You are on page 1of 74

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA NY.M DENGAN MASALAH KESEHATAN


HIPERTENSI DI RT 03 RW IV KELURAHAN PUDAK PAYUNG
KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik Keperawatan Keluarga


Dosen Pembimbing : Ns. Nurullya Rachma, M.Kep., Sp. Kep.Kom

Oleh :
FITA ARDIANI
22020116220060

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA NY. M DENGAN MASALAH KESEHATAN
HIPERTENSI DI RT 03 RW IVKELURAHAN PUDAK PAYUNG
KECAMATAN BANYUMANIK

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan mulai hari Kamis, 2 April 2017 dan dilakukan di
rumah Ny. M
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Ny. Muryanti
2. Pendidikan Terakhir : SMP
3. Pekerjaan : Tukang Pijat
4. Alamat : RT 03 RW IV Kelurahan Pudak Payung,
Banyumanik
5. Telepon : 085742XXXXXX
6. Komposisi Keluarga :

Hub.
Status
No Nama Dengan Umur Tgl Lahir JK Status Pendidikan Pekerjaan
Kesehatan
KK
1. Tn. E Anak 40 25/10/1977 L Menikah SMA Wiraswasta -
2. Ny. E Anak 36 11/6/1981 P Menikah SMA Wiraswasta -
7. Genogram 3 generasi :
HT, HT,
Stroke Stroke

DM Tn. S
(46 th)

Ny. M
DM (58 th)
HT

Ny. H
Tn. E Tn. T
(38 th)
(40 th) (35 th)
Ny. E
An. A
(36 th)
(17 th)

An. D
(14 th)

Keterangan :
: Laki-laki meninggal : Klien

: Perempuan meninggal : Garis keturunan

: Laki-laki : Garis pernikahan

: Perempuan : Tinggal serumah


8. Tipe Keluarga :
Ny. M berkata, Saya tinggal sendirian mbak, suami saya sudah
meninggal dan anak-anak saya sudah pada berkeluarga tinggalnya di
Semarang bawah.
Tipe keluarga Ny. M adalah Single Adult Family atau keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
ditinggal mati.
9. Budaya
a. Suku bangsa
Ny. M mengatakan, Saya asli Semarang mbak, tapi saya dulu
tinggalnya di dekat rumah sakit Elisabeth. Terus saya pindah kesini
karena ingin menikmati hawa yang dingin sambil menikmati hari tua
mbak.
Tn. E berkata, Iya mbak kami asli orang Jawa dan asli Semarang
mbak.
b. Bahasa yang digunakan
Ny. M berkata, Kalau komunikasi sehari-hari pakai Bahasa Jawa
atau Bahasa Indonesia mbak sama anak, menantu atau cucu.
Tn. E berkata, Ya kalau komunikasi sama ibu biasanya pakai
bahasa Jawa atau bahasa Indonesia mbak.
c. Pantangan
Ny. M berkata, Di dalam keluarga nggak ada pantangan mbak,
makanan yang saya pengen ya saya makan mbak. Kadang sampai
lupa punya darah tinggi.
Tidak ada kepercayaan yang dianut Ny. M terkait makanan
pantangan. Makanan yang ada lebih cenderung mengurangi
konsumsi makanan yang dapat memicu darah tinggi.
d. Kebiasaan budaya
Ny. M berkata, Nggak ada yang aneh-aneh kok mbak, ya paling
kumpul biasa kalo mau buat acara kaya panitia gitu
Rata-rata orang yang tinggal di RT 03 merupakan orang Jawa, tidak
ada budaya ataupun kegiatan atau kebiasaan yang bertentangan
dengan kesehatan yang dilakukan di sekitar rumah Ny. M.
10. Agama
a. Agama
Ny. M berkata, Saya sekeluarga agamanya Kristen mbak.
Seluruh anggota keluarga Ny. M beragama Kristen.
b. Kegiatan rutin keagamaan
Ny. M berkata, Ya kalo setiap hari Minggu, Senin sama Rabu ya
pergi ke Gereja mbak. Kalau hari minggu ke gerejanya bareng sama
anak saya mbak.
Ny. M selalu pergi ke Gereja setiap hari Minggu, Senin dan Rabu
untuk ibadah walaupun sedang tidak enak badan.
c. Persepsi anggota keluarga tentang agama
Ny. M berkata, Agama itu penting ya mbak. Saya kan juga punya
penyakit, selalu berdoa sama Tuhan biar diberikan kesehatan terus.
Kita punya Tuhan mbak, jadi kalau apa-apa yang cerita sama Tuhan,
minta sama Tuhan. Ya percayakan saja semuanya sama Tuhan.
Ny. M menganggap semua yang terjadi atas kehendak Tuhan dan
jika ada masalah lebih baik berdoa.
Tn. E berkata, Agama itu ya seperti pegangan hidup mbak, biar
hidupnya tentram dan damai harus beribadah sama Tuhan.
d. Kepercayaan dan nilai-nilai agama
Ny. M berkata, Saya pasrah mbak orangnya, ya nggak takut apa-apa
lagi, kan ada Tuhan. Kalau ada masalah ya berdoa dan ceritanya
sama Tuhan. Sakit ini juga kan atas kehendak Tuhan.
Ny. M tidak merasa takut karena percaya bahwa segala yang terjadi
adalah kehendak dari Tuhan.
11. Status sosial ekonomi keluarga
a. Kelas sosial
Keluarga Ny. M merupakan keluarga sejahtera tipe II, dimana
keluarga Ny. M dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan psikologinya.
b. Penghasilan anggota keluarga
Ny. M berkata, Penghasilan saya ya tidak tentu mbak tergantung
dari hasil mijet sama tambahan dari anak. Ya kira-kira mungkin satu
jutaan mbak. Ya dicukup-cukupin buat semuanya.
Tn. E berkata, Kalau sebulan ya kurang lebih sekitar dua juta mbak,
itu nanti sama buat ibu juga.
c. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Ny. M berkata, Ya uang hasil mijet sama dari anak itu mbak, ya
buat belanja untuk makan sehari-hari sama kebutuhan lain.
d. Tabungan / asuransi
Ny. M berkata, Kalau tabungan saya nggak ada mbak, paling
nyimpen uang di rumah saja.
Saya punya asuransi kesehatan BPJS mbak. Lumayan lah mbak
kalau periksa ke dokter jadinya nggak usah bayar.
12. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga
a. Rekreasi di dalam rumah
Ny. M berkata, Saya jarang keluar rumah mbak, ya paling kalau di
rumah ya hiburannya nonton TV. Kalau sudah nempel sama TV ya
sudah mbak anteng.
b. Rekreasi di luar rumah
Ny. M berkata, Paling pergi keluar kalau diajak sama anak mbak,
jalan-jalan atau makan bersama di luar. Saya senang mbak rasanya
kalau bisa kumpul sama anak, menantu sama cucu.
Tn. E berkata, Ya kalau lagi pengen jalan-jalan keluar ya sekalian
ngajakin ibu mbak, biar sama-sama seneng.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
13. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. M adalah tahap VIII yaitu keluarga
dalam masa pensiun dan lansia. Dimana Ny. M tinggal sendiri dengan
usia 58 tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Ny. M berkata, Saya ini orangnya hemat dan disiplin mbak, jadi
kalau sehari cuma punya uang sedikit ya sebisa mungkin saya
sisihkan untuk besoknya. Kalau nggak gitu nanti pas lagi nggak ada
uang kan susah mbak.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Ny. M berkata,Ya gini mbak, semenjak bapak nggak ada ya kalo
ada tetangga minta tolong buat pijet ya saya kesana mbak. Kalo
cuma ngandalin anak kan juga nggak bisa mbak, kebutuhan anak
banyak juga. Jadi pinter-pinter ngatur keuangannya mbak.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
Ny. M berkata, Ya semenjak bapak meninggal ya sudah mbak.
Sekarang saya sudah ikhlas. Saya sudah tua ya sudah tinggal
menikmati masa tua sama melihat perkembangan anak mbak sudah
nggak mikir menikah lagi.
Ya saya sering berdoa buat bapak disana mbak.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
Ny. M, Ya nggak apa-apa mbak bapak sudah nggak ada kan masih
ada anak-anak, menantu sama cucu.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Ny. M berkata, Masih baik semua mbak, seneng saya karena anak
saya akur semua dan kalau lagi kumpul ya akur mbak. Saya juga
nganggep menantu kaya anak sendiri mbak jadi menantu ya nyaman
mbak.
Tn. E berkata, Kalau sama adik ya akur mbak, tapi sering telponan.
Sama ibu juga sering telpon malah hampir setiap hari.
14. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tahap perkembangan dalam tahap VIII ini sudah dipenuhi oleh
keluarga Ny. M.
15. Riwayat keluarga inti
a. Proses pembentukan keluarga
Keluarga Ny. M terbentuk sejak 41 tahun yang lalu, yang terdiri dari
suami, istri dan dua anak (satu laki-laki dan satu perempuan).
Namun pada tahun 2007 suami Ny. M meninggal dunia. Ny. M
berkata, Saya nikah sekitar tahun 1976 mbak, pas umur 17 tahunan
mbak, masih muda banget waktu itu. Umur 18 tahun saya punya
anak, setelah punya dua anak terus saya KB ikut yang pil mbak.
b. Riwayat kesehatan anggota keluarga inti
Riwayat kesehatan Ny. M :
Ny. M memiliki riwayat penyakit hipertensi. Ny. M mengatakan
bahwa dirinya memiliki riwayat hipertensi dari kedua orang tuanya.
Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil
pemeriksaan 150/100 mmHg.
Hal ini dikatakan oleh Ny. M, Saya pernah operasi usus buntu mbak
tapi saya lupa tahun berapa. Dulu juga saya pernah masuk rumah
sakit karena diare. Terus kalau darah tinggi itu sekitar 5 tahun yang
lalu mbak. Darah tingginya mungkin keturunan dari kedua orang tua
saya ya mbak. Oya saya juga vertigo mbak, tapi sudah sekitar satu
tahun ini sudah nggak pernah kumat lagi mbak.
c. Pehatian terhadap pencegahan penyakit
Ny. M berkata, Ya biar nggak kambuh darah tingginya ya saya
banyak istirahat mbak biar nggak kecapekan. Saya juga nggak
makan daging kambing dan sapi mbak sama makanan bersantan juga
sudah dikurangi mbak. Ngurangin gorengannya itu loh mbak yang
susah.
Tn. E berkata, Iya mbak sering saya bilangin biar nggak capek-
capek terus makanannya juga dijaga jadinya darah tingginya ngga
sering kumat mbak.
d. Sumber pelayanan kesehatan
Ny. M berkata, Saya kalo sakit ya ke dokter mbak. Biasanya ke
dokter Dhita atau dokter Erna itu mbak. Setiap bulan juga saya rutin
ke Posyandu Lansia. Disana ditensi mbak kalau tensinya tinggi ya
dapet obat.
e. Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan
Ny. M berkata, Ya selama ini saya periksa di dokter, Puskesmas
atau Posyandu ya puas sih mbak. Petugasnya baik jadinya nggak
kapok kalau mau periksa.
16. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
1) Keluarga laki-laki
Ny. M berkata, Suami saya anak kedua dari tiga bersaudara
mbak, saudara-saudaranya sudah meninggal. Saya kurang tau
mbak itu meninggalnya kenapa. Kalau bapak dulu kena penyakit
gula mbak
2) Keluarga perempuan
Ny. M berkata, Bapak sama ibu saya dulu kena darah tinggi
juga mbak. Sampe kena stroke mbak. Kakak saya yang laki-laki
juga kena penyakit gula mbak. Kalau anak-anak puji Tuhan
sehat mbak paling flu aja.
b. Konflik antar keluarga pasangan
Ny. M berkata, Baik-baik aja kok mbak, sama kakak ipar ya akur-
akur saja mbak.
c. Riwayat hubungan keluarga
Kalo sama anak ya baik mbak, seminggu sekali anak main kesini
sama cucu juga. Semuanya baik-baik saja mbak nggak ada yang
musuhan.
C. Pengkajian Lingkungan
17. Karakteristik rumah
a. Status rumah
Ny. M berkata, Ini rumah sendiri mbak. Dulu sebelum menikah ya
tinggal di dekat rumah sakit Elisabeth itu mbak terus pindah kesini
tahun 2003.
b. Tipe rumah
Tipe rumah Ny. M adalah tipe 45 dengan luas bangunan kurang
lebih 65 m2. Adapun ruangan pada rumah tipe ini antara lain 3 kamar
tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, ruang keluarga dan teras rumah
yang cukup luas.
c. Perincian denah rumah
Ny. M berkata, Kalo tanahnya ya sekitar 65m2, kalo luas rumahnya
sendiri saya nggak hafal mbak. Ini di samping ada kamar tidur 2,
terus ini ruang TV, sebelah situ ada 1 kamar tidur lagi sama dapur
terus kamar mandi.
d. Jumlah ruangan
Jumlah ruangan di rumah Ny. M sebanyak 7 ruangan yang terdiri
dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu yang
digabung dengan ruang keluarga dan teras depan.
e. Jumlah jendela
Jumlah jendela di rumah Ny. M ada 10 yang berada di setiap kamar,
dapur, ruang tamu dan ruang TV.
f. Pemanfaatan ruangan
Ruangan di rumah Ny. M sudah dimanfaatkan dengan baik sehingga
tidak ada ruangan yang kosong maupun terlalu penuh.
g. Peletakan perabotan rumah tangga
Perabotan rumah tangga di rumah Ny. M sudah diletakkan dengan
posisi yang baik sehingga tidak mengganggu aktivitas di dalam
rumah dan tidak membahayakan.
h. Keadaan rumah
Ny. M berkata, Nggak ada jentik-jentik nyamuk di bak kamar
mandi mbak.
Rumah keluarga Ny. M tampak bersih. Ruang tamu merangkap
sebagai ruang keluarga, terdapat televisi, dua meja dan kursi di ruang
tamu.
i. Jenis septic tank
Ny. M berkata, Ya kalo septic tank ya ada mbak, tapi saya gatau itu
jenis apa. Kalo WC nya pake WC jongkok mbak.
j. Jarak septic tank dengan sumber air
Ny. M berkata, Ya kalo jaraknya sekitar 5 meter mbak antara septic
tank sama sumber air.
k. Sumber air minum yang digunakan
Ny. M berkata, Kalo air minum ya pake air sumur itu mbak kan
airnya juga bersih kalo disini mbak.
l. Kondisi air
Kondisi air di rumah Ny. M bersih, bening, tidak berbau dan tidak
berwarna.
m. Keadaan umum sanitasi rumah
Ny. M berkata, Ya dibelakang sama di samping itu ada selokan
mbak. Selokannya lancar kok nggak mampet.
n. Sistem pembuangan sampah
Ny. M berkata, Kalau sampah ya saya kumpulkan terus kalau sudah
banyak nanti saya bakar mbak.
o. Perasaan subyektif terhadap rumah
Ny. M berkata, Ya betah mbak disni, sudah lama juga disini. Adem
mbak kalau disini jadi nyaman.
p. Bahaya keamanan
Ny. M berkata, Disini aman kok mbak, ya walaupun nggak ada
ronda tapi aman-aman saja kok mbak.
q. Kepuasan anggota keluarga dengan penataan rumah
Ny. M berkata, Ya kalau saya sih puas mbak, soalnya nggak ribet
juga jadi gampang natanya mbak.
Tn. E berkata, Kalau saya ya puas-puas aja mbak, yang penting ibu
nyaman dan nggak ribet.
r. Pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan terkait
lingkungan
Ny. M berkata, Ya kalau rumahnya kotor kan nanti bisa jadi sarang
nyamuk nanti bisa kena demam berdarah mbak.
Hasil observasi yang dilakukan pada rumah yang ditinggalo Ny. M
adalah rumah permanen berukuran kurang lebih 65m2. Design rumah
terdiri dari 7 ruangan yang terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi,
teras depan, dapur dan ruang tamu yang digabungkan dengan ruang
keluarga. Lantai rumah terbuat dari keramik dan pencahayaan baik.
Kondisi rumah tampak tertata rapi dan bersih. Dapur bersih dan
peralatan dapur tertata rapi. Ny. M memasak setiap hari sehingga
peralatan dapur sering digunakan dan dibersihkan setiap hari. Kondisi
kamar mandi bersih dan lantai tidak licin. Kamar mandi selalu dikurang
satu minggu sekali. Tidak terdapat hewan peliharaan di rumah Ny. M.
18. Denah rumah

Teras

U Kamar Tidur Ruang Tamu


Kamar Tidur
6
B T m

S
Kamar
Mandi

Ruang Kamar Tidur


Keluarga
Dapur

10 m

19. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Kebiasaan
Ny. M berkata, Ya paling kalau ada tetangga hajatan ya bantu-bantu
mbak, terus kalau ada tetangga yang sakit ya dijenguk bareng-
bareng.
b. Lingkungan fisik
Ny. M berkata, Nyaman sih mbak, banyak pohon jadi adem mbak
rasanya. Tetangga-tetangga juga rumahnya bersih jadi ya enak
mbak.
Tn. E berkata, Iya mbak, disini lebih adem daripada rumah saya
yang di dekat Elisabeth sana, panas banget kalau siang-siang.
c. Aturan penduduk setempat
Ny. M berkata, Paling kalau tamu yang nginep ya harus ijin RT gitu
mbak. Nggak ada yang lain-lain.
d. Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
Ny. M berkata, Nggak ada mbak, paling ya kalau beberapa bulan
sekali itu ada pemeriksaan jentik nyamuk setiap rumah mbak.
e. Persepsi keluarga terhadap komunitas
Ny. M berkata, Tetangga ya orangnya baik-baik mbak. Tapi ya ada
yang rewel juga. Tapi itu tergantung pribadinya masing-masing juga
ya mbak.
Tn. E berkata, Disini tetangga disini kebanyakan ramah kok mbak,
nggak ada yang terlalu aneh-aneh gitu. Ya kadang sih memang ada
yang kurang cocok, tapi kan namanya juga tetangga ya macem-
macem.
20. Mobilitas geografis keluarga
a. Kebiasaan keluarga berpindah tempat
Ny. M berkata, Pindah satu kali saja mbak waktu itu dari rumah
yang deket rumah sakit Elisabeth pindah kesini mbak. Anak yang
pertama sama yang kedua di Semarang bawah mbak ya masih di
sekitaran rumah sakit Elisabeth situ.
b. Lama keluarga tinggal di daerah sekarang
Ny. M berkata, Dari tahun 2003 sampai sekarang ya berarti 14
tahun ya mbak.
c. Cara mencapai fasilitas kesehatan
Ny. M berkata, Kalau ke Posyandu jalan kaki bisa. Puskesmas juga
jalan kaki mbak tapi agak jauh mbak. Ke dokter juga jalan kaki saja
deket situ.
d. Sarana transportasi
Ny. M berkata, Kalau perginya jauh ya naik angkot mbak, kalau
anak pas disini ya dianter sama anak kalau pergi.
21. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M berkata, Biasanya kumpul keluarga besar ya pas hari besar
mbak, pas natal atau tahun baru. Kalau anak-anak kan kesini setiap
minggu. Kalau kumpul di masyaraat sekarang ikutnya PKK mbak itu
kan sebulan sekali. Diusahakan setiap bulan datang mbak biar bisa
kumpul-kumpul sama tetangga.
Ya menurut saya pengaruhnya baik sih mbak, kan mempererat tali
silaturahmi ya mbak sama tetangga.
22. Sistem pendukung keluarga
a. Formal
1) Fisik
Ny. M berkata, Posyandu lansia sama balita di RW IV ada mbak
sebulan sekali. Kadernya juga aktif. Disini juga kan
Puskesmasnya nggak terlalu jauh mbak masih bisa dijangkau, tapi
kalau rumah sakit kan jauh ya mbak.
Tn. E berkata, Iya mbak disini kan Posyandu lansianya aktif, ibu
juga sering kesana buat kontrol tekanan darah.
2) Finansial
Ny. M berkata, Ya dibantu anak-anak mbak kalau berobat gitu.
Tn. E berkata, Ya kalau ibu sakit pasti saya sama adik saya bantu
mbak.
b. Informal
Ny. M berkata, Ya keluarga yang paling dekat ya anak saya mbak
itu di dekat rumah sakit Elisabeth. Kalau dengar kabar saya sakit
pada langsung kesini mbak.
Kalau saya sakit ya disemangatin mbak biar cepet sehat terus sering
diingetin buat jaga makanan sama banyak istirahat.
Ny. M berkata, Puji Tuhan keluarga sehat mbak, hanya saya yang
sakit. Kalau ada masalah ya kita coba selesaikan bersama. Hubungan
keluarga baik-baik saja mbak nggak ada masalah. Keluarga saya
sama masyarakat sini juga hubungannya baik-baik saja mbak. Kalau
untuk fasilitas pemeriksaan tensi belum punya mbak. Cek tensi ya di
Posyandu, Puskesmas, atau dokter mbak.
Tn. E berkata, Kalau ibu sakit ya saya usahakan segera kesini
mbak, ibu kan tinggal sendirian takut ada apa-apa jadi saya cepet-
cepet kesini kalau denger ibu sakit. Terus kalau ibu lagi sakit ya
disemangati biar cepet sembuh mbak.
Ny. E berkata, Iya mbak, kalau ibu sakit ya saya juga langsung
kesini mbak. Kasihan ibu sendirian. Kalau ibu sakit ya saya rawat,
saya nguatin ibu biar cepet sembuh dan sehat lagi.

D. Struktur Keluarga
23. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Ny. M menggunakan pola komunikasi yang sifatnya terbuka.
Komunikasi yang dilakukan juga dua arah. Setiap ada masalah dalam
keluarga selalu didiskusikan dan diselesaikan secara kekeluargaan.
Ny. M menggunakan alat komunikasi berupa handphone untuk
berkomunikasi dengan anak-anaknya. Ny. M berkata, Anak-anak kan
setiap minggu kesini mbak. Kalau kangen ya telepon mbak, hampir
setiap hari sih mba telepon. Pas anak di rumah ya kita biasa ngobrol di
depan TV bareng-bareng mbak.
Ny. E berkata, Ibu sering telpon nanya kabar saya sama anak mbak. ya
diusahakan sering telpon ibu biar komunikasinya tetap baik mbak.
Kalau pas main kesini ya ngobrol bareng-bareng di depan TV mbak.
24. Struktur kekuatan keluarga
a. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain
Ny. M berkata, Ya diantara saya sama anak-anak nggak ada yang
terlalu dominan sih mbak, jadi punya pendirian masing-masing.
Tn. E berkata, Ya walaupun saya anak cowok tapi saya nggak suka
terlalu mempengaruhi ibu buat memilih apa yang saya pilih mbak,
setiap orang kan punya pendapat sendiri-sendiri.
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ny. M berkata, Ya di rumah kan sendirian mbak, jadi ya keputusan
diambil sendiri. Tapi kadang ya saya minta pendapat sama anak.
Tn. E berkata, Ibu itu orangnya jarang cerita kalau ada masalah
mbak, sukanya dipendam nanti tiba-tiba nangis gitu mbak. Jadi kalau
keputusan masalah-masalah kecil ya ibu ambil sendiri nanti kalau
ada masalah yang memang berat terus kita diceritain ya kita bantu
memikirkan solusinya mbak.
c. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan
Ny. M berkata, Ya itu kalau saya minta pendapat dari anak ya nanti
dikasih tahu baiknya gimana. Tapi menurut saya kalau saya punya
masalah ya diusahakan diselesaikan sendiri.
Ny. E berkata, Ya itu mbak, kalau ibu mau cerita ya kita bantu cari
solusinya mbak, tapi kalau ibu nggak cerita ya kan kita juga nggak
tau apa-apa ya mbak.
25. Struktur peran
a. Peran formal
Ny. M berkata, Saya ya ibu rumah tangga tapi kalau ada orang
minta bantu mijet ya mijet mbak dan kegiatan rumah dilakukan
sendiri.
Ny. M adalah ibu rumah tangga yang terkadang bekerja memijat.
Ny. M berperan ganda sebagai kepala keluarga juga karena
suaminya sudah meninggal dunia. Namun peran Ny. M terbatas
karena proses penyakit yang dideritanya.
b. Peran informal
Ny. M berkata, Saya ya mengajarkan anak-anak untuk selalu
beribadah dan berdoa sama Tuhan mbak. Kalo sama orang lain baik-
baik gitu biar dibaikin sama orang juga. Anak-anak juga sering cerita
sama saya kalau ada masalah mbak.
26. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dianut dalam keluarga Ny. M adalah saling
menghormati, menggunakan bahasa yang sopan dan saling memberi
kepada sesama. Ny. M juga selalu mengingatkan anak-anaknya untuk
selalu beribadah kepada Tuhan dan rutin ke gereka. Ny. M berkata,
Saya selalu mengajarkan kepada anak saya untuk baik-baik sama
orang lain, menghargai, sopan dan saling memberi ke sesama. Saya
juga selalu ngingetin biar anak-anak rutin ke gereja dan berdoa sama
Tuhan.
Ny. E berkata, Dari kecil ya diajari saling menghormati dan
menghargai mbak. Harus selalu beribadah juga sama Tuhan, biar Tuhan
sayang sama kita.

E. Fungsi Keluarga
27. Fungsi afektif
a. Gambaran diri anggota keluarga
Ny. M berkata, Ya saya puas dengan diri saya mbak. Saya
menerima diri saya apa adanya kok mbak.
b. Perasaan saling memiliki
Ny. M berkata, Kalau sama anak ya jelas sayang banget mbak,
sama cucu juga. Saya bersyukur anak-anak juga masih perhatian
sama saya.
Tn. E berkata, Kalau sama ibu ya jelas sayang mbak, orang tua
tinggal satu-satunya ya pasti dijaga mbak. Saya yakin ibu juga
sayang sama saya.
Ny. E berkata, Ya sayang sama ibu mbak, berusaha selalu ada buat
ibu kalau ibu membutuhkan. Ibu juga pasti sayang sama saya.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Ny. M berkata, Anak saya kalau telepon terus suara saya beda aja
tahu mbak kalau saya lagi sakit nanti langsung diminta periksa.
Habis periksa nanti ditanya lagi tadi dokter bilangnya apa.
Tn. E berkata, Biasanya minta ibu segera periksa kalau badannya
sudah terasa nggak enak mbak, takutnya kan ada apa-apa, tapi ya
semoga kan enggak ya mbak. Terus kasih semangat buat ibu.
Ny. E berkata, Ya semangatin ibu, selalu dengerin cerita ibu, dan
berusaha ada buat ibu.
d. Kedekatan antar keluarga
Ny. M berkata, Ya kita deket mbak, kalau anak ada masalah juga
minta nasehat ke saya mbak. Anak kan jauh jadi ya biar tetep deket
ya sering telepon.
Tn. E berkata, Ya kita semua dekat sih mbak, nggak musuh-
musuhan jadi ya ayem adem saja.
Ny. E berkata, Saya juga sering tukar pikiran sama mas saya jadi ya
tetep akur saja mbak.
28. Fungsi sosialisasi
Ny. M berkata, Hubungan di dalam keluarga baik-baik saja mbak.
Anak-anak kalau ada masalah ya cerita mbak. Saya selalu menasehati
biar menjaga keharmonisan keluarga. Tapi saya nggak pengen terlalu
ikut campur sama masalah rumah tangga anak mbak, nanti malah beda
pendapatnya. Saya juga selalu ingatkan agar baik-baik sama tetangga
sekitar. Kalau untuk masalah saya, kadang saya nggak enak mau cerita
sama anak takut membebani mereka mbak.
29. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (Hipertensi)
1) Pengertian
Ny. M berkata, Darah tinggi ya itu kalau pas ditensi itu tinggi
mbak, 140 itu sudah termasuk tinggi. Tapi yang ngeri itu yang
bawahnya itu lho mbak dulu saya pernah sampe 110 bawahnya.
Kalau batasnya saya kurang begitu tau sih mbak.
Tn. E berkata, Setau saya darah tinggi itu kalo tensinya lebih
dari 150 ya mbak.
Ny. E berkata, Ya saya taunya kalo darah tinggi itu ya tensinya
tinggi diatas 150 mbak.
2) Penyebab
Ny. M berkata, Saya kurang tau penyebabnya apa saja mbak,
tahunya ya karena makan daging, santan, stres, sama jarang
olahraga gitu mbak. Kalau saya mungkin karena keturunan
mbak.
Tn. E berkata, Penyebabnya bisa kebanyakan makan daging
kambing mbak, santan, sama jarang olahraga ya mbak.
Ny. E berkata, Kalau penyebabnya yang saya tau ya karena
banyak makan daging mbak, banyak pikiran terus kurang
istirahat.
3) Tanda dan gejala
Ny. M berkata, Ya tahunya pusing, sakit kepala, leher
belakangnya sakit terus pas ditensi itu tinggi mbak. Kalau saya
biasanya ngerasanya sakit kepala, pusing, sama leher belakang ini
kaku mbak. semenjak tau itu darah tinggi ya rutin kontrol tensi di
Posyandu mbak.
Tn. E berkata, Tanda-tandanya yang saya tau itu leher
belakangnya kaku terus pegel gitu mbak, pusing terus lemes
mbak.
Ny. E berkata, Setau saya tanda gejalanya ya pusing, sakit
kepala, leher belakangnya sakit mbak sama emosian.
4) Identifikasi tingkat keseriusan
Ny. M berkata, Darah tinggi itu serius mbak. Kalau nggak
minum obat ya tensinya langsung naik mbak. Iya asalkan
makannya diatur, minum obat sama pola hidupnya juga mbak jadi
nggak muncul komplikasi. Kadang kalau pengen makan makanan
pantangan itu susah mbak suka lupa, terus males olahraga mbak.
Kalau pusing itu sering mbak nanti saya langsung istirahat biar
badannya enakan lagi. Saya pengen ngerti cara atau terapi buat
mengontrol darah tinggi saya mbak.
Tn. E berkata, Ya darah tinggi serius mbak, soalnya kalau
kelewat kan bisa sampe stroke mbak. Minum obatnya harus
teratur, jangan sampe kelewat.
Ny. E berkata, Darah tinggi itu serius lho mbak, kalau sampe
stroke gimana bisa menyebabkan kematian juga. Makanya saya
sering ngingetin ibu buat jaga makannya sama istirahat yang
cukup.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
Ny. M berkata, Ya kalau sudah terasa pusing, leher belakangnya
kaku terus badannya nggak enak ya saya langsung periksa kalau pagi
ke Puskesmas kalau sore ke dokter mbak.
Ny. E berkata, Kalau pas telpon ibu bilang badannya nggak enak ya
saya saranin buat langsung ke dokter mbak biar sakitnya nggak
semakin bertambah.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. M berkata, Ya saya kan tinggal sendiri mbak, jadi ya selagi
saya mampu merawat diri saya ya saya lakukan sebisa saya, kalau
sudah benar-benar nggak bisa saya minta tolong anak atau menantu.
Setiap hari harus rutin minum obat biar nggak kumat darah tingginya
mbak. Saya juga rutin cek tensi setiap bulan kalau ada Posyandu
lansia itu mbak
Ny. E berkata, Kita kan tinggalnya nggak sama ibu ya mbak, jadi ya
paling sering ngingetin ibu hati-hati makannya. Kalau ibu sakit ya
kesini buat ngerawat ibu. Terus ingetin ibu buat rutin kontrol tensi di
Puskesmas atau dokter atau Posyandu.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ny. M berkata, Kalau saya tidur semua obat-obatan buat darah
tinggi, minyak gosok sama handphone harus disebelah saya mbak
biar gampang kalau tiba-tiba tengah malem butuh mbak. Terus nanti
kalau sudah bangun itu obat-obatannya ditaruh di tempat yang
gampang dijangkau mbak.
Ny. E berkata, Kalau pas kesini obat darah tingginya ibu habis atau
obat gosok ya sekalian dibelikan mbak biar pas ibu mau pakai sudah
ada.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny. M berkata, Ya itu mbak, setiap bulan ke Posyandu lansia cek
tensi terus kalau ada keluhan nanti dikasih obat juga. Kadang juga
saya ikut program prolanis di tempatnya dokter Erna, tapi tempatnya
agak jauh mbak.
Ny. E berkata, Ibu sering ke Posyandu kok mbak sebulan sekali
buat kontrol tensi. Kalau nggak di Posyandu ya di Puskesmas atau
dokter sekitar sini mbak.
30. Fungsi reproduksi
Ny. M berkata, Saya sudah menopause sejak umur 42 tahun mbak.
Kalau dulu KB nya pake KB pil mbak. Sejak bapak meninggal sudah
nggak KB lagi mbak.
Lahiran dua anak saya normal semua mbak, nggak ada yang operasi.
31. Fungsi ekonomi
Ny. M berkata, Ya dicukup-cukupin mbak. Yang penting tetap berdoa,
berusaha sama bersyukur. Tuhan tahu kok mbak kalau kita butuh rejeki
pasti dikasih.
Tn. E berkata, Puji Tuhan sampe sekarang masih bisa terpenuhi
kebutuhannya mbak, ya walaupun secara sederhana.

F. Stress dan Koping Keluarga


32. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Jangka pendek
Ny. M berkata, Kalau sekarang udah nggak mikir yang macem-
macem mbak. Kalau dulu kan langsung ngomong mbak kalau ada
apa-apa daripada kepikiran terus mbak.
Paling ya kepikiran apa besok ada kerjaan buat mijet atau nggak
gitu mbak buat nambah penghasilan.
b. Jangka panjang
Ny. M berkata, Kalau untuk penyakit saya sih nggak stress tapi
sering khawatir sama penyakitnya. Harus telaten minum obat setiap
hari. Nggak boleh berhenti minum obat soalnya kalau berhenti
minum obat nanti tensinya langsung naik mbak kaya kemarin
langsung naik jadi 180/110 mbak. Kalau kaya gitu kan takut juga
mbak. Kadang kepikiran takut kenapa-kenapa mba apalagi saya kan
tinggal sendirian.
Ya iya mbak, saya kan darah tinggi. Kadang kepikiran kalau saya
ninggalin anak-anak nanti gimana. Tapi ya nggak apa-apa mbak kan
anak-anak sudah besar sudah punya keluarga juga.
33. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny. M berkata, Ya saya sebenernya jarang cerita masalah saya ke anak
mbak, kalau memang bener-bener kepepet cerita nanti saya cerita ke
anak saya, nanti anak bilangnya ya jangan bilang gitu harus optimis,
nikmatin yang sekarang ada saja gitu mbak. Tapi saya orangnya
nangisan mbak, kadang masalah ya dipendam terus nanti tiba-tiba
nangis mbak
Saya biasanya berdoa sama Tuhan mbak sambil nangis mbak, kalau
sudah agak tenang ya nanti saya nonton TV gitu mbak.
Ny. E berkata, Kalau ibu tiba-tiba nangis itu berarti sedang ada
masalah mbak, nanti coba saya tenangkan terus habis itu baru diceritain
tentang masalahnya mbak.

34. Skala HARS


No Item Pengkajian Skor
1. Perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, 2
mudah tersinggung
2. Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah 1
terganggu, dan lesu
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila 1
tinggal sendiri, dan takut pada binatang besar
4. Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam 2
hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk
5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa, 0
sulit konsentrasi
6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan 1
pada hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang
hari
7. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, 0
suara tidak stabil, dan kedutan otot
8. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, 1
muka merah dan pucat serta merasa lemah
9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri pada dada, denyut 0
nadi mengeras, dan detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernafasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, 0
sering menarik nafas panjang dan merasa nafas pendek
11. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan 0
menurun, mual dan muntah, nyeri lambung, sebelum dan
sesudah makan, perasaan panas di perut
12. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan 1
kencing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi
13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka 0
merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala
14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, 0
mengerutkan dahi atau kening, muka tegangn, tonus otot
meningkat, nafas pendek dan cepat
Skor HARS pada Ny. M adalah 9 (kecemasan ringan)

G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia pada Ny. M
Kebutuhan Dasar Keterangan
35. Nutrisi dan cairan Ny. M berkata, Saya makannya teratur mbak. Saya
lebih suka makan nasi daripada ngemil gitu. Sehari
kadang makan sampai 4 kali mbak. Tapi biasanya 3 kali
sih mbak. Pagi biasanya makan jam setengah 7, siang
jam 12 sama malem jam 6 sore. Kalau makan ya pakai
nasi, lauk, sama sayur. Saya nggak suka makan daging
seringnya pakai tahu tempe atau telur. Lauknya biasanya
digoreng mbak soalnya yang gampang. Pakai garamnya
ya masih kaya biasanya mbak soalnya saya suka yang
asin. Kalau minuman saya selalu minum air putih
kadang sehari bisa sampai 3 liter mbak, kalau kopi
nggak suka, kalau teh jarang mbak nggak setiap hari.
Saya pengen tahu gimana pola makan buat orang darah
tinggi mbak.
36. Istirahat dan tidur Ny. M berkata, Saya kalau tidur nggak mesti mbak,
kalau kerasa capek ya jam 9 sudah tidur. Tapi seringnya
ya jam 10 an mbak. nanti bangunnya jam 5 pagi. Kalau
siang ya sering tiduran tapi jarang tidur siang mbak.
37. Eliminasi Ny. M berkata, BAB lancar, sekali sehari mbak.
pipisnya juga banyak mbak, sehari bisa sampai 7 kali.
Ya kalau malem ya kadang-kadang pipis
38. Personal hygiene Ny. M berkata, Saya mandi sehari dua kali, setiap pagi
sama sore mbak.
39. Olahraga Ny. M berkata, Saya jarang sekali olahraga mbak,
paling kalau badannya lagi nggak enak nanti kaya
latihan yoga sendiri gitu depan pintu. Kadang juga ikut
prolanis di tempatnya dokter Erna.

H. Pengkajian Psikiatrik
40. Konsep diri
a. Citra tubuh
Ny. M berkata, Saya ya menerima diri saya apa adanya mbak.
Bersyukur masih diberi kesehatan sama Tuhan.
b. Harga diri
Ny. M berkata, Saya merasa biasa aja sih mbak, nggak pernah
malu sama tetangga. Kenapa harus malu. Tetangga juga tahu kalau
saya kena darah tinggi.
c. Ideal diri
Ny. M berkata, Ya pengennya tekanan darah selalu terkontrol,
tetep diberi kesehatan. Jangan sampai masuk rumah sakit kaya dulu
itu.
d. Identitas diri
Ny. M berkata, Saya umurnya sudah 58 tahun, anaknya dua sudah
besar-besar cowok 1 cewek 1.
e. Peran diri
Ny. M berkata, Kalau di rumah ya jadi bapak jadi ibu mbak kan
bapak sudah nggak ada. Kalau sama cucu ya jadi nenek buat cucu-
cucu saya.
41. Status kesehatan mental
Status kesehatan mental pada Ny. M
Status mental Keterangan
Penampilan Penampilan rapi, baju tidak lusuh, memakai baju pendek
dan celana pendek.
Pembicaraan Pembicaraan dapat dimengerti, volume tidak terlalu keras,
tidak terlalu cepat, dapat menjawab pertanyaan dengan
baik, tidak membisu dan tidak gagap, kontak mata bagus.
Aktivitas motorik Lesu (-), Agitasi (-),Grimase (-), Tremor (-), Kompulsif (-).
Ny. M tidak melakukan aktivitas apapun saat dilakukan
pembicaraan
Alam perasaan Ny. M berkata, Kalau lagi senggang gini ya paling nonton
TV mbak, atau telpon anak. Kadang kepikiran sama darah
tinggi saya sih mbak tapi ya mau gimana mbak yang
penting tetep minum obat sama berdoa saja
Ny. M tampak menangis saat mengatakan bahwa dirinya
tidak ingin membebani anak-anaknya dan lebih banyak
memendam perasaan.
Afek Tepat (appropriate)
Interaksi Dapat kooperatif
Persepsi sensori Tidak mengalami halusinasi
Proses pikir Tidak ada gangguan proses pikir
Isi pikir Tidak ada waham
Tingkat kesadaran Komposmentis
Memori Tidak ada gangguan memori jangka panjang maupun
jangka pendek
Tingkat konsentrasi dan Tingkat konsentrasi dan berhitung baik
berhitung
Kemampuan penilaian Normal
Daya tilik diri Ny. M menyadari bahwa dirinya mengalami tekanan darah
tinggi atau hipertensi

42. Pengkajian resiko


Ny. M berkata, Keluhan yang saya rasakan ya kadang pusing mbak,
terus ini di leher belakang ini kaku. Untuk depresi atau pengen bunuh
diri nggak pernah mbak. Jangan sampai saya atau anak-anak ada yang
bunuh diri mbak.
43. Pengkajian resiko kesepian
Resiko kesepian pada Ny. M diukur dengan menggunakan kuesioner
UCLA
No. Tidak Jarang Kadang- Selalu
pernah (Jarang) kadang (Mesthi)
(Mboten (Kadang2)
nate)
1. Seberapa sering Anda merasa
cocok dengan orang-orang
disekitar Anda?
Menopo asering simbah
ngraosaken cocok/selaras
kaliyan tiyang sekitar mbah?
2. Seberapa sering Anda merasa
tidak/kurang memiliki teman?
Menopo asering simbah
ngraosaken kirang kagungan
konco/rencang?
3. Seberapa sering Anda merasa
tidak ada seorang pun yang
dapat diandalkan/Anda mintai
tolong?
Menopo asering simbah
ngraosaken mboten wonten
tiyang ingkang saged dipun
andalaken/dijaluki tulung?
4. Seberapa sering Anda merasa
sendiri?
Menopo asering simbah
ngraosaken piyambakan?
5. Seberapa sering Anda merasa
menjadi bagian dari kelompok
teman-teman Anda?
Menopo asering simbah
ngraosaken dados bagianipun
saking kelompok/rencang-
rencang simbah?
6. Seberapa sering Anda merasa
bahwa Anda memiliki banyak
persamaan dengan orang-orang
disekitar Anda?
Menopo asering simbah
ngraosaken gadah kathah
persamaan kaliyan tiyang ing
sekitar simbah? (dadose simbah
niku mboten ngraosaken benten
kaliyan tiyang sekitar simbah)
7. Seberapa sering Anda merasa
bahwa Anda tidak dekat dengan
siapapun?
Menopo asering simbah
ngraosaken mboten cerak
kaliyan tiyang sanes/liyo?
8. Seberapa sering Anda merasa
bahwa minat dan ide Anda tidak
dibagikan dengan orang-orang
disekitar Anda?
Menopo asering simbah
ngraosaken mboten saged
crios/mbagi keremenan lan
ide/pikiran dateng tiyang sekitar
simbah?
9. Seberapa sering Anda merasa
ramah/mudah bergaul dan
bersahabat?
Menopo asering simbah
ngraosaken simbah niku
grapyak (ramah)lan gampang
srawung kaliyan tiyang sanes?
10. Seberapa sering Anda merasa
dekat dengan orang lain?
Menopo asering simbah
ngraosaken cerak/gadah
kareketan kaliyan tiyang
liyo/sanes?
11. Seberapa sering Anda merasa
ditinggalkan?
Menopo asering simbah
ngraosaken
ditinggalne/dipuntilarken
tiyang?
12. Seberapa sering Anda merasa
hubungan Anda dengan orang
lain tidak berarti?
Menopo asering simbah
ngraosaken hubungan simbah
kaliyan tiyang liyo/sanes mboten
wonten artosipun?
13. Seberapa sering Anda merasa
tak satu pun orang mengerti
Anda dengan baik?
Menopo asering simbah
ngraosaken mboten wonten
setunggalipun tiyang ingkang
saestu mangertosi simbah?
14. Seberapa sering Anda merasa
terasing dari orang lain?
Menopo asering simbah
ngraosaken dipun asingaken
saking tiyang sanes?
15. Seberapa sering Anda dapat
menemukan teman/persahabatan
ketika Anda menginginkannya?
Menopo asering simbah saged
nemokake rencang/kekancan
kaliyan tiyang menawi simbah
ngersakaken/mbutuhaken?
16. Seberapa sering Anda merasa
bahwa ada seseorang yang
benar-benar dapat mengerti
Anda?
Menopo asering simbah
ngraosaken wonten tiyang
ingkang saestu
mangertos/paham simbah?
17. Seberapa sering Anda merasa
malu?
Menopo asering simbah ngraos
isin?
18. Seberapa sering Anda merasa
bahwa orang-orang banyak
disekitar Anda, tetapi tidak
bersama Anda?
Menopo asering simbah ngraos
menawi wonten katah tiyang ing
sekitar simbah, nanging simbah
niku ngroso piyambakan
(mboten sareng-sareng kaliyan
tiyang)?
19. Seberapa sering Anda merasa
bahwa ada orang yang dapat
Anda ajak bicara (ngobrol)?
Menopo asering simbah
ngraosaken menawi wonten
tiyang ingkang saged diajak
ngendikan?
20. Seberapa sering Anda merasa
bahwa ada orang yang dapat
Anda diandalkan/dimintai
tolong?
Menopo asering simbah
ngraosaken menawi wonten
tiyang ingkang saged
diandalaken/disuwuni tulung?

Keterangan :
20 34 = Tidak kesepian
35 49 = Kesepian ringan
50 64 = Kesepian sedang
65 80 = Kesepian berat
Dari hasil pengkajian resiko kesepian didapatkan skor dari Ny. M
adalah 27. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ny. M tidak mengalami
kesepian.
I. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan tekanan darah pada Ny. M :
2 April 2017 : 150/100 mmHg
4 April 2017 : 140/90 mmHg
- Obat yang dikonsumsi Ny. M :
Amlodipine 1 x 5 mg

J. Harapan Keluarga terhadap Perawat Berhubungan dengan Masalah


yang Dihadapi
Ny. M berkata, Harapannya semoga mbak bisa memberikan saya
wawasan yang luas terutama tentang kesehatan saya mbak.
Tn. E berkata, Ya semoga mbak bisa memberikan informasi ke ibu
terutama buat menangani darah tingginya, sama mungkin ada cara-cara
buat nurunin darah tingginya itu mbak.
Ny. E berkata, Semoga mbak bisa memberikan informasi buat
meningkatkan kesehatan ibu sama informasi darah tinggi juga mbak.

K. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada Ny. M
No. Pemeriksaan Ny. M
1. Keadaan Umum KU baik
Kesadaran composmentis
Ny. M berkata, saya baik-baik saja mbak,
sekarang ini lagi nggak pusing mbak.
2. Tanda-tanda Vital TD : 140/90 mmHg
Nadi : 84 kali/ menit
RR : 21 kali/ menit
Suhu : 36,8oC
3. Kepala Inspeksi
Bentuk kepala Mesochepal, penyebaran
rambut merata, rambut bersih dan berwarna
hitam beruban, tidak ada lesi, tidak lepek
dan tidak berketombe.

Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
4. Mata Inspeksi
Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak
anemis,sklera tidak ikterik, bola mata
berwarna hitam, pupil isokor, persebaran
bulu mata dan alis merata, tidak ada lesi

Palpasi
Tidak terdapat tonjolan pada kelopak mata
5. Telinga Inspeksi
Bentuk simetris, tidak terdapat lesi dan
tidak ada sekret. Fungsi pendengaran baik
dan tidak menggunakan alat bantu dengar.
Ny. M berkata, Kadang kalau malam
telinganya menging gitu mbak, tapi jarang
sih.

Palpasi
Tidak ada krepitasi dan nyeri tekan.
6. Hidung Inspeksi
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan
warna kulit sekitar, tidak terdapat lesi, tidak
menggunakan alat bantu pernapasan.

Palpasi
Tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
7. Mulut Inspeksi
Mukosa bibir lembab, bibir berwarna
kemerahan, tidak ada pembesaran tonsil,
tidak ada perdarahan pada gusi, beberapa
gigi sudah tanggal, dan nafas tidakberbau.

Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan
pada daerah mulut.
8. Leher Inspeksi
Warna kulit sama dengan warna kulit
sekitar, tidak terdapat lesi dan jaringan
parut, dan tidak tampak pembengkakan
pada kelenjar tiroid.

Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
parotis
9. Dada dan Paru Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi
dan ekspansi dada kanan dan kiri sama/
Palpasi
Ekspansi dada kanan dan kiri sama dan
taktil fremitus kanan dan kiri sama.

Perkusi
Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang
paru.

Auskultasi
Terdengar bunyi vesikuler di kedua lapang
paru.
10. Jantung Inspeksi
Tidak tampak ictus cordis.

Palpasi
Teraba detak jantung pada intercosta ke 5.

Perkusi
Terdengar bunyi pekak atau dullness pada
batas jantung.

Auskultasi
Terdengar bunyi S1 dan S2 reguler, tidak
terdengar bunyi jantung tambahan.

11. Abdomen Inspeksi


Perut agak buncit, terdapat bekas luka post-
operasi apendisitis di abdomen dextra.

Auskultasi
Bising usus 11 kali/menit.

Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi
Bunyi redup pada abdomen kanan atas
(hati), bunyi timpani pada abdomen bagian
kiri atas (lambung).
12. Payudara Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba
adanya benjolan.
13. Ekstremitas Atas Inspeksi
Tidak terdapat lesi dan tidak ada sianosis.

Palpasi
Capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat, tidak terdapat luka dan
edema.

Kekuatan otot
5 | 5
14. Ekstremitas Bawah Inspeksi
Tidak terdapat lesi dan tidak tampak
sianosis.

Palpasi
Capillary refill < 3 detik, turgor kulit
elastis, akral hangat, tidak terdapat luka,
edema maupun fraktur.

Kekuatan otot
5 | 5

15. Genitalia dan Anus Tidak terkaji


16. Antropometri BB : 61 kg
TB : 155 cm
IMT :
61
2
= = 25,39
1,552
Pengkajian pada Klien dengan Hipertensi
A. Identitas Klien
Nama : Ny. Muryanti (P)
Alamat : RT 03 / RW IV Kelurahan Pudak Payung,
Banyumanik
No. Hp : 085742XXXXXX
TTL : Semarang, 13 Maret 1959
Usia : 58 tahun
Status pernikahan : Janda

B. Riwayat Penyakit
TB : 155 cm
BB : 61 kg
IMT : 25,39 (kategori : normal)
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Lama menderita hipertensi : + 5 tahun
Komplikasi yang dialami :-
Fasilitas kesehatan yang digunakan : Praktik dokter, Puskesmas, Posyandu
Obat yang dikonsumsi : Amlodipine 1 x 5 mg

C. Screening Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala hipertensi pada Ny. M
V Sakit kepala
V Pusing / limbung
V Sakit tengkuk / leher bagian bawah
V Mata berkunang-kunang / pandangan gelap / kabur
- Dada berdebar-debar
V Telinga berdengung
- Keluar darah dari hidung / mimisan

D. Screening Faktor Risiko Hipertensi


V Makan yang asin-asin / mengandung garam
V Makan makanan berlemak
- Minum kopi
- Minum alkohol
- Merokok
V Kurang olahraga
- Kurang istirahat

E. Kemampuan Koping
V Berbicara dengan orang lain ketika ada masalah
- Marah-marah saat stres
V Diam ketika sedang stres atau banyak pikiran
- Sulit tidur atau sering terbangun ketika tidur
- Kurang dapat berkonsentrasi
V Tekanan darah sering meningkat
- Ketidakmampuan mengatasi masalah
- Ketidakmampuan mencari bantuan
- Kurang melakukan aktivitas sosial
- Bekerja / beraktifitas fisik berlebihan
- Ketidakmampuan menerima informasi dari orang lain
- Merokok saat stress
- Minum alkohol saat stress
- Sering melamun
V Sering menangis
V Sering merasa bosan
- Menyakiti diri sendiri

F. Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Kesehatan


V Kebutuhan untuk kontrol tekanan darah secara rutin
V Faktor risiko peningkatan tekanan darah
- Cara pencegahan
- Lingkungan yang adekuat
- Komplikasi hipertensi
V Perlunya pemeriksaan tekanan darah secara rutin
minimal sebulan sekali

Semarang,
Perawat

....................................
POHON MASALAH I
Diagnosa Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada Ny. M :
Hipertensi b.d Perilaku Beresiko

Effect
Tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol

Core Problem
Ketidakefektifan manajemen kesehatan
diri pada Ny. M : Hipertensi

Causa
Perilaku Beresiko

POHON MASALAH II
Diagnosa Ketidakefektifan koping pada Ny. M b.d Sumber yang tersedia tidak
adekuat

Effect
Ketidakmampuan koping keluarga

Core Problem
Ketidakefektifan koping pada Ny. M

Causa:
Sumber yang tersedia tidak adekuat
II. ANALISA DATA
No Hari / Tanggal Data Etiologi Masalah
1. Selasa, 4 April DS : Perilaku Beresiko Ketidakefektifan
2017 - Ny. M berkata, Kalo darah tinggi itu sekitar 5 Manajemen Kesehatan
tahun yang lalu mbak. Diri pada Ny. M :
- Ny. M berkata, Ya biar nggak kambuh darah Hipertensi (00078)
tingginya ya saya banyak istirahat mbak biar
nggak kecapekan. Saya juga nggak makan daging
kambing dan sapi mbak sama makanan bersantan
juga sudah dikurangi mbak. Ngurangin
gorengannya itu loh mbak yang susah.
- Tn. E berkata, Iya mbak sering saya bilangin
biar nggak capek-capek terus makanannya juga
dijaga jadinya darah tingginya ngga sering kumat
mbak.
- Ny. M berkata, Bapak sama ibu saya dulu kena
darah tinggi juga mbak. Sampe kena stroke mbak.
Kakak saya yang laki-laki juga kena penyakit
gula mbak.
- Ny. M berkata, Darah tinggi ya itu kalo pas
ditensi itu tinggi mbak, 140 itu sudah termasuk
tinggi. Tapi yang ngeri itu yang bawahnya itu lho
mbak dulu saya pernah sampe 110 bawahnya.
Kalo batasnya saya kurang begitu tau sih mbak.
- Tn. E berkata, Setau saya darah tinggi itu kalo
tensinya lebih dari 150 ya mbak.
- Ny. E berkata, Ya saya taunya kalo darah tinggi
itu ya tensinya tinggi diatas 150 mbak.
- Ny. M berkata, Saya kurang tau penyebabnya
apa saja mbak, tahunya ya karena makan daging,
santan, stres, sama jarang olahraga gitu mbak.
Kalau saya mungkin karena keturunan mbak
- Tn. E berkata, Penyebabnya bisa kebanyakan
makan daging kambing mbak, santan, sama
jarang olahraga ya mbak.
- Ny. E berkata, Kalau penyebabnya yang saya tau
ya karena banyak makan daging mbak, banyak
pikiran terus kurang istirahat.
- Ny. M berkata, Ya tahunya pusing, sakit kepala,
leher belakangnya sakit terus pas ditensi itu tinggi
mbak. Kalau saya biasanya ngerasanya sakit
kepala, pusing, sama leher belakang ini kaku
mbak
- Tn. E berkata, Tanda-tandanya yang saya tau itu
leher belakangnya kaku terus pegel gitu mbak,
pusing terus lemes mbak.
- Ny. E berkata, Setau saya tanda gejalanya ya
pusing, sakit kepala, leher belakangnya sakit
mbak sama emosian.
- Ny. M berkata, Kadang kalo pengen makan
makanan pantangan itu susah mbak suka lupa,
terus males olahraga mbak.
- Ny. M berkata, Saya makannya teratur mbak.
Saya lebih suka makan nasi daripada ngemil gitu.
Sehari kadang makan sampai 4 kali mbak. Tapi
biasanya 3 kali sih mbak. Pagi biasanya makan
jam setengah 7, siang jam 12 sama malem jam 6
sore. Kalau makan ya pakai nasi, lauk, sama
sayur. Saya nggak suka makan daging seringnya
pakai tahu tempe atau telur. Lauknya biasanya
digoreng mbak soalnya yang gampang. Pakai
garamnya ya masih kaya biasanya mbak soalnya
saya suka yang asin. Kalau minuman saya selalu
minum air putih kadang sehari bisa sampai 3 liter
mbak, kalau kopi nggak suka, kalau teh jarang
mbak nggak setiap hari.
- Ny. M berkata, Saya jarang sekali olahraga
mbak, paling kalo badannya lagi nggak enak nanti
kaya latihan yoga sendiri gitu depan pintu.
Kadang juga ikut prolanis di tempatnya dokter
Erna.

DO :
TTV Ny. M
- Tekanan darah 140/90 mmHg
- Nadi 84 x/menit
- Nafas 21 x/menit
2. Selasa, 4 April DS : Sumber yang tersedia Ketidakefektifan koping
2017 - Ny. M berkata, Saya tinggal sendirian mbak, tidak adekuat pada Ny. M (00069)
suami saya sudah meninggal dan anak-anak saya
sudah pada berkeluarga tinggalnya di Semarang
bawah.
- Tn. E berkata, Ibu itu orangnya jarang cerita
kalau ada masalah mbak, sukanya dipendam nanti
tiba-tiba nangis gitu mbak. Jadi kalau keputusan
masalah-masalah kecil ya ibu ambil sendiri nanti
kalau ada masalah yang memang berat terus kita
diceritain ya kita bantu memikirkan solusinya
mbak.
- Ny. M berkata, Ya itu kalau saya minta pendapat
dari anak ya nanti dikasih tahu baiknya gimana.
Tapi menurut saya kalau saya punya masalah ya
diusahakan diselesaikan sendiri.
- Ny. E berkata, Ya itu mbak, kalau ibu mau cerita
ya kita bantu cari solusinya mbak, tapi kalau ibu
nggak cerita ya kan kita juga nggak tau apa-apa
ya mbak.
- Ny. M berkata, Saya nggak pengen terlalu ikut
campur sama masalah rumah tangga anak mbak,
nanti malah beda pendapatnya. Saya juga selalu
ingatkan agar baik-baik sama tetangga sekitar.
Kalau untuk masalah saya, kadang saya nggak
enak mau cerita sama anak takut membebani
mereka mbak.
- Ny. M berkata, Ya saya sebenernya jarang cerita
masalah saya ke anak mbak, kalau memang
bener-bener kepepet cerita nanti saya cerita ke
anak saya.
- Ny. E berkata, Kalau ibu tiba-tiba nangis itu
berarti sedang ada masalah mbak, nanti coba saya
tenangkan terus habis itu baru diceritain tentang
masalahnya mbak.

DO :
- Ny. M tampak menangis saat mengatakan bahwa
dirinya tidak ingin membebani anak-anaknya dan
lebih banyak memendam perasaan.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada Ny. M : Hipertensi berhubungan dengan Perilaku Beresiko (00078)
2. Ketidakefektifan koping pada Ny. M berhubungan dengan Sumber yang tersedia tidak adekuat (00069)
IV. PRIORITAS MASALAH
No Tanggal Diagnosa Prioritas Pembenaran TTD /
Keperawatan Masalah Nama
1. 4 April 2017 Ketidakefektifan High priority Urgensi : Fita
manajemen Diagnosa mengenai masalah ketidakefektifan
kesehatan diri : manajemen kesehatan diri : hipertensi pada Ny.
Hipertensi pada M sangat penting untuk diangkat, karena Ny. M
Ny. M mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang
berhubungan lalu. Pengetahuan dan perilaku Ny. M sudah
dengan perilaku cukup baik namun masih perlu ditingkatkan lagi
beresiko (00078) untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
perilaku mengenai hipertensi pada Ny. M.

Dampak :
Dampak yang dapat ditimbulkan jika tidak
dilakukan tindak lanjut adalah munculnya
komplikasi dari hipertensi seperti penyakit
jantung, stroke, gangguan penglihatan dan
gangguan pada ginjal.

Keefektifan intervensi :
Intervensi yang tepat akan membantu
menurunkan risiko terjadinya komplikasi lebih
lanjut. Intervensi yang dapat diberikan pada klien
dengan hipertensi seperti pendidikan kesehatan,
diit hipertensi, terapi (jika diperlukan) dan
pengecekan tekanan darah secara rutin (dua kali
dalam seminggu).
2. 4 April 2017 Ketidakefektifan Medium Urgensi : Fita
koping pada Ny. priority Masalah keperawatan ketidakefektifan koping
M berhubungan diri penting untuk ditegakkan, karena Ny. M
dengan sumber tinggal sendirian sehingga membutuhkan orang
yang tersedia lain untuk berceritakan masalah yang dialaminya
tidak adekuat agar tidak sering memendam perasaan. Hal
tersebut dapat membuat Ny. M banyak pikiran
dan menjadikan salah satu pemicu hipertensi
yang dialami Ny. M.

Dampak :
Dampak yang dapat ditimbulkan apabila tidak
dilakukan tindak lanjut maka dapat menyebabkan
tekanan darah tidak terkontrol.

Keefektifan intervensi :
Intervensi yang tepat untuk diberikan adalah
dengan menurunkan stress atau masalah yang
dialami Ny. M dan menjadikan koping efektif
sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
V. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan Kode
No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Umum Khusus NIC
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 5510 Pendidikan Kesehatan
manajemen kesehatan diri tindakan keperawatan tindakan keperawatan - Berikan pendidikan kesehatan
pada Ny. M berhubungan selama 4 minggu, masalah selama 6 bulan, kepada klien mengenai hipertensi
dengan perilaku beresiko ketidakefektifan diharapkan perilaku dan diet hipertensi dengan
(00078) manajemen kesehatan diri beresiko Ny. M tentang menggunakan media leaflet
: hipertensi pada Ny. M perawatan hipertensi
menjadi efektif dengan menjadi perilaku tidak 0200 Peningkatan Latihan
kriteria hasil : beresiko dengan kriteria - Motivasi klien untuk mengubah
hasil : perilaku dari perilaku tidak sehat
Tekanan darah terkontrol - Ny. M mengurangi menjadi perilaku sehat
dengan sistole 140 159 konsumsi garam - Anjurkan klien untuk melakukan
dan diastole 90 99 menjadi sendok olahraga seperti jalan pagi atau
mmHg teh dalam sehari senam lansia untuk hipertensi dua
- Ny. M menghindari kali dalam seminggu
makanan berlemak - Anjurkan klien untuk mengatur diet
(santan, gorengan hipertensi
dan mentega) dari
sering menjadi 6680 Pemantauan Tanda-Tanda Vital
kadang-kadang - Monitor tekanan darah klien secara
- Ny. M berolahraga rutin (dua kali dalam seminggu)
seperti mengikuti - Catat adanya perubahan tekanan
senam lansia untuk darah klien
tekanan darah tinggi
minimal satu kali 5602 Pengajaran : Proses Penyakit
dalam seminggu - Ajarkan klien mengenai tindakan
- Ny. M dapat untuk mengontrol atau
melakukan senam meminimalkan gejala (SEFT)
lansia secara mandiri - Instruksikan klien mengenai
tindakan untuk mencegah atau
meminimalkan efek samping
penanganan dari penyakit
2. Ketidakefektifan koping Setelah dilakukan Setelah dilakukan 5230 Peningkatan Koping
pada Ny. M berhubungan tindakan keperawatan tindakan keperawatan - Bina hubungan saling percaya
dengan sumber yang selama 4 minggu selama 6 bulan, - Bantu klien dalam mengidentifikasi
tersedia tidak adekuat diharapkan koping Ny. M diharapkan : sumber-sumber dukungan yang
(00069) menjadi efektif dengan - Ny. M mampu tersedia untuk meningkatkan
kriteria hasil : mengidentifikasi koping
- Ny. M mampu pola koping yang - Dukung aktivitas-aktivitas sosial
melakukan koping efektif dan komunitas
adaptif yang berfokus - Ny. M - Dukung penggunaan sumber-
pada spiritual dan mengekspresikan sumber spiritual
sosial perasaan dan - Dorong klien untuk
kebebasan emosional mengungkapkan yang dirasakan
terhadap anggota keluarga
- Bantu klien mengidentifikasi
koping yang efektif

1460 Relaksasi Otot Progresif


- Ajarkan klien teknik relaksasi otot
progresif
- Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif dua kali
dalam seminggu
- Evaluasi penggunaan teknik
relaksasi otot progresif untuk
mengurangi kecemasan pada klien
VI. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari / No Diagnosa Waktu Tindakan Evaluasi Formatif
Tanggal
Senin, 10 April 1, 2 10.00 Membina hubungan saling percaya S : Ny. M berkata, Ya silahkan mbak, mau
2017 WIB ditensi ya ngga apa-apa, ditanya juga nanti
saya jawab mbak.
O : Ny. M tampak tersenyum dan
menyambut dengan hangat kedatangan
mahasiswa
1 10.20 Melakukan pengukuran tekanan S : Ny. M berkata, Iya ini belakang lehernya
WIB darah dan mencatat perubahan agak kaku mbak terus sedikit pusing ini
tekanan darah Ny. M mbak.
O : Tekanan darah Ny. M 150/100 mmHg,
Ny. M tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.25 Memberikan pendidikan mengenai S : Ny. M berkata, Iya mbak sekarang saya
WIB pengertian dan tanda serta gejala sudah mengerti.
hipertensi O : Ny. M tampak mengangguk dan
memperhatikan pendidikan kesehatan yang
diberikan
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai pengertian, tanda dan
gejala hipertensi
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai penyebab dan komplikasi
hipertensi
1 10.30 Mengevaluasi pengetahuan klien S : Ny. M berkata, Darah tinggi itu kalau
WIB mengenai pengertian, tanda dan tensinya di atas 140 /90 mbak. Tanda
gejala hipertensi gejalanya itu kaku di leher belakang,
pusing, sakit kepala, jantung berdebar,
telinga menging sama matanya berkunang-
kunang mbak.
O : Ny. M tampak sudah mengerti mengenai
pengetian, tanda dan gejala hipertensi.
Klien tampak kooperatif.
A : Masalah belum teratasi
P:
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai penyebab dan komplikasi
hipertensi
- Motivasi klien untuk merubah
perilaku beresiko
- Ajarkan klien mengenai tindakan
untuk mengontrol tekanan darah
Jumat, 14 1 10.00 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Kalau sekarang ini lagi
April 2017 WIB darah Ny. M nggak pusing mbak. Nggak ada yang
dirasakan.
O : Tekanan darah Ny. M 140 / 80 mmHg.
Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
-
Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.05 Mengevaluasi pengetahuan klien S : Ny. M berkata, Kalau darah tinggi itu
WIB mengenai pengertian, tanda dan tensinya diatas 140/90 mbak. Tandanya itu
gejala hipertensi kaku di leher belakang, pusing, sakit
kepala, deg-degan rasanya sama matanya
berkunang-kunang.
O : Ny. M tampak mencoba mengingat
kembali mengenai pengertian, tanda dan
gejala hipertensi

A : Masalah belum teratasi


P:
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai penyebab dan komplikasi
hipertensi
1 10.15 Memberikan pendidikan kesehatan S : Ny. M berkata, Oh gitu ya mbak, iya
WIB mengenai penyebab dan komplikasi iya.
hipertensi O : Ny. M tampak memahami penjelasan dari
mahasiswa
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai penyebab dan komplikasi
hipertensi
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai diet dan penatalaksanaan
hipertensi
1 10.25 Mengevaluasi pengetahuan klien S : Ny. M berkata, Penyebab darah tinggi itu
WIB mengenai penyebab dan komplikasi bisa keturunan, penuaan, konsumsi
hipertensi makanan, kurang olahraga sama kurang
istirahat mbak. Oiya kalau banyak pikiran
juga bisa darah tinggi mbak. Kalau
komplikasinya bisa stroke, sakit jantung,
ginjal, saraf dan sampai kematian.
O : Klien tampak sudah mengerti tentang
penyebab dan komplikasi hipertensi. Klien
tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai diet dan penatalaksanaan
hipertensi
- Anjurkan klien untuk melakukan
olahraga seperti jalan pagi atau
senam lansia
- Ajarkan cara mengontrol tekanan
darah
Senin, 17 April 1 10.00 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Ini agak pusing mbak,
2017 WIB darah Ny. M mungkin tadi capek habis beres-beres
rumah mbak.
O : Tekanan darah Ny. M 140 / 90 mmHg,
Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.05 Mengevaluasi pengetahuan klien S : Ny. M berkata, Penyebabnya itu bisa
WIB mengenai penyebab dan komplikasi keturunan, makanan bersantan sama
hipertensi berlemak, kurang olahraga sama banyak
pikiran mbak. Kalau komplikasinya bisa
stroke, sakit jantung, ginjal, saraf sama bisa
sampai meninggal mbak.
O : Klien tampak sudah mengerti tentang
penyebab dan komplikasi hipertensi. Klien
tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai diet hipertensi dan
penatalaksanaan hipertensi
- Anjurkan klien untuk mengatur pola
makan sesuai dengan diet untuk
penderita hipertensi
- Anjurkan klien untuk melakukan
olahraga seperti jalan pagi atau
senam lansia dua kali dalam
seminggu
1 10.15 Memberikan pendidikan kesehatan S : Ny. M berkata, Oh iya mbak, sekarang
WIB mengenai diet dan penatalaksanaan ibu sudah mengerti.
hipertensi O : Klien tampak memperhatikan penjelasan
dari mahasiswa. Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai diet yang dianjurkan bagi
penderita hipertensi
- Ajarkan klien cara atau
penatalaksanaan hipertensi
1 10.30 Mengevaluasi pengetahuan klien S : Ny. M berkata, Makanan yang sebaiknya
WIB mengenai diet dan penatalaksanaan dihindari itu seperti daging kambing,
hipertensi jeroan, makanan yang asing-asin, makanan
kaleng sama makanan yang mengandung
alkohol mbak. Kalau makanan yang bisa
membantu menurunkan tensi itu jeruk,
semangka, pisang, kuaci sama kismis
mbak. Kalau buat mengontrol tensi itu tadi
ada beberapa cara ya mbak kaya yang
ketuk-ketuk itu.
O : Klien tampak sudah mengerti tentang diet
dan penatalaksanaan hipertensi.
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai diet dan penatalaksanaan
hipertensi pada pertemuan
berikutnya
- Evaluasi perubahan pola makan klien
- Pantau pola makan klien dengan
buku diet
- Pantau perilaku klien yang beresiko
2 10.40 Membantu klien mengidentifikasi S : Ny. M berkata, Ya kalau di sekitar
WIB sumber-sumber dukungan yang rumah ya ada sih mbak tetangga yang
tersedia untuk meningkatkan dekat, tapi ya jarang ketemu mbak, nggak
koping setiap hari. Anak-anak juga setiap minggu
kesini mbak, sering telpon juga
O : Klien tampak kooperatif dan mau
bercerita mengenai tetangga dekatnya
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dukung aktivitas sosial dan
komunitas yang dilakukan klien
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
- Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaan kepada anggota keluarga
- Bantu klien mengidentifikasi koping
yang efektif
Jumat, 21 1 10.15 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Sekarang nggak pusing
April 2017 WIB darah Ny. M dan nggak pegel lehernya mbak, biasa aja
nggak ada keluhan.
O : Tekanan darah Ny. M 140/80 mmHg.
Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.20 Mengevaluasi pengetahuan klien S : Ny. M berkata, Makanan yang harus
WIB mengenai diet dan penatalaksanaan dikurangi itu makanan yang asin-asin,
hipertensi makanan berlemak, bersantan terus
makanan yang diawetkan kaya kalengan itu
mbak. Kalau penanganannya ada terapi-
terapi sama kontrol pola hidupnya mbak.
O : Klien tampak sudah mengerti tentang diet
dan penatalaksanaan hipertensi. Klien
tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Berikan pendidikan kesehatan
mengenai terapi SEFT untuk
mengontrol tekanan darah
- Ajarkan klien langkah-langkah
dalam melakukan terapi SEFT
1 10.30 Mengevaluasi pola makan dan S : Ny. M berkata, Iya mbak, sekarang
WIB kebiasaan olahraga klien penggunaan garamnya sudah mulai
dikurangi sedikit-sedikit mbak. Makan
gorengannya juga sudah dikurangi. Kalau
olahraga paling kemarin itu jalan pagi
mbak muter sini.
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk menerapkan
diet bagi penderita hipertensi
- Anjurkan klien untuk melakukan
olahraga atau mengikuti senam di
wilayah RW IV
- Pantau pola makan klien dengan
menggunakan buku diet
2 10.40 Mendukung aktivitas-aktivitas S : Ny. M berkata, Besok sabtu ada acara
WIB sosial dan komunitas yang Paskah mbak di Gor Tri Lomba Juang situ
dilakukan klien mbak, saya mau kesana besok.
O : Klien tampak antusias dan kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
- Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya pada anggota keluarga
- Bantu klien mengidentifikasi koping
yang efektif
2 10.45 Membantu klien mengidentifikasi S : Ny. M berkata, Ya bisa cerita sama
WIB koping yang efektif tetangga yang dekat mbak. Bisa cerita juga
sama anak terus bisa juga berdoa sama
Tuhan biar perasaannya plong dan lega.
O : Klien tampak kooperatif dan bisa
mengidentifikasi koping yang efektif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
- Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya pada anggota keluarga
- Ajarkan penggunaan terapi relaksasi
otot progresif
Selasa, 25 1 10.00 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Sekarang nggak ada yang
April 2017 WIB darah Ny. M dirasakan mbak.
O : Tekanan darah klien 130/70 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.05 Memberikan pendidikan kesehatan S : Ny. M berkata, Iya mbak sudah mengerti
WIB mengenai terapi SEFT untuk terapi SEFT itu buat mengontrol tekanan
mengontrol tekanan darah darah sekaligus kaya relaksasi ya mbak.
O : Klien tampak memperhatikan penjelasan
yang diberikan oleh mahasiswa. Klien
tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai terapi SEFT
- Ajarkan klien cara melakukan terapi
SEFT
1 10.20 Mengevaluasi pengetahuan klien S :Ny. M berkata, Itu bisa buat mengontrol
WIB mengenai terapi SEFT tekanan darah, sakit kepala, pusing terus
bisa juga kalau stress mbak.
O : Klien tampak sudah mengerti tentang
terapi SEFT
A : Masalah belum teratasi
P:
- Ajarkan klien untuk melakukan
terapi SEFT
- Ajarkan klien tindakan lain untuk
mengontrol atau menurunkan
tekanan darah
1 10.25 Mengevaluasi pola makan dan S : Ny. M berkata, Ya mulai kemarin itu
WIB perilaku beresiko pada Ny. M garamnya sudah dikurangi walaupun
sedikit-sedikit mbak, gorengannya juga
dikurangi. Terus sekarang saya sering
minum jeruk mbak. Kalau jalan pagi ya
masih jarang mbak. Kemarin hari Senin
saya ada acara di Gereja mbak, jadi nggak
bisa ikut senam di Pos PAUD itu. Kalau
minum obat masih rutin mbak setiap pagi.
O : Klien tampak kooperatif dan mau
menceritakan pola makan serta perilakunya
A : Masalah belum teratasi
P:
-
Motivasi klien untuk mengubah
perilaku dari perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat
- Anjurkan klien unruk mengatur diet
hipertensi
2 10.30 Mendukung penggunaan sumber- S : Ny. M berkata, Setiap hari Senin, Rabu
WIB sumber spiritual sama Minggu kan saya ke Gereja mbak. Iya
kalau ada masalah ya sekalian saya berdoa
mbak. Kemarin yang hari sabtu itu yang
acara Paskah, setelah saya berdoa terus
lumayan lega mbak rasanya.
O : Klien tampak kooperatif dan mau
bercerita
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya kepada anggota
keluarga
- Ajarkan cara melakukan terapi
relaksasi otot progresif
2 10.40 Mendorong klien untuk S : Ny. M berkata, Iya mbak mungkin nanti
WIB mengungkapkan perasaan kepada kalau ada masalah saya akan coba cerita ke
anggota keluarga anak atau tetangga yang deket sama saya
mbak. Biar ada teman buat tukar pikiran.
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dukung aktivitas-aktivitas sosial dan
komunitas klien
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
- Ajarkan cara melakukan terapi
relaksasi otot progresif
Sabtu, 29 April 1 11.00 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Semalam ngerasa pusing
2017 WIB darah Ny. M mbak, ini leher belakangnya juga sedikit
kaku.
O : Tekanan darah klien 140/100 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 11.05 Mengevaluasi pola makan dan S : Ny. M berkata, Garamnya sekarang
WIB kegiatan klien pakainya setengah sendok teh mbak, santan
juga sudah jarang. Tapi kalau gorengan itu
masih susah ya mbak. Sekarang sering
makan buah kaya jeruk sama semangka.
Kalau olahraga ya jalan pagi itu mbak
muter-muter sini.
O : Klien tampak kooperatif dan mau
bercerita mengenai kegiatannya
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor pola makan atau diit klien
- Anjurkan klien untuk mengikuti
senam bugar lansia untuk penderita
hipertensi
1 11.10 Memberikan buku untuk mencatat S : Ny. M berkata, Iya mbak nanti saya
WIB dan memonitor diit klien setiap makan nulis ya.
O : Klien tampak antusias
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor diit klien
- Anjurkan klien untuk mengubah
perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat
2 11. 15 Mendorong klien untuk S : Ny. M berkata,Iya mbak, nanti saya akan
WIB mengungkapkan perasaannya coba cerita ke anak kalau saya ada
kepada anggota keluarga masalah.
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dukung aktivitas-aktivitas sosial dan
komunitas klien
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
- Ajarkan cara melakukan teknik
relaksasi otot progresif
1 11.25 Mengajarkan cara melakukan terapi S : Ny. M berkata, Iya mbak, sekarang
WIB SEFT sudah tau caranya sama bagian-bagian
yang diketuk. Perasaannya jadi tenang
mbak, lebih enak
O : Klien tampak rileks. Klien sudah hafal 9
titik yang diketuk dalam terapi SEFT
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi penggunaan terapi SEFT
- Evaluasi pengetahuan klien tentang
titik-titik ketukan terapi SEFT
Rabu, 3 Mei 1 10.00 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Ini agak pusing mbak,
2017 WIB darah Ny. M badannya juga lagi kurang enak.
O : Tekanan darah klien 150/100 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.05 Memonitor diet dan aktivitas klien S : Ny. M berkata, Iya itu sudah mengurangi
WIB garamnya mbak, sama buah-buahan. Tapi
kalau gorengannya belum mbak. Kalau
olahraga ya jalan sama kegiatan sehari-hari
mbak.
O : Klien tampak kooperatif dan mau
bercerita mengenai kegiatannya
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor diet dan kegiatan klien
- Anjurkan klien untuk mengubah
perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat
1 10.15 Mengevaluasi penggunaan terapi S : Ny. M berkata, Dari kemarin belum
WIB SEFT pada klien dilakukan lagi mbak, soalnya belum
sempat. Tapi nanti saya akan coba mbak.
O : Klien sudah hafal 15 titik yang diketuk
dalam terapi SEFT
A : Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk menerapkan
terapi SEFT untuk menurunkan
tekanan darah
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai titik-titik ketukan dalam
terapi SEFT
2 10.25 Mengevaluasi sumber dukungan S : Ny. M berkata, Iya mbak ceritanya sama
WIB yang tersedia untuk meningkatkan teman yang dekat soalnya kan anak lagi
koping kerja. Tadi barusan teman saya habis main
disini mbak, habis cerita-cerita.
O : Klien tampak kooperatif dan mau
bercerita
A : Masalah belum teratasi
P:
- Dukung aktivitas-aktivitas sosial dan
komunitas klien
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
2 10.30 Mengajarkan teknik relaksasi otot S : Ny. M berkata, Bisa buat menurunkan
WIB progresif rasa khawatir, buat relaksasi sama
menguatkan otot. Iya mbak, sudah paham
caranya mbak, tapi belum hafal semua
gerakannya.
O : Klien tampak mencoba menirukan
gerakan relaksasi otot progresif. Klien
sudah hafal 4 gerakan teknik relaksasi otot
progresif.
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi penggunaan terapi relaksasi
otot progresif
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai gerakan dalam teknik
relaksasi otot progresif
- Ajarkan kembali teknik relaksasi otot
progresif
Jumat, 5 Mei 1 10.00 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Iya ini sedikit pusing
2017 WIB darah Ny. M mbak, tadi juga capek habis beres-beres
rumah.
O : Tekanan darah klien 150/90 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor tekanan darah klien secara
rutin (dua kali dalam seminggu)
- Catat adanya perubahan tekanan
darah klien
1 10.05 Menganjurkan klien untuk S : Ny. M berkata, Iya mbak, nanti sore saya
WIB mengikuti senam di wilayah RW IV nggak ada acara kok mbak, nanti saya
datang.
O : Klien tampak antusias dan kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk mengubah
perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat
- Monitor diet dan kegiatan klien
1 10.10 Mengevaluasi penggunaan terapi S : Ny. M berkata, Sudah dicoba mbak
WIB SEFT pada klien kalau lagi senggang, rasanya lebih tenang
mbak terus lega.
O : Klien sudah hafal 15 titik yang diketuk
dalam terapi SEFT
A : Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk menggunakan
terapi SEFT untuk meminimalkan
gejala
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai titik-titik yang diketuk
dalam terapi SEFT
2 10. 15 Mengajarkan kembali teknik S : Ny. M berkata, Iya mbak sudah mengerti
WIB relaksasi otot progresif tapi belum hafal gerakannya.
O : Klien tampak mencoba melakukan
gerakan relaksasi otot progresif. Klien
sudah hafal 8 gerakan teknik relaksasi otot
progresif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Evaluasi penggunaan terapi relaksasi
otot progresif
- Evaluasi pengetahuan klien
mengenai gerakan dalam terapi
relaksasi otot progresif
Rabu, 10 Mei 1 09.35 Mengevaluasi kebiasaan olahraga S : Ny. M berkata, Ya paling kan itu jalan
2017 WIB klien pagi terus kalau beres-beres rumah mbak.
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai pentingnya olahraga bagi
penderita hipertensi
- Menganjurkan klien untuk
melakukan olahraga atau mengikuti
senam lansia di wilayah RW IV
1 09.40 Memberikan pendidikan kesehatan S : Ny. M berkata, Manfaatnya bisa untuk
WIB mengenai pentingnya olahraga bagi kesehatan, mengontrol tekanan darah sama
penderita hipertensi mencegah komplikasi mbak.
O : Klien tampak memahami pentingnya
olahraga untuk hipertensi. Klien tampak
kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Menganjurkan klien untuk mengikuti
senam lansi di wilayah RW IV
1 09.50 Mengukur dan mencatat tekanan S : Ny. M berkata, Nggak merasa pusing
WIB darah Ny. M mbak, biasa saja.
O : Tekanan darah klien 150/100 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor dan catat tekanan darah
klien
- Anjurkan klien untuk rutin
memeriksakan tekanan darah
Kamis, 11 Mei 1 13.00 Memonitor pola makan dan S : Ny. M berkata, Ya masih kaya kemarin
2017 WIB kegiatan klien mbak, garamnya sudah dikurangi. Untuk
makanan yang buat menurunkan tensi juga
sudah dicoba. Tapi gorengannya itu masih
belum bisa ngurangin mbak. Kalau
olahraga nanti sore saya usahakan untuk
ikut senam mbak.
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk menerapkan
diet hipertensi dalam kehidupan
sehari-hari
- Anjurkan klien untuk melakukan
olahraga secara mandiri
1, 2 13.10 Mengevaluasi penggunaan terapi S : Ny. M berkata, Iya mbak sudah dicoba
WIB SEFT dan relaksasi otot progresif kemarin sudah 2 kali mbak. Kalau yang
pada klien progresif itu baru sekali mbak.
O : Klien tampak kooperatif dan dapat
melakukan terapi SEFT secara mandiri.
Klien hafal 10 langkah teknik relaksasi otot
progresif
A : Masalah belum teratasi
P:
- Monitor penggunaan terapi SEFT
untuk meminimalisir gejala dan
mengontrol tekanan darah
- Monitor penggunaan terapi relaksasi
otot progresif
2 13.15 Mengevaluasi pola koping pada S : Ny. M berkata, Kalau ada masalah ya
WIB klien cerita mbak, bisa ke anak-anak atau ke
teman dekat saya. Biar lega perasaannya
mbak nggak dipendam sendiri.
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah teratasi
P:
- Dukung penggunaan sumber-sumber
spiritual
- Dukung aktivitas sosial dan
komunitas klien
VII. EVALUASI SUMATIF
No Diagnosa Evaluasi Sumatif TTD
Keperawatan
1 Ketidakefektifan S: Fita
manajemen - Ny. M berkata, Untuk menurunkan tekanan
kesehatan diri pada darah itu harus mengatur pola makan mbak.
Ny. M berhubungan penggunaan garamnya dikurangi, terus
dengan perilaku makanan yang bisa membuat tensinya tinggi
berisiko (00078) itu kalau bisa dihindari mbak kayak
gorengan, makanan bersantan. Sama
olahraga dan minum obat teratur juga mbak.
- Ny. M berkata, Saya sudah mengurangi
penggunaan garam sama makanan yang bisa
bikin tensi tinggi mbak, tapi untuk
gorengannya belum bisa mbak. Saya juga
masih jarang olahraga, kemarin ikut senam di
PAUD itu Cuma dua kali mbak, karena sore
ke gereja.
O:
- Tekanan darah klien stabil dan masih
tergolong tinggi
- Tekanan darah klien pada pemeriksaan
terakhir 150/100 mmHg
- Klien mengikuti senam lansia di wilayah RW
IV sebanyak dua kali
A : Masalah belum teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk tetap rutin
memeriksakan tekanan darah di Posyandu,
Puskesmas maupun praktik dokter minimal
satu kali dalam sebulan
- Berikan lembar catatan pemeriksaan tekanan
darah kepada klien untuk diisi setiap
melakukan pemeriksaan tekanan darah
- Lakukan terapi SEFT untuk mengontrol
tekanan darah satu kali dalam seminggu
- Lakukan terapi relaksasi otot progresif satu
kali dalam seminggu
- Anjurkan klien untuk mengikuti senam lansia
di wilayah RW IV satu kali dalam seminggu
2 Ketidakefektifan S: Fita
koping pada Ny. M - Ny. M berkata, Ya nanti kalau ada masalah
berhubungan dengan saya akan cerita ke anak atau teman dekat
sumber yang tersedia mbak biar masalahnya nggak dipendam
tidak adekuat sendiri. Terus biar perasaannya jadi lebih
(00069) lega.
- Ny. M berkata, Kalau ke gereja sekalian
cerita sama Tuhan tentang masalah-masalah
yang saya punya biar doanya didengar oleh
Tuhan.
O:
- Ny. M tampak rileks dan tenang
- Ny. M mampu mengekspresikan perasaannya
A : Masalah teratasi
P:
- Pertahankan pola koping yang efektif
- Monitor penggunaan terapi teknik relaksasi
otot progresif
VIII. RENCANA TINDAK LANJUT
Diagnosa Rencana Tindak Lanjut Sasaran Penanggung
Keperawatan jawab
Ketidakefektifan - Anjurkan klien untuk Ny. M Ny. M
manajemen kesehatan tetap rutin memeriksakan
diri pada Ny. M tekanan darah di
berhubungan dengan Posyandu, Puskesmas
perilaku berisiko maupun praktik dokter
(00078) minimal satu kali dalam
sebulan
- Berikan lembar catatan
pemeriksaan tekanan
darah kepada klien untuk
diisi setiap melakukan
pemeriksaan tekanan
darah
- Lakukan terapi SEFT
untuk mengontrol tekanan
darah satu kali dalam
seminggu
- Lakukan terapi relaksasi
otot progresif satu kali
dalam seminggu
- Anjurkan klien untuk
mengikuti senam lansia di
wilayah RW IV satu kali
dalam seminggu
Ketidakefektifan - Pertahankan pola koping Ny. M Ny. M
koping pada Ny. M yang efektif
berhubungan dengan - Monitor penggunaan
sumber yang tersedia terapi teknik relaksasi
tidak adekuat (00069) otot progresif
IX. GRAFIK PERKEMBANGAN KLIEN SETELAH DILAKUKAN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa : Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Ny. M
berhubungan dengan perilaku berisiko (00078)
a. Grafik 1 Evaluasi Tekanan Darah Ny. M Bulan April Mei
2017

Tekanan Darah
160
140
120
100
80 Sistol

60 Diastol

40
20
0
02-Apr 09-Apr 16-Apr 23-Apr 30-Apr 07-May

Grafik 1 menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah sistol


pada minggu kedua dan keempat dari 150 menjadi 140 dan 140
menjadi 130. Sedangkan tekanan darah diastol menurun pada
minggu kedua, ketiga dan kelima dari 100 menjadi 80, dari 80
menjadi 70 dan dari 100 menjadi 90. Hal tersebut disebabkan
mulai minggu kedua klien sudah diberikan pendidikan
kesehatan mengenai diit dan penatalaksanaan hipertensi dan
dianjurkan untuk berolahraga. Pada minggu kedua klien sudah
mulai menerapkan diet hipertensi pada kehidupan sehari-hari
dan satu kali mengikuti senam lansia di wilayah RW IV.
Senam lansia yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan
tekanan darah sebanyak 10 mmHg pada sistol maupun diastol.
Selain itu, manfaat lain senam adalah menurunkan berat badan,
membakar lemak dan memperkuat otot jantung (Vitahealth,
2006). Senam lansia juga membantu menambah kekuatan otot
jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan dapat
menurunkan tekanan darah (Maryam, 2008).
b. Grafik 2 Perkembangan Kognitif Pendidikan Kesehatan
Hipertensi

Kognitif
18
16
14
12
Axis Title

10
8
6
4
2
0
Pre Post

Grafik 2 menunjukkan adanya peningkatan kognitif setelah


diberikan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi. Klien
mampu menjawab benar sebanyak 10 pertanyaan menjadi
mampu menjawab benar sebanyak 17 pertanyaan mengenai
hipertensi (85%). Pendidikan kesehatan dapat berpengaruh
terhadap tekanan darah pada lansia (Saputri dkk, 2015).
2. Diagnosa : Ketidakefektifan koping pada Ny. M berhubungan
dengan sumber yang tersedia tidak adekuat (00069)
Grafik 3 Perkembangan Pengetahuan Klien mengenai Langkah
Teknik Relaksasi Otot Progresif

Langkah ROP
12
10
8
Axis Title

6
4
2
0

Grafik 3 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan


klien mengenai langkah dalam melakukan terapi relaksasi otot
progresif. Terapi relaksasi otot progresif dapat menurunkan tingkat
kecemasan dan peningkatan koping individu (Sulistyorini dkk,
2015).
DAFTAR PUSTAKA

Afriwardi. 2009. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M & Wagner, C.M. 2013.
Nursing Interventions Classification (NIC), 6th edition. Singapore:
Elsevier.
Dalimartha, S., B.T. Purnama, N. Sutarina, Mahendra, R. Darmawan. 2008.
Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Dipiro, J., et al. (2008). Pharmacotherapy a Patophysiologic Approach.
United States: The Mc Graw Hill Companies.
Giriwoyo, S. & Sidik, D. Z. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Maryam, Siti R dkk. 2008. Mengenal Usia LanjutPerawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L & Swanson, E. 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC). Singapore: Elsevier.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015 2017.
Jakarta: EGC.
Nurhumaira, N. S & Rahayuningsih, H. M. 2014. Pengaruh Penerapan Pola
Diet DASH (Dietary Approaches To Stop Hypertension) terhadap
Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Kelompok Lansia di Kota
Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Putriastuti, L. 2016.. Analisis Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien Usia 45 Tahun Keatas. Jurnal
Berlaka Epidemiologi Vol. 4 No. 2. Surabaya: FKM UNAIR.
Rimbawan & Siagian, A. 2004. Indeks Glikemiks Pangan. Bogor: Penebar
Swadaya.
Rofacky, H. F & Aini, F. 2015. Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi.
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 10 No. 1. Ungaran: STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran.
Saputri, Y. I., Muhlisin, A & Budinugroho, A. 2015. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Diet Hipertensi pada
Lanjut Usia di Desa Wironanggan Kecamatan Gatak Sukoharjo.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sheps, G. S. 2005. Mayo Clinic Hipertensi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: PT. Intisari Mediatama.
Sulistyorini, A., Ahsan & Susmiatin, E. A. 2015. Pengaruh Relaksasi Otot
Progresif dan Terapi Kognitif terhadap Tingkat Kecemasan Tahanan
di Ruang Tahanan Polres Kediri. The Indonesian Journal of Health
Science Vol. 6 No. 1. Universitas Brawijaya.
Vitahealth. 2006. Hipertensi. Jakarta : Gramedia.
WHO. 2014. Raise Blood Pressure Situasion and Trends.
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_t
ext/en/ (Diakses pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 19.25 WIB).
Widhiartini, I.A., dkk. (2011). Identification of Drug Related Problems
Among Hypertension Patients in Community Pharmacy X at
Denpasar Selatan Bali, in: Proceeding ed 2 Pharmacy and Advanced
Pharmaceutical Sciences. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
LAMPIRAN
Lampiran Referensi
Lampiran Dokumentasi Kunjungan Keluarga

You might also like