You are on page 1of 6

TUGAS 1

GEOLOGI EXPLORASI
METODE TEST PIT

OLEH :

MOH EDWIN
F 121 14 051

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
METODE TEST PIT

Metode Sumur Uji (Test Pitting)

Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih
dari setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena
pembuatan selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada
pembuangan tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin
menggenang pada selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama.
Dalam keadaan tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji (test
pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran lubang test
pit ini biasanya dengan kedalaman dapat mencapai 35 meter, akan tetapi untuk
jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang pit harus dibuat
lebih besar untuk menghindari longsornya dinding, misalnya . Demikian pula
ketika kedalaman test pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar,
kemudian setelah kedalaman sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika
lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test pit-nya dibuat miring,
sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran .

Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test pit, maka hal-
hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Test pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka
pembuatan test pit tersebut akan memakan waktu yang lama sehingga
memakan biaya yang mahal.
Penggunaan penyangga yang seadanya, untuk batuan yang kompak
penyanggaan tidak perlu dilakukan.
Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat miring dan
kemiringan tergantung material dari over bunden.
Untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan
galian di bawah tanah dan mengambil contoh batuan (rock samples)-nya biasanya
digali sumur uji (test pit) dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti
cangkul, linggis, sekop, pengki, dsb.
Bentuk penampang sumur uji bisa empat persegi panjang, bujur sangkar, bulat
atau bulat telur (ellip) yang kurang sempurna. Tetapi bentuk penampang yang
paling sering dibuat adalah empat persegi panjang; ukurannya berkisar antara 75 x
100 m sampai 150 x 200 m. Sedangkan kedalamannya tergantung dari kedalaman
endapan bahan galiannya atau batuan dasar (bedrock)nya dan kemantapan
(kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa penyangga kedalaman sumur uji itu
berkisar antara 4 - 5 m.
Agar dapat diperoleh gambaran yang representatif mengenai bentuk dan letak
endapan bahan secara garis besar, maka digali beberapa sumur uji dengan pola
yang teratur seperti empat persegi panjang atau bujur sangkar (pada sudut-sudut
pola tersebut digali sumur uji) dengan jarak-jarak yang teratur pula (100 - 500 m),
kecuali bila keadaan lapangan atau topografinya tidak memungkinkan.

Gambar 1. Macam Bentuk Penampang Test Pit

Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan
atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini
dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu
deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat
dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Sumur uji ini umum dilakukan
pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan
endapan-endapan berlapis.
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan
kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai,
ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat
digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman
sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara
dan mineralisasi berupa urat (vein).

Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau


residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona
lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona,
variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan
pemodelan bentuk endapan.

Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 35 m


dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada
endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m atau
sampai menembus batuan dasar.

Gambar 2. Sketsa pembuatan sumur uji (Chaussier et al., 1987)

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut :
ketebalan horizon B (zona laterit/residual),
ketinggian muka airtanah,
kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),
kekuatan dinding lubang, dan
kekerasan batuan dasar.
GAMBAR PROSEDUR PELAKSANAANPENGUJIAN TEST PIT

GAMBAR PERALATAN PENGUJIAN TEST PIT

Kedalaman 40 cm Kedalaman 80 cm
Bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral, bijih, termasuk batu-batu
mulia yang merupakan endapan. Dalam penggolongan bahan galian berdasarkan
pemanfaatan ada 3 jenis yaitu:
Bahan galian logam/bijih contoh dari bahan galian ini timah, besi, tembaga,
emas dan perak.
Bahan galian energi contoh dari bahan galian ini adalah batubara dan minyak
bumi.
Bahan galian industri contohnya diatome, gipsum, talk, kaolin, dan zeolit

You might also like