You are on page 1of 3

I.

Gangguan Pernafasan Pada Bayi Baru Lahir

Definisi
Suatu keadaan dimana meningkatnya kerja pernafasan yang ditandai dengan
takipnea dengan frekuensi >60 x/menit dan diikuti dengan sianosis sentral,
retraksi, merintih, nafas cuping hidung, maupun apnea periodik.

Etiologi
Gangguan pernafasan bayi baru lahir disebabkan oleh kelainan paru dan
kelainan ekstraparu. Kelainan paru berupa Sindrom aspirasi mekonium, penyakit
membran hialin, transient takipnea of the newborn, dan pneumonia. Kelainan
ekstraparu berupa syok, instabilitas suhu tubuh, sumbatan jalan nafas, hernia
diafragmatika, gagal jantung kongestif, kelainan metabolik seperti asidosis dan
kelainan susunan saraf pusat.

a. Sindrom Aspirasi Mekonium


Terjadi karena mekonium masuk ke saluran napas sehingga menyumbat
bronkus perifer.

Ditandai dengan :
Pada penghisapan mulur dan jalan napas (suction) didapati adanya
mekonium
Gambaran rontgen : didapatkan gambaran hiperinflasi dada, infiltrat kasar
yang menyebrang di lapang baru, efusi pleura minimal, hingga atelektasis
paru
Komplikasi : pneumotoraks, hipertensi pulmonale, dan bronkospasme.

b. Penyakit membran hialin / PMH


Terjadi akibat paru bayi yang belum matang dan defisiensi surfaktan.
Biasa nya pada bayi lahir prematur usia <34 minggu.

Ditandai dengan :
Ganggaun nafas segera setelah lahir dan memburuk dalam 48-72 jam
Dapat ditemui adanya edema perifer dan letargi
Rontgen : ground glass appearance yang tampak retikulogranular
menyeluruh dan gambaran air bronchogram.
Komplikasi : pendarahan intrakranial, pendarahan paru dan gagal jantung
kongestif.

c. Transient takipnea of the newborn


Gangguan pernafasan yang terutama beresiko terjadi pada bayi baru lahir
dengan seksio sesaria, bayi prematur, partus presipitus dan polihidramnion.
Ditandai dengan :
Gejala tampak segera setelah lahir dan membaik dlm beberapa jam / <24
jam , kemudian hilang dalam 5-7 hari.
Rontgen : gambaran hiperinflasi dada, fisura interlobaris yang opak, efusi
pleura.

d. Pneumonia
Gangguan pernafasan akibat infeksi yang terjadi intrauterin / selama
proses persalinan. Biasanya disebabkan oleh Streptococcus aureus dan E. coli.
Faktor resiko nya pada ibu dengan khorioamnionitis.

Ditandai dengan :
Gejala klinis tampak pada 12-24 jam setelah persalinan seperti takipnea
sejak lahir serta mukus dan sekresi trakea berlebihan.
Rontgen : infiltrat pada lapang pandang paru
Komplikasi : sepsis

Tatalaksana

Bayi dirawat di inkubator dan suhu tubuh aksila dipertahankan 36,5-37,5


Oksigenasi dengan target saturasi 88%-92%
Cairan rumatan secara parenteral (60-150 ml/kgbb/hari)
o Mencegah hipoperfusi, jika hipoperfusi bisa berikan cairan Nacl
0,9% 10 ml/kgbb dalam 30 menit, dapat diulang sampai 2x
Pemberian Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder

You might also like