You are on page 1of 18

MODUL MUSKULOSKELETAL

PENDAHULUAN

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia
dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206
tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Sesuai dengan firman Allah di
bawah ini:

Sistem musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa. Struktur tulang
dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan
perlindungan terhadap organ organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang
berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat
bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah
putih ( tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hematopoesis. Sesuai dengan
firman Allah:

1
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4 katagori
yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan.

Anatomi Tulang:

1. Sistem Kerangka

Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya
saling berhubungan, terdiri dari:

Tulang kepala: 8 buah


Tulang kerangka dada: 25 buah
Tulang wajah: 14 buah
Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
Tulang telinga dalam: 6 buah
Tulang lengan: 64 buah
Tulang lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah

2
Fungsi kerangka antara lain:

menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh


melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
tempat melekatnya otot-otot
untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah

T E NGKOR A K
B AGI AN KE PA L A ( O S . C R A N I U M )
1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)

B AGI AN M U K A / WA J A H ( O S . SPL A NC H OC R ANI UM )


2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
2 tulang langit-langit (os.pallatum)
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang mata (os.laximale)
1 tulang lidah (os.hyoideum)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
2 tulang rongga mata (os.orbitale)

B ADAN ( O S . T R U N C A )
R UAS T UL A N G BE L A K A N G( O S . V E RTE B R AE )
7 ruas tulang leher (os.vertebrae cervicale)
12 ruas tulang punggung (os.vertebrae thoracalis)
5 ruas tulang pinggang (os.vertebrae lumbalis)
5 ruas tulang kelangkang (os.vertebrae cacrum)
4 ruas tulang ekor (os.vetebrae cocigeus)

T UL ANG D A D A ( O S . ST E R N U M )
Tulang hulu (os.manubrium sterni)
Tulang badan (os.corpus sterni)
Taju pedang (os.proccesus xyphoideus)

T UL ANG R U SU K ( O S . C O STA E )

3
7 pasang tulang rusuk sejati (os.costae vera)
3 pasang tulang rusuk palsu (os.costae sporia)
2 pasang tulang rusuk melayang (os.costae fluctuantes)

T UL ANG G E L A N G B A H U
2 tulang belikat (os.scavula)
2 tulang selangka (os.clavicula)

T UL ANG G E L A N G PA N G G U L ( O S . PE LVI S VE R I L I S )
2 tulang usus (os.ichium)
2 tulang duduk (os.cosae)
2 tulang kemaluan (os.pubis)
2 tulang pinggul (os.pelvis)

T UL ANG A N G G O TA G E R A K

T UL ANG LE N G A N ( O S . E X T R E M I TAS ANT E R I OR )


2 tulang lengan atas (os.humerus)
2 tulang hasta (os.ulna)
2 tulang pengumpil (os.radius)
2 X 8 tulang pergelangan tangan (os.carpal)
2 X 5 tulang telapak tangan (os.meta carpal)
2 X 5 tulang jari tangan (os.phalanges manus)
2 X 14 ruas tulang jari tangan (os.digiti phalanges manus)

T UL ANG T U N G K A I ( O S . E X T R E M I TAS POST E R I OR )


2 tulang paha (os.femur)
2 tulang tempurung lutut (os.patella)
2 tulang kering (os.tibia)
2 tulang betis (os.fibula)
2 tulang tumit (os.calcaneus)
2 X 7 tulang pergelangan kaki (os.tarsal)
2 X 5 tulang telapak kaki (os.meta tarsal)
2 X 14 tulang jari kaki (os.phalanges pedis)
2 X 14 ruas tulang jari kaki (os.digiti phalanges pedis)

Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini
mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka.

Gelang bahu terdiri atas tulang selangka yang melengkung berupa huruf
S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang ceper berbentuk segi tiga.

Gelang bahu berhubungan dengan rangka batang badan hanya pada satu tempat saja. Ujung
sebelah tengah tulang selangka dihubungkan dengan pinggir atas tulang dada oleh sendi
dada-selangka. Ujung sebelah luar tulang selangka berhubungan dengan dengan sebuah taju
tulang belikat (ujung bahu) dengan perantaraan sendi akromioklavikula.

Sendi lutut

Ujung bawah tulang paha mempunyai dua buah benjol sendi yang
bertopang pada bidang atas tulang kering. Dengan demikian terbentuklah sebuah sendi yang
dinamakan sendi lutut. Pada dinding depan sendi lutut terdapat tempurung lutut.

Sistem Otot

5
Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah berkontraksi yang
berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh baik yang di sadari maupun yang tidak.

Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia memiliki lebih dari 600 otot
rangka. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah
lemak dan glukosa menjadi gerakan dan energi panas.

Otot rangka melekat pada tulang secara langsung ataupun dengan bantuan tendon. Otot
bekerja berpasangan satu berkontraksi dan lawannya relaksasi sehingga otot bisa
menggerakan berbagai bagian dari tubuh manusia seperti lutut yang bisa dibengkokan
maupun di luruskan.

Bagian-bagian sistem otot rangka manusia

Otot rangka yang jumlahnya lebih dari 600 macam mulai dari ujung kepala sampai ujung
kaki yang berfungsi untuk menggerakan seluruh tubuh kita sbb:
Otot frontalis yang berfungsi untuk mengangkat alis mata, posisi nya terletak di
sekitar alis
otot orbikularis okuli berfungsi untuk menutup kelopak mata, posisinya terletak di
kelopak mata
Otot orbikularis oris berfungsi untuk mengkerutkan bibir
Otot sternokleidomastoid yang berfungsi untuk memiringkan kepala
Otot trapezius berfungsi untuk memperkuat bahu
Otot pektoralis major berfungsi untuk memutar lengan
Otot pektoralis minor berfungsi untuk menarik bahu kebawah
Otot triseps dan otot biseps berfungsi untuk menggerakan lengan
Otot serratus anterior yang berfungsi untuk menarik bahu kesekeliling
Otot interkosta berfungsi untuk mengangkat rusuk
Otot rektus abdominis berfungsi untuk mengempiskan dinding perut
Otot sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan lutut
Otot guadriseps femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut
Otot gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut
Otot tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat kaki
Otot peroneus berfungsi untuk melengkungkan kaki
Otot latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung
Otot gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul
Otot archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki

6
7
Otot punggung sejati merupakan dua buah jurai yang amat rumit susunannya, terletak di
sebelah belakang kanan dan kiri tulang belakang, mengisi ruang antara taju duri dan taju
lintang. Otot-otot punggung sejati itu hampir sama sekali tertutup oleh otot-otot punggung
sekunder yang sebenarnya termasuk otot-otot anggota gerak atas dan bawah. Kedua jurai otot
tersebut dinamakan penegak batang badan dan amat penting artinya untuk sikap dan gerakan
tulang belakang.

B AGAI MA N A T U L A N G R A N G K A BE R FUNG SI

Kekuatan otot rangka selari dengan kawasan keratan lintangnya. Kekuatan badan pula
bergantung kepada prinsip biomekanik (jarak di antara selitan otot dan sendi, saiz otot, dan
sebagainya). Otot biasanya diatur berlawanan agar apabila satu kumpulan otot mengucup,
satu kumpulan otot lagi mengendur.

Sel otot rangka dirangsangkan oleh asetilkolina yang di bebaskan di persimpangan


neuromaskular oleh neuron motor. Apabila sel dirangsangkan, retikulum sarkoplasmanya
akan membebaskan ion kalsium (Ca2+). Ini akan saling bertindak dengan miofibril dan,
dengan itu, mendorong pengucupan otot (melalui mekanisma gelongsoran filamen. Selain

8
kalsium, proses ini memerlukan adenosina trifosfat (ATP). ATP dihasilkan melalui proses
yang memetabolismekan kreatina fosfat dan glikogen yang disimpan dalam sel otot serta
glukosa dan asid lemak yang diperolehi daripada darah.

Setiap neuron motor mengawal sekumpulan sel otot yang dikenali sebagai "unit motor".
Apabila lebih tenaga diperlukan, dari apa yang dihasilkan oleh satu unit motor, lebih banyak
unit dirangsangkan; ini dikenali sebagai "penglibatan unit motor". Jika lebih tenaga
diperlukan dari apa yang boleh di dapati dari pengucupan unit semasa, neuron motor akan
menghantar rangsangan tambahan; ini menyebabkan proses "penjumlahan pengecutan" yang
meningkatkan tahap pengucupan. Jika otot mengucup secara maksima, ia dikatakan telah
mencapai tahap "pengucupan tetanik".

G E NT I AN M ER A H DAN PUTIH

Otot rangka mengandungi dua jenis gentian, digunakan untuk menghasilkan ATP; jumlahnya
berbeza dari otot ke otot, dan dari seseorang dengan yang lain.

Gentian merah ("sentak-perlahan") mempunyai lebih mitokondria, menyimpan


oksigen dalam mioglobin, bergantung kepada metabolisme aerob dan dikaitkan
dengan daya ketahanan; ia menghasilkan ATP lebih perlahan. Pelari maraton
cenderung mempunyai lebih banyak gentian merah.
Gentian putih ("sentak pantas") mempunyai kurang mitokondria, mampu untuk lebih
berkuasa (tetapi lebih pendek) pengucupan, metabolisme ATP lebih pantas, dan lebih
kemungkinan mengumpul asid laktik. Pengangkat berat dan pemecut cenderung
mempunyai lebih gentian putih.

9
Terdapat tiga jenis otot, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Secara
histology otot terdiri atas dua jenis, yaitu otot polos dan otot bergaris melintang. Otaot rangka
dan otot jantung termasuk ke dalam otot bergaris melintang. Unit structural otot rangka
adalah serabut, sedangkan unit structural otot polos dan otot jantung adalah sel.

1. Otot polos

Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel-sel otot polosnya
tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel-sel otot polosnya tersusun memanjang. Inti
sel otot polos berbentuk lonjong dan pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak
melingkar. Miofibril sel otot polos homogen sehingga tidak menampakkan keping gelap dan
keping terang.

2. Otot bergaris melintang

a. Otot rangka

Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang
tersusun sejajar satu sama lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat
di tepi serabut tepat di bawah sarkolema. Miofibril serabut otot rangka mengandung keping-
keping gelap dan terang secara berurutan, dan pada tiap miofibril letaknya pada ketinggian
yang sama. Di antara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat kendur yang disebut
endomisium.

b. Otot jantung

Otot jantung berbeda dengan otot rangka, karena sel-selnya panjang, bercabang, dan
bergabung satu sama lain dengan perantaraan cabangnya sehingga membangun suatu jala.
Inti berbentuk lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot
jantung, bergaris melintang tetapi tidak sejelas otot rangka dan pada tempat-tempat tertentu
terdapat keping-keping interkalar.
10
D E FI NI SI /P E N G E RT I A N J A R I N G A N O TOT S E RTA B AGI AN O TOT D AN J E NI S
J AR I N G A N O TO T

Arti definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur dan
fungsi yang sama. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot.

A. Bagian-bagian otot:

1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot

2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada

3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.

4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.Miofibril terbagi
atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot
lurik).

Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin),
tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang
sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang
bekerja.

11
12
Berikut ini istilah yang sering dalam musculoskeletal :

a. aponeurosis : pita jaringan ikat fibrus yang sering dihubungkan otot ke tulang,
jaringan ikat, otot lain, jaringan lunak atau kulit
b. bursa : kantong berisi cairan yang ditemukan pada jaringan ikat terutama di daerah
persendian
c. diafisis : batang tulang panjang
d. efusi : kelebihan cairan
e. epifisis : ujung tulang panjang
f. endosteum : lapisan rongga sumsum tulang berongga
g. epimisium : jaringan fibrus yang menutup, menyokong dan memisahkan otot
h. fasiklasi : kedutan otot secara ivolunter
i. fasikull : kelompok sel otot yang parallel ( myofibril )
j. flaksid : tidak ada tonus otot
k. kalus : jaringan ikat pada tempat patah tulang
l. kartilago : jaringan khusus pada ujung tulang
m. klonus : kontraksi otot yang berirama
n. K O N T R A K S I I SO M E T R I C : tegangan otot meningkat, panjang otot tetap, tidak ada
gerakan sendi
o. K O N T R A K S I I SO TO N I K : tegangan otot tidak berubah, otot memendek, ada gerakan
sendi

13
p. kontraktur : pemendekan otot abnormal / fibrosis sendi
krepitus : suara berderik ( dapat terjadi krn gerakan patahan ujung tulang )
q. osifikasi : proses penulangan, penimbunan kalsium dalam matriks tulang
r. osteoblast : sel pembentuk tulang
s. osteogenesis : pembentukan tulang
t. osteoklast : sel yang mengabsorbsi tulang
u. osteosit : sel tulang dewasa
v. periosteum : jaringan yang membungkus tulang
w. resorpsi : penghilangan atau penghancuran tulang
x. sinovium : membrane pada sendi yang mensekresi cairan pelumas
y. spastik / spasme : tonus otot meningkat melebihi normal
z. tendon : jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang
masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi.

Menurut pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi 3 yaitu :


1. sendi fibrous/ sinatrosis/ sendi tidak bergerak
2. sendi tulang rawan / amfiartrose/ sedikit gerak
3. sendi sinovial / diartrose

bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi
berporos, sendi pelana.

Bentuk bentuk sendi beserta contohnya ;


1. sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul
2. sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari
3. sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2 bidang
seperti pada pergelangan tangan.
4. Sendi berporos : sendi antara kepala dengan tulang leher pertama
5. Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari bergerak bebas

K ONTRAKSI D AN R ELAKSASI OTOT


Penegangan dan perubahan yang terjadi selama penegangan otot
Penegangan otot atau kontraksi terjadi apabila otot menerima rangsangan. Dikenal dua
macam penegangan otot yaitu isotonik dan isometrik. Kontraksi isotonik adalah penegangan
otot yang mengakibatkan otot mengalami pemendekan, contohnya adalah orang mengangkat
beban yang tidak terlalu berat, sehingga beban terangkat. Kontraksi isometrik adalah
timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan, contohnya adalah bila orang
mengangkat beban yang terlalu berat, sehingga beban sama sekali tidak terangkat. Pada
umumnya kontraksi isometrik digunakan untuk mengetahui panas yang timbul di dalam otot
(Wulangi, 1994).
Hukum Starling menyatakan bahwa kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan panjang
awal (initial length) otot tersebut. Ini berarti otot diberi beban, karena sifat dapat memanjang
yang dimiliki otot, maka otot akan sedikit memanjang sehingga kalau otot berkontraksi, kuat
kontraksinya akan lebih besar. Hukum Starling jangan diartikan bahwa otot yang panjang
akan berkontraksi lebih kuat daripada otot lain yang lebih pendek. Otot rangka dapat
berkontraksi menurut kehendak atau kemauan kita. Tanggapan otot terhadap kemauan kita
dilaksanakan dengan perantaraan sistem saraf pusat dan saraf motorik yang mempersarafi

14
otot itu. Setiap ada kerusakan pada sistem saraf pusat atau pada saraf motorik yang
menyebabkan terganggunya perambatan impuls dari korteks otak ke otot, mengakibatkan
pula otot tidak dapat mengadakan tanggapan terhadap kemauan kita. Hal ini disebut paralisis
(Wulangi, 1994).
Bila otot melakukan kerja berat secara terus-menerus, otot akan membesar. Membesarnya
otot ini disebut hipertrofi. Otot yang mengalami hipertrofi, diameter serabut ototnya
meningkat dan jumlah zat yang terdapat di dalam otot juga bertambah. Sebaliknya, otot yang
tidak digunakan dapat menjadi kecil, dan hal ini disebut atropi. Hiperplasia adalah
membesarnya otot yang disebabkan karena membesarnya serabut otot (Wulangi, 1994).
Bila otot rangka menegang, terjadilah beberapa perubahan yaitu perubahan bentuk,
perubahan kimia, perubahan panas dan perubahan elektrik. Selama masa kontraksi, otot
menjadi pendek dan gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume. Studi mengenai
kontraksi otot menunjukkan bahwa kontraksi otot merupakan hasil perubahan bentuk molekul
protein. Menurut Szent-Gyorgi, protein utama yang terlibat dalam kontraksi adalah aktin dan
miosin yang dapat berkombinasi menjadi aktomiosin. Kontraksi terjadi karena pemendekan
aktin dengan jalan menggeser sambil berputar (Wulangi, 1994).
Pada perubahan kimia, energi yang digunakan oleh otot selama kontraksi berasal dari
perubahan kimia yang terjadi di dalam otot iu sendiri. Otot dalam keadaan istirahat
mengandung zat seperti air 75%, protein 20%, glikogen 1%, fosfokreatin 0,3%, asam laktat
0,5%, dan heksosefosfat 0,05%. Analisis kimia menunjukkan bahwa setelah kontraksi
berakhir, jumlah fosfat anorganik dan asam laktat meningkat, sedangkan glikogen dan asam
fosfat menurun. Oksigen (O2) banyak digunakan, sedangkan karbondioksida (CO2) dan air
(H2O) banyak dihasilkan. Energi yang digunakan untuk kontraksi otot berasal dari proses
sebagai berikut :

Energi (E) yang dilepas dapat segera digunakan untuk kontraksi otot E.

Energi (E) yang dilepas dari reaksi ini digunakan untuk sintesis kembali ATP (adenosin
trifosfat).

Energi (E) yang dilepas digunakan untuk sintesis kembali fosfokreatin.

Energi (E) yang dilepas digunakan untuk mengubah 4/5 asam laktat menjadi glikogen
(Wulangi, 1994).

Hutang Oksigen
Bila aktivitas otot sangat meningkat, oksidasi asam laktat dan perubahannya menjadi
glikogen tidak seimbang dengan pembentukan asam laktat. Setelah otot berhenti
berkontraksi, oksidasi asam laktat yang banyak tertimbun masih terus berlangsung meskipun
kontraksi otot telah selesai. Dengan perkataan lain, selama aktivitas otot sangat meningkat
otot seolah-olah berhutang oksigen. Hutang oksigen ini dikembalikan pada masa pemulihan
(Wulangi, 1994).
Selama kontraksi otot terjadi perubahan panas. Dari seluruh energi yang digunakan untuk
kontraksi, hanya kurang lebih 20% sajalah digunakan untuk melakukan kerja, selebihnya
hilang dalam bentuk panas. Jadi otot dapat dikatakan tidak 100% efisien. Namun demikian
panas yang timbul dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh. Pada hawa dingin,
produksi panas dapat ditingkatkan dengan jalan pergerakan otot. Perlu diulang disini bahwa
pada semua makhluk hidup, energi selalu dibutuhkan untuk melakukan bermacam-macam
proses hidup. Sebagian dari energi tampak sebagai panas, bahkan pada otot yang tidak
berkontraksi pun (otot dalam keadaan agak istirahat), panas selalu timbul (Wulangi, 1994).

15
Panas ini disebut panas istirahat. Selama otot berkontraksi panas yang timbul melebihi panas
istirahat. Panas yang melebihi panas istirahat ini disebut Panas Awal (initial heath). Panas
awal ini dibedakan menjadi panas aktivasi dan pemeliharaan, panas pemendekan dan panas
relaksasi. Baik pada kontraksi isotonik maupun kontraksi isometrik, selalu ada panas aktivasi
dan pemeliharaan, karena energi selalu digunakan untuk kontraksi. Bila otot tidak memendek,
panas pemendekan tidak ada. Panas pemendekan mungkin dibutuhkan untuk kerja dari
jembatan silang (cross-bridge) pada proses pemendekan. Bila otot melakukan kerja
(mengangkat beban), segera setelah kontraksi otot berakhir dan relaksasi dimulai, tampak
bahwa beban akan menyebabkan otot memanjang. Energi tidak diperlukan selama otot dalam
keadaan relaksasi. Panas relaksasi berasal dari energi yang disimpan selama otot
berkontraksi. Akhirnya, ada panas pemulihan yang disebabkan karena adanya energi yang
digunakan oleh reaksi kimia untuk resintesis ATP (Wulangi, 1994).
Ada 2 macam panas produksi yaitu panas awal yang dilepas selama proses kontraksi dan
panas pemulihan yang terjadi setelah proses kontraksi selesai. Panas awal terdiri dari (a)
panas aktivasi dan pemeliharaan yang merupakan panas yang dilepas dari suatu proses kimia
yang mengubah otot dari keadaan istirahat menjadi keadaan aktif. Panas ini timbul baik pada
otot yang memendek (kontraksi isotonik) atau otot yang tidak memendek (kontraksi
isometrik); (b) panas pemendekan yang merupakan panas yang timbul karena adanya
pemendekan. Bila otot tidak memendek, panas pemendekan juga tidak timbul. Ini mungkin
ditimbulkan karena meningkatnya liberasi energi oleh jembatan silang pada waktu terjadi
pergeseran terhadap miosin; (c) panas relaksasi yang timbul karena liberasi energi potensial
otot, bila otot dalam keadaan relaksasi. Ini tidak merupakan proses kimia, tetapi hanya
sekedar perubahan fisika dari energi potensial yang tersimpan, pada waktu otot memendek
berubah menjadi panas selama fase relaksasi, (d) panas pemulihan yang merupakan panas
yang dilepas oleh proses kimia (resintesis ATP). Kurang lebih 9/10 dari panas ini berasal dari
proses metabolisme anaerob (Wulangi, 1994).

Perubahan Elektrik
Bila otot berkontraksi, terjadilah perubahan Elektrik. Perubahan Elektrik ini dapat dideteksi
oleh instrumen yang khusus untuk itu. Otot mempunyai kelakuan seperti baterei, bila otot
tersebut berkontraksi. Otot yang berkontraksi akan menimbulkan suatu arus yang biasa
dikenal dengan nama arus aksi. Arus aksi ini akan mengalir dari daerah positif ke daerah
negatif. Daerah yang aktif adalah relatif lebih negatif dibandingkan dengan daerah yang tidak
aktif. Bila otot dalam keadaan istirahat, tidak ada arus yang timbul. Arus aksi yang timbul
pada jantung yang berdenyut dapat dicatat oleh alat yang disebut elektrokardiograf (Wulangi,
1994).

P ENYEMBUHAN T ULANG

16
Umumnya patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang
mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut,, namun tulang
mengalami regenerasi sendiri. Mengutip pendapat Smeltzer (2002), tahapan penyembuhan
tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi),
dan remodeling.
Tahap Inflamasi. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami
devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh
magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi,
pembengkakan dan nyeri.
Tahap Proliferasi Sel. Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi,
terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoklast (berkembang
dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan
sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan
(osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut
dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang
berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan
potensial elektronegatif.
Tahap Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang
rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan
volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan
jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar
fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen
tulang tidak bisa lagi digerakkan.
Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi). Pembentukan kalus mulai mengalami
penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui proses penulangan
endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga
sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu
dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling). Tahap akhir perbaikan patah tulang
meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural
sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun tahun
tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang
melibatkan tulang kompak dan kanselus stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus
mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak,
khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling
(pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara
progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi
osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup,
dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang
positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga
terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. (Rasjad. C, 1998).

Sesuai dengan firman Allah:

17
18

You might also like