Professional Documents
Culture Documents
2
Pustaka
Bahan Pendukung
1. PP No 22 Tahun 2017 dan lampirannya tentang Rencana Umum Energi
Nasional (RUEN)
2. PP No 17 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional
3. UU Tentang Energi (UU No 30 Tahun 2007 )
4. Outlook Energi Indonesia, keluaran DEN dan BPPT
5. Handbook of Energy and Economy Statistics of Indonesia, ESDM,
Tahun 2015 dan 2016
3
Motivasi
Mengerti Isu dan Permasalahan
Energi Nasional
Mengerti Kondisi Energi
Nasional Saat Ini dan Masa
Mendatang
Memahami Kebijakan Pokok
Energi Nasional Beserta Sustainability
Terminologi-Terminologi Penting
Yang Terkait
Mempunyai Semangat Untuk
Mempunyai Andil Positif Dalam Energy
Policy
Pembangunan Energi Nasional
Security of
Competitiveness
Supply
4
Energy Policy Concept
5
Ancaman Krisis Energi?
6
Pertumbuhan Kebutuhan Energi
Konsumsi
Faktor Yang
mempengaruhi
Konsumsi Total
Konsumsi Total
Pertumbuhan Ekonomi
Konsumsi Total Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Industri (Create Job)
Pertumbuhan Gedung, Perkantoran,
Hotel
Peningatan Kesejahteraan
Perubahan Pola Hidup
Tahun
7
Energi, Infrastruktur Teknologi
dan Kebijakan
8
Isu dan Permasalahan Energi Indonesia
9
Sumber Daya Energi (SDE) Menjadi Sumber Devisa
Negara, Bukan Sebagai Modal Pembangunan
10
Kondisi Pengelolaan Energi Nasional
Gap
Indonesia
Gap
MULTIPLIER EFFECT
EKONOMI (Nilai Tambah
Ekonomi)
Pajak
Barang produksi
mengurangi
ketergantungan
impor dan Potensi
Ekspor
12
Energi Sebagai Modal Pembangunan
13
Penurunan Produksi dan Gejolak
Harga Minyak dan Gas Bumi
Penurunan Produksi sejak tahun 1995 dari 1.6 Juta
BOPD menjadi 786 Ribu BOPD di tahun 2005.
Cadangan Migas Terbukti 3.5 Milyar Barrel ( 0.2%
Cadangan Dunia)
RRR (Reserves Replacement Ratio) sekitar 65% dan
R/P (Reserves to Production) sekitar 12 Tahunan
(Jika tidak ada penemuan cadangan baru)
RRR rendah (Idealnya 100% atau 1) berkaitan dengan
hal-hal berikut:
Rendahnya kegiatan eksplorasi dan tingkat keberhasilannya
Iklim investasi yang kurang kondusif (Tumpang indih lahan,
tata ruang, perizinan, masalah sosial)
Potensi yang menurun dari Lapangan-Lapangan Tua
Kendala Tekis dan Ekonomis Penerapan EOR
Kecenderungan harga minyak saat ini masih
berrpengaruh terhadap kurang bergairahnya iklim
investasi industri migas. (Turun dari sekitar 114 USD
menjadi 48 USD/barrel)
14
.
Akses Infrastruktur Energi Terbatas
15
Ketergantungan Terhadap BBM dan LPG
Sejak tahun 2004 Indonesia menjadi Net
Oil Importer.
Produksi Kilang Minyak dalam negeri tidak
mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri
(hanya sekitar 50%).
Pertumbuhan Penduduk, Peningkatan
Ekonomi, dan pola komsumsi yang tidak
efisien.
Indikator Elastisitas Energi 5 tahun terakhir
menunjukkan angka >1 (Tidak efisien,
idealnya <1)
Kebutuhan domestik LPG meningkat dan
hanya tercukupi sekitar 40% (60% impor)
16
Konsumsi BBM dan Produksi Kilang
17
Harga EBT belum kompetitif dan
Subsidi Energi Belum Tepat Sasaran
Biaya Pokok Pembangkit
Harga EBT belum kompetitif karena
Listrik Tahun 2015 adanya Subsidi BBM dan Listrik.
Sebagian teknologi EBT masih mahal
Kalah bersaing dengan energi fosil
Pengembangan dan Pemanfaatan EBT
menjadi terkendala.
Disarankan untuk mengalihkan subsidi
energi fosil ke EBT sehingga lebih
kompetitif.
Sasaran subsidi energi juga perlu lebih
tepat sasaran (bukan bependapatan tinggi
dan pengguna kendaraan bermotor)
18
Perkembangan Subsidi Energi
19
Pemanfaatan EBT Masih Rendah
20
Pemanfaatan Energi Belum Efisien
21
Kondisi Energi Nasional
Indikator Sosio Ekonomi
22
Kondisi Energi Nasional
Indikator Potensi Energi Fosil
23
Kondisi Energi Nasional
Indikator Potensi Energi Terbarukan
24
Kondisi Energi Nasional
Indikator Energi
25
Kondisi Energi Nasional
Indikator Lingkungan
26
Pemodelan Energi Nasional
Asumsi Dasar
27
Pemodelan Energi Nasional
Struktur Pemodelan
28
Kondisi Energi Nasional
Masa Mendatang
29
Kondisi Energi Nasional Masa Mendatang
Target Konservasi Energi
30
Kondisi Energi Nasional Masa Mendatang
Target Elastisitas Energi
31
Kebijakan Pengelolaan Energi Nasional
1981
KUBE KEN
KUBE 1987 BAKOREN
1998 ESDM 2003
1991
33
Perkembangan Kebijakan Energi
Nasional (Lanjutan)
KEN R KEN
Perpres No 5 2006
DEN
1998
Tahun 2006
35
Terminologi Kebijakan Energi
Diversifikasi, Konservasi, Intensifikasi
36
Terminologi Kebijakan Energi
Elastisitas Energi
Stern (2003) menyatakan bahwa hubungan antara energi
dan output (PDB) dapat dituliskan dengan persamaan Y
= f(L, K, E, M)
Y adalah output agregat ataupun sektoral,
L adalah tenaga kerja, K adalah modal atau kapital,
E dan M masing-masing adalah energi dan material non-
energi lainnya.
Komponen E dalam fungsi produksi di atas dapat saja
memiliki hubungan komplementer (saling melengkapi)
atau substitusi (saling menggantikan) dengan faktor
produksi lain (non-E).
37
Terminologi Kebijakan Energi
Elastisitas Energi
Elastisitas Konsumsi Energi merupakan Rasio Perubahan Konsumsi
Penggunaan Energi Terhadap Perubahan Output (Pendapatan Nasional)
Dirumuskan:
38
Perhitungan Elastisitas Energi
GDP Konsumsi
Jumlah Konsumsi
Nominal GDP Per Kapita Energi Per
Tahun Penduduk Energi (Juta
(Trilyun (Ribu Rupiah) Kapita (SBM
(Juta) SBM)
Rupiah) Per Kapita)
39
Terminologi Kebijakan Energi
Intensitas Energi
Intensitas Energi merupakan rasio antara konsumsi energi terhadap output
(GDP). Biasa dinyatakan dalam satuan SBM per Juta Rupiah atau SBM/ per
Ribu USD .
41
Intensitas Energi Indonesia
Perbandingan Intensitas Energi Primer Beberapa Negara
42
Visi dan Misi Pengelolaan Energi Nasional
46
Kemandirian & Ketahanan Energi
47
Paradigma Pengelolaan Energi
48
Arah kebijakan Energi Nasional
Berdasarkan PP-KEN
Kebijakan Energi Nasional disusun sebagai pedoman untuk memberi arah
Pengelolaan Energi Nasional Guna mewujudkan Kemandirian Energi dan
Ketahanan Energi Nasional untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.
49
Kebijakan Energi Nasional
Kebijakan Utama
Ketersediaan Energi Untuk Kebutuhan
Nasional
Perioritas Pengembangan Energi
Pemanfaatan Sumber Daya Energi,
Cadangan Energi Nasional
Kebijakan Pendukung
Konservasi dan Diversifikasi Energi,
Lingkungan dan Keselamatan,
Harga, Subsidi dan Insentif Energi,
Infrastruktur, Akses Masyarakat dan Industri
Energi,
Penelitian dan Pengembangan Energi, dan
Kelembagaan
50
Kebijakan Utama
Pengelolaan Energi Nasional
No Kebijakan Utama Deskripsi Kebijakan
1 Kebijakan Mengatur jaminan pasokan energi nasional
Ketersediaan Energi Peningkatan cadangan terbukti energi fosil
Rasionalisasi ekspor gas dan batubara
Optimalisasi sistem produksi, transportasi dan distribusi energi
2 Kebijakan Prioritas Mengatur penggunaan energi terbarukan,
Penyediaan Energi Meminimalkan minyak bumi,
Mengoptimalkan gas bumi dan energi baru, batubara sebagai
andalan dan pengaman pasokan energi nasional,
Pemanfaatan energi nuklir untuk mendukung keamanan
pasokan energi nasional dalam skala besar dengan
mempertimbangkan faktor keamanan secara ketat
3 Kebijakan Mengatur tentang pemanfaatan sumber daya energi berdasarkan
Pemanfaatan Sumber pertimbangan kapasitas; keberlanjutan, keekonomian, dan
Daya Energi Nasional dampak lingkungan hidup
51
Kebijakan Pendukung
Pengelolaan Energi Nasional
No Kebijakan Utama Deskripsi Kebijakan
1 Kebijakan Konservasi Mengatur tentang pemanfaatan sumber daya energi dengan tetap
dan Diversifikasi menjaga konservasi sumberdaya energi, meningkatkan kualitas
nilai dan keaneragaman sumber daya energi
2 Kebijakan Konservasi Mengatur tentang harga, subsidi dan insentif energi dalam rangka
dan Diversifikasi menjamin penyediaan dan pengusahaan energi dengan tetap
memperhatikan kemampuan masyarakat
3 Kebijakan Mengatur peningkatan infrastruktur energi dan mendorong penguatan
Infrastruktur dan industri energi nasional
Industri Energi
4 Kebijakan Penelitian Mengatur peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha
dan Pengembangan dalam meningkatkan penelitian, pengembangan dan penerapan
Energi teknologi energi sampai tahap komersial
52
Proyeksi Kebutuhan Minyak, Gas
dan Batubara
BAURAN ENERGI 2015 2020 2025 2030 2040 2050
Energi Total (MTOE) 215 290 380 480 740 980
Minyak (oil)
share 39% 32% 25% 22% 21% 20%
Volume (MTOE) 84 93 95 106 155 196
Volume (M Barrel)) 622 688 703 784 1147 1450
Gas
share 22% 22% 22% 23% 24% 24%
Volume (MTOE) 47 64 84 110 178 235
Volume (TCF) 1,84 2,51 3,29 4,31 6,98 9,21
Batubara
share 29% 29% 30% 30% 27% 25%
Volume (MTOE) 62 84 114 144 200 245
Volume (M Ton)) 186 252 342 432 600 735
53
Kemandirian dan Ketahanan Energi
Menuju Kedaulatan Energi Nasional
Optimasi Utilisasi Energi Domestik
Paradigma Baru Untuk Pembangunan Keunggulan
Daya Saing Nasional Demi Kompetisi
Ketahanan Energi Masa Depan Akuisisi Energi
komoditas International Market
Regional/World
Shifting Competition in Energy
Acquisition
Modal Industri
Kapabilitas
Pembangunan Domestik yang
Akuisisi Energi
Kuat
Kemandirian
Domestic Industry Energi
Competitive
Advantage
Domestic Energy
Energy Mix
Society
Approach.
Energy Portfolio Management
Strategy Theme
Akselerasi Peningkatan
Pemanfaatan Domestik
Electricity
Sector
Development Phase Approach
a. Percepatan pembangunan infrastruktur energi
b. Alokasi Energi (Gas, Coal) sebagai bagian
perkuatan pembangunan infrastruktur
c. Skema bisnis dengan penjaminan investasi
pengembang infrastruktur
d. Skema penyaluran efisien dan efektif untuk
competitiveness
e. Sinkronisasi dan sinergi dalam realisasi
55
Prioritas Pengembangan Energi
Memaksimalkan Penggunaan
energi terbarukan dengan
memperhatikan tingkat
keekonomian
Meminimalkan penggunaan
minyak bumi
Mengoptimalkan Pemanfaatan
Gas Bumi dan Energi terbarukan
Menggunakan batubara sebagai
andalan pasokan energi nasional
56
Arus Kebutuhan dan Pasokan
Minyak Bumi
57
Proyeksi Profil Produksi Minyak Bumi
58
Cadangan Minyak Bumi Nasional
Per Provinsi (2014)
59
Rencana Pilot Project EOR
60
Kebutuhan BBM dan Penambahan Kilang
61
Kapasitas Kilang
62
Arus Kebutuhan dan Pasokan
Gas Bumi
63
Kegiatan Pengelolaan Minyak Bumi
64
Proyeksi Profil Produksi Gas Bumi
65
Cadangan Gas Bumi Nasional
Per Provinsi (2014)
66
Kegiatan Pengelolaan Gas Bumi
Memastikan produksi gas bumi tidak kurang dari 6700 MMSCFD di tahun 2025
Mengurangi porsi ekspor menjadi < 20% di tahun 2025 dan tidak ada ekspor di
tahun 2035
Menyelesaikan kebijakan harga gas bumi
Memulihkan rasio pemulihan cadangan 100% di tahun 2025
Mempercepat penyelesaian proyek gas bumi
Mempercepat pembangunan infrasturktur gas
Melakukan komersialisasi prototype rig CBM (Coal Bed Methane)
Menetapkan harga gas yang kompetitip untuk konsumen dalam negeri guna
peningkatan nilai tambah
Mengendalikan impor LPG menjadi di bawah 50% di tahun 2050
67
Arus Kebutuhan dan Pasokan
Batubara
68
Proyeksi Profil Produksi Batubara
69
Energi Baru Terbarukan (EBT)
70
Kegiatan Pengelolaan EBT
71
Terima kasih
72
REGULASI/LEGISLASI PROGRAM KEMITRAAN / PENERAPAN SNI:ISO 50001
Melanjutkan penyusunan/perbaikan AUDIT ENERGI Penerapan ISO 50001: Sistem Manajemen
kebijakan regulasi di bidang konservasi Energi di Industri dengan pendampingan
energi Pelaksanaan Audit Energi ;
tenaga ahli nasional.;
Pelaksanaan Investment Grade Audit (IGA).
Penerapan kewajiban pelaksanaan
manajemen energi bagi perusahaan lebih
besar sama dengan 6.000 TOE/tahun
PENINGKATAN (sebanyak 150 obyek).
KESADARAN PUBLIK
Melaksanakan seminar/workshop,
penayangan iklan tentang penghematan
PENGEMBANGAN
energi di koran dan media elektronik, PJU HEMAT ENERGI
brosur, buletin dll
Melaksanakan Lomba Hemat Energi tingkat
PROGRAM Pengembangan PJU Cerdas pada 22 Kota
nasional dan berpartisipasi pada ASEAN KONSV. yang terpilih.
Energy Award for building and energy
management ENERGI
Melaksanakan Home and School Energy MONITORING RAN-GRK
Champion dan Program Sosialisasi Hemat Target RAN GRK sampai dengan 2020:
Energi di Lingkungan Sekolah Dasar 30 Juta Ton CO2