You are on page 1of 11

BAB 3

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Buret mikro 10 ml Pyrex

- Stopwacth

- Erlenmeyer 500 ml Pyrex

- Timbangan AND

- Kertas Saring Whatman no.42

- Corong Pyrex

- Pipet volum 10 ml Pyrex

- Bola karet

3.1.2. Bahan-bahan

- Tanah ukuran < 0,5 mm

- Asam sulfat( H2SO4)P p.a Merck

- Asam fosfat (HPO4)p p.a Merck

- Kalium dikromat (K2Cr2O7) Merck

- Ferosulfat (FeSO4) Merck

- Aquadest

Universitas Sumatera Utara


3.1.3. Pembuatan larutan

- Larutan Kalium dikromat (K2Cr2O7) 1N

Ditimbang 49,04 gram K2Cr2O7 p.a ke dalam gelas piala 1 liter. Dilarutkan

dengan air destilasi, dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter, penuhkan

dengan air destilasi hingga tanda garis dan dikocok hingga merata.

- Larutan difenilamine

Ditimbang 27,82 gram FeSO4.7H2O ke dalam gelas piala 250 ml,

ditambahkan air destilasi secukupnya, ditambahkan 15 ml H2SO4 (P)

perlahan-lahan, aduk hingga larut. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml,

ditambahkan air destilasi hingga tanda garis dan dikocok hingga merata,

kemudian disaring dengan kertas saring. Larutan dibuat setiap hari

sebanyak yang diperlukan sebab tidak tahan disimpan lama.

- Larutan Ferosulfat (FeSO4) 1N

Ditimbang 72,8 gram FeSO4.7H2O ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan

air destilasi secukupnya, tambahkan 15 ml H2SO4(p) perlahan-lahan, aduk

hingga larut. Masukan ke dalam labu ukur 250 ml, tambahkan air destilasi

hingga tanda garis dan dikocok hingga merata, kemudian disaring dengan

kertas saring.

Larutan dibuat setiap hari sebanyak yang diperlukan sebab tidak tahan

disimpan lama.

3.2. Proses Penetapan C-Organik Dengan Metode Titrimetri

3.2.1. Mengeringkan Contoh

- Contoh tanah yang diterima diberi nomor laboratorium secara teratur, kemudian di

Universitas Sumatera Utara


serakkan di atas tampah bambu dengan tangan dan sisa-sisa tanaman serta akar-

akar yang kasar dibuang.

- Tampah yang berisi contoh tanah disusun secara teratur di atas rak pengering yang

terbuat dari kayu di dalam ruang pengeringan.

- Setiap hari contoh tanah diremas-remas agar cepat kering. Setelah contoh tanah

kering udara, maka dapat segera ditumbuk atau dihaluskan.

3.2.2. Menghaluskan Contoh Tanah

- Contoh tanah yang sudah kering udara ditumbuk perlahan-lahan dengan

menggunakan alu kayu dan lumping porselin.

- Tanah yang sudah ditumbuk sebagian diayak dengan ayakan berukuran 2 mm dan

dimasukkan ke dalam mangkuk plastik bertutup dengan ukuran 100 ml, sebagian

lagi diayak dengan ayakan berukuran 0,5 mm dan dimasukkan ke dalam mangkuk

plastik bertutup dengan ukuran 30 ml.

- Contoh tanah yang ada dalam mangkuk plastik dilengkapi dengan nomor

laboratorium untuk selanjutnya dilakukan analisis.

- Sisa contoh dari tanah dimasukkan kembali ke dalam tempatnya semula

dilengkapi dengan label aslinya dan dicatat nomor laboratoriumnya, lalu disimpan

dengan teratur di atas rak-rak penyimpan contoh tanah dengan tujuan apabila ada

ulangan contoh tanah tersebut dapat digunakan kembali.

Universitas Sumatera Utara


3.2.3. Penentuan Kadar Air Untuk Koreksi Berat Timbang

Alat-alat yang digunakan

- Timbangan AND

- Oven pengering 105oC Pain Elmer

- Cawan Alumunium

- Eksikator

Prosedur

- Contoh tanah < 2 mm ditimbang 5 gram dan < 0,5 mm ditimbang 2 gram,

masing-masing dimasukan ke dalam cawan alumunium dan dikeringkan ke

dalam oven pengering 105oC selama 4 jam.

- Cawan diangkat dan dimasukan ke dalam desikator selama 15 menit.

Cawan dan contoh ditimbang kemudian contoh dibuang, cawan kosong

ditimbang kembali maka diperoleh berat contoh kering 105oC atau sebelum

ditimbang contoh, panaskan cawan alumunium 105oC selama 30

menit lalu dinginkan di dalam desikator 15 menit dan timbang berat

kering cawan 105oC.

3.2.4. Penetapan C-Organik Dengan Metode Titrimetri

- Ditimbang 1 gram contoh tanah halus < 0,5 mm kering udara, dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer 500 ml dan disediakan juga untuk penetapa blanko.

Universitas Sumatera Utara


- Ditambah 10 ml larutan Kalium dikromat 1N dan secara perlahan-lahan

ditambahkan 20 ml H2SO4 pekat, Erlenmeyer digoyang-goyang dengan tangan

selama 1 menit. Didiamkan di atas asbes selama 30 menit.

- Ditambahkan masing-masing erlenmeyer 200 ml air destilasi, 5 ml asam Posfat

pekat (85%) dan 1 ml larutan dipenilamin. Blanko dan contoh dititrasi dengan

larutan ferosulfat 1 N hingga warna hijau, ditambah lagi 0,5 ml larutan K2Cr2O7

1 N dan dititrasi kembali kembali dengan larutan FeSO4 1 N sampai dengan warna

hijau timbul kembali

- Berat contoh dikoreksi dengan penetapan kadar air.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari analisa C-Organik yang dilakukan diperoleh hasil Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan
Tabel 4.3

Tabel 4.1 Kadar Air untuk Contoh Tanah Halus < 0,5 mm

No Berat contoh Berat contoh Berat tempat Berat contoh % Kadar


Lab Kering udara + tempat 105oC (g) 105oC (g) Air
(g)

1 2,0011 18,3303 16,3797 1,9506 2,52

2 2,0017 19,2884 17,3527 1,9357 3,32

3 2,0016 19,2467 17,2921 1,9546 2,28

4 2,0041 19,2851 17,3143 1,9708 1,66

5 2,0048 19,2582 17,2866 1,9716 1,66

Tabel 4.2 Kadar Air untuk Contoh Tanah Kasar < 2 mm

No Berat contoh Berat contoh Berat tempat Berat contoh % Kadar


Lab Kering udara (g) + tempat 105oC (g) 105oC (g) Air
1 5,0042 21,7040 16,8501 4,8539 2,96

2 5,0081 20,0091 15,2733 4,8177 3,68

3 5,0002 22,0949 17,1864 4,9085 1,90

4 5,0036 21,6832 16,7799 4,9033 2,00

5 5,0008 22,0648 17,1431 4,9217 1,58

Universitas Sumatera Utara


4.3. Hasil Analisa C-Organik Secara Titrimetri (Walkley and Black)
Tabel 4.3. Kadar Karbon (C) Organik Tanah
Berat contoh kering Vol.titran
No. Lab 105oC (g) FeSO4 1 N C-Organik (%)
Blanko - 10,35 -
1 0,9778 4,15 1,93
2 0,9692 5,05 1,66
3 0,9802 5,25 1,58
4 0,9852 4,05 1,59
5 0,9857 4,95 1,65

Universitas Sumatera Utara


4.2. Perhitungan

Berat contoh ker ing udara berat contoh ker ing 105o C
Kadar Air (%) = x 100
Berat contoh ker ing udara

Contoh perhitungan tanah no.1 maka :

2,0011 1,9506
Kadar Air (%) = x 100
2,0011

= 2,52 %

ml K 2 Cr2 O7 x N K 2 Cr2 O7
Normalitas ( N ) FeSO4 =
ml FeSO4 (titrasi ) blanko
(10,5) x (1)
=
10,35
= 1,0145 N

{ml K 2 Cr2 O7 (ml titrasi x NFeSO4 )} x 0,3


( No.Lab.1) % C =
Berat contoh ker ing 105 o C
{10,5 (4,15 x 1,0145)} x 0,3
=
0,9778
= 1,93 %

Universitas Sumatera Utara


4.3. Pembahasan

Pada analisa C-organik didapatkan hasil yang rendah yaitu <2,00%. Dimana

kadar C-organik normal di dalam tanah adalah 2,1-3,0%.

Karbon di dalam tanah terhadap sebagai bahan organik.

Dimana kadar C-organik normal di dalam tanah adalah 2,1-3,0%. Dari hasil

analis C- organik maka akan di peroleh hubungan C/N di dalam tanah yang juga

mempunyai arti penting. Misalnya apakah terjadi kompetisi antara jasad renik dan

tanaman terhadap kebutuhan unsur hara nitrogen. Selanjutnya C/N berguna untuk

mengetahui tingkat pelapukan dan kecepatan penguraian bahan organik serta

tersedianya unsur hara nitrogen yang terdapat di dalam.

Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tanaman

tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah.

Faktor vahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan

ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur. Kelembaban. Tekstur. Dan

suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N, P, K dan S.

Secara langsung vahan organik tanah merupakan sumber senyawa-senyawa

organik yang dapat diserap tanaman meskipun dalam jumlah sedikit, seperti alanin,

glisin dan asam-asam amino lainnya, juga hormon/ zat perangsang tumbuh dan

vitamin. (Hanafiah,2005)

Karbon pentuing sebagai vahan pembangun bahan organik, karena sebahagian

besar vahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, sumber karbon dapat dikatakan

banyak,dalam ruangan tertutup yang berisi : CO2-fotosintesa terus aktif. Kandungan

Universitas Sumatera Utara


karbon bervariasi di atas tanah, diaatas daun, dalam hal ini satu meter di atas tanah

akan berbeda.

Di udara terbuka terdapat 0,03%CO2,sedangkan di tempat yang banyak tanamannya

terdapat CO2 yang lebih besar dari 0,03%.Landegardh (1924) menyatakan bahwa

CO2:

- Pada permukaan tanah terdapat sekitar 0,053-0,28%.

- Di atas daun terdapat sekitar 0,04-0,067%.

- Satu meter di atas permukaan tanah terdapat sekitar 0,07% (Mul Mulyani,1999)

Dalam percobaan yang dilakukan terjadi reaksi oksidasi reduksi sebagai berikiut:

C + K 2 Cr2 O7 + H 2 SO4 CO2 + K 2 SO4 + Cr2 O72 + H +


Cr2 O72 +14 H + + 6 Fe 2+ 2Cr 3+ + 6 Fe 3+ + 7 H 2 O

Koloid tanah adalah bagian tanah yang sangat berperan dalam penyediaan unsur

hara bagi tanaman. Koloid tanah bermuatan negatif, sehingga dapat menarik dan

memegang ion-ion bermuatan positif (kation), seperti Ca2+, H+, Mg2+, K+, Na+, Al3+,

dan NH4+. Daya tarik menarik ini dapat dianalogikan seperti kutub negatif magnet

menarik dan memegang kutub positif magnet lainnya. Koloid yang telah melekat pada

koloid tanh tidak mudah tercuci oleh aliran air. Namun, kation atau anion yang berada

pada larutan tanah sangat mudah hanyut terbawa air. (Novizan,2007)

Universitas Sumatera Utara


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa tanah yang digunakan untuk lahan

perkebunan PT. Minanga Ogan yang dianalisa di Pusat Penelitian Kelapa Sawit

(PPKS) Medan adalah kadar Karbon (C) Organik tanah yang dianalisa yaitu < 2 %,

dimana berdasarkan kriteria tanah nilainya tergolong rendah.

5.2. Saran

Sebaiknya dilakukan juga analisa unsur hara makro dan mikro yang terdapat di

dalam tanah untuk mengetahui tingkat kesuburan dari tanah sehingga tanah tersebut

dapat digunakan sebagai lahan pertanian.

Universitas Sumatera Utara

You might also like