You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tulisan ini akan membahas tentang kepentingan NGO PASIAD melakukan

kerjasama dibidang pendidikan di Indonesia. PASIAD merupakan singkatan dari

Pacific Countries Social And Economic Solidarity Association adalah sebuah

organisasi berskala internasional1 yang didirikan pada tahun 19982 dan merupakan

organisasi yang melakukan kerjasama dibidang sosial dan ekonomi untuk negara-

negara di wilayah Asia-Pasifik yang bermarkas di Istanbul, Turki3.

Organisasi PASIAD ini merupakan bagian dari sebuah gerakan sosial yang

dikenal dengan nama Gerakan Fethullah Gulen4. Gerakan Fethullah Gulen

merupakan sebuah gerakan yang dipelopori oleh Fethullah Gulen. Fethullah

Gulen sendiri adalah aktivis pendidikan sekaligus ulama besar di Turki. 5 Fethulah

Gulen banyak mengusung ide-ide universal dan bersemangat untuk menyebarkan

idenya tersebut. Dimana ia mengusung ide tentang menjalin hubungan kreatif dan

positif antara Barat dan Dunia Muslim serta mengartikulasi isu-isu konstruktif

seperti demokrasi, multikulturalisme, globalisasi, dan dialog antaragama dalam

konteks modernitas sekuler.6 Di dalam perkembangannya tulisan-tulisan filosofis


1
Savira Rahmayani Faturrahman, Fethullah Gulen Sebagai Tokoh Sentral dalam Gerakan
Fethullah Gulen., Jakarta : Universitas Indonesia, 2011, hal. 4
2
OINP di Indonesia. Jakarta : Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara.
2011, hal 141. tersedia di < http://www.kemlu.go.id/Books/Buku-OINP.pdf>, [ Diakses 12 Maret
2014].
3
Munawar Fuad, Awakenning the Giant : Membangun Negeri Raksasa yang Tertidur., Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 101
4
Savira, loc. cit
5
M. Hakam Yavuz dan Johan L. Espito, Turkish Islam and the Secular State : The Gulen
Movemen,. New York : Syracuse University Press, 2003, hal. 19. Dalam Savira, ibid
6
Ibid.

1
yang di tulis oleh Fethullah Gulen telah mampu mengisprirasi jutaan orang untuk

mengaplikasikan ajaran filosofi itu kedalam tindakan nyata. 7 Sementara itu di

Turki gerakan ini dikenal dengan nama Hizmet yang dalam bahasa Turki
8
memiliki arti layanan. Oleh karena itu gerakan yang dibentuk oleh Fethullah

Gulen ini juga sering kali disebut dengan gerakan Hizmet. Dimana gerakan ini

menekankan pada konsep pelayanan dan relawan yang memiliki arti layanan

untuk orang lain, serta relawan bagi orang lain yang berhubungan dengan nilai-

nilai kemanusiaan.9

Gerakan Fethullah Gulen ini sendiri dapat dikatakan muncul dikarenakan

gerakan radikal Islam yang membawa dampak buruk bagi nama Islam sendiri.

Terlebih pasca kejadian serangan teroris 11 September 2001 yang mengakibatkan

kesalahan fatal bagi pemahaman sebagian umat dimuka bumi tentang pemahaman

bahwa muslim adalah teroris10. Kemudian pada hari setelah penyerangan teroris

tersebut, Gulen secara pribadi menulis di New York Times bahwa aksi teroris

bukanlah merupakan tindakan islam, dan ia menekankan pada rasa saling

toleransi, saling menghormati, serta dialog antar agama sebagai media

7
Dr Margaret A, Glocalization of Glen Education Model: An Analysis of Gulen-Inspired Schools
in Indonesia, 2010. Tersedia di <http://en.fgulen.com/conference-papers/323-gulen-conference-in-
indonesia/3711-glocalization-of-the-gulen-education-model-an-analysis-of-the-guelen-inspired-
schools-in-indonesia> [Diakses 12 Maret 2014]
8
Ibid.
9
Komecoglu U, A sociological interpretative approach to the Fethullah Glen community
Movement, M.A. thesis (unpublished), Istanbul : Sociology Department, Bogazici University,
1997. Dalam Helen Rose Ebaugh, The Glen Movement :A Sociological Analysis of a Civic
Movement Rooted in Moderate Islam, New York: Springer, 2010, hal. 43.
10
For survey data on attitudes of Americans regarding Muslims see Wuthnow (2005); Eck (2001);
CAIR. Dalam Helen Rose Ebaugh, The Glen Movement :A Sociological Analysis of a Civic
Movement Rooted in Moderate Islam, New York: Springer, 2010, hal. 1.

2
penyelesaian suatu masalah yang menyangkut agama, sehingga menjadi jembatan

antara dunia Muslim dan Barat.11

Keberadaan gerakan Hizmet ini tidak hanya di Turki ataupun Indonesia,

akan tetapi keberhasilannya menggerakkan massa juga terlihat dibeberapa negara

negara bekas Uni Soviet, Eropa, Australia, Kanada, Afrika dan baru-baru di

Amerika Serikat12. Organisasi Gerakan yang melalui konsep pelayanannya ini

telah sampai keberbagai belahan dunia, walaupun secara perlahan, akan tetapi

terlihat jelas perkembangannya. Hal ini terbukti dengan telah dibangun kurang

lebih 2000 sekolah di 52 negara dalam lima benua.13 Gerakan ini mempercayai

bahwa sekolah atau pendidikan merupakan tahap awal untuk melakukan kegiatan

yang bertujan melayani kemanusiaan yang terisprirasi oleh tulisan Fethullah

Gulen sehingga melakukan hijrah ke negara-negara lain.14

Indonesia sendiri yang merupakan negara dengan mayoritas muslim juga

memiliki organisasi-organisasi Islam yang berbasis massa, salah satunya adalah

Muhammadiyah15. Dimana seiring perkembangan zaman organisasi ini dapat

dikatakan moderat, mirip halnya dengan organisasi Hizmet tadi, yang tidak

menekankan pada radikalisme islam. Muhammadiyah didirikan pada 18

November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan dengan konsentrasi pada pergerakan

11
Helen, op. cit., hal. 2.
12
Helen loc. cit.
13
Savira, op. cit., hal. 50.
14
Dr Margaret A. Johnson, loc. cit
15
Herry Mohammad dkk., Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Pada Abad 20., Jakarta : Gema
Insani Press, 2006, Hal. 124.

3
mendirikan masjid, sekolah, tempat peribadatan, klinik kesehatan, rumah yatim

piatu, persatuan buruh, pabrik, penerbitan buku, dan istitusi kesejahteraan sosial16.

Pergerakan rasional Muhammdiyah berbeda dengan Organisasi berbasis

massa yang bernaungan islam lainnya yang berada di Indonesia juga yaitu

Nahdatul Ulama yang memasuki kancah politik. Oleh karena itu dalam

perkembangannya Muhammadiyah diidentikkan dengan gerakan al-Maun, yakni

gerakan yang mendekati Islam dengan orang-orang yang terpinggirkan,

terkontaminasi dan mengalami nasib kurang beruntung dalam kepemilikan harta,

serta tidak memiliki kepandaian dalam hal politik17. Hal tersebut semakin

menekankan bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi masyarakat sipil

yang kuat serta mandiri dan dapat mengontrol kegiatan negara karena karakter

dari organisasi ini adalah tidak suka menjadi penghamba.18

Dalam perkembangannya terlihat bahwa Muhammadiyah pernah menjadi

anggota istimewa Masyumi, dan kemudian banyak kader dari Muhammadiyah

sendiri masuk kedalam politik praktis. Akan tetapi keputusan-keputusan resmi

dari Muhammadiyah sendiri adalah ideologi Muhammadiyah tidak akan pernah

mengantarkan Muhammadiyah menjadi partai politik19, dimana cita-cita

Muhammadiyah bukanlah mendirikan negara Islam akan tetapi membentuk

masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Kemudian bagaimana proses pencapaian cita-cita tersebut? DR. Zuly

Qodir kembali berpendapat bahwa cita-cita Muhammadiyah tersebut dicapai


16
DR. Zuly Qodir, Muhammadiyah Studies : Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Memasuki
Abad kedua., Yogyakarta : Kanisius, 2010, Hal. 75.
17
Ibid.
18
Ibid.
19
ibid, hal. 77

4
melalui gerakan sosial dan kultural bukan melalui jalur struktural dan politik 20.

Berdirinya Muhammadiyah atas kemandirian dan tidak tergantung pada pihak

lain, serta bercirikan terbuka dan toleran dengan siapapun umat manusia

menunjukkan adanya kesamaan antara organisasi ini dengan Gerakan Hizmet

yang berasal dari Turki seperti yang dijelaskan diatas. Selain itu keberadaan

Organisasi Muhammadiyah yang hadir sama sekali tidak menentang kekuasaan

negara dan bahkan menjadi mitra sekaligus pengontrol kekuasaan negara, kembali

menunjukkan kesamaannya dengan Gerakan Hizmet tersebut.

Muhammadiyah dan Hizmet menaruh perhatian penting dalam dunia

pendidikan. Dimana Gulen mengatakan bahwa cara terbaik untuk melayani

kemanusian serta membangun dialog dengan peradaban-peradaban yang berbeda

ditengah kehidupan global saat ini adalah melalui pendidikan. 21 Dan Gerakan ini

memulai membuka sekolah pertama di Indonesia pada tahun 1995 22 yaitu dengan

didirikannnya sekolah Pribadi Bilingual Depok23. Selanjutnya telah dibangunnya

sembilan sekolah dari tahun 1995 sampai 2012, yakni sekolah : Sekolah Pribadi

Depok dan Pribadi Bandung di Jawa Barat, Kharisma Bangsa di Ciputat, Banten,

Semesta di Semarang dan Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Jawa

Tengah, Fatih Bilingual Scholl dan Teuku Nyak Arif Bilingual Scholl di Banda

Aceh, Kesatuan Bangsa di Yogyakarta, dan yang terakhir adalah sekolah Banua di

Banjarmasin, Kalimantan Selatan24.


20
ibid.
21
M. Fethullah Glen, Toward a Global Civilization of Love & Tolerance. Somerset, New Jersey:
The Light, Inc, 2004, hal. 198.
22
Dr Margaret A. Johnson, loc. cit
23
Savira, loc. cit
24
Ade Solihat, The Gule-Inspired in Indonesia As A Model Multicultural Based Education,
Tersedia di<http://multikulturalui.files.wordpress.com/2013/05/prosiding-simg-ui-2012-jilid-1-
05.pdf>, [diakses 1 juni 2013]

5
Akan tetapi terdapat perbedaan diantara Muhammadiyah dan NGO

PASIAD. Dimana Muhammadiyah merupakan LSM lokal yang dapat dikatakan

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan kontribusi langsung terhadap

masyarakat Indonesia yang sebangsa dan setanah air. Sedangkan gerakan Hizmet

melalui NGO PASIAD yang merupakan NGO berskala internasional dan tidak

mempunyai hubungan apapun serta tanggung jawab secara langsung kepada

bangsa dan tanah air Indonesia juga memberikan kontribusi nyata didalam dunia

pendidikan Indonesia. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui

motivasi dari gerakan Hizmet melalui NGO PASIAD melakukan kerjasama dalam

bidang pendidikan di Indonesia, walaupun sudah dipaparkan bahwa menurut

gerakan ini pendidikan merupakan tahap awal dari kegiatan pelayanan untuk

kemanusian.

I.2 Perumusan Masalah

Gerakan Hizmet telah menyebar ke seluruh benua di Dunia. Akan tetapi

cara-cara yang digunakan untuk masuk kedalam suatu negara yang dilakukan oleh

anggota dari gerakan Hizmet ini berbeda-beda. Misalnya untuk masuk kedalam

negara-negara di Asia Tengah, gerakan ini memulainya dengan mengirimkan

anggotanya untuk melakukan pendekatan kepada para birokrat, perusahaan

penting, dan individu-individu langsung dari negara yang hendak mereka

datangi.25 Sementara disebutkan dalam international conference Muslim World

in Transition : Contribution of the Gulen Movement menyatakan bahwa gerakan

25
Muslim World In Transition : Contributions of The Gulen Movement. Tersedia di
<http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32920515/Muslim-World-Conference-
Proceedings-libre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1395049164
&Signature=fSG%2Fs%2B6rmERI%2FlquZVEhBkxigis%3D>, [diakses 17 Maret 2014]

6
ini masuk ke wilaya Asia Tenggara dikarenakan rasa kewajiban untuk melayani di

tempat-tempat yang sangat membutuhkan bantuan.26

Untuk Indonesia secara khusus gerakan Gulen atau Hizmet tiba di

Indonesia pertama sekali pada tahun 1993, ketika tiga orang siswa turki datang ke

negara ini untuk belajar. 27 Dengan bermodalkan teman dari Indonesia yang pernah

belajar di Turki yaitu Haji Alwi, ketiga siswa Turki ini memulai belajar berbahasa

dan kebudayaan Indonesia sebelum akhirnya melakukan kerjasama dengan

daerah-daerah di Indonesia. Pada awalnya Islamoglu (salah satu dari ketiga siswa

Turki) menjelaskan tentang gerakan Fethullah Gulen dan keinginannya untuk

memulai sebuah sekolah di Indonesia. Sehingga Haji Alwi memperkenalkannya

dengan Gubernur Bank Indonesia ( Burhanuddin Abdullah ) dan beberapa politisi

lain diantaranya, Dr. Aip Syarifuddin, Dr. Syarifuddin dan Firman Kartiman mulai

membentuk sebuah yayasan resmi sebagai syarat untuk mendirikan sekolah, yakni

Yayasan Yenbu Indonesia.28

Setelah itu terbentuklah sebuah sekolah dengan murid awal sebanyak 15

orang yang bernama Pribadi Bilingual Boarding School Depok pada tahun

1995.29Selanjutnya sampai saat ini telah terbentuk sembilan sekolah di Indonesia

yang bekerjasama dengan NGO PASIAD.

NGO PASIAD merupakan sebuah organisasi internasional non-pemerintah

yang bergerak dibidang promosi pendidikan dan budaya melalui kegiatan belajar-

mengajar, teacher capacity building, pertukaran misi kesenian pelajar, dan

26
Ibid.
27
Ibid.
28
Ibid.
29
Ibid.

7
penerbitan kamus Indonesia Turki.30 Dimana PASIAD mulai beroperasi pada

tahun 2000 dibawah MoU dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang berlaku

Meret 2000-2010.31 PASIAD dalam melakukan kegiatannya memfokuskan diri

pada dukungan dalam kegiatan pendidikan yang dapat berupa pelatihan guru,

kegiatan pendidikan, kerjasama pelaksanaan pendidikan, studi banding,

pengadaan tenaga keja guru, serta melakukan beberapa kegiatan sosial seperti

melakukan penanganan korban bencana, pembagian hewan kurban, serta santunan

anak yatim, dengan sumber dana yang berasal dari donatur langsung PASIAD.32

PASIAD yang merupakan bagian dari gerakan Fethullan Gulen atau yang

sering dikenal sebagai gerakan Hizmet, telah melakukan glokalisasi dalam

pendidikan di Indonesia. Dimana sekolah-sekolah yang didirikan oleh organisasi

PASIAD ini memiliki ciri-ciri dan peraturan khusus yang tidak sama dengan

sekolah umum di Indonesia pada biasanya. Dimana ajaran-ajaran tentang konsep

pelayanan yang terdapat pada gerakan hizmet tetap diterapkan di sekolah akan

tetapi budaya lokal setempat juga tetap digunakan dengan aturan yang sesuai

dalam undang-undang Republik Indonesia dalam penyelenggaraan pendidikan

oleh lembaga negara asing.

Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

mengambil pokok permasalahan didalam penelitian ini adalah Mengapa

PASIAD melakukan kerjasama dengan Indonesia dibidang pendidikan ?

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

30
OINP, loc, cit.
31
Ibid.
32
Ibid.

8
I.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepentingan PASIAD

melakukan kerjasama dibidang pendidikan di Indonesia.


b. Penelitian ini bertujuan memaparkan gambaran umum tentang

gerakan Fethullah Gullen.


c. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bahwa NGO

merupakan aktor penting dalam hubungan Internasional.

I.3.2 Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

Organisasi PASIAD dan gerakan Fethullah Gulen kepada pembaca

khususnya mahasiswa hubungan Internasional.


b. Untuk menambah referensi dalam perkembangan ilmu

pengetahuan yang khususnya ilmu hubungan internasional yang

mengkaji tentang motivasi PASIAD dalam menjalin hubungan

kerjasama dengan Indonesia.

I.4 Kerangka Teori

Kata teori berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti melihat atau

memperhatikan. Dimana Teori adalah suatu pandangan atau persepsi tentang apa

yang terjadi.33 Keberadaan teori ini sangat penting dalam suatu penelitian karena

dapat membantu peneliti menjelaskan fenomena yang terjadi. Penulis

menggunakan teori yang disesuaikan dengan perspektif dan tingkat analisis yang

digunakan untuk membahas permasalahan ini.


33
Mochtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi., Jakarta : LP3ES.
1990, hal. 218.

9
Perspektif yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Perspektif

Pluralist. Dimana Diana L. Eck menjelaskan bahwa pluralisme adalah suatu

kerangka yang sistematika yang memili kelompok atau bagian dari sistem lainnya

serta saling berhubungan dengan basis saling menghargai dan saling menghormati

antar sesama.34 Pluralisme menekankan bahwa aktor non-negara adalah aktor

penting dalam hubungan internasional, dan aspek-aspek penting yang terdapat

dalam perspektif pluralisme35 adalah sebagai berikut:

1. Aktor non-negara (non-state actors) adalah salah satu unsur penting

dalam dunia politik. Organisasi Internasional dan organisasi non-

pemerintah merupakan salah satu contoh dari aktor non-negara.


2. Kaum Pluralis beranggapan bahwa negara bukanlah aktor yang berdiri

sendiri. Negara adalah suatu susunan yang terdiri dari individu

(rakyat), kelompok kepentingan dan birokrat lainnya.


3. Kaum pluralis juga bertentangan dengan kaum realis yang menegaskan

bahwa negara merupakan aktor rasional. Didalam situasi pembuatan

keputusan, para aktor politik akan cenderung memilih untuk saling

berkompromi, yang tergabung dalam suatu forum dengan kelompok

lainnya dengan menggunakan posisi tawar (bargaining position) dan

akan selalu mengedepankan kepentingan nasionalnya.


4. Agenda Internasional bagi kaum pluralis cenderung bersifat ekstensif.

Dimana pluralis tidak hanya membahas masalah keamanan nasional

34
Diana L. Eck. What is Pluralism., < http://pluralism.org./pages/pluralism/what_is_pluralism.
>dalam Ricky Antoni. Respon Terhadap Praktek Kejahatan Organ Tubuh Manusia di China(2008-
2010). Pekanbaru : Universitas Riau. 2011. hal.10.
35
Paul R. & Mark V. Kauppi, International Relations and World Politics Security, Economy,
Identity 3rd Edtion. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2007.

10
secara fisik, tetapi juga melalui aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan

budaya.

Dari penjelasan empat aspek tersebut terlihat jelas bahwa menurut kaum

pluralis peran negara telah menurun atau bahkan tidak lagi dianggap penting

dalam politik global jika dibandingkan dengan peran aktor non negara. Seperti

yang dikatakan oleh Joseph A. Camilleri dan Jim Falk bahwa dunia dengan

negara-negara berdaulat telah berakhir, dan aktor-aktor internasional selain negara

seperti Organisai Internasional, MNC, dan NGO telah memainkan peran penentu

dalam merubah bentuk fundamental kehidupan sosial dari segala sisi.36

Tingkat analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah perilaku

kelompok. Dimana salah satu asumsi dari level analisa perilaku kelompok

menegaskan bahwa individu pada umumnya melakukan tindakan internasional

dalam kelompok.37 Artinya, pada dasarnya yang menentukan peristiwa

internasional bukanlah individu, akan tetapi kelompok-kelompok dari individu itu

sendiri, baik berupa kabinet, organisasi birokrai, birokrasi, departemen, dan

badan-badan pemerintahan lainnya.

Dalam menentukan peristiwa internasional tersebut kelompok individu

yang satu melakukan kerjasama dengaan kelompok individu lainnya. Maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan teori Kerjasama Internasional, dimana

kerjasama internasional saat ini seolah-oleh harus dilakukan karena lahirnya

asumsi bahwa setiap negara tidak akan mampu berdiri sendiri dan mencukupi

36
Asrudin & Mirza Jaka Suryana, Refleksi Teori Hubungan Internasional dan Tradisional ke
kotemporer., Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009.
37
Mochtar Masoed, Loc cit, hlm. 41

11
kebutuhan nasionalnya secara mandiri. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama

dengan negara lain, agar kebutuhan suatu negara yang tidak dapat dipenuhi

sendiri, mendapat bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari

terbinanya kerjasama tersebut. Pada dasarnya kerjasama bertujuan untuk

menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan bersama, dimana kerjasama dapat

terjalin dalam berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, politik, pendidikan, budaya,

keamanan, maupun lingkungan. Selanjutnya hubungan kerjasama yang terjalin

akan mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan penyelesaian masalah

diantara dua atau lebih negara yang menjalin kerjasama tersebut.

K.J Holsti, menjelaskan bahwa proses kerjasama atau kolaborasi terbentuk

dari perpaduan keanekaragaman masalah nasional, regional, atau global yang

muncul dan memerlukan perhatian lebih dari satu negara. 38 Terkait dengan

masalah yang muncul kepermukaan sehingga membentuk suatu kerjasama

internasional ini, William Savedoff mengulas tentang paradigma global

governance dan mixed coalition.39 Dimana global governance ditandai

dengan adanya lembaga-lembaga internasional yang memiliki dan menyepakati

norma-norma internasional. Sementara mixed coalition merupakan pendekatan

yang sifatnya sukarela dalam menjalin hubungan kerjasama internasional.

Pendekatan ini sifatnya lebih cair dengan mengumpulkan pihak-pihak yang terkait

yang dapat mencakup negara bangsa, LSM, yayasan privat, perusahaan dan

kelompok masyarakat sipil. Kedua paradigma dalam kerjasama internasional

38
K.J Holsti, Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis. Terj MT Azhari., Jakarta : Erlangga.
1998.
39
William Savedoff, Global goverment, Mixed Coalitions, and the future of International
Cooperation. Center For Global development,2012, Hlm.1-2.

12
tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan latarbelakang terbinanya kerjasama

PASIAD dan Indonesia.

PASIAD merupakan sebuah organisasi non-pemerintah (non-

governmental organization NGO) yang bergerak dibidang pendidikan dan

budaya yang berpusat di Turki. 40 NGO sendiri bukanlah merupakan kelompok

yang homogen, dimana secara fungsional NGO menjangkau hampir seluruh

bidang politik, sosial dan ekonomi yang aktifitasnya terus meningkat tanpa batas

secara global diseluruh dunia, mulai dari ilmu pelayanan kesehatan, budaya,

bahasa, sejarah, teknologi, etika, hukum, keamanan, dan pertahanan. Secara

umum istilah NGO dapat diterapkan untuk semua organisasi non-profit yang

independen dari pemerintahan. Dengan demikian NGO seringkali dianggap

sebagai organisasi antar masyarakat yang dapat memberikan kontibusi untuk

negosiasi antara negara-negara yang berkonflik, dengan tujuan kesejahteraan

bersama dan adanya harapan untuk mencapai kesepakatan bagi pemerintahan

global atau setiap isu kebijakan publik internasional.41

Meningkatnya jumlah orang-orang yang beranggapan bahwa dengan

bergabung bersama-sama membentuk suatu kelompok kepentingan privat, maka

kelompok tersebut akan dapat memberikan kontribusi serta turut berpartisipasi

dalam sistem global untuk mempengaruhi pembuatan keputusan internasional.

Sementara Organisasi non-pemerintah sendiri merupakan aktor privat

internasional yang secara jelas, aktornya bukanlah negara melainkan individu-

40
KEMENPORA, Menpora Disambut Muda-Mudi Pasiad Turki. Tersedia di.
<http://www.kemenpora.go.id/index/preview/berita/1579> [diakses 1 juni 2013]
41
Charles W. Kegley Jr dan Eugene R. Wittkopf. World Politics : Trend and Transformation.
Belmont : Wadsworth,2006, Hal. 140.

13
individu sukarelawan yang berasal dari berbagai negara untuk mempromosikan

kepentingan mereka dan seringkali mempengaruhi kebijakan pemerintah suatu

negara atau organisasi antar pemerintah.42

Seiring dengan meningkatnya jumlah individu-individu yang tergabung

dalam NGO-NGO yang tersedia maka muncul anggapan bahwa NGO merupakan

suatu kekuatan yang demokratik dalam politik internasional dan dapat menguasai

individu-individu untuk memberikan suaranya dalam pembuatan kebijakan dan

ditransformasikan menjadi internasional.43 Anggapan ini selanjutnya menciptakan

anggapan lainnya bahwa NGO mampu menggunakan pengaruhnya untuk

mempengaruhi kondisi global. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menuju

kepentingan nasional suau negara dan keterbatasan kerangaka institusional suatu

negara, terdapat perkembangan proses politik informal yang membantu proses

politik formal sebagai akibat dari terbinanya hubungan kerjasama.

Senada dengan penjelasan diatas Volker Heins mendefinisikan NGO

sebagai asosiasi sipil yang ditandai dengan tiga ciri utama 44, yaitu : Pertama,

NGO bukanlah merupakan bentuk perjuangan konvensional untuk kekuasaan di

dalam suatu negara atau antar negara. Kedua, aktivitas yang dilakukan atau di

usung oleh NGO sebagian besar didorong oleh kepentingan kesejahteraan, bukan

dari anggota yang terasosiasi, tetapi dari non-anggota yang kadang tidak

menyadari keberadaan asosiasi. Ketiga, dalam melakukan aktivitasnya NGO tidak

42
Ibid. Hal 162
43
Hasti Wahyuni, Peran Internasional Crisis Court dalam Pencitraan terorisme di Indonesia
Tahun 2002-2008(Studi Kasus Jemaah Islamiah)., Pekanbaru : Universitas Riau, 2010, Hal. 12-
13.
44
Volker Heins, Non-Govermental Organization in International Society: Struggles Over
Recognition., New York : Palgrave Macmillan, 2008, Hal. 17-19.

14
hanya membatasi diri pada wilayah tertentu, akan tetapi NGO masuk pada skala

transnasional dengan membuat kontak antara individu dimana saja tanpa

memandang latar belakang nasionalnya.

Organisasi non-pemerintah saat ini memiliki peran yang sangat penting

dalam membantu negara untuk mengatasi berbagai masalah global. Dimana

PASIAD yang merupakan salah satu NGO yang bergerak dibidang pendidikan,

sosial dan kemanusiaan, merupakan bagaian dari gerakan Fethullah Gulen yang

berpusat di Turki dengan penanaman konsep pelayanan, mencoba meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia melalui konsep pelayanan kemanusiaan

1.5 Hipotesa

Hipotasa yang penulis ajukan berdasarkan pada rumusan masalah dan

mengacu pada kerangka analisa adalah : PASIAD melakukan kerjasama dengan

Indonesia dalam bidang pendidikan adalah untuk menyebarkan ide-ide Fethulah

Gulen di Indonesia melalui dunia pendidikan .

Variabel Independen penelitian ini adalah untuk menyebarkan ide-ide

Fethulah Gulen di Indonesia melalui dunia pendidikan, dengan indikator-

indikator sebagai berikut :

1. Diakhir pelajaran guru dari Fatih Bilingual School menceritakan dan

memaparkan tentang pentingnya toleransi antara umat beragama yang

dilakukan secara berulang yang terispirasi dari ide-ide Fethullah Gulen

tentang toleransi antara umat beragama.

2. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya atau prestasi apapun yang

dilakukan oleh siswa-siswi Fatih Bilingual School mendapat traktiran

15
dari salah seorang gurunya dan itu dilakukan secara berulang oleh guru

lain, yang merupakan pengaplikasian dari konsep pelayanan.

3. Menerapkan program kajian Quran, membaca doa pagi, dan sebelum

makan dan sebelum tidur yang merupakan pengaplikasian dari ide

Fethulah gulen tentang harmonisasi antara iman dan ilmu.

Sedangkan Variabel Dependennya adalah PASIAD bekerjasama

dengan Indonesia dalam bidang pendidikan, dengan indikator sebagai berikut:

1. Mendirikan 9 sekolah di Indonesia.

2. Mebiayai 105 pemuda Aceh untuk melanjutkan studi S1 dan S2.

3. Menandatangani nota kesepakatan bersama dengan Universitas

Indonesia.

4. Melakukan kerjasama dengan 10 Universitas di Indonesia (Universitas

Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri

Jakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada,

Universitas Negeri Yogyakaarta, Universitas Syah Kuala, Universitas

Negeri Semarang, dan Universitas Negeri Surakarta)

1.6 Definisi Konsepsional

Penelitian ini didasarkan pada berbagai macam konsep yang akan

mendukung upaya penjelasan atas permasalahan yang akan penulis teliti.

Non-governmental Organization (NGO) atau organisasi non-pemerintah

bukanlah kelompok yang homogen, tetapi terdiri dari individu-individu yang

berasal dari negara-negara yang berbeda yang membentuk suatu kerjasama untuk

16
membantu pemerintah dunia dalam menangani berbagai masalah yang ada di

dunia. Secara umum, istilah NGO dapat diterapkan untuk semua organisasi non-

profit yang independen dari pemerintah dan merupakan organisasi antar

masyarakat yang memberikan kontribusi dalam suatu negara, serta negosiasi bagi

negara-negara yang berkonflik, untuk kesejahteraan dan kesepakatan bersama45.

PASIAD merupakan sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang

bergerak dibidang promosi pendidikan dan budaya melalui kegiatan belajar-

mengajar, teacher capacity building, pertukaran misi kesenian pelajar, dan

penerbitan kamus Indonesia Turki.46

Gerakan Fethullah Gulen adalah gerakan sosial dari kalangan

masyarakat sipil yang banyak menginspirasi jutaan manusia untuk bergerak

bersama membentuk suatu gerakan yang berlandaskan pada konsep pelayanan

atau yang lebih dikenal dengan Hizmet yang bermarkas di Turki dan dipeloporo

oleh ulama besar yang juga seorang aktifis bernama Fethullah Gullen47.

Kerjasama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

kegiatan atau usaha yang dilakukan bersama-sama oleh beberapa pihak.48

Muhammadiyah merupakan Organisasi islam berbasis masa yang

didirikan pada 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan dengan konsentrasi

pada pergerakan mendirikan masjid, sekolah, tempat peribadatan, klinik

45
Kegley dan Wittkopf. op.cit. hal. 140
46
OINP, loc, cit.
47
Savira, loc, cit.
48
Depatemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia., Jakarta : Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hal. 751.

17
kesehatan, rumah yatim piatu, persatuan buruh, pabrik, penerbitan buku, dan

istirusi kesejahteraan sosial.49

Pendidikan Menurut Undangundang Republik Indonesia No.20 tahun

2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.50

1.6 Definisi Operasional

PASIAD merupakan organisasi non pemerintah yang memainkan peran

penting dalam mengembanggakan Gerakan Fethullah Gullen.51Dimana gerakan

Fethullah gulen yang berpusat di Turki telah banyak memberikan kontribusi pada

dunia pendidikan, ranah sosial dan juga kemanusiaan. Dan dalam menjalankan

aktivitasnya gerakan ini menggunakan konsep pelayanan atau pengorbanan bagi

manusia lain. NGO PASIAD memulai bekerjasama dengan Indonesia dalam

bidang pendidikan pada tahun 1995 yaitu dengan didirikannnya sekolah Pribadi

49
DR. Zuly Qodir loc. cit.
50
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan
Nasional. Tersedia di <http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf>, [Diakses 12
Maret 2014]
51
Muslim World In Transition, loc,cit.

18
Bilingual Depok.52 Dan sampai saat ini telah membangun 9 sekolah serta

membina hubungan kerjasama dengan 10 Universitas Ternama di Indonesia.

Didalam negara Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim juga

terdapat organisasi islam yang berbasis massa seperti Muhammadiyah. Dimana

Muhammadiyah juga menunjukkan sikap pedulinya dengan mendirikan sekolah-

sekolah atau madrasah-madrasah di Indonesia. Hal ini juga dilakukan oleh NGO

PASIAD dengan kesamaan konsep yakni pelayanan. Akan tetapi PASIAD terlihat

lebih berhasil dalam mengharmonisasi antara iman dan ilmu yang merupakan ide

dari Fethullah Gullen. Ini terbukti dari catatan-catatan prestasi yang telah diraih

oleh sekolah Mitra PASIAD dan kebiasaan hidup yang diaplikasikan siswa-siswi

sekolah Mitra PASIAD dalam kehidupan sehari-hasi.

Ide-ide yang dituangkan oleh Fethullah Gulen dalam tulisan-tulisannya

telah mampu mengisprisi jutaan individu untuk melakukan seperti apa yang

dianjurkannya. Dan itu jelas terlihat dari anggota-anggotanya yang menyebar ke

seluruh dunia untuk menyebarkan idenya tentang konsep pelayanan kemanusiaan.

Gerakan yang lebih mengutamakan pendidikan dengan penyampaian yang

lembut dan sopan ini mendirikan sekolah dengan mutu dan kualitas yang terjamin.

Dimana dalam penerapan cara pengajaran di dunia pendidikan yang di didirikan

oleh organisasi PASIAD ini tidak hanya menekankan pada pemahaman tentang

ilmu pengetahuan, akan tetapi juga mengajarkan tentang moral dan harmonisasi

antara sains dan iman. Organisasi in juga tidak hanya mendirikan sekolah yang

independen, akan tetapi juga mulai menjalin kerjasama dengan organisasi islam

52
Savira, loc,cit.

19
berbasis massa yang terdapat di Indonesia, yakni Muhammadiyah. Kesamaan

peran yang dijalankan oleh PASIAD dan Muhammadiyah ini, mampu memobilisai

massa secara besar menunjukkan kebenaran konsep dan teori tentang peran dan

kekuatan NGO dalam sistem internasional saat ini.

1.8 Metodologi Penelitian

1.8.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yanng bersifat eksplanatif.

Dimana penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi motivasi dan tindakan secara holistik dan dengan

cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.53

Manase malo mengemukakan bahwa metode penelitian adalah

keseluruhan proses berfikir mulai dari penemuan masalah, penelitian,

menjabarkan dalam suatu kerangka teoritis tertentu serta pengumpulan data

bagi pengujian sampai dengan penyelesaiannya.54 Pendekatan penelitian yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dimana

metode penelitian kualitatif dalam ilmu sosial menekankan analisisnya pada

proses pengumpulan deduktif dan induktif, serta setiap analis terhadap

dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan

logika ilmiah, pendekatan kulitatif dikaitakn dengan metode interpretatif yang

53
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( edisi revisi)., Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2004, Hal.6.
54
Manase Malo, Mata Pokok Metode Penelitian Sosial., Jakarta : Universitas Terbuka, 1985,
Hlm.5.

20
melakukan pengumpulan dan analisis data berlandaskan pada pemahaman

dengan penekanan pada makna-makna yang terkandung di dalamnya atau

yang ada dibalik kenyataan-kenyataan yang teramati.55

1.8.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

melalui studi pustaka dan studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan

data dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan sumber lainnya

(document analysis). Selain itu penulis juga menggunakan sarana internet

dalam proses pengumpulan data yang berkaitan dan relevan dengan

permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

I.9 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis memberikan batasan-batasan dalam penelitian ini agar fokus

terhadap masalah yang diteliti. Pertama, penulis memberikan batasan waktu

terhadap penelitian ini, yakni dari tahun 2008 hingga tahun 2013. Karena 5tahun

terakhir kerjasama yang terbina antara PASIAD dan Indonesia kian erat sehingga

memudahkan proses penelitian untuk menemukan jawaban dari perubusan

masalah yang diteliti.

I.10 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
55
Hamid Patiluna, Metode Penelitian Kualitatif., Bandung : CV. Alfabeta, 2005, Hlm. 5.

21
Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang : latar belakang penelitian,

perumusan permasalahan, metode penelitian, kerangka dasar teori, hipotesa,

definisi konsepsional, definisi operasional, tujuan penelitian, ruang lingkup

penelitian, dan sistematika penulisan


BAB II : PROFIL PERGERAKAN FETHULLAH GULEN
Pada bab ini, penulis akan memjelaskan mengenai semua hal pergerakan

Fethullah Gulen beserta NGO PASIAD.


BAB III : ARTI PENTING PENDIDIKAN BAGI NGO PASIAD DAN

GERAKAN FETHULLAH GULEN


Pada bab ini penulis akan menjelaskan muhammadiyah sebagai organisasi

islam berbasis massa yang memiliki arti penting bagi Organisasi PASIAD

BAB IV : MOTIVASI NGO PASIAD MENJALIN KERJASAMA

DENGAN INDONESIA DARI TAHUN 2010-2013


Bab ini berisikan motivasi atau sebab-sebab yang melatar belakangi NGO

PASIAD melakukan kerjasama dengan Indonesia

BAB V : KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

22
Buku :
Asrudin & Suryana, Mirza Jaka. Refleksi Teori Hubungan Internasional dan
Tradisional ke kotemporer. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
Budiarjo, Miriam. Dasar- Dasar Ilmu Politik. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2002.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.
Ebaugh, Helen Rose. The Glen Movement : A Sociological Analysis of a Civic
Movement Rooted in Moderate Islam. Springer, New York, 2010.
Fuad, Munawar . Awakenning the Giant : Membangun Negeri Raksasa yang
Tertidur.,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.
Heins, Volker. Non-Govermental Organization in International Society: Struggles
Over Recognition. Palgrave Macmillan, New York, 2008.
Holsti,K.J. Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis. Terj MT Azhari.
Erlangga, Jakarta, 1998.
Kegley, Charles W. Jr dan Eugene R. Wittkopf. Worl Politics : Trend and
Transformation. Wadsworth, Belmont, 2006.
Malo, Manase. Mata Pokok Metode Penelitian Sosial. Universitas Terbuka,
Jakarta. 1985.
Masoed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.
LP3ES, Jakarta, 1990.
Masoed, Mochtar dan Mac Andrew Colin. Perbandingan Sistem Politik. Gajah
Mada University , Yogyakarta, 1985.
Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif ( edisi revisi)., PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2004.
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. Analisis Data Kuantitatif :
Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. UI Press, Jakarta 1992.
Mohammad, Herry dkk., Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Pada Abad 20.
Gema Insani Press, Jakarta, 2006.
Nasir, Haedar. Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah. UPTP UMM,
Malang, 2006.
Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. LP3ES, Jakarta,
1996.
Patiluna, Hamid. Metode Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta, Bandung, 2005.
Qodir, Zuly. Muhammadiyah Studies : Reorientasi Gerakan dan Pemikiran
Memasuki Abad kedua. Kanisius, Yogyakart, 2010.
R, Paul & Mark V. Kauppi. International Relations and World Politics Security,
Economy, Identity 3rd Edtion. Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2007.
Savedoff, William. Global goverment, Mixed Coalitions, and the future of
International Cooperation. Center For Global development,2012.

23
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta, Bandung, 2010.
Yavuz M. Hakam dan Espito, Johan L. Turkish Islam and the Secular State : The
Gulen Movement. Syracuse University Press, New York, 2003.

Jurnal :

Fitri,Hendrini Renola & Faisal Rani, Implementasi Kerjasama Sister City


Bandung Braunschweig (Tahun 2000-2013). Jurnaltransnasional, Vol. 5,
No. 1, Juli 2013, hal. 926.

Skripsi :
Wahyuni, Hasti . Peran Internasional Crisis Court dalam Pencitraan terorisme di
Indonesia Tahun 2002-2008(Studi Kasus Jemaah Islamiah). Universitas
Riau, Pekanbaru, 2010.

Antoni, Ricky. Respon Terhadap Praktek Kejahatan Organ Tubuh Manusia di


China(2008-2010). Universitas riau, Pekanbaru, 2011.

Faturrahman, Savira Rahmayani. Fethullah Gulen Sebagai Tokoh Sentral dalam


Gerakan Fethullah Gulen. Universitas Indonesia, Jakarta, 2011.

Website :

A, Margaret, Glocalization of Glen Education Model: An Analysis of Gulen-


Inspired Schools in Indonesia, 2010. Tersedia di
<http://en.fgulen.com/conference-papers/323-gulen-conference-in-
indonesia/3711-glocalization-of-the-gulen-education-model-an-analysis-of-
the-guelen-inspired-schools-in-indonesia> [Diakses 12 Maret 2014]
Kemenpora. Menpora Disambut Muda-Mudi Pasiad Turki.
<http://www.kemenpora.go.id/index/preview/berita/1579> [diakses 1 juni
2013]
Muslim World In Transition : Contributions of The Gulen Movement. Tersedia di
<http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32920515/Muslim-
World-Conference-Proceedings-libre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJ
RTWSMTNPEA&Expires=1395049164&Signature=fSG%2Fs%2B6rmERI
%2FlquZVEhBkxigis%3D>, [diakses 17 Maret 2014]
OINP di Indonesia. Jakarta : Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi
Internasional Negara. 2011, hal 141. tersedia di <
http://www.kemlu.go.id/Books/Buku-OINP.pdf>, [ Diakses 12 Maret 2014].

24
Solihat, Ade. The Gule-Inspired in Indonesia As A Model Multicultural Based
Education, < http://multikulturalui.files.wordpress.com/2013/05/prosiding-
simg-ui-2012-jilid-1-05.pdf>, [diakses 1 juni 2013]
Tokan, Ferdinand B. Partsisipasi Warga Sekolah dalam Pelaksanaan Program
Pendidikan Inklusif di SD Gejayan., Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta, 2012. Tersedia di <http://eprints.uny.ac.id/7720/2/bab
%201%20-%20%2007110241010.pdf> [ Diakses 12 Maret 2014]
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Tersedia di <http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20-
2003Sisdiknas.pdf> [Diakses 12 Maret 2014]

25

You might also like