You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Ny. U DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI PENDENGARAN

DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO

PROVINSI JAWA TENGAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Pembimbing: Ns. Diyan Yuli W, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh:

Lastina Fahrurnisa

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Ny. U DENGAN MASALAH HALUSINASI DENGAR
DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

I. IDENTITAS
A. Identitas Klien
Nama : Ny. U
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Ds. Krajan Rt 01/01 Bancak, Jlumpang,
Bancak Kab. Semarang
Status Marital : Janda
Tanggal Masuk RS : 22 Febuari 2017
Tanggal Pengkajian : 22 Febuari 2017
No.RM : 00072878
Diagnosa Medis : Schizophrenia Tak Terinci (F20.3)
B. Penanggungjawab
Nama : Ny. M
Hubungan dengan klien : Kakak kandung
Alamat : Dk Repaking RT 02/03 Repaking, Boyolali
II. ALASAN MASUK
Kakak klien mengatakan jika selama 2 hari terakhir klien marah
memecahkan gelas, menendang ibunya, mondar-mandir dan menangis tanpa
sebab.
III. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
A. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Iya. Klien mengatakan ini kali ke empat klien dirawat di RSJ.
2. Pengobatan sebelumnya
Klien sudah pernah berobat ke banyak tempat, dari pengobatan secara
medis maupun pengobatan alternatif. Pertama kali klien sakit adalah
ketika klien pergi bekerja merantau di Jakarta. Saat itu klien berobat
ke rumah sakit di Bogor pada tahun 2010 karena klien mendengar
suara. Penyakit klien bertambah parah, klien sering tertawa dan bicara
sendiri, menangis karena takut dengan suara yang didengar, marah-
marah dan selalu mengeluh kepanasan. Kemudian klien diantarkan
pulang kembali ke Semarang dan akhirnya keluarga memutuskan
untuk berobat ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dan
menjalani rawat inap selama sebulan. Pada tahun 2013 penyakit klien
kambuh dan kembali dirawat, kekambuhan ketiga terjadi pada tahun
2015. Klien mengatakan jika klien kontrol setiap bulannya di RSUD
Ambarawa.
3. Trauma
Klien mengatakan bahwa tidak ada trauma yang dalam hidupnya.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Ibu klien mengatakan jika di keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit seperti yang diderita oleh anaknya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan jika pengalaman yang tidak menyenangkan adalah
bercerai dengan suaminya semenjak dua tahun yang lalu, dan
semenjak itu klien sulit untuk bertemu dengan anaknya karena
dilarang oleh suaminya.
6. Hasil pengkajian pada klien:
Klien mengatakan bahwa klien lebih senang di dalam rumah dan
menonton tv, klien mengatakan bahwa jika sedang kambuh maka
klien dilarang untuk keluar rumah oleh ibunya.
IV. FISIK
A. Kesadaran
Komposmentis
B. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Respiratory Rate : 20 kali permenit
Heart Rate : 86 kali permenit
Suhu : 36,8 oC
C. Keluhan Fisik
Klien mengatakan bahwa klien merasa pusing setelah perjalanan dari
rumah dan matanya terasa perih sakit.
V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Tn. W 67 th Ny. S 65 th

Ny. U 36 th
= Perempuan
= Laki-laki
= Laki-laku dengan gangguan jiwa
= Garis keturunan
= Garis perkawinan
= Tinggal serumah
= Klien
// = Cerai
Klien mengatakan jika klien diasuh oleh ibu dan ayahnya dengan pola
asuh demokratis. Segala sesuatunya dimusyawarahkan secara bersama.
Pengambilan keputusan dominan lebih sering dilakukan oleh kakak
klien Ny. M sebagai anak tertua. Komunikasi dalam keluarga klien
dilakukan secara dua arah, akan tetapi klien mengatakan jika saudara
klien berada di luar kota, adik klien yang tinggal serumah bekerja
sehingga jarang dirumah begitu pula bapak dan ibunya sehingga klien
lebih sering sendiri dirumah dan merasa kesepian.
B. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian dalam tubuhnya, klien
tidak merasa minder atau malu dengan kondisi tubuhnya. Klien lebih
merasa malu karena sakit jiwa.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dia adalah perempuan usia 36 tahun tamat
SMA dan dulu pernah bekerja di pabrik sepatu dan garment tetapi
setelah klien sakit klien berhenti bekerja. Klien mengatakan bahwa
klien puas dengan kehidupannya sekarang.
c. Peran
Klien mengatakan saat ini berperan sebagai seorang ibu dari satu
orang anak akan tetapi ia tidak bisa merawat anaknya karena
kondisinya yang sedang sakit. Klien juga seorang anak yang
harusnya dapat membantu ekonomi keluarga tetapi klien tidak dapat
melakukannya karena ia sedang sakit dan tidak mampu bekerja.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin membina hubungan rumah tangga lagi
sehingga memiliki teman ketika dirumah dan ada seseorang yang
memperhatikan dan memberi dukungan untuknya.
e. Harga diri
Klien mengatakan bahwa dirinya masih bisa melakukan aktivitas
sehari-hari seperti memasak, berbelanja dan ketika kondisi klien
baik, klien pergi berjalan-jalan ke Salatiga untuk membeli baju,
kontrol atau sekedar membeli es campur kesukaannya.
C. Hubungan sosial
a. Orang dekat (di rumah dan RS)
Klien mengatakan tidak terlalu dekat dengan ibunya maupun
bapaknya karena mereka lebih sering berada di luar rumah untuk
bekerja. Aku senenge ngomong karo anake budheku mbak, soale
dia dirumah dadi iso sering dijak ngomong. Klien mengatakan
ketika klien kambuh, klien dilarang oleh ibunya untuk keluar rumah.
Di RSJ, klien mengatakan belum terlalu mengenal banyak orang
karena baru 2 hari tinggal. Klien belum mampu menghafal nama-
nama yang ada di ruangannya. Ketika pagi hari klien lebih suka
untuk melihat tv dibanding mengobrol dengan temannya.
b. Peran serta dalam kegiatan masyarakat di rumah dan di RS
Klien mengatakan seringnya berada dirumah menonton tv, sesekali
klien mengikuti pengajian di desanya, jika ada tetangga yang punya
hajat klien datang. Hasil observasi klien berbincang dengan teman
yang sedang menonton tv, tapi klien sulit untuk menghafal nama
temannya dan lebih suka tidak diganggu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan lebih suka diam daripada berbicara dengan
banyak orang, tidak suka berisik. Klien menolak berkenalan dengan
orang yang baru ia lihat (menolak berjabat tangan). Klien mudah
marah ketika klien merasa terganggu.
D. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Menurut klien, orang dengan gangguan jiwa lebih baik sholat agar
tidak diganggu suara dan lebih tenang. Akan tetapi, klien
mengatakan kerika dirumah sakit tidak sholat dengan alasan lupa.
Klien mengatakan bahwa dulu klien pernah berobat ke kyai dan kyai
mengatakan jika klien di tempeli oleh mahluk halus.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama di rumah klien sholat namun bolong-
bolong (tidak 5 waktu sholat). Klien juga setiap sebulan sekali
mengikuti pengajian ibu-ibu di lingkungan desanya.
VI. STATUS MENTAL
A. Penampilan
Klien berpakaian sesuai dengan seragam rumah sakit, klien mengatakan
selalu mandi di pagi dan sore hari, klien gosok gigi setiap mandi. Klien
tampak bersih dan rapi, kuku pendek dan rambut pendek tersisir.
B. Pembicaraan
Klien dapat berbicara secara baik. Klien dapat menjawab jika ditanya.
Kontak mata klien mudah teralih pada sesuatu dan sering melihat ke luar.
Klien lebih sering menceritakan tentang kesenangan klien terhadap
warna merah, acara televisi dan membeli es campur.
C. Aktifitas motorik
Klien tampak kompulsif, mengeucek mata dan mengedipkan mata secara
berulang-ulang.
D. Alam perasaan
Klien mengatakan perasaannya biasa saja, tidak sedih tidak juga bahagia.
Klien mengatakan ingin pergi jalan-jalan ke mall atau tempat wisata,
bosan di Semarang hanya di rumah sakit saja.
E. Afek
Afek tidak sesuai. Klien mengungkapkan bahwa klien sedih karena sakit
tetapi ekspresi klien tertawa.
F. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara, klien kooperatif, yaitu dapat menjawab pertanyaan
dengan koheren, kontak mata saat wawancara terkadang beralih, tidak
tampak adanya curiga dan defensif. Ketika disinggung masalah hubungan
dengan lawan jenis atau suaminya klien lebih memilih banyak diam.
G. Persepsi
Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan maupun melihat sesuatu
hal yang aneh yang membuatnya merasa bingung dan takut. Suara-suara
tersebut keluar ketika klien sendirian dan sering kali muncul pada malam
hari. Suara yang didengar klien terdengar seperti raungan yang
menyeramkan dan sudah 2 hari terakhir suaranya sangat mengganggu
sehingga membuat klien marah-marah. Klien juga mengatakan bahwa
kepalanya sering terasa pusing.
H. Proses fikir
Blocking. Terkadang klien menghentikan pembicaraan, lalu melamun
atau melihat suasana luar ruangan dan kemudian dapat melanjutkan
pembicaraan kembali.
I. Isi fikir
Hipokondria. Klien selalu berpikir bahwa tubuh klien panas dan
kepalanya pusing.
J. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien composmentis. Klien mengetahui bahwa klien sekarang
sedang berada di rumah sakit jiwa untuk menjalankan pengobatan. Klien
juga menyadari bahwa klien sedang dirawat karena gangguan jiwa. Klien
dapat mengerti ruangan dimana ia dirawat dan waktu makan pagi, siang
dan sore.
K. Memori
1. Memori jangka panjang (1 tahun)
Klien mampu mengingat kejadian kejadian yang terjadi setahun
terakhir, klien mengetahui berapa lama dia menderita sakit.
2. Memori jangka pendek (1 minggu)
Memori baik, klien ingat kegiatan yang dilakukan dan kejadian 1
minggu terakhir. Klien ingat perawat yang ditemuinya di IGD.
3. Memori saat ini
Kliem mampu mengingat aktifitas apa saja yang dilakukan oleh klien
saat itu. Klien mengatakan jika klien dari rumah dan ke semarang
bersma keluarganya.
L. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Ketika klien diajak untuk mengobrol, tingkat konsentrasi klien mudah
teralihkan dari satu objek ke ojek lainnya. Klien mampu menghitung
tahun lahir klien.
M. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana. Misalnya ketika
diberi pilihan untuk melakukan gosok gigi atau makan dahulu, klien
dapat memilih dengan melakukan gosok gigi dahulu.
N. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya saat ini berada di rumah sakit jiwa. Klien
mengatakan bahwa klien sedang sakit jiwa, namun klien belum
mengetahui bahwa suara suara yang didengar merupakan palsu dan
bagian dari penyakitnya.
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)
A. Makan
Klien makan dan minum dengan mandiri. Klien mampu menggunakan
alat makan dengan benar, menghabiskan setiap porsi makanan yang
diberikan. Klien makan sesuai jadwal dari rumah sakit yaitu 3x sehari.
Klien dapat membantu membereskan alat-alat makan miliknya. Klien
mengatakan bahwa dirinya sangat suka makan puding.
B. BAB/BAK
Klien BAB/BAK dengan mandiri. Klien mengatakan bahwa BAB/BAK
nya lancar tidak ada gangguan.
C. Mandi
Klien mandi dengan mandiri. Klien mengatakan dirinya mandi 2 kali
dalam sehari menggunakan sabun. Gosok gigi teratur dan keramas sesuai
jadwal ruangan. Kuku klien tampak pendek.
D. Berpakaian
Klien memakai pakaiannya sendiri. Klien mampu berpakaian rapi sesuai
dengan seragam di ruang rawat inap RSJ. Baju yang digunakan bersih
dan tidak berbau. Sesekali klien juga mengaca untuk melihat apakah ia
rapi atau tidak. Klien tidak memakai alas kaki. Klien mengganti pakaian
setiap selesai mandi, klien tidak suka mengenakan bra.
E. Istirahat dan tidur
No Kondisi Saat Dikaji
1. Kebisaan Sebelum Tidur Klien tidak mempunyai kebiasaan
sebelum tidur. Klien hanya
berbaring dan menutup mata. Saat
suara suara datang klien tidur
sambil menutup telinga. Klien
mengatakan sulit tidur saat
dirumah ketika mulai mendengar
suara-suara aneh itu.
2. Waktu Tidur Siang : 14:00 16:00 WIB (2 jam
perhari )
Malam : 20:00 05:30 WIB (9,5
jam perhari)
Total = 11,5 jam perhari
3. Kualitas Tidur Klien mengatakan kualitas tidur
klien baik, klien merasa ketika
bangun tidur klien merasakan
perasaan segar.
4. Kebiasaan Setelah Tidur Kebiasaan klien setelah tidur
adalah mandi
F. Penggunaan obat
Clozapine : Antipsikotik
Dosis 2x 25 mg
Rute per oral
Waktu 08.00 dan 19.00
Indikasi Terapi schizoprenia resisten yang tidak memberikan respon atau
intoleran terhadap neuroleptik klasik
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap clozapine, penderita/riwayat
granulositopeni, kegagalan fungsi sum-sum tulang, epilepsi tidak
terkontrol, serta intoksikasi obat,gagal fungsi jantung, hati, dan
ginjal yang berat
Efek samping Granulositopeni, lelah, mengantuk, sedasi, pusing, sakit kepala,
mulut kering, takikardi, postiral hipotensi, mual, muntah dan
konstipasi.
Hexymer
Dosis 2x 2 mg
Rute per oral
Waktu 08.00 dan 19.00
Indikasi Sindrom parkinson dan gangguan ektrapiramidal yang disebabkan
oleh SSP
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap triheksifenidil, glukoma sudut sempit,
takiaritmia, psikosis berat, psikoneuorosis, hipertrofiprostat dan
obstruksi saluran cerna
Efek samping Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi, konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal, retensi urin.

Klien belum mengetahui nama, jenis, dosis, waktu minum, indikasi,


kontraindikasi dan efek samping obat. Klien membutuhkan motivasi
untuk minum obat.
G. Pemeliharaan kesehatan
Klien menggunakan jaminan kesehatan BPJS. Jika klien mengeluh sakit
seperti flu berat, diare, demam klien pergi ke warung untuk membeli
obat. Ibu menjadi sistem pendukung utama bagi klien yang akan merawat
dan menjaga klien. Klien kontrol pengobatan biasanya di rumah sakit
Ambarawa.
H. Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan jika di dalam rumah klien lebih senang melihat tv.
Klien membantu pekerjaan ibu seperti membersihkan lant\ai, memasak
dan menyuci piring.
I. Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan pergi keluar rumah untuk pergi ke warung membeli
makanan, klien senang membeli es cincau yang dijual di dekat rumahnya
dan klien mampu pergi ke pasar untuk berbelanja. Klien juga mampu
pergi kontrol berobat sendiri ke rumah sakit Ambarawa ketika
keadaannya baik. Klien juga terkadang mengikuti pengajian, hajatan
pernikahan dan perayaan-perayaan yang ada di desa.
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif. Klien mengatakan ketika banyak masalah klien lebih suka
menonton tv dan ketika memiliki uang lebih klien pergi membeli baju ke
pasar. Klien juga sangat senang jika diajak jalan-jalan oleh kakaknya.
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Hubungan klien dengan ibu dan saudara kandung yang lainnya baik. Klien
mengatakan hubungannya dengan beberapa tetangga juga baik. Namun
ketika klien mendengar suara bisikan, klien mulai marah-marah dan
membentak ibunya. Tempat untuk pergi kontrol jaraknya cukup jauh
dengan rumahnya sehingga membutuhkan uang yang cukup banyak untuk
biaya.
X. Pengetahuan Kurang Tentang
Klien bertanya mengapa klien sering merasa panas pada tubuhnya
terutama pada kepala dan matanya. Klien juga mendengar suara-suara
yang mengerikan seperti bisikan setan dan mengapa klien dulu bisa
melihat cahaya bulat-bulat seperti mustika. Ketika klien sedang emosi dan
memiliki masalah klien marah-marah dengan membanting barang, hasil
dari pengamatan ketika ada orang yang mengganggu klien saat menonton
televise klien tampak marah.
XI. ANALISA DATA
Data Masalah
Subyektif : Halusinasi
Ibu klien mengatakan jika sudah dua hari klien
bicara sendiri, marah-marah dan mondar -
mandir
Kakak klien mengatakan bahwa klien mondar-
mandir, menangis tanpa sebab dan memebanting
gelas dirumah, susah minum obat
Klien mengatakan jika ia mendengar suara-suara
yang menakutkan setiap malam hari atau setiap
klien sendiri sehingga klien marah
Klien mengatakan jika ia dapat melihat barang
seperti mustika berwarna warni dan berbentuk
bulat kemudian tiba-tiba menghilang
Klien mengatakan jika klien sudah 3 kali
dirawat di rumah sakit
Klien mengatakan jika 3 bulan yang lalu klien
rsmi bercerai dengan suaminya
Objektif :
Afek klien tidak sesuai
Klien tampak tertawa-tawa sendiri
Klien kurang dapat berkonsentrasi ketika diajak
berbicara dan pandangannya mudah beralih
Subyektif : Isolasi sosial
Klien mengatakan jika klien lebih suka menonton tv
dibanding berkenalan atau mengobrol
Klien mengatakan jika klien sedang kambuh ibu
klien melarang klien keluar rumah
Klien menolak ketika diajak berjabat tangan
berkenalan dengan teman seruangan
Klien mengatakan jika dirinya malu berkenalan
karena klien sakit jiwa
Obyektif :
Klien setiap paginya selalu melihat televisi
Saat becakap-cakap kontak mata klien mudah teralih
Klien menatap ke luar ruangan
Subyektif : Resiko Mencederai :
Kakak klien mengatakan bahwa saat dirumah diri sendiri, orang
klien marah-marah dan membanting gelas lain dan lingkungan
Klien mengatakan marah-marah karena
terganggu dengan suara yang menyeramkan
Ibu klien mengatakan jika anaknya 2 hari mulai
marah-marah karena mendengar suara-suara
yang menyeramkan
Objektif :
Klien tampak mudah marah ketika ada
temannya yang menghalangi klien menonton
televisi.
Muka klien memerah
XII. Aspek Medik
1. Diagnosa Medis
Klien didiagnosa skizofrenia tak terinci. (F20.3)
2. Terapi Medis
Clozapine : Antipsikotik
Dosis 2x 25 mg
Rute per oral
Waktu 08.00 dan 19.00
Indikasi Terapi schizoprenia resisten yang tidak memberikan respon atau
intoleran terhadap neuroleptik klasik
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap clozapine, penderita/riwayat
granulositopeni, kegagalan fungsi sum-sum tulang, epilepsi tidak
terkontrol, serta intoksikasi obat,gagal fungsi jantung, hati, dan
ginjal yang berat
Efek Granulositopeni, lelah, mengantuk, sedasi, pusing, sakit kepala,
samping mulut kering, takikardi, postiral hipotensi, mual, muntah dan
konstipasi.
Hexymer
Dosis 2x 2 mg
Rute per oral
Waktu 08.00 dan 19.00
Indikasi Sindrom parkinson dan gangguan ektrapiramidal yang
disebabkan oleh SSP
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap triheksifenidil, glukoma sudut sempit,
takiaritmia, psikosis berat, psikoneuorosis, hipertrofiprostat dan
obstruksi saluran cerna
Efek samping Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi, konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal, retensi urin.

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


A. Halusinasi
B. Isolasi sosial
C. Resiko Menciderai : diri sendiri, orang lain dan lingkungan
XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
A. Halusinasi
B. Isolasi sosial
XV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
1. Halusinasi Setelah dilakukan 1. lakukan BHSP dengan klien
tindakan keperawatan, 2. diskusikan dengan klien
diharapkan klien mampu tentang isi, frekuensi, waktu
mengontrol halusinasi terjadi, situasi pencetus,
dengan kriteria hasil : perasaan, respon terhadap
1. klien mampu halusinasi
mengenali halusinasi 3. jelaskan dan latih cara
yang dialaminya : isi, mengontrol halusinasi :
frekuensi, waktu a. menghardik halusinasi :
terjadi, situasi jelaskan cara menghardik
pencetus, perasaan, halusinasi, peragakan cara
respon menghardik, minta klien
2. klien mampu mempraktekkan, monitor
mengontrol penerapan cara ini dan
halusinasi dengan kuatkan perilaku klien
cara menghardik b. konsumsi obat secara
3. klien mampu teratur : jelaskan pentingnya
mengontrol minum obat, jelaskan efek
halusinasi dengan jika tidak digunakan sesuai
cara menggunakan program, jelaskan akibat
obat putus obat, jelaskan cara
4. klien mampu mendapat obat/berobat,
mengontrol jelaskan prinsip penggunaan
halusinasi dengan obat dengan 6B (benar jenis,
cara bercakap-cakap guna, frekuensi, cara,
5. klien mampu kontinuitas minum obat)
mengontrol c. bercakap-cakap dengan
halusinasi dengan orang lain
cara melakukan d. melakukan aktifitas yang
aktifitas terjadual :
jelaskan pentingnya aktifitas
yang teratur, diskusikan
aktifitas yang biasa
dilakukan oleh klien, latih
klien melakukan aktifitas,
menyusun jadual aktifitas
sehari-hari, pantau jadual
pelaksanaan kegiatan,
berikan reinforcement.
2. Isolasi sosial Setelah dilakukan 1. jelaskan tanda dan gejala,
tindakan keperawatan, penyebab, dan akibat isolasi
diharapkan klien mampu sosial :
bersosialisasi kembali a. mengidentifikasi tanda
dengan kriteria hasil : dan gejala, penyebab
1. klien mampu dan akibat isolasi social
mengenal masalah isolasi b. mendiskusikan
sosial keuntungan memiliki
2. klien mampu teman, kerugian tidak
berkenalan dengan memiliki teman
perawat atau klien lain 2. jelaskan dan latih klien
3. klien mampu berkenalan
bercakap-cakap dalam a. jelaskan cara berkenalan
melakukan kegiatan b. demonstrasikan cara
harian berkenalan
4. klien mampu berbicara c. latih klien berkenalan 2
social seperti meminta 3 orang atau lebih
sesuatu, berbelanja dan 3. jelaskan dan latih klien
sebagainya bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan sehari-hari
4. jelaskan dan latih berbicara
social : meminta sesuatu,
berbelanja dan lain sebagainya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN

Tgl/Jam No. Dx. Implementasi Evaluasi


Keperawatan
22 Feb Melakukan SP 1 : S:
2017 1 1. Membina hubungan saling - Klien berkata, Nama saya U S
11.45 WIB percaya, menyapa dan berkenalan mbak, senengnya dipanggil N
dengan klien - Klien berkata, aku tadi dari
2. Membantu klien mengenal Salatiga mbak, kesini sama
halusinasi mbakku, ibuku ama bapakku.
3. Menjelaskan cara-cara - Klien mengatakan mendengar
mengontrol halusinasi suara yang menyeramkan sering
4. Melatih klien cara mengontrol terjadi saat malam hari atau saat
halusinasi denga cara pertama klien sendirian
menghardik halusinasi - Klien mengatakan 2 hari terakhir
5. Masukkan aktifitas menghardik suaranya sering muncul dan
halusinasi dalam jadual kegiatan membuat klien takut sehingga
sehari-hari marah-marah
- klien berkata, nek pas kumat
ngamuk-ngamuk mbak, seringe
mecahi gelas
- Klien berkata, cara mengontrol
halusinasi ada 4, menghardik
halusinasi sambil tutup telinga,
ngobrol sama temene, beraktifitas,
sama minum obat
- Klien mengatakan pergi, pergi
kamu tidak nyata
O:
- Kontak mata klien mudah teralih
- Klien kooperatif
- Flight of idea
- Klien mendengarkan apa yang
dijelaskan dengan baik
A:
- klien mampu memperkenalkan diri
dan mampu mengingat kejadian
saat ini
- klien mampu menceritakan isi,
frekuensi, wakru terjadi dan
respon klien terhadap halusinasi
- klien mampu mempraktikkan cara
mengontrol halusinasi dengan
menutup telinga dan menghardik
halusinasi
P : lanjutkan intervensi selanjutnya
Perawat :
- evaluasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi dengan
menghardik halusinasi
- latih klien untuk mengontrol
halusinasi dengan cara yang kedua
yaitu bercakap cakap dengan orang
lain
Klien :
- motivasi klien untuk mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
dan memasukkan ke jadual
kegiatan harian
24 Feb Melatih klien SP 2: S:
2017 1 1. Menanyakan perasaan dan - Klien berkata, perasaannya
09.00 keluhan klien saat ini seneng gak, sedih juga gak mbak.
2. Mengevaluasi kemampuan klien - Klien mengatakan jika klien ingin
mengontrol halusinasi dengan jalan-jalan tidak hanya di rumah
menghardik sakit saja, ingin ke mall atau
3. Melatih klien mengontrol tempat wisata di Semarang
halusinasi dengan cara bercakap- - Klien berkata, aku kemarin
cakap dengan orang lain malem masih dengerin suara, terus
4. Masukkan bercakap-cakap dalam aku usir pake cara yang diajarin
jadual kegiatan aktifitas sehari- mbak, pergi kamu pergi jangan
hari ganggu aku!
- Klien berkata, Mbak S, yuk
ngomong-ngomong aku
ngrungokke suara iki. Kae apik ya
mbak kembange ning TV warna
warni
- Klien berkata, Mbak perawat H
yuk kita ngobrol, aku dengerin
suara ini biar suaranya hilang
- Klien berkata. mbak aku pingin
jalan-jalan gitu ke mall apa
kemana, masak udah disemarang
Cuma disini
O:
- Klien kooperatif
- Klien bercerita dengan mengulang-
ulang cerita
- Kontak mata klien masih mudah
teralih ke luar
- Klien masih lebih senang melihat
televisi
A:
- Klien mampu mengungkapkan
perasaannya
- Klien mampu mengontrol
halusinasi bercakap-cakap dengan
orang lain, baik dengan perawat
maupun dengan temannya
P:
- Validasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap
- Latih klien cara mengontrol
halusinasi dengan cara ketiga :
melatih aktivitas terjadwal
- Motivasi klien untuk mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain
24 Feb Melatih klien SP 3 : S:
2017 1. Memvalidasi kemampuan klien - Klien berkata, aku wes ngobrol
10.50 WIB 1 dalam mengontrol halusinasi sama Bu S mbak tadi, baru itu
dengan bercakap-cakap yang aku kenal
2. Melatih klien cara mengontrol - Klien berkata, jadi ngelakuin
halusinasi dengan cara ketiga : aktifitas biar gak denger duara
a. Menjelaskan pentingnya mbak
aktifitas yang teratur -
b. Mendiskusikan aktifitas yang - Klien berkata, aku dirumah ya
biasa dilakukan bantuin ibuku mbak, ibuku kan
c. Melatih klien melakukan jualan dipasar bapakku ke sawah
aktifitas jadine yang masak dirumah aku,
d. Menyusun jadual aktifitas ngepel, nyapu, nyuci piring sok
sehari-hari sesuai dengan dong yo umbah-umbah. Nek kesel
jadual yang yang telah dilatih ya nonton tv
e. Memantau jadual pelaksanaan - Klien berkata, kalo dirumah sakit
kegiatan dan memberi ya bangun tidur, ngerapiin tempat
reinforcement tidur, mandi, terus nunggu
sarapan, senam, minum obat,
menonton tv, makan siang,
merapikan tempat makan
- Klien berkata, kita latihan
merapikan tempat tidur aja ya
mbak minggu ini
O:
- kontak mata klien baik
- klien bercerita kemudian diam dan
memulai bercerita kembali setelah
perawat membantu memulai
pembicaraan
- klien kooperatif
- klien tampak memulai
pembicaraan dengan Ny. S teman
sekamar klien
A:
- klien mampu melakukan aktifitas
yang terjadual
- klien mampu beraktivitas secara
mandiri
P:
- validasi kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas terjadwal
- latih klien cara mengontrol
halusinasi SP 4 yaitu minum obat
secara teratur
- motivasi klien untuk mengontrol
halusinasi dengan cara beraktivitas
terjadual
25 Feb Melatih klien melakukan SP 4 : S:
2017 1 1. Memvalidasi kemampuan klien - Klien mengatakan ingin mengikuti
09.30 WIB dalam melakukan aktivitas yang rehab seperti teman-temannya
terjadual - Klien berkata, uwis mbak aku
2. Melatih klien untuk meminum wes mandi tadi pagi, gosok gigi,
obat secara teratur sholat, makan pake nugget
a. Menjelaskan pentingnya - Klien berkata, aku lupa dapet
minum obat obat apa aja tapi minume kalo pagi
b. Menjelaskan kerugian tidak ama sore
minum obat - Klien berkata, aku ki kontrol di
c. Menjelaskan cara mendapat RSUD Ambarawa mbak, bisa
obat berobat sendiri
d. Menjelaskan cara minum obat - Klien berkata, aku ndablek
dengan prinsip 6 benar (benar mbak, gak mau minum obat di
jenis, guna, frekuensi, cara, rumah
kontinuitas minum obat) O:
e. Masukkan cara mengontrol - klien kooperatif
halusinasi dengan minum - kontak mata klien baik
obat teratur ke dalam jadual A:
kegiatan sehari-hari - klien mampu menyebutkan warna
obat yang diminum
- klien mampu menyebutkan waktu
minum obat
- klien mampu menyebutkan kapan
waktu klien harus kontrol
P:
- evaluasi kemampuan klien minum
obat
- evaluasi kemampuan klien dalam
mengontrol halusinasi
27 Feb 1 - menanyakan kabar dan perasaan S:
2017 klien - klien berkata, cara mengontrol
09.45 WIB - mengevaluasi kemampuan klien halusinasi itu dengan nutup
dalam mengontrol halusinasi telinga, hardik, ngobrol sama
orang lain ama meakukan
aktivitas
- klien berkata, keadaannya baik,
semalam bisa tidur, peraaannya
biasa saja
O:
- klien kooperatif
- kontak mata baik
A:
- klien lupa menyebutkan cara
mengontrol obat dengan minum
obat
P:
- latih ulang klien cara mengontrol
halusinasi dengan minum obat
- validasi kemampuan klien cara
mengontrol halusinasi
28 Feb 1 - melatih kien cara mengontrol S:
2017 halusinasi dengan cara minum - klien berkata, obatnya ada dua
09.30 WIB obat warna ... dan ..., diminume pagi
- memvalidasi kemampuan klien hari sma sore hari, sebelum obat
cara mengontrol halusinasi habis udah harus kontrol
- klien berkata, gak boleh stop
obat sendiri harus perintah dokter
- klien berkata, cara
menghilangkan halusinasi ada 4,
menghardik halusinasi, minum
obat teratur, ngobrol sama
temennya, sama dibuat aktivitas
O:
- kontak mata klien baik
- klien berbicara dengan koheren
- klien ammpu memulai
pembicaraan dengan perawat
A:
- klien mampu menjelaskan
mengontrol halusinasi dengan
cara minum obat
- klien mampu menyebutkan semua
cara mengontrol halusinasi
- klien megerti apa itu halusinasi
P:
- Ulangi SP 1

You might also like