You are on page 1of 20

3 Peristiwa Besar di Bulan Rabi'ul Awwal dan Cara Meneladai Rasulullah

Add Comment
Feb 8, 2013

Teks Khutbah lengkap (pertama dan ke-2) bisa diunduh di sini

Jamaah Jumat rahimakumullah....

Hari ini, Jumat 8 Februari 2013 bertepatan dengan 27 Rabiul Awal 1434H, masih dalam suasana maulid Nabi Saw. Sudah menjadi kebiasaan bahwa kaum Muslim di Indonesia banyak menggelar acara maulid
Nabi saw pada bulan ini tiap tahunnya. Namun sayang, yang banyak diketahui umat Islam hanya sampai itu. Padahal, pada bulan Rabiul Awal menyimpan beberapa peristiwa penting lain yang terkait dengan
perkembangan umat Islam. Bahkan, peristiwa tersebut membuat kita dan masyarakat di Indonesia menjadi bagian umat Islam di seluruh dunia. Inilah yang akan kami ulas pada khutbah jumat kali ini.

Jamaah Jumat rahimakumullah....

Peristiwa pertama yaitu maulid (kelahiran) Nabi Muhammad saw sendiri. Beliau dilahirkan di Makkah, kira-kira 200 M dari Masjidil Haram pada Senin menjelang terbit fajar 12 Rabiul Awwal tahun Gajah
bertepatan dengan 20 April 571 M. Kini tempat kelahiran Nabi itu dijadikan perpustakaan Maktabah Makkah al-Mukarramah. Dinamai tahun Gajah karena pada waktu itu tentara Abrahah dari Yaman
menyerang Makkah untuk menghancurkan Kabah. Mereka datang dengan mengendarai gajah. Namun, mereka gagal karena Allah mengirimkan pasukan burung Ababil dari angkasa yang menghujani pasukan
gajah tersebut dengan batu dari neraka. Mereka hancur bak daun dimakan ulat. Peristiwa ini pun diabadikan dalam al-Quran surah al-Fiil ayat 1 4.

Namun, kelahiran Nabi Saw tidak terkait langsung dengan perkembangan Islam, sebab Islam saat itu belum ada. Maulid (kelahiran) Nabi saw terjadi ketika Muhammad bin Abdullah belum diangkat menjadi
Nabi dan kita tahu bahwa Beliau Saw menjadi Nabi pada usia 40 tahun.

Jamaah Jumat rahimakumullah....

Peristiwa lain di bulan Rabiul Awwal yang terkait dengan perkembangan Islam dan belum diketahui kebanyakan orang adalah hijrah Nabi saw dari Makkah ke Madinah dan wafatnya Nabi saw yang diikuti
dibaiatnya Abu Bakar as-Siddiq menjadi khalifah, menggantikan Rasulullah dalam menerapkan Islam dalam bingkai institusi negara.

Peristiwa kedua di bulan Rabiul Awal adalah hijrahnya Nabi Saw. Bulan Muharram memang ditetapkan sebagai awal perhitungan tahun Hijriyah. Akan tetapi, hijrahnya Nabi SAW sendiri tidak terjadi pada bulan
Muharram, melainkan pada bulan Rabi'ul Awal. Dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Mubarakfuri disebutkan bahwa Beliau mulai berhijrah meninggalkan Gua Tsur malam Senin tanggal 1
Rabi'ul Awal tahun I Hijriyah (16 September 622 M). Nabi SAW sampai di Quba hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal tahun 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana selama empat hari, yaitu hari Senin,
Selasa, Rabu, dan Kamis. Nabi SAW selanjutnya memasuki Madinah hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 H.

Momentum itu bisa dikatakan sebagai proklamasi tegaknya negara Islam di Madinah. Dan di bulan Rabiul Awal tersebut menjadi era baru fase dakwah setelah 13 tahun Rasulullah saw berdakwah di Makkah
dengan segala lika-liku dan suka duka rintangannya. Di Madinah pula Rasul saw menerapkan Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya dalam aspek aqidah, ibadah dan muamalah yang masih
terbatas seperti halnya di Makkah. Di kemudian hari, Rasul pun berhasil menaklukkan kota Makkah dan memimpin masyarakat Islam hampir di seluruh jazirah Arab.
Jamaah Jumat rahimakumullah....

Peristiwa ketiga yang tak kalah pentingnya adalah wafatnya Rasulullah dan dibaiatnya Abu Bakar sebagai khalifah pertama umat Islam. Dalam as-Sirah an-Nabawiyah-nya, Ibnu Katsir menerangkan bahwa Nabi
Saw wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. Ibnu Katsir berkata, "Inilah tanggal yang dipastikan oleh Al-Waqidi dan Muhammad bin Saad. Wafatnya Nabi Saw ini menjadi pertanda lahirnya
negara Khilafah Rasyidah. Sebab pada hari yang sama, bahkan sebelum jenazah Nabi saw dimakamkan, umat Islam telah membaiat Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah di Saqifah Bani Saidah.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang dirintis Rasulullah tidaklah berhenti. Memang era kenabian telah berakhir ketika Rasulullah saw wafat, tetapi kepemimpinan beliau sebagai kepala negara,
ditandai dengan menerapkan berbagai hukum kepada masyarakat, terus berlanjut dengan diangkatnya Abu Bakar sebagai khalifah. Dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Era ini, termasuk di dalamnya Imam Hasan bin Ali, dikenal dengan era Khulafaur Rasyidin. Kepemimpinan ini terus berlanjut dengan adanya Khilafah Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah di Turki hingga runtuh
tahun 1924 M. Dan persatuan umat pun hingga saat ini belum terlihat kembali.

Jamaah Jumat rahimakumullah....

Mengetahui sejarah memang penting. Akan tetapi, yang lebih penting adalah mengambil hikmah dari sejarah-sejarah tersebut. Sehingga generasi kita tidak salah langkah pada hari ini dan masa ke depannya.
Menyikapi sejarah umat Islam pada bulan Rabiul Awal di tadi, kami cukupkan sebuah sabda Nabi saw sebagai bahan pegangan dan renungan:
"Maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku" (HR Tirmidzi)

Lalu bagaimana kita meneladani Beliau saw dan para shahabatnya?

Jamaah Jumat rahimakumullah....

Beberapa hal berikut seyogyanya kita lakukan sebagai upaya kita meneladani Rasulullah saw:
1. Mengikuti perintah Rasulullah saw
Allah swt berfirman:
...Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr:
7)

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran: 31)

2. Memperbanyak shalawat
Firman Allah swt: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56)

Nabi Saw bersabda:







Orang yang bershalawat atasku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat atasnya dengannya sepuluh kali (HR Muslim)
3. Berpegang teguh pada wasiat Rasulullah saw
Berpegang teguh terhadap al-Quran dan as-Sunah merupakan wasiat Rasulullah yang harus kita jalankan sebagaimana sabdanya:
Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian yang jika kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan tersesat selamanya, perkara yang jelas itu adalah kitabullah dan sunah nabi (HR Malik)

4. Menjadikan dakwah sebagai poros utama


Rasulullah saw mencontohkan betapa dakwah menjadi poros hidup beliau. Ketika para pembesar Quraisy mendatangi pamannya untuk meminta beliau menghentikan aktivitas dakwahnya, beliau menyatakan
dengan tegas, Andai mereka meletakan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku menghentikan dakwah ini, maka hingga Allah memenangkannya atau aku binasa di jalannya, aku tak
akan meninggalkan dakwah ini (Ibnu Hisyam, Sirah Ibnu Hisyam, I/266)

5. Melanjutkan kepemimpinan Rasulullah bukan dalam hal kenabian dan kepemimpinan para khulafaur rasyidin.
Mencintai Rasullullah juga dengan melanjutkan kepemimpinannya dalam mengurus umat dengan hukum-hukum syariah sebagaimana dicontohkan khulafaur rasyidin dan generasi setelahnya. Sebagaimana
sabda Rasulullah saw:







"Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu diurusi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi sepeninggal aku. Yang ada adalah para khalifah
yang banyak jumlahnya". Para shahabat bertanya; "Apa yang baginda perintahkan kepada kami?". Beliau menjawab: "Penuihilah bai'at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak
mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka" (HR Bukhari No. 3196)
8 sifat wanita terbaik sesuai syariat islam

1- Menutup Aurat

Wanita terbaik itu menutup auratnya. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama.
Allah Taala berfirman,



Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Taala juga berfirman,




Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
(QS. An Nuur: 31).

2- Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syari


Wanita yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Quran dan As Sunnah.
Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.
Allah Taala berfirman,

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama. (QS. Al Ahzab : 33).
Abu Ubaidah mengatakan, Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya. Az Zujaj mengatakan, Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi
kaum pria.
Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asyary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur. (HR. An Nasai, Abu
Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata,


Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria. (HR. Bukhari no. 6834)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,


Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.(HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.

3- Betah Tinggal di Rumah


Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak.
Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.
Allah Taala berfirman,

Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu (QS Al Ahzab: 33).
Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan.
Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah -istri Rasulullah-, Mengapa engkau tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain,
pent)? Jawaban beliau, Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk tinggal di dalam rumah. Perawi mengatakan, Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu
rumahnya kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan. Sungguh moga Allah ridha kepadanya.
Ibnul Arabi bercerita, Aku sudah pernah memasuki lebih dari seribu perkampungan namun aku tidak menjumpai perempuan yang lebih terhormat dan terjaga melebihi perempuan di daerah Napolis,
Palestina, tempat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api. Selama aku tinggal di sana aku tidak pernah melihat perempuan di jalan saat siang hari kecuali pada hari Jumat. Pada hari itu para perempuan pergi ke
masjid untuk ikut shalat Jumat sampai masjid penuh dengan para perempuan. Begitu shalat Jumat berakhir mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing dan aku tidak melihat satupun perempuan
hingga hari Jumat berikutnya.
Dari Abdullah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
:


Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya. (HR Ibnu
Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah kecuali dengan izin suaminya. Beliau juga berkata, Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti
ia telah berbuat nusyuz (pembangkangan), bermaksiat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya, serta pantas mendapatkan siksa. (Majmu Al-Fatawa, 32: 281)
4- Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan. (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari Imron bin Hushain.)
Kriteria ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari
wanita di zaman Nabi Musa alaihis salam. Allah Taala berfirman,
)24(

) 23(



Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang
sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)? Kedua wanita itu menjawab: Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala
itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya. (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana
bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!
Tidak cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut. Lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa alaihis salaam; Allah melanjutkan firman-Nya,

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa malu, ia berkata, Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu
memberi minum (ternak) kami. (QS. Al Qashash : 25)
Ayat yang mulia ini,menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan bersifat malu. Allah menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan
terhormat.
Amirul Mukminin Umar bin Khoththob rodiyallohu anhu mengatakan, Gadis itu menemui Musa alaihis salaam dengan pakaian yang tertutup rapat, menutupi wajahnya. Sanad riwayat ini shahih.

5- Taat dan Menyenangkan Hati Suami


Istri yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami benci, itulah sebaik-baik wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata,





Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Siapakah wanita yang paling baik? Jawab beliau, Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan
tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Begitu pula tempat seorang wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya terhadap suaminya, apakah ia taat ataukah durhaka.
Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bertanya kepadanya,

: . : : . :

Apakah engkau sudah bersuami? Bibi Al-Hushain menjawab, Sudah. Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?, tanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, Aku tidak pernah
mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu
adalah surga dan nerakamu. (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)

6- Menjaga Kehormatan, Anak dan Harta Suami


Allah Taala berfirman,




Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada (QS. An Nisa: 34).
Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692), Wanita tersebut menjaga dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan
hak selain itu.

7- Bersyukur dengan Pemberian Suami


Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka Allah Taala.
Seselesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,
:
: : . :



: .

Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, Kenapa para wanita
menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah? Beliau menjawab, Disebabkan kekufuran mereka. Ada yang bertanya kepada beliau, Apakah para wanita itu kufur kepada Allah? Beliau menjawab,
(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu
ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu. (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907). Lihatlah bagaimana kekufuran si
wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja, padahal banyak kebaikan lainnya yang diberi. Hujan setahun seakan-akan terhapus dengan kemarau sehari.

8- Berdandan dan Berhias Diri Hanya Spesial untuk Suami


Sebagian istri saat ini di hadapan suami bergaya seperti tentara, berbau arang (alias: dapur) dan jarang mau berhias diri. Namun ketika keluar rumah, ia keluar bagai bidadari. Ini sungguh terbalik. Seharusnya di
dalam rumah, ia berusaha menyenangkan suami. Demikianlah yang dinamakan sebaik-baik wanita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata,





Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Siapakah wanita yang paling baik? Jawab beliau, Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah,
dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Semoga bermanfaat bagi setiap wanita. Moga Allah memberi taufik untuk mengamalkannya.

Disusun di Panggang, Gunungkidul, 21 Jumadats Tsaniyyah 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
Kumpulan Nasihat Imam Al-Ghazali

LQ - Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali mengajukan 6 pertanyaan.

Pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang
paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)

Pertanyaan kedua "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".. Murid-muridnya ada yang menjawab bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang
mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan
hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Pertanyaan yang ke tiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, lautan dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari
yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan ke empat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban itu benar, kata Imam Ghozali. Tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH"
(Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya
menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang ke lima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat,
gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.

Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai
perasaan saudaranya sendiri.
Delapan Tanda Keikhlasan

Bismillah,
Ada delapan tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita gunakan untuk mengecek apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita. Kedelapan tanda itu adalah:
1. Keikhlasan hadir bila Anda takut akan popularitas
Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup
menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan. Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan
mencintai popularitas, jabatan, dan riya.
Fudhail bin Iyadh berkata, Jika Anda mampu untuk tidak dikenal oleh orang lain, maka laksanakanlah. Anda tidak merugi sekiranya Anda tidak terkenal. Anda juga tidak merugi sekiranya Anda tidak disanjung
ornag lain. Demikian pula, janganlah gusar jika Anda menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan terhormat di sisi Allah.
Meski demikian, ucapan para ulama tersebut bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai (uzlah). Ucapan itu adalah peringatan agar dalam mengarungi kehidupan kita tidak terjebak pada
jerat hawa nafsu ingin mendapat pujian manusia. Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang popular. Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sikap
rakus pada kedudukan. Jika tanpa ambisi dan tanpa meminta kita menjadi dikenal orang, itu tidak mengapa. Meskipun itu bisa menjadi malapetaka bagi orang yang lemah dan tidak siap menghadapinya.
2. Ikhlas ada saat Anda mengakui bahwa diri Anda punya banyak kekurangan
Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang diperintahkan Allah swt. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan
setiap kebaikan yang dikerjakannya. Sebaliknya, ia cemasi apa-apa yang dilakukannya tidak diterima Allah swt. karena itu ia kerap menangis.
Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang maksud firman Allah: Dan orang-ornag yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniai kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan
kembali kepada Tuhan mereka. Apakah mereka itu orang-orang yang mencuri, orang-orang yang berzina, dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah Azza wa jalla?
Rasulullah saw. menjawab, Bukan, wahai Putri Abu Bakar. Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah, sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka
bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba. (Ahmad).
3. Keikhlasan hadir ketika Anda lebih cenderung untuk menyembunyikan amal kebajikan
Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain. Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon. Ibarat rumah,
mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan.
Suatu hari Umar bin Khaththab pergi ke Masjid Nabawi. Ia mendapati Muadz sedang menangis di dekat makam Rasulullah saw. Umar menegurnya, Mengapa kau menangis? Muadz menjawab, Aku telah
mendengar hadits dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk syirik. Dan barang siapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan perang terhadap
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, taqwa, serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal. Hati mereka bagaikan
pelita yang menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita. (Ibnu Majah dan Baihaqi)
4. Ikhlas ada saat Anda tak masalah ditempatkan sebagai pemimpin atau prajurit
Rasulullah saw. melukiskan tipe orang seperti ini dengan berkataan, Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di jalan Allah sementara kepala dan tumitnya berdebu. Apabila ia bertugas
menjaga benteng pertahanan, ia benar-benar menjaganya. Dan jika ia bertugas sebagai pemberi minuman, ia benar-benar melaksanakannya.
Itulah yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar,
bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah swt.

5. Keikhalasan ada ketika Anda mengutamakan keridhaan Allah daripada keridhaan manusia
Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung. Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa
kita bermaksiat kepada Allah swt. Di sinilah keikhlasan kita diuji. Memilih keridhaan Allah swt. atau keridhaan manusia yang mendominasi diri kita? Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir
anak Firaun. Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Firaun.
6. Ikhlas ada saat Anda cinta dan marah karena Allah
Adalah ikhlas saat Anda menyatakan cinta dan benci, memberi atau menolak, ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan
untuk kepentingan pribadi Anda. Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu. Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian
daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. (At-Taubah: 58)
7. Keikhalasan hadir saat Anda sabar terhadap panjangnya jalan
Keikhlasan Anda akan diuji oleh waktu. Sepanjang hidup Anda adalah ujian. Ketegaran Anda untuk menegakkan kalimatNya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan
kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun
berdakwah. Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada
sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!
8. Ikhlas ada saat Anda merasa gembira jika kawan Anda memiliki kelebihan
Yang paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada
sifat ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung jawab yang dipikulnya. Tanpa beban ia mempersilakan
orang yang lebih baik dari dirinya untuk tampil menggantikan dirinya. Tak ada rasa iri. Tak ada rasa dendam. Jika seorang leader, orang seperti ini tidak segan-segan membagi tugas kepada siapapun yang dianggap
punya kemampuan

Jangan Remehkan Dosa


admin
January 8, 2016
Bersih Hati
Khutbah Pertama:










.

:

.
Ibadallah,
Ada sebagian orang yang meremehkan perbuatan dosa dan maksiat. Dan ada pula yang meremahkan dosa-dosa kecil saja. Tentu hal ini adalah kesalahan yang fatal. Karena Allah berfirman,

(Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka tidak dianiaya
(dirugikan). (QS:An-Nahl | Ayat: 111).
Firman-Nya juga,


Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, (QS:Al-Muddatstsir | Ayat: 38).
Dalam ayat lain, Allah berfirman,

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap
apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS:Al-Baqarah | Ayat: 281).
Dan firman-Nya,



Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa
yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (QS:Ali Imran | Ayat: 30).
Dan Allah menyatakan bahwa banyak manusia berada dalam kesalahan dan kekeliruan.

Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. (QS:Yusuf | Ayat: 103).



Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan
mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS:Al-Anam | Ayat: 116).
Allah melarang kita duduk berkumpul dan melazimi orang-orang yang meremehkan perbuatan maksiat. Apalagi mereka yang mengajak kepada perbuatan dosa tersebut. Dia berfirman,


maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS:Al-Anam | Ayat: 68).
Dan firman-Nya,


dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS:Al-Kahfi | Ayat:
28).
Meremehkan dosa-dosa kecil adalah perbuatan yang berbahaya. Perbuatan tersebut bisa membahayakan seseorang. Merusak hatinya. Menurunkan imannya. Kemudian menyeretnya ke dosa-
dosa lain hingga ia melakukan dosa besar bahkan kekufuran, wal iyadzubillah.

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak
meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang
juapun. (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
Orang-orang yang meremehkan perbuatan kecil, lama-kelamaan ia akan terjatuh dalam meremehkan yang besar. Para ulama menyebutkan bahwa kebiasaan mengerjakan dosa-dosa kecil akan
mengantarkan seseorang melakukan dosa besar. Hendaknya orang yang beriman melihat keagungan dan kebesaran Dzat yang dia maksiati. Bukan memantan kecil atau besarnya dosa itu. Apabila
ia meyakini bahwa ia memiliki Rabb yang senantiasa melihatnya, maka ia akan merasa malu pada-Nya.
bersabda ketika ditanya oleh Jibril tentang ihsan, Nabi

menjawab, Engkau takut kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan engkau tidak mungkin mampu melihat-Nya, namun Dia pasti melihatmu. (HR. Muslim). Apa itu ihsan? Beliau

.
Khutbah Kedua:


.
:
Ibadallah,
bersabda, Sesungguhnya sebab utama yang menjadikan seseorang meremehkan perbuatan dosa dan maksiat adalah biasa duduk-duduk bersama pelaku dosa. Nabi

Sungguh permisalan teman duduk yang baik dan yang buruk, adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun (jika berteman dengan-pen) penjual minyak wangi, maka
mungkin kamu diberi minyak wangi, atau kamu membeli darinya, atau (minimal-pen) kamu mencium bau wanginya. Adapun (jika berteman dengan-pen.) tukang pandai besi, bisa jadi bajumu
terbakar atau kamu mencium bau yang tidak sedap darinya. (HR. al-Baihaqi).
Ibadallah,
Marilah kita berusaha bersungguh-sungguh memelih teman. Kemudian menjauhi orang-orang yang bisa memberikan pengaruh buruk kepada kita. Menjadikan kita meremehkan perbuatan dosa.
Atau jika kita mampu, ketika kita melihat teman kita melakukan perbuata dosa, maka kita nasihati. Dan sikap demikian lebih utama dan lebih memperbaiki keadaan.
.
:
:] [
((
:

)) .
.
, .








. .
. . . .
(
*

:90-91][ )


.
Melindungi Bangsa Dari Dosa Warisan Kaum Nabi Luth
Khutbah Pertama:










.
:
.
Ibadallah,
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dalam keadaan menyendiri atau di tengah keramaian. Senantiasa bertakwa kepada-
Nya secara zahir dan batin. Betapa banyak orang, ketika bersama orang atau terlihat orang ia melakukan perbuatan yang baik. Namun tatkala sepi sendiri ia menerabas apa yang Allah haramkan.
Seolah-olah dia lupa bahwa Allah akan menjadikan anggota tubuhnya sebagai saksi dan juga para malaikat.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS:Yaa Siin | Ayat:
65).
Saudara-saudaraku kaum muslimin,
Sejenak kita merenungi kisah suatu kaum yang mendapat kemurkaan dan adzab. Kisah ini penting, karena pada umat ini, umat Muhammad , ada yang melakukan perbuatan yang mereka
lakukan hingga mengundang murka dan adzab Allah karena dosa itu. Perbuatan ini termasuk kejahatan yang besar dan kemungkaran yang amat keji. Sampai-sampai Allah mengulang-ulang kisah
mereka di beberapa surat dalam Alquran. Dalam surat al-Araf, Hud, al-Hijr, asy-Syuara, an-Naml, al-Ankabut, ash-Shaffat, adz-Dzariyat, al-Qamar, dll.
Adapun negeri tempat tinggal mereka telah terjungkir balik. Allah balikkan negeri itu beserta para penghuninya. Sebuah tempat besar yang terdiri dari lima desa atau bahkan ada yang
menyatakan 7 atau 9 desa.
Mereka menyembah berhala di negeri tersebut. Menjadikannya Tuhan selain Allah . Mereka memiliki sifat buruk, dan pelopor dalam keburukan itu, yakni melakukan homoseksual. Mereka
menebar kebencian dan permusuhan di majelis-majelis. Mereka melatih anjing-anjing kemudian menjadikannya anjing pacuan atau petarung yang diadu. Mereka juga suka menyabung ayam.
Memiliki gaya rambut khas yang mengurangi sifat maskulin. Mengenakan pakaian yang sempit dan ketat. Biasa menenggak khmar.
Rasulullah yang diutus kepada mereka adalah Rasulullah Luth. Ia berkata kepada kaumnya,


Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? (QS:Al-Ankabuut | Ayat: 29).
Nabi Luth alaihissalam beriman dengan risalah pamannya, Nabi Ibrahim alaihissalam. Atas izin pamannya, Luth berhijrah menuju Sadum atau Sodom, salah satu kampung kaumnya. Di sana ia
berdakwah, menyeru mereka untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Ia juga melarang kaumnya melakukan perbuatan keji yang mereka lakukan. Namun
kaumnya merespon seruan tersebut dengan pengusiran dan menuduhnya sok suci.

Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih.
(QS:An-Naml | Ayat: 56).
Demikianlah keadaan orang-orang yang fasik dan fajir. Inilah cara mereka bermuamalah dengan para nabi, ulama, dai, dan orang-orang shaleh. Mereka menuduh penyeru kebaikan dengan sok
suci.
Kemudian datanglah malaikat Allah kepada Nabi Ibrahim alaihissalam. Para malaikat itu memberi kabar gembira bahwa beliau akan memiliki seorang anak.

Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Yaqub. (QS:Huud |
Ayat: 71).
Kemudian Nabi Ibrahim juga dikabari oleh malaikat tersebut bahwa mereka diutus untuk menimpakan adzab kepada kaum Luth.


Berkata Ibrahim: Sesungguhnya di kota itu ada Luth. Para malaikat berkata: Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-
pengikutnya kecuali isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (QS:Al-Ankabuut | Ayat: 32).
Inilah keluarga dengan ikatan keimanan. Jasad mereka pun terikat. Maksudnya, Nabi Ibrahim perhatian dengan Nabi Luth. Apa yang dirasakan sakit oleh Nabi Luth juga terasa sakit bagi Nabi
Ibrahim. Jika ia bersedih atau bahagia, maka saudaranya pun merasakan sakit atau bahagia.
Lalu tamu-tamu malaikat di rumah Nabi Ibrahim ini datang ke tempat Nabi Luth. Nabi Luth merasa sempit, tidak enak dengan kedatangan mereka. Bukan karena beliau tidak ingin memuliakan
tamu. Akan tetapi beliau tahu keadaan kaumnya. Beliau khawatir kalau kaumnya mengetahui bahwa ada tamu di rumahnya, maka akan terjadi sesuatu pada tamu-tamu itu. Dan para tamu ini
datang dengan sosok anak muda yang tampan. Nabi Luth belum mengetahui bahwa mereka adalah malaikat.
Istri Nabi Luth membocorkan berita, bahwa di rumahnya ada tamu-tamu yang tampan. Orang-orang homo ini pun datang ke rumah Nabi Luth, dan mendobrak pintu rumahnya. Nabi Luth
berusaha menghalangi mereka masuk dan menasihati mereka agar bertakwa kepada Allah.



Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka
lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal? (QS:Huud | Ayat: 78).
Ibadallah,
Perhatikanlah kesabaran Nabi Luth dalam menghadapi kaumnya. Beliau tetap mengingatkan mereka. da membangkitkan jiwa kelaki-lakian mereka. Mengingatkan penyaluran hasrat dengan
cara yang halal. Dan lihatlah orang-orang homo ini, saat mereka mayoritas, mereka akan memaksa, melakukan kekejian, yakni berusaha (maaf) berusaha memperkosa laki-laki. Sekarang keadaan
mereka sedikit, mereka minta untuk tidak didiskriminasi. Tapi ketika mereka mayoritas, Allah telah menceritakan kepada kita bagaimana tindak-tanduk kaum Nabi Luth ini. Kata mereka,

Mereka menjawab: Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami
kehendaki. (QS:Huud | Ayat: 79).
Nabi Luth berusaha sekuat tenaga melindungi tamu-tamunya. Beliau merasa sedih dan sangat kesulitan. Akhirnya para malaiakat itu mengatakan,








Para utusan (malaikat) berkata: Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa
keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka
karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?.(QS:Huud | Ayat: 81).
Inilah dialog yang terjadi di rumah Nabi Luth. Ketika mereka sudah sangat berdesak-desakkan, saat itulah Jibril keluar dan memukul muka-muka mereka dengan ujung sayapnya sehingga mereka
pun buta. Kemudian kembali ke rumah-rumah mereka dalam keadaan tersebut. Allah mengisahkan kejadian ini dalam firman-Nya,

Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (QS:Al-
Qamar | Ayat: 37).
Mereka ditimpa berbagai macam adzab. Sampai akhirnya datang adzab yang besar untuk mereka. Allah hujani mereka dengan batu.


Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (QS:Al-Araf | Ayat: 84).
.
.
. . .

(Allah berfirman): Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur,
ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui
manusia). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS:Al-Hijr | Ayat: 72-77).
Dan firman-Nya,

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.
(QS:Huud | Ayat: 82).
Allah perintahkan Jibril mengangkat bumi tempat tinggal kaum Nabi Luth. Jibril adalah malaikat yang memiliki 600 sayap. Dan bagian bumi yang besar tempat tinggal kaum Nabi Luth, ia angkat
hanya dengan satu dari ujung sayapnya saja. tergambar di benak kita, betapa besarnya Jibril dan kuatnya dia. Dan Allah Maha Besar lagi Maha Perkasa.
Ibadallah,
. Dan akan sangat mengherakan ketika Dari sini juga kita ambil pelajaran, tidak ada adzab yang lebih besar dari adzabnya kaum Nabi Luth, menunjukkan betapa kejinya perbautan ini di sisi Allah
kita mendukung gerakan yang hari ini mereka namakan dengan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender). Naudzubillah.
,
, ,
Khutbah Kedua:


.
:
Ibadallah,
LGBT adalah sebuah penyakit yang harus kita dukung penderitanya untuk disembuhkan. Bukan malah kita dukung mereka untuk semakin yakin dan merasa benar dengan apa yang terjadi pada
mereka. Apalagi sampai mempropagandakannya dan mengkampanyekannya. Ini adalah sebuah penyakit menular melalui prilaku. Ketika prilaku tersebut dilihat biasa, maka dia akan ditiru. Lama
kelamaan akan menular.
Mari kita sama-sama mendukung mereka, mendukung untuk sembuh. Jangan dijauhi atau dikucilkan, karena yang demikian akan membuat mereka memberontak dan semakin jauh dari
kebenaran. Dan mendekatinya pun untuk menasihati bukan untuk mendukung mereka. Kemudian doakan mereka agar berubah dan kembali ke fitrah mereka sebagai seorang laki-laki atau
perempuan yang sebenarnya. Dukung mereka untuk berkonsultasi dengan psikiater. Atau kita adakan kebijakan dari kelurahan atau RT untuk mengundang psikiater agar mendekati mereka.
Ibadallah,
Bangsa kita saat ini tengah mendapat banyak serangan dari budaya asing yang memecah belah persatuan dan menghilangkan jati diri bangsa. Terorisme, aliran Syiah, narkoba, pergaulan bebas,
dan LGBT ini. Ini semua adalah ancaman untuk bangsa kita. Dan untuk kaum muslimin secara khusus. Mari kita sama-sama bahu-membahu, bersatu, dan yang terpenting peduli. Saya ulangi kita
harus peduli. Karena terkadang kita juga hanya peduli dengan diri sendiri. Selama saya senang dan tidak terganggu, tidak masalah.
Ibadallah,
menolong pemimpin-pemimpin kita untuk menjadikan negeri ini sebagai negeri menjaga diri kita, keluarga kita, dan bangsa kita dari semua fitnah dan cobaan. Semoga Allah Semoga Allah
yang baik, negeri yang penduduknya beriman kepada Allah, menjalankan syariat-Nya, dan taat kepada Nabi-Nya.
:
:] [
: ((

))


.





.











.


.
.


.
Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Khutbah Shalat Gerhana


Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa badu,
Peristiwa gerhana, hanya terjadi sekali di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ketika itu yang terjadi gerhana matahari. Bertepatan dengan wafatnya putra beliau
dari Mariyah, yang bernama Ibrahim. Akhirnya muncul anggapan di tengah masyarakat, terjadinya fenomena gerhana ini karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi
shallallahu alaihi wa sallam.
Dinyatakan dalam hadis dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau menceritakan khutbah Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
Setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam selesai shalat, matahari mulai terlihat. Lalu beliau berkhutbah kepada para sahabat. Beliau memuji Allah dan menyanjung-
Nya. Lalu beliau menyampaikan,
. .




Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah, tidak mengalami gerhana karena kematian orang besar atau karena kelahiran calon orang besar.
Jika kalian melihat peristiwa gerhana, perbanyak berdoa kepada Allah, perbanyak takbir, kerjakan shalat, dan perbanyak sedekah.
Lalu beliau mengatakan,
.

Wahai ummat Muhammad, demi Allah, tidak ada dzat yang lebih pencemburu dari pada Allah, melebihi cemburunya kalian ketika budak lelaki dan budak perempuan
kalian berzina. Wahai Ummat Muhammad, demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku tahu, kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. (HR. Bukhari 1044 &
Muslim 2127).

You might also like