasi pada ASEAN KONSV. yang terpilih.
Energy Award for building and energy
management ENERGI
Melaksanakan Home and School Energy MONITORING RAN-GRK
Champion dan Program Sosialisasi Hemat Target RAN GRK sampai dengan 2020:
Energi di Lingkungan Sekolah Dasar 30 Juta Ton CO2

STANDAR DAN LABEL MANAJER DAN AUDITOR ENERGI


Penerapan Minimum Energy Performance Pengembangan Standar Kompetensi
Standard (MEPS) dan Penyusunan Standar dan bagi manajer dan auditor energi
Pembubuhan Label (S/L) Efisiensi Energi untuk TARGET Pelaksanaan Sertifikasi Manajer Energi
peralatan lampu CFL, AC, Kulkas, Kipas Angin, 1. Penurunan Intensitas dan Auditor Energi oleh Lembaga
Penanak Nasi, Motor Listrik dan Ballast Energi 1%/Tahun; Sertifikasi Kompetensi/HAKE sebanyak
Elektronik; 2. Penurunan Emisi CO2: 60 orang.
Penyusunan Building Code 14,71 juta Ton.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

You might also like