You are on page 1of 4

1.

2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa fungsi Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya secara ekologis ?
3. Bagaimana kondisi sembelum dan sesudah adanya Ruang Terbuka Hijau di Kota
Surabaya ?
2. Bagaimana kebijakan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya?

1.3 Tujuan pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terdapat beberapa tujuan pembahasan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui arti penting Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya.
2. Untuk mengetahui fungsi Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya secara ekologis.
3. Untuk mengetahui kondisi sembelum dan sesudah adanya Ruang Terbuka Hijau di
Kota Surabaya.
4. Untuk mengetahui kebijakan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya.

1.4 Ruang Lingkup


Penelitian ini termasuk dalam lingkup sejarah sosial dengan mengambil tempat kajian di
seluruh wilayah Kota Surabaya yang terdapat Ruang Terbuka Hijau. Sementara itu,
lingkup temporal diawali dari tahun 2006 dan diakhiri 2011. Tahun 2006 dijadikan batas
awal bagi penelitian ini dengan alasan bahwa pada tahun ini Tri Rismaharini sebagai Wali
Kota Surabaya mulai menata Ruang Terbuka Hijau (RTH) lebih baik dari sebelumnya. Hal ini
dibuktikan dengan berbagai prestasi Kota Surabaya tingkat nasional maupun internasional dalam
bidang pelestarian lingkungan. Prestasi tersebut antara lain Adipura, Adiwiyata, Kalpataru, ASEAN
Environment Sustainable City, Indonesia Green Region Award 2011.
Tahun 2011 dijadikan batasan akhir dalam penelitian dengan alasan, pertama, bahwa
untuk melihat perkembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) diperlukan jangka waktu yang
panjang. Dengan mengambil waktu enam tahun akan terlihat seberapa besar
perkembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Surabaya. Kedua, dampak Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dapat dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah kota setelah
adanya pengembangan. Ketiga, tahun 2014 masih merupakan rangkaian dari program BBJ yang
menjadi salah satu cara pemerintah untukmempromosikan pariwisata Kabupaten Jember.

1.5 Tinjauan Pustaka


Kajian mengenai Ruang Terbuka Hijau mendapat perhatian dari banyak peneliti, antara
lain Melani Fitra Rizkianty dalam skripsinya yang berjudul Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau di Kota Surabaya. Skripsi tersebut mendeskripsikan tentang bagaimana
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya. Skripsi ini sangat memberikan
manfaat bagi penulis untuk mengetahui gambaran tentang bagaimana Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau di Surabaya. Persamaan skripsi tersebut dengan tulisan makalah ini
terletak satu pokok bahasan, yaitu sama-sama membahas tentang Ruang Terbuka Hijau di
Surabaya, akan tetapi perbedaannya terletak pada kajiannya yaitu jika Melani Fitra
Rizkianty menceritakan tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya
sedangkan makalah ini menceritakan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya.
Arya W. Wirayuda dalam karya yang berjudul Mengeja Keseharian: Sejarah Kehidupan
Masyarakat Kota Surabaya. Buku ini menjelaskan kehidupan masyarakat Kota Surabaya. Dalam buku
ini mejelaskan tentang adanya ruang terbuka hijau di kota Surabaya yang saat ini sedang berkembang
apalagi semenjak adanya Tri Rismaharini yang menjabat sebagai walikota Surabaya.Buku ini
membantu penulis dalam melihat bagaimana kehidupan masyarakat Kota Surabaya.

1.6. Pendekatan dan Kerangka Teori

Penulisan sejarah baru dapat dikatakan ilmiah jika menggunakan seperangkat alat
untuk dijadikan media penganalisaan. Metode dan teori inilah yang berfungsi
sebagai alat untuk menjelaskan berbagai persoalan yang terkait dalam peristiwa
sekaligus untuk menghubungkan atau membandingkan antara fakta satu dengan
fakta yang lain, sehingga terbentuk suatu penulisan yang utuh atau yang biasa
disebut historiografi. Sejarah memerlukan bantuan dari ilmu-ilmu sosial lainnya
untuk meningkatkan kemampuan analisanya. Konstruksi atau gambaran tentang
masa silam sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan dalam menyoroti
subyek yang akan digarap (Sartono Kartodirjo, 1992 Pendekatan Ilu Sosial dalam Metodologi Sejarah,
hlm 4)

Di dalam penulisan ini, menjelakan terhadap perubahan lingkungan yang di akibatkan oleh
pencemaran udara di Kota Surabaya, penulis menggunakan konsep dasar ekologi sosial dan
antropologi .

Dalam pembahasan ini akan di gunakan teori etika lingkungan antroposentris yang memandang
manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
bertanggung jawab dan menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang di ambil
dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Metode penelitian

Dalam penulisan ini yang digunakan untuk metode penelitian adalah metode sejarah. Terdapat 4
tahap dalam metode sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Tahap pertama, heuristik atau sering disebut dengan pengumpulan data (sumber sejarah).
Sumber sejarah di klasifikasikan menjadi dua jenis yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer
adalah pelaku utama dari sebuah peristiwa.

Taha kedua, kritik ialah kritik terhadap data atau sumber sejarah. Pada tahapan ini penulis
diharuskan melakukan kritik atas beberapa sumber yang di dapat. Krtik sumber dimaksudkan untuk
membuktikan sumber tersebut benar-benar valid.

Tahap ketiga, nterpretasi yaitu proses analisi dari data atau sumber sejarah yang telah di dapat.
Proses tersebut juga boleh disebut sebagai proses penafsiran data atau sumber sejarah

Tahap terakhir, historiografi yaitu penyusunan sumber-sumber yang dianggap valid setelah
melalui 3 tahapan di atas menjadi sebuah tulisan. Dengan kata lain, historiografi merupakan
penulisan hasil interpretasi dengan cara merangkaikan fakta-fakta yang di peroleh, sehigga menjadi
tulisan yang deskriptif analitis.

DAPUS

1. Sumber Buku
Arya W, Wirayuda, Bachtiar Ridho E. Sejarah Kehidupan Masyarakat Kota
Surabaya. Departemen Ilmu Sejarah UNAIR Surabaya, 2013.
Nas, Peter J.M. Kota-kota Indonesia: Bunga rampai. Gadjah Mada University
Press, 2007.
Sri Ana Handayani. Sejarah Kota. Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra- Universitas
Jember, 2013.
Sri Margana, M. Nursam . Kota-kota Di Jawa: Identitas, Gaya Hidup dan
Permasalahan Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2010.

2. Sumber Skripsi
Melani Fitra Rizkiyanti Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Surabaya.
Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2002.

Metodologi :
Bidang garapan sejarah kota ialah perkembangan ekologi kota. Ekologi ialah
interaksi antara manusia dan alam sekitarnya, dan perubahannya terjadi
apabila salah satu dari komponen itu mengalami perubahan. Penggunaan
tanah kota untuk berbagai keperluan telah mengubah keadaaan alamiah ke
dalam bermacam sektor. Perubahan ekologi manusiawu terjadi sesuai dengan
perkembangan penduduk baik secara etnis, status, kelas, maupun kultural,
sehingga pola pemukiman mengalami pemisahan. Di beberapa kota di
Indonesia, pemisahan secara etnis masih sangat tammpak sebagai akibat dari
politik pemukiman di masa lampau, atau sebgai perkembangan nastural dari
pemukiman kota sendiri. Pemukiman arena status sudah sudah tmpak dalam
kota-kota tradisional, demikian juga pemolaan secara kultural, konon tampak
dalam pembagian dua pemukiman Hindu Budha di zaman Majapahit. Dalam
kota modern pola pembagian pemukiman kebanyakan berdasarkan kelas
sosial dengan bukti adanya tergesernya penghuni kota yang lama oleh
penghuni baru yang menepati bagian-bagian kota yang strategis.

You might also like