You are on page 1of 7

TUGAS KIMIA LINGKUNGAN

Daya Dukung dan Daya Tampung Sungai di Kota Padang

OLEH : Kelompok 12
1. Ade Fitri 16036001
2. Afria Yolanda 16036031
3. Armelia Ananda 16036003
4. Reza Amelia 16036035
5. Shinta Bella 16036059
6. Tika Indriani 16036023

Prodi : Kimia (NK)


Dosen :

1. Dr. Indang Dewata, M.Si


2. Hary Sanjaya, S.Si, M.Si

JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
Daya Tampung dan Daya Dukung Sungai di Kota Padang

A.Pengertian Daya Tampung Sungai

Daya tampung adalah kemampuan menerima penghuni dsb atau kemampuan suatu
tempat untuk ditempati (tt rumah, sungai, dsb).

Daya tampung sungai ialah Kemampuan sungai untuk menerima beban pencemaran tanpa
menyebabkan pencemaran pada air sungai tersebut.

Daya tampung pencemaran sungai adalah kemampuan air pada suatu sumber air,
untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi
cemar. Pencemaran air dapat terjadi adanya unsur/zat lain yang masuk kedalam air, sehingga
menyebabkan kualitas air menjadi turun. Unsur tersebut dapat berasal dari unsur non
konservativ (tergradasi) dan konservatif (unsur yang tidak tergradasi).

B. Pengertian Daya Dukung Sungai

Daya dukung sungai adalah Kemampuan sungai untuk mendukung proses


purifikasi alaminya tanpa menyebabkan pencemaran pada air sungai tersebut.

C. Daya Tampung Dan Daya Dukung Sungai Di Kota Padang

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) berkelanjutan sangat penting karena


berhubungan dengan banyak aspek antropogenik penggunaan sumber daya alam. Kualitas
sumber daya air merupakan isu pokok dalam pengelolaan DAS (Azzellino et al., 2008).
Pengelolaan DAS yang dilakukan secara tidak tepat akan meningkatkan jumlah DAS kritis.
Di Indonesia, setidaknya terdapat 60 DAS kritis yang perlu dikelola secara baik. Kekritisan
DAS dapat dilihat dari indikator luas lahan kritis, intensitas bencana banjir, tanah longsor dan
penurunan kualitas air (Kementerian Kehutanan, 2009).

Dalam konteks kualitas air, kekritisan DAS dapat ditekan dengan menurunkan beban
pencemar yang masuk ke dalam badan air. Besarnya penurunan beban pencemaran
ditentukan berdasarkan daya tampung lingkungan badan air terhadap beban pencemar.
Masalah yang sering muncul pada saat pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan
sumber-sumber pencemar serta pengelolaan pemanfaatan lahan di sekitar sungai adalah di
mana beban itu harus diturunkan, dari aktivitas apa dan berapa besarannya. Kepastian tentang
ketiga hal ini penting karena menyangkut kepentingan aktivitas ekonomi dan keselarasannya
dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Sungai Lembah Arau merupakan salah satu sungai yang memiliki fungsi yang sangat
strategis yang berada di kota Padang. Pada saat ini, sungai Lembah Arau dalam kondisi yang
cukup mengkhawatirkan akibat pencemaran yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang
dilakukan disepanjang sungai Lembah Arau. Mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan
dan fungsinya yang strategis, maka perlu dilakukannya studi terhadap daya tampung dan
daya dukung sungai Lembah Arau.

Penurunan daya tampung dan daya dukung sungai Lembah Arau akan menurunkan
kualitas airnya.Pencegahan penurunan kualitas sangat perlu dilakukan melalui pengelolaan
sungai yang baik. Pengelolaan sungai dimulai dari penentuan beban dan kualitas limbah
potensial yang masuk ke dalam sungai dan penentuan titik kritis atau titik pada sungai yang
memiliki kualitas air yang sangat rendah. Kedua hal ini yang menjadi dasar untuk mengetahui
daya tampung dan daya dukung sungai yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan
pengelolaan sumber daya air sungai sehingga perbaikan kondisi sungai dapat terwujud.

Pengelolaan sumber daya air yang akan dilakukan adalah pembatasan limbah yang
masuk melalui pembatasan jumlah penduduk, pembatasan kualitas dan kuantitas limbah
domestik yang masuk ke sungai Lembah Arau dan pembatasan limbah kegiatan instansional.
Selain itu juga dilakukan penentuan besarnya reduksi beban limbah yang harus dilakukan
terhadap air buangan yang akan dibuang ke sungai Lembah Arau dan pengaturan titik
discharge limbah sehingga purifikasi alami sungai dapat terjadi.

Pertimbangan daya dukung lingkungan dalam penataan ruang merupakan amanah


Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dan No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Salah satu
langkah kegiatan yang harus ditempuh dalam penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang adalah menentukan arah pengembangan yang akan dicapai dilihat dari daya
dukung dan daya tampung lingkungan. Daya dukung lingkungan hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lain. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup merupakan rangkaian upaya
untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan
dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.

Konsep daya dukung terhadap populasi manusia mulai diterapkan pada t ahun
1960an. Ditekankan bahwa kebiasaan mengkonsumsi oleh manusia sangat bervariasi
dibandingkan dengan jenis hewan, menyebabkan sangat sulit untuk menduga daya
dukung bumi bagi manusia. Oleh karena itu daya dukung lingkungan untuk kehidupan
manusia merupakan fungsi tidak hanya jumlah populasi, tetapi juga perbedaan tingkat
konsumsi yang dipengaruhi oleh teknologi produksi dan konsumsi.

Analisis daya dukung lingkungan aspek sumberdaya air dapat dilakukan melalui 4
(em pat) hirarki analisis, yaitu meliputi:
a. Penetapan status daya dukung lingkungan berbasis neraca air
b. Kajian sumberdaya iklim untuk pertanian (tipe agroklimat)
c. Analisis potensi suplai air
d. Kajian indikator degradasi sumberdaya air

Daya dukung wilayah dalam menyediakan air ditentukan oleh satuan wilayah
(misalnya Daerah Aliran Sungai - DAS) dari asupan curah hujan, yang menentukan jumlah
air permukaan maupun airtanah. Kuantitas air tersedia ditentukan oleh beberapa
parameter dalam perhitungan neraca air, yang meliputi karakteristik DAS seperti sifat
fisik tanah, jenis penggunaan lahan, pola drainase, kapasitas infiltrasi, kapasitas simpan
air, curah hujan, dan debit sungai. Ketersediaan air juga ditentukan oleh kualitas air
tersedia serta tingkat pencemaran air dari berbagai sumber. Dalam tulisan ini, aspek
kualitas air tidak dipertimbangkan lebih lanjut.

Daya dukung lingkungan berbasis neraca air suatu wilayah dapat diketahui dengan
menghitung kapasitas ketersediaan air pada wilayah tersebut, yang besarnya sangat
tergantung pada kemampuan menjaga dan mempertahankan dinamika siklus hidrologi
pada daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Upaya mempertahankan siklus hidrologi
secara buatan sangat ditentukan oleh kemampuan meningkatkan kapasitas simpan air,
baik penyimpanan secara "alami" melalui upaya rehabilitasi dan konservasi wilayah
hulu DAS, maupun secara "struktur buatan" seperti pembangunan waduk/bendungan,
embung, dan lainnya.

Pemanfaatan sumber-sumber air yang tidak terkendali dapat menyebabkan pasokan


air cenderung berkurang akibat inefisiensi pemakaian air baik untuk pertanian,
domestik, industri, dan lain-lain. Pengendalian status daya dukung air ditentukan oleh
kemampuan menjaga kapasitas simpan air, sistem distribusi (alokasi) air, serta
pemanfaatan/pemakaian air yang efisien, melalui penyediaan prasarana penyediaan
air.

Berdasarkan hal tersebut maka Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Kota
Padang bersama-sama dengan para pejabat struktural dan staf, menyusun Rencana
Strategis Tahun 2014-2019, yang merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di bidang lingkungan hidup berdasarkan
kondisi dan potensi daerah di Kota Padang.

Disamping pelayanan yang diberikan kepada masyarakat seperti tersebut di atas,


kinerja pelayanan bidang lingkungan hidup juga harus berpedoman pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008. Adapun Standar Pelayanan Minimal bidang
lingkungan hidup yang harus disediakan adalah :
1) Pengendalian pencemaran air dari sumber bergerak.
2) Pengendalian pencemaran udara dari sumber tidak bergerak.
3) Tindak lanjut Pengaduan Masyarakat atas adanya dugaan pencemaran lingkungan/ atau
perusak lingkungan
4) Penginformasian status kerusakan tanah untuk produksi biomassa

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD


Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Bapedalda Kota padang dalam 5
(lima) tahun kedepan untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai salah satu instansi
pemerintah Kota Padang, antara lain :
1. Peningkatan jumlah penduduk yang mempengaruhi kebutuhan ruang, air bersih dan
sanitasi
yang sekaligus beresiko terhadap kelangsungan sumberdaya alam.
2. Menurunnya daya dukung, fungsi dan kualitas lingkungan hidup kota akibat laju
pembangunan
yang meningkat, jumlah dan kepadatan penduduk yang semakin tinggi serta keterbatasan
lahan.
3. Pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah) yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
4. Lemahnya sanksi penegakkan hukum bidang lingkungan, inkonsistensi dan tumpang
tindihnya
peraturan perundangan pengelolaan lingkungan baik di tingkat pusat dan daerah serta
kurangnya koordinasi antar sektor.
5. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan
hidup.
6. Peningkatan terjadinya fenomena perubahan iklim seperti meningkatnya suhu ratarata
permukaan bumi, perubahan intensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujan/kemarau
dan kenaikan muka air laut.
7. Kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan hidup lintas sektor sehingga perbaikan
lingkungan hidup masih bersifat parsial.
Penutup
Dalam melakukan kajian daya dukung lingkungan aspek sumberdaya air, perlu
diawali dengan kaji ulang terhadap basis data yang telah ada, yang telah dihasilkan oleh
berbagai instansi terkait. Hal ini ,penting dilakukan oleh karena analisis yang mendalam
terhadap parameter sumberdaya air tertentu cenderung telah dilakukan oleh instansi yang
relevan. Sebagai contoh, Kementerian Pertanian dan beberapa Pemerintah Daerah telah
menyusun peta kekeringan dan rawan banjir. Peta-peta tersebut tentu menyajikan data dan
informasi yang sangat berarti, yang diperlukan dalam perencanaan pengembangan wilayah
tertentu terutama di Sungai Lembah Arau.

You might also like