Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
FITA ARDIANI
22020116220060
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan mulai hari Kamis, 2 April 2017 dan dilakukan di
rumah Ny. M
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Ny. Muryanti
2. Pendidikan Terakhir : SMP
3. Pekerjaan : Tukang Pijat
4. Alamat : RT 03 RW IV Kelurahan Pudak Payung,
Banyumanik
5. Telepon : 085742XXXXXX
6. Komposisi Keluarga :
Hub.
Status
No Nama Dengan Umur Tgl Lahir JK Status Pendidikan Pekerjaan
Kesehatan
KK
1. Tn. E Anak 40 25/10/1977 L Menikah SMA Wiraswasta -
2. Ny. E Anak 36 11/6/1981 P Menikah SMA Wiraswasta -
7. Genogram 3 generasi :
HT, HT,
Stroke Stroke
DM Tn. S
(46 th)
Ny. M
DM (58 th)
HT
Ny. H
Tn. E Tn. T
(38 th)
(40 th) (35 th)
Ny. E
An. A
(36 th)
(17 th)
An. D
(14 th)
Keterangan :
: Laki-laki meninggal : Klien
Teras
S
Kamar
Mandi
10 m
D. Struktur Keluarga
23. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Ny. M menggunakan pola komunikasi yang sifatnya terbuka.
Komunikasi yang dilakukan juga dua arah. Setiap ada masalah dalam
keluarga selalu didiskusikan dan diselesaikan secara kekeluargaan.
Ny. M menggunakan alat komunikasi berupa handphone untuk
berkomunikasi dengan anak-anaknya. Ny. M berkata, Anak-anak kan
setiap minggu kesini mbak. Kalau kangen ya telepon mbak, hampir
setiap hari sih mba telepon. Pas anak di rumah ya kita biasa ngobrol di
depan TV bareng-bareng mbak.
Ny. E berkata, Ibu sering telpon nanya kabar saya sama anak mbak. ya
diusahakan sering telpon ibu biar komunikasinya tetap baik mbak.
Kalau pas main kesini ya ngobrol bareng-bareng di depan TV mbak.
24. Struktur kekuatan keluarga
a. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain
Ny. M berkata, Ya diantara saya sama anak-anak nggak ada yang
terlalu dominan sih mbak, jadi punya pendirian masing-masing.
Tn. E berkata, Ya walaupun saya anak cowok tapi saya nggak suka
terlalu mempengaruhi ibu buat memilih apa yang saya pilih mbak,
setiap orang kan punya pendapat sendiri-sendiri.
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ny. M berkata, Ya di rumah kan sendirian mbak, jadi ya keputusan
diambil sendiri. Tapi kadang ya saya minta pendapat sama anak.
Tn. E berkata, Ibu itu orangnya jarang cerita kalau ada masalah
mbak, sukanya dipendam nanti tiba-tiba nangis gitu mbak. Jadi kalau
keputusan masalah-masalah kecil ya ibu ambil sendiri nanti kalau
ada masalah yang memang berat terus kita diceritain ya kita bantu
memikirkan solusinya mbak.
c. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan
Ny. M berkata, Ya itu kalau saya minta pendapat dari anak ya nanti
dikasih tahu baiknya gimana. Tapi menurut saya kalau saya punya
masalah ya diusahakan diselesaikan sendiri.
Ny. E berkata, Ya itu mbak, kalau ibu mau cerita ya kita bantu cari
solusinya mbak, tapi kalau ibu nggak cerita ya kan kita juga nggak
tau apa-apa ya mbak.
25. Struktur peran
a. Peran formal
Ny. M berkata, Saya ya ibu rumah tangga tapi kalau ada orang
minta bantu mijet ya mijet mbak dan kegiatan rumah dilakukan
sendiri.
Ny. M adalah ibu rumah tangga yang terkadang bekerja memijat.
Ny. M berperan ganda sebagai kepala keluarga juga karena
suaminya sudah meninggal dunia. Namun peran Ny. M terbatas
karena proses penyakit yang dideritanya.
b. Peran informal
Ny. M berkata, Saya ya mengajarkan anak-anak untuk selalu
beribadah dan berdoa sama Tuhan mbak. Kalo sama orang lain baik-
baik gitu biar dibaikin sama orang juga. Anak-anak juga sering cerita
sama saya kalau ada masalah mbak.
26. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dianut dalam keluarga Ny. M adalah saling
menghormati, menggunakan bahasa yang sopan dan saling memberi
kepada sesama. Ny. M juga selalu mengingatkan anak-anaknya untuk
selalu beribadah kepada Tuhan dan rutin ke gereka. Ny. M berkata,
Saya selalu mengajarkan kepada anak saya untuk baik-baik sama
orang lain, menghargai, sopan dan saling memberi ke sesama. Saya
juga selalu ngingetin biar anak-anak rutin ke gereja dan berdoa sama
Tuhan.
Ny. E berkata, Dari kecil ya diajari saling menghormati dan
menghargai mbak. Harus selalu beribadah juga sama Tuhan, biar Tuhan
sayang sama kita.
E. Fungsi Keluarga
27. Fungsi afektif
a. Gambaran diri anggota keluarga
Ny. M berkata, Ya saya puas dengan diri saya mbak. Saya
menerima diri saya apa adanya kok mbak.
b. Perasaan saling memiliki
Ny. M berkata, Kalau sama anak ya jelas sayang banget mbak,
sama cucu juga. Saya bersyukur anak-anak juga masih perhatian
sama saya.
Tn. E berkata, Kalau sama ibu ya jelas sayang mbak, orang tua
tinggal satu-satunya ya pasti dijaga mbak. Saya yakin ibu juga
sayang sama saya.
Ny. E berkata, Ya sayang sama ibu mbak, berusaha selalu ada buat
ibu kalau ibu membutuhkan. Ibu juga pasti sayang sama saya.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Ny. M berkata, Anak saya kalau telepon terus suara saya beda aja
tahu mbak kalau saya lagi sakit nanti langsung diminta periksa.
Habis periksa nanti ditanya lagi tadi dokter bilangnya apa.
Tn. E berkata, Biasanya minta ibu segera periksa kalau badannya
sudah terasa nggak enak mbak, takutnya kan ada apa-apa, tapi ya
semoga kan enggak ya mbak. Terus kasih semangat buat ibu.
Ny. E berkata, Ya semangatin ibu, selalu dengerin cerita ibu, dan
berusaha ada buat ibu.
d. Kedekatan antar keluarga
Ny. M berkata, Ya kita deket mbak, kalau anak ada masalah juga
minta nasehat ke saya mbak. Anak kan jauh jadi ya biar tetep deket
ya sering telepon.
Tn. E berkata, Ya kita semua dekat sih mbak, nggak musuh-
musuhan jadi ya ayem adem saja.
Ny. E berkata, Saya juga sering tukar pikiran sama mas saya jadi ya
tetep akur saja mbak.
28. Fungsi sosialisasi
Ny. M berkata, Hubungan di dalam keluarga baik-baik saja mbak.
Anak-anak kalau ada masalah ya cerita mbak. Saya selalu menasehati
biar menjaga keharmonisan keluarga. Tapi saya nggak pengen terlalu
ikut campur sama masalah rumah tangga anak mbak, nanti malah beda
pendapatnya. Saya juga selalu ingatkan agar baik-baik sama tetangga
sekitar. Kalau untuk masalah saya, kadang saya nggak enak mau cerita
sama anak takut membebani mereka mbak.
29. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (Hipertensi)
1) Pengertian
Ny. M berkata, Darah tinggi ya itu kalau pas ditensi itu tinggi
mbak, 140 itu sudah termasuk tinggi. Tapi yang ngeri itu yang
bawahnya itu lho mbak dulu saya pernah sampe 110 bawahnya.
Kalau batasnya saya kurang begitu tau sih mbak.
Tn. E berkata, Setau saya darah tinggi itu kalo tensinya lebih
dari 150 ya mbak.
Ny. E berkata, Ya saya taunya kalo darah tinggi itu ya tensinya
tinggi diatas 150 mbak.
2) Penyebab
Ny. M berkata, Saya kurang tau penyebabnya apa saja mbak,
tahunya ya karena makan daging, santan, stres, sama jarang
olahraga gitu mbak. Kalau saya mungkin karena keturunan
mbak.
Tn. E berkata, Penyebabnya bisa kebanyakan makan daging
kambing mbak, santan, sama jarang olahraga ya mbak.
Ny. E berkata, Kalau penyebabnya yang saya tau ya karena
banyak makan daging mbak, banyak pikiran terus kurang
istirahat.
3) Tanda dan gejala
Ny. M berkata, Ya tahunya pusing, sakit kepala, leher
belakangnya sakit terus pas ditensi itu tinggi mbak. Kalau saya
biasanya ngerasanya sakit kepala, pusing, sama leher belakang ini
kaku mbak. semenjak tau itu darah tinggi ya rutin kontrol tensi di
Posyandu mbak.
Tn. E berkata, Tanda-tandanya yang saya tau itu leher
belakangnya kaku terus pegel gitu mbak, pusing terus lemes
mbak.
Ny. E berkata, Setau saya tanda gejalanya ya pusing, sakit
kepala, leher belakangnya sakit mbak sama emosian.
4) Identifikasi tingkat keseriusan
Ny. M berkata, Darah tinggi itu serius mbak. Kalau nggak
minum obat ya tensinya langsung naik mbak. Iya asalkan
makannya diatur, minum obat sama pola hidupnya juga mbak jadi
nggak muncul komplikasi. Kadang kalau pengen makan makanan
pantangan itu susah mbak suka lupa, terus males olahraga mbak.
Kalau pusing itu sering mbak nanti saya langsung istirahat biar
badannya enakan lagi. Saya pengen ngerti cara atau terapi buat
mengontrol darah tinggi saya mbak.
Tn. E berkata, Ya darah tinggi serius mbak, soalnya kalau
kelewat kan bisa sampe stroke mbak. Minum obatnya harus
teratur, jangan sampe kelewat.
Ny. E berkata, Darah tinggi itu serius lho mbak, kalau sampe
stroke gimana bisa menyebabkan kematian juga. Makanya saya
sering ngingetin ibu buat jaga makannya sama istirahat yang
cukup.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
Ny. M berkata, Ya kalau sudah terasa pusing, leher belakangnya
kaku terus badannya nggak enak ya saya langsung periksa kalau pagi
ke Puskesmas kalau sore ke dokter mbak.
Ny. E berkata, Kalau pas telpon ibu bilang badannya nggak enak ya
saya saranin buat langsung ke dokter mbak biar sakitnya nggak
semakin bertambah.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. M berkata, Ya saya kan tinggal sendiri mbak, jadi ya selagi
saya mampu merawat diri saya ya saya lakukan sebisa saya, kalau
sudah benar-benar nggak bisa saya minta tolong anak atau menantu.
Setiap hari harus rutin minum obat biar nggak kumat darah tingginya
mbak. Saya juga rutin cek tensi setiap bulan kalau ada Posyandu
lansia itu mbak
Ny. E berkata, Kita kan tinggalnya nggak sama ibu ya mbak, jadi ya
paling sering ngingetin ibu hati-hati makannya. Kalau ibu sakit ya
kesini buat ngerawat ibu. Terus ingetin ibu buat rutin kontrol tensi di
Puskesmas atau dokter atau Posyandu.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ny. M berkata, Kalau saya tidur semua obat-obatan buat darah
tinggi, minyak gosok sama handphone harus disebelah saya mbak
biar gampang kalau tiba-tiba tengah malem butuh mbak. Terus nanti
kalau sudah bangun itu obat-obatannya ditaruh di tempat yang
gampang dijangkau mbak.
Ny. E berkata, Kalau pas kesini obat darah tingginya ibu habis atau
obat gosok ya sekalian dibelikan mbak biar pas ibu mau pakai sudah
ada.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny. M berkata, Ya itu mbak, setiap bulan ke Posyandu lansia cek
tensi terus kalau ada keluhan nanti dikasih obat juga. Kadang juga
saya ikut program prolanis di tempatnya dokter Erna, tapi tempatnya
agak jauh mbak.
Ny. E berkata, Ibu sering ke Posyandu kok mbak sebulan sekali
buat kontrol tensi. Kalau nggak di Posyandu ya di Puskesmas atau
dokter sekitar sini mbak.
30. Fungsi reproduksi
Ny. M berkata, Saya sudah menopause sejak umur 42 tahun mbak.
Kalau dulu KB nya pake KB pil mbak. Sejak bapak meninggal sudah
nggak KB lagi mbak.
Lahiran dua anak saya normal semua mbak, nggak ada yang operasi.
31. Fungsi ekonomi
Ny. M berkata, Ya dicukup-cukupin mbak. Yang penting tetap berdoa,
berusaha sama bersyukur. Tuhan tahu kok mbak kalau kita butuh rejeki
pasti dikasih.
Tn. E berkata, Puji Tuhan sampe sekarang masih bisa terpenuhi
kebutuhannya mbak, ya walaupun secara sederhana.
H. Pengkajian Psikiatrik
40. Konsep diri
a. Citra tubuh
Ny. M berkata, Saya ya menerima diri saya apa adanya mbak.
Bersyukur masih diberi kesehatan sama Tuhan.
b. Harga diri
Ny. M berkata, Saya merasa biasa aja sih mbak, nggak pernah
malu sama tetangga. Kenapa harus malu. Tetangga juga tahu kalau
saya kena darah tinggi.
c. Ideal diri
Ny. M berkata, Ya pengennya tekanan darah selalu terkontrol,
tetep diberi kesehatan. Jangan sampai masuk rumah sakit kaya dulu
itu.
d. Identitas diri
Ny. M berkata, Saya umurnya sudah 58 tahun, anaknya dua sudah
besar-besar cowok 1 cewek 1.
e. Peran diri
Ny. M berkata, Kalau di rumah ya jadi bapak jadi ibu mbak kan
bapak sudah nggak ada. Kalau sama cucu ya jadi nenek buat cucu-
cucu saya.
41. Status kesehatan mental
Status kesehatan mental pada Ny. M
Status mental Keterangan
Penampilan Penampilan rapi, baju tidak lusuh, memakai baju pendek
dan celana pendek.
Pembicaraan Pembicaraan dapat dimengerti, volume tidak terlalu keras,
tidak terlalu cepat, dapat menjawab pertanyaan dengan
baik, tidak membisu dan tidak gagap, kontak mata bagus.
Aktivitas motorik Lesu (-), Agitasi (-),Grimase (-), Tremor (-), Kompulsif (-).
Ny. M tidak melakukan aktivitas apapun saat dilakukan
pembicaraan
Alam perasaan Ny. M berkata, Kalau lagi senggang gini ya paling nonton
TV mbak, atau telpon anak. Kadang kepikiran sama darah
tinggi saya sih mbak tapi ya mau gimana mbak yang
penting tetep minum obat sama berdoa saja
Ny. M tampak menangis saat mengatakan bahwa dirinya
tidak ingin membebani anak-anaknya dan lebih banyak
memendam perasaan.
Afek Tepat (appropriate)
Interaksi Dapat kooperatif
Persepsi sensori Tidak mengalami halusinasi
Proses pikir Tidak ada gangguan proses pikir
Isi pikir Tidak ada waham
Tingkat kesadaran Komposmentis
Memori Tidak ada gangguan memori jangka panjang maupun
jangka pendek
Tingkat konsentrasi dan Tingkat konsentrasi dan berhitung baik
berhitung
Kemampuan penilaian Normal
Daya tilik diri Ny. M menyadari bahwa dirinya mengalami tekanan darah
tinggi atau hipertensi
Keterangan :
20 34 = Tidak kesepian
35 49 = Kesepian ringan
50 64 = Kesepian sedang
65 80 = Kesepian berat
Dari hasil pengkajian resiko kesepian didapatkan skor dari Ny. M
adalah 27. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ny. M tidak mengalami
kesepian.
I. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan tekanan darah pada Ny. M :
2 April 2017 : 150/100 mmHg
4 April 2017 : 140/90 mmHg
- Obat yang dikonsumsi Ny. M :
Amlodipine 1 x 5 mg
K. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada Ny. M
No. Pemeriksaan Ny. M
1. Keadaan Umum KU baik
Kesadaran composmentis
Ny. M berkata, saya baik-baik saja mbak,
sekarang ini lagi nggak pusing mbak.
2. Tanda-tanda Vital TD : 140/90 mmHg
Nadi : 84 kali/ menit
RR : 21 kali/ menit
Suhu : 36,8oC
3. Kepala Inspeksi
Bentuk kepala Mesochepal, penyebaran
rambut merata, rambut bersih dan berwarna
hitam beruban, tidak ada lesi, tidak lepek
dan tidak berketombe.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
4. Mata Inspeksi
Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak
anemis,sklera tidak ikterik, bola mata
berwarna hitam, pupil isokor, persebaran
bulu mata dan alis merata, tidak ada lesi
Palpasi
Tidak terdapat tonjolan pada kelopak mata
5. Telinga Inspeksi
Bentuk simetris, tidak terdapat lesi dan
tidak ada sekret. Fungsi pendengaran baik
dan tidak menggunakan alat bantu dengar.
Ny. M berkata, Kadang kalau malam
telinganya menging gitu mbak, tapi jarang
sih.
Palpasi
Tidak ada krepitasi dan nyeri tekan.
6. Hidung Inspeksi
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan
warna kulit sekitar, tidak terdapat lesi, tidak
menggunakan alat bantu pernapasan.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
7. Mulut Inspeksi
Mukosa bibir lembab, bibir berwarna
kemerahan, tidak ada pembesaran tonsil,
tidak ada perdarahan pada gusi, beberapa
gigi sudah tanggal, dan nafas tidakberbau.
Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan
pada daerah mulut.
8. Leher Inspeksi
Warna kulit sama dengan warna kulit
sekitar, tidak terdapat lesi dan jaringan
parut, dan tidak tampak pembengkakan
pada kelenjar tiroid.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
parotis
9. Dada dan Paru Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi
dan ekspansi dada kanan dan kiri sama/
Palpasi
Ekspansi dada kanan dan kiri sama dan
taktil fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi
Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang
paru.
Auskultasi
Terdengar bunyi vesikuler di kedua lapang
paru.
10. Jantung Inspeksi
Tidak tampak ictus cordis.
Palpasi
Teraba detak jantung pada intercosta ke 5.
Perkusi
Terdengar bunyi pekak atau dullness pada
batas jantung.
Auskultasi
Terdengar bunyi S1 dan S2 reguler, tidak
terdengar bunyi jantung tambahan.
Auskultasi
Bising usus 11 kali/menit.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi
Bunyi redup pada abdomen kanan atas
(hati), bunyi timpani pada abdomen bagian
kiri atas (lambung).
12. Payudara Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba
adanya benjolan.
13. Ekstremitas Atas Inspeksi
Tidak terdapat lesi dan tidak ada sianosis.
Palpasi
Capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat, tidak terdapat luka dan
edema.
Kekuatan otot
5 | 5
14. Ekstremitas Bawah Inspeksi
Tidak terdapat lesi dan tidak tampak
sianosis.
Palpasi
Capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat, tidak terdapat luka,
edema maupun fraktur.
Kekuatan otot
5 | 5
B. Riwayat Penyakit
TB : 155 cm
BB : 61 kg
IMT : 25,39 (kategori : normal)
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Lama menderita hipertensi : + 5 tahun
Komplikasi yang dialami :-
Fasilitas kesehatan yang digunakan : Praktik dokter, Puskesmas, Posyandu
Obat yang dikonsumsi : Amlodipine 1 x 5 mg
E. Kemampuan Koping
V Berbicara dengan orang lain ketika ada masalah
- Marah-marah saat stres
V Diam ketika sedang stres atau banyak pikiran
- Sulit tidur atau sering terbangun ketika tidur
- Kurang dapat berkonsentrasi
V Tekanan darah sering meningkat
- Ketidakmampuan mengatasi masalah
- Ketidakmampuan mencari bantuan
- Kurang melakukan aktivitas sosial
- Bekerja / beraktifitas fisik berlebihan
- Ketidakmampuan menerima informasi dari orang lain
- Merokok saat stress
- Minum alkohol saat stress
- Sering melamun
V Sering menangis
V Sering merasa bosan
- Menyakiti diri sendiri
Semarang,
Perawat
....................................
POHON MASALAH I
Diagnosa Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada Ny. M :
Hipertensi b.d Perilaku Beresiko
Effect
Tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol
Core Problem
Ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri pada Ny. M : Hipertensi
Causa
Perilaku Beresiko
POHON MASALAH II
Diagnosa Ketidakefektifan koping pada Ny. M b.d Sumber yang tersedia tidak
adekuat
Effect
Ketidakmampuan koping keluarga
Core Problem
Ketidakefektifan koping pada Ny. M
Causa:
Sumber yang tersedia tidak adekuat
II. ANALISA DATA
No Hari / Tanggal Data Etiologi Masalah
1. Selasa, 4 April DS : Perilaku Beresiko Ketidakefektifan
2017 - Ny. M berkata, Kalo darah tinggi itu sekitar 5 Manajemen Kesehatan
tahun yang lalu mbak. Diri pada Ny. M :
- Ny. M berkata, Ya biar nggak kambuh darah Hipertensi (00078)
tingginya ya saya banyak istirahat mbak biar
nggak kecapekan. Saya juga nggak makan daging
kambing dan sapi mbak sama makanan bersantan
juga sudah dikurangi mbak. Ngurangin
gorengannya itu loh mbak yang susah.
- Tn. E berkata, Iya mbak sering saya bilangin
biar nggak capek-capek terus makanannya juga
dijaga jadinya darah tingginya ngga sering kumat
mbak.
- Ny. M berkata, Bapak sama ibu saya dulu kena
darah tinggi juga mbak. Sampe kena stroke mbak.
Kakak saya yang laki-laki juga kena penyakit
gula mbak.
- Ny. M berkata, Darah tinggi ya itu kalo pas
ditensi itu tinggi mbak, 140 itu sudah termasuk
tinggi. Tapi yang ngeri itu yang bawahnya itu lho
mbak dulu saya pernah sampe 110 bawahnya.
Kalo batasnya saya kurang begitu tau sih mbak.
- Tn. E berkata, Setau saya darah tinggi itu kalo
tensinya lebih dari 150 ya mbak.
- Ny. E berkata, Ya saya taunya kalo darah tinggi
itu ya tensinya tinggi diatas 150 mbak.
- Ny. M berkata, Saya kurang tau penyebabnya
apa saja mbak, tahunya ya karena makan daging,
santan, stres, sama jarang olahraga gitu mbak.
Kalau saya mungkin karena keturunan mbak
- Tn. E berkata, Penyebabnya bisa kebanyakan
makan daging kambing mbak, santan, sama
jarang olahraga ya mbak.
- Ny. E berkata, Kalau penyebabnya yang saya tau
ya karena banyak makan daging mbak, banyak
pikiran terus kurang istirahat.
- Ny. M berkata, Ya tahunya pusing, sakit kepala,
leher belakangnya sakit terus pas ditensi itu tinggi
mbak. Kalau saya biasanya ngerasanya sakit
kepala, pusing, sama leher belakang ini kaku
mbak
- Tn. E berkata, Tanda-tandanya yang saya tau itu
leher belakangnya kaku terus pegel gitu mbak,
pusing terus lemes mbak.
- Ny. E berkata, Setau saya tanda gejalanya ya
pusing, sakit kepala, leher belakangnya sakit
mbak sama emosian.
- Ny. M berkata, Kadang kalo pengen makan
makanan pantangan itu susah mbak suka lupa,
terus males olahraga mbak.
- Ny. M berkata, Saya makannya teratur mbak.
Saya lebih suka makan nasi daripada ngemil gitu.
Sehari kadang makan sampai 4 kali mbak. Tapi
biasanya 3 kali sih mbak. Pagi biasanya makan
jam setengah 7, siang jam 12 sama malem jam 6
sore. Kalau makan ya pakai nasi, lauk, sama
sayur. Saya nggak suka makan daging seringnya
pakai tahu tempe atau telur. Lauknya biasanya
digoreng mbak soalnya yang gampang. Pakai
garamnya ya masih kaya biasanya mbak soalnya
saya suka yang asin. Kalau minuman saya selalu
minum air putih kadang sehari bisa sampai 3 liter
mbak, kalau kopi nggak suka, kalau teh jarang
mbak nggak setiap hari.
- Ny. M berkata, Saya jarang sekali olahraga
mbak, paling kalo badannya lagi nggak enak nanti
kaya latihan yoga sendiri gitu depan pintu.
Kadang juga ikut prolanis di tempatnya dokter
Erna.
DO :
TTV Ny. M
- Tekanan darah 140/90 mmHg
- Nadi 84 x/menit
- Nafas 21 x/menit
2. Selasa, 4 April DS : Sumber yang tersedia Ketidakefektifan koping
2017 - Ny. M berkata, Saya tinggal sendirian mbak, tidak adekuat pada Ny. M (00069)
suami saya sudah meninggal dan anak-anak saya
sudah pada berkeluarga tinggalnya di Semarang
bawah.
- Tn. E berkata, Ibu itu orangnya jarang cerita
kalau ada masalah mbak, sukanya dipendam nanti
tiba-tiba nangis gitu mbak. Jadi kalau keputusan
masalah-masalah kecil ya ibu ambil sendiri nanti
kalau ada masalah yang memang berat terus kita
diceritain ya kita bantu memikirkan solusinya
mbak.
- Ny. M berkata, Ya itu kalau saya minta pendapat
dari anak ya nanti dikasih tahu baiknya gimana.
Tapi menurut saya kalau saya punya masalah ya
diusahakan diselesaikan sendiri.
- Ny. E berkata, Ya itu mbak, kalau ibu mau cerita
ya kita bantu cari solusinya mbak, tapi kalau ibu
nggak cerita ya kan kita juga nggak tau apa-apa
ya mbak.
- Ny. M berkata, Saya nggak pengen terlalu ikut
campur sama masalah rumah tangga anak mbak,
nanti malah beda pendapatnya. Saya juga selalu
ingatkan agar baik-baik sama tetangga sekitar.
Kalau untuk masalah saya, kadang saya nggak
enak mau cerita sama anak takut membebani
mereka mbak.
- Ny. M berkata, Ya saya sebenernya jarang cerita
masalah saya ke anak mbak, kalau memang
bener-bener kepepet cerita nanti saya cerita ke
anak saya.
- Ny. E berkata, Kalau ibu tiba-tiba nangis itu
berarti sedang ada masalah mbak, nanti coba saya
tenangkan terus habis itu baru diceritain tentang
masalahnya mbak.
DO :
- Ny. M tampak menangis saat mengatakan bahwa
dirinya tidak ingin membebani anak-anaknya dan
lebih banyak memendam perasaan.
Dampak :
Dampak yang dapat ditimbulkan jika tidak
dilakukan tindak lanjut adalah munculnya
komplikasi dari hipertensi seperti penyakit
jantung, stroke, gangguan penglihatan dan
gangguan pada ginjal.
Keefektifan intervensi :
Intervensi yang tepat akan membantu
menurunkan risiko terjadinya komplikasi lebih
lanjut. Intervensi yang dapat diberikan pada klien
dengan hipertensi seperti pendidikan kesehatan,
diit hipertensi, terapi (jika diperlukan) dan
pengecekan tekanan darah secara rutin (dua kali
dalam seminggu).
2. 4 April 2017 Ketidakefektifan Medium Urgensi : Fita
koping pada Ny. priority Masalah keperawatan ketidakefektifan koping
M berhubungan diri penting untuk ditegakkan, karena Ny. M
dengan sumber tinggal sendirian sehingga membutuhkan orang
yang tersedia lain untuk berceritakan masalah yang dialaminya
tidak adekuat agar tidak sering memendam perasaan. Hal
tersebut dapat membuat Ny. M banyak pikiran
dan menjadikan salah satu pemicu hipertensi
yang dialami Ny. M.
Dampak :
Dampak yang dapat ditimbulkan apabila tidak
dilakukan tindak lanjut maka dapat menyebabkan
tekanan darah tidak terkontrol.
Keefektifan intervensi :
Intervensi yang tepat untuk diberikan adalah
dengan menurunkan stress atau masalah yang
dialami Ny. M dan menjadikan koping efektif
sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
V. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan Kode
No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Umum Khusus NIC
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 5510 Pendidikan Kesehatan
manajemen kesehatan diri tindakan keperawatan tindakan keperawatan - Berikan pendidikan kesehatan
pada Ny. M berhubungan selama 4 minggu, masalah selama 6 bulan, kepada klien mengenai hipertensi
dengan perilaku beresiko ketidakefektifan diharapkan perilaku dan diet hipertensi dengan
(00078) manajemen kesehatan diri beresiko Ny. M tentang menggunakan media leaflet
: hipertensi pada Ny. M perawatan hipertensi
menjadi efektif dengan menjadi perilaku tidak 0200 Peningkatan Latihan
kriteria hasil : beresiko dengan kriteria - Motivasi klien untuk mengubah
hasil : perilaku dari perilaku tidak sehat
Tekanan darah terkontrol - Ny. M mengurangi menjadi perilaku sehat
dengan sistole 140 159 konsumsi garam - Anjurkan klien untuk melakukan
dan diastole 90 99 menjadi sendok olahraga seperti jalan pagi atau
mmHg teh dalam sehari senam lansia untuk hipertensi dua
- Ny. M menghindari kali dalam seminggu
makanan berlemak - Anjurkan klien untuk mengatur diet
(santan, gorengan hipertensi
dan mentega) dari
sering menjadi 6680 Pemantauan Tanda-Tanda Vital
kadang-kadang - Monitor tekanan darah klien secara
- Ny. M berolahraga rutin (dua kali dalam seminggu)
seperti mengikuti - Catat adanya perubahan tekanan
senam lansia untuk darah klien
tekanan darah tinggi
minimal satu kali 5602 Pengajaran : Proses Penyakit
dalam seminggu - Ajarkan klien mengenai tindakan
- Ny. M dapat untuk mengontrol atau
melakukan senam meminimalkan gejala (SEFT)
lansia secara mandiri - Instruksikan klien mengenai
tindakan untuk mencegah atau
meminimalkan efek samping
penanganan dari penyakit
2. Ketidakefektifan koping Setelah dilakukan Setelah dilakukan 5230 Peningkatan Koping
pada Ny. M berhubungan tindakan keperawatan tindakan keperawatan - Bina hubungan saling percaya
dengan sumber yang selama 4 minggu selama 6 bulan, - Bantu klien dalam mengidentifikasi
tersedia tidak adekuat diharapkan koping Ny. M diharapkan : sumber-sumber dukungan yang
(00069) menjadi efektif dengan - Ny. M mampu tersedia untuk meningkatkan
kriteria hasil : mengidentifikasi koping
- Ny. M mampu pola koping yang - Dukung aktivitas-aktivitas sosial
melakukan koping efektif dan komunitas
adaptif yang berfokus - Ny. M - Dukung penggunaan sumber-
pada spiritual dan mengekspresikan sumber spiritual
sosial perasaan dan - Dorong klien untuk
kebebasan emosional mengungkapkan yang dirasakan
terhadap anggota keluarga
- Bantu klien mengidentifikasi
koping yang efektif
Tekanan Darah
160
140
120
100
80 Sistol
60 Diastol
40
20
0
02-Apr 09-Apr 16-Apr 23-Apr 30-Apr 07-May
Kognitif
18
16
14
12
Axis Title
10
8
6
4
2
0
Pre Post
Langkah ROP
12
10
8
Axis Title
6
4
2
0