Professional Documents
Culture Documents
Dari uraian teoritis yang dijelaskan di BAB II, dapat digunakan sebagai
pedoman dalam memberikan analisa dan penilaian terhadap penerapan PSAK No. 27
Tahun 2007 pada Koperasi Unit Desa Marga Bhakti. Dan untuk sistematisnya,
Neraca Koperasi Unit Desa Marga Bhakti disajikan secara komparatif antara
tahun buku 2007 dan 2008 dan disusun dalam bentuk skontro atau T Accaunt dimana
semua pos aktiva disajikan di sebelah kiri dan pos kewajiban dan modal disajikan di
sebelah kanan. Bentuk ini merupakan bentuk umum dan telah sesuai dengan PSAK
dan penyajian secara komparatif dapat lebih membantu para pemakai laporan
aktiva, kewajiban dan kekayaan bersih koperasi pada tanggal neraca. Unsur aktiva
yang paling likuid, seterusnya Bank, piutang dan persediaan. Penilaian kas yang
dan tidak terikat wewenang penggunaannya. Oleh karena tidak ada pembatasan
tersebut maka semua kas tersebut dapat dilaporkan dalam perkiraan kas. Sesuai
dengan sifat kas yang paling likuid, kas telah disajikan pada urutan paling atas dari
aktiva lancar. Namun demikian, dalam hal penyajian laporan keuangan masih terdapat
Piutang yang dilaporkan di neraca tahun 2008 berasal dari penjualan barang
dagang dan kegiatan usaha berupa jasa kepada anggota dan non anggota. Penilaian
piutang yang dicantumkan di neraca berdasarkan jumlah tagihan yang berasal dari
penjualan barang dagang dan jasa. Menurut PSAK ( Pedoman Standar Akuntansi
dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih. Di neraca tahun 2008 Koperasi Unit
Desa Marga Bhakti menyajikan piutang USP sebesar Rp. 1.089.563.900,00, piutang
pupuk sebesar Rp. 94.015.000,00, dan piutang racun dan saprodi sebesar Rp.
18.746.667,00, dimana nilai yang disajikan di piutang berdasarkan nilai bruto piutang
dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Adapun jurnal yang dibuat oleh koperasi
untuk piutang USP yang tidak dapat ditagih dan piutang racun dan saprodi yang tidak
Dalam hal menjurnal dan penempatan nama perkiraan yang dibuat oleh
koperasi masih terdapat kesalahan, sesuai dengan teori yang penulis pelajari,
sebaiknya perkiraan yang dibuat oleh koperasi untuk jurnal piutang USP dan piutang
racun dan saprodi yang tidak dapat ditagih adalah sebagai berikut :
dan saprodi tak tertagih dilaporkan pada Perhitungan Sisa Hasil Usaha sebagai beban
usaha dan untuk perkiraan penyisihan piutang USP tak tertagih dan perkiraan
Pada saat penyusunan neraca tahun 2008, koperasi membuat nama perkiraan
untuk cadangan kerugian piutang USP dan cadangan kerugian piutang racun dan
saprodi menjadi akumulasi penyusutan. Dalam hal ini, koperasi menganggap bahwa
keuangan. Akibat dari kesalahan ini, laporan keuangan yang disajikan oleh koperasi
tidak dapat memberikan informasi yang benar dan menyesatkan pengguna laporan
keuangan itu sendiri. Dari hasil wawancara penulis dengan pengurus koperasi,
Kesalahan ini terjadi karena kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh
Penyajian piutang di neraca Koperasi Unit Desa Marga Bhakti tahun 2008
Menurut PSAK, penyajian piutang yang berasal dari penjualan barang dan
jasa, dineraca hanya dibuat satu perkiraan yaitu piutang usaha. Adapun piutang usaha
Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal dari penjualan barang dagang adalah
sebagai berikut :
dipisahkan antara piutang usaha, piutang pinjaman kepada anggota dan piutang
pinjaman kepada non anggota. Dari hasil wawancara dan dari daftar lampiran laporan
simpan pinjam terdapat persentase piutang pinjaman anggota dan piutang pinjaman
pinjaman kepada non anggota ini menyebabkan laporan keuangan tidak dapat
koperasi serta tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dan
sebaiknya Koperasi Unit Desa Marga Bhakti memisahkan penyajian piutang pinjaman
anggota dan piutang pinjaman non anggota, pemisahan ini dapat dilakukan dengan
cara membuat buku besar pembantu untuk piutang pinjaman kepada anggota dan
2. Persediaan
persediaan racun dan saprodi dan akumulasi penyusutan persediaan pupuk. Dari hasil
racun dan saprodi muncul karena adanya persediaan pupuk, racun dan saprodi yang
hilang. Adapun jurnal yang dibuat oleh koperasi untuk persediaan pupuk, racun dan
yang hilang tidak tepat, karena akumulasi penyusutan biasanya digunakan untuk
perkiraan aktiva tetap. Sesuai dengan teori yang penulis pelajari, untuk perkiraan
penurunan nilai persediaan yang hilang, sebaiknya koperasi membuat jurnal dengan
untuk perkiraan kerugian hilangnya racun dan saprodi dan perkiraan kerugian
hilangnya pupuk dilaporkan di perhitungan Sisa Hasil Usaha sebagai beban luar biasa
dan untuk perkiraan cadangan hilangnya racun dan saprodi dan perkiraan cadangan
perhitungan Sisa Hasil Usaha tahun 2008, koperasi menggunakan sistem persediaan
persediaan perpetual, ketika terjadi pembelian dan penjualan dicatat secara langsung
pada akun persediaan pada saat terjadi transaksi, maka jurnal yang harus dibuat oleh
koperasi untuk persediaan barang dagang yang hilang dengan menggunakan sistem
Dari daftar neraca Koperasi Unit Desa Marga Bhakti, dapat dilihat bahwa
dikurangi kerugian persediaan sebesar Rp. 5.309.500,00 untuk tahun 2007 dan
persediaan barang dagang untuk tahun 2008 sebesar Rp. 152.905.000,00 setelah
3. Kewajiban
memisahkan antara kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, hal ini
Kewajiban lancar yang tercantum pada akhir periode di neraca Koperasi Unit
sukarela, dan SHU bagian anggota. Menurut PSAK No. 27 Tahun 2007 , bahwa
Hutang yang berasal dari anggota hanya dibuat satu perkiraan menjadi utang
simpanan anggota. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembaca laporan keuangan
Sama halnya dengan perkiraan dana pendidikan, dana sosial, dan dana
hanya membuat satu perkiraan menjadi hutang dana-dana, dan perinciannya dapat
dijelaskan di catatan atas laporan keuangan. Berikut ini penulis sajikan perincian
hutang dana-dana untuk tahun 2007 dan tahun 2008 terdiri atas :
3. Aktiva Tetap
bangunan sebesar Rp. 63.839.777,44 dan peralatan kantor sebesar Rp. 32.812.587,56.
dalam hal ini, koperasi tidak melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap tersebut,
padahal bangunan sebesar Rp. 63.839.777,44 sudah dimiliki sejak bulan Agustus
2007 dan peralatan sebesar Rp. 32.812.587,56 dimiliki sejak bulan Mei tahun 2008.
sesuai dengan teori yang penulis pelajari bahwa aktiva tetap seperti peralatan dan
melakukan penyusutan terhadap bangunan dan peralatan kantor. Dari hasil wawancara
tahun.
3. Pada bulan Agustus 2007 ada penambahan bangunan gudang dan jembatan
4. Daftar Aktiva Tetap Koperasi Unit Desa Marga Bhakti Per, 31 Desember
2008
Nilai penyusutan bangunan dan peralatan kantor untuk tahun 2007 dan tahun
= 4 x 713.391,24
12
= Rp. 237.797,08
Total Penyusutan bangunan tahun 2007 = Rp. 5.670.586,50 + Rp. 237.797,08
= Rp. 5.908.383,58
Penyusutan bangunan tahun 2008 = 56.705.865,00 = Rp. 5.670.586,50
10 tahun
Penyusutan bangunan tahun 2008 = 7.133.912,44 = Rp. 713.391,24
10 tahun
Total penyusutan bangunan tahun 2008 = Rp. 5.670.586,50 + Rp. 713.391,24
= Rp. 6.383.977,74
Penyusutan hingga 31 Desember 2008 = Rp. 5.908.383,58 + Rp. 6.383.977,74
= Rp. 12.292.361,32
Penyusutan peralatan tahun 2007 = 21.457.587,56 = Rp. 4.291.517,51
5 tahun
Penyusutan laptop dan printer tahun 2008 = 8.590.000,00 = Rp. 1.718.000,00
5 tahun
Adapun jurnal yang harus dibuat oleh koperasi untuk penyusutan bangunan
dan peralatan tahun 2007 dan tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Tahun 2007 a. Beban penyusutan bangunan Rp. 5.908.383,58
Koperasi Unit Desa Marga Bhakti terdiri atas : simpanan pokok, simpanan wajib,
donasi, cadangan dan sisa hasil usaha tahun berjalan. Sedangkan simpanan lain yang
tidak berkarasteristik sebagai modal disajikan sebagai kewajiban lancar jika jangka
waktu pengambilannya kurang dari satu tahun dan sebagai kewajiban jangka panjang
yang disusun dengan berpedoman pada PSAK No. 27 Tahun 2007 untuk neraca tahun
KEWAJIBAN DAN
AKTIVA 31-12-2007 31-12-2008
KEKAYAAN BERSIH 31-12-2007 31-12-2008
Sesuai dengan unsur yang mempengaruhi hasil usaha yaitu pendapatan dan
beban, maka penilaian dan penyajian perhitungan hasil usaha berkaitan dengan kedua
unsur tersebut. Perhitungan hasil usaha Koperasi Unit Desa Marga Bhakti disajikan
Pendapatan dan beban pokok dalam perhitungan hasil usaha Koperasi Unit
Desa Marga Bhakti tidak memisahkan pencatatan pendapatan dan beban pokok untuk
anggota dan non anggota. Hal ini belum sesuai dengan PSAK yang mengharuskan
pemisahan ini karena jumlah nilai transaksi ini merupakan salah satu petunjuk penting
untuk mengetahui manfaat yang diterima anggota. Pendapatan yang timbul dari
transaksi dengan anggota diakui sebagai partisipasi anggota yang dikurangi dengan
beban pokok yang terjadi. Sedangkan pendapatan koperasi yang berasal dari non
anggota diakui sebagai pendapatan non anggota ( penjualan ) yang sudah dikurangi
Pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang bersumber dari jasa
Pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal dari penjualan
Pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal dari jasa kepada
Pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal dari penjualan
Pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal dari jasa
Pendapatan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti yang berasal dari penjualan
Pada laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha tahun 2008, pada biaya
operasional umum terdapat perkiraan Biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp.
biaya yang masih harus di bayar merupakan perkiraan untuk biaya RAT Tahun 2008
sebesar Rp. 12.650.000,00, biaya AUDIT sebesar Rp. 5.000.000,00, biaya cetak buku
RAT sebesar Rp. 1.500.000,00, biaya bayar FEE pupuk sebesar Rp. 11.500.000,00,
dan biaya tak terduga sebesar Rp. 150.000,00. Untuk memudahkan pembaca laporan
terpisah, karena, perkiraan biaya yang masih harus dibayar merupakan suatu beban
yang semakin bertambah dengan berlalunya waktu dan yang dicatat pada akhir
Dari laporan laba rugi Koperasi Unit Desa Marga Bhakti, diketahui bahwa
Koperasi tidak memisahkan antara pendapatan dan jasa yang berasal dari anggota
dengan non anggota. Dengan tidak dipisahkanya pendapatan dan jasa yang berasal
dari anggota dan non anggota, maka koperasi tidak dapat melihat seberapa besar
perhitungan sisa hasil usaha tidak dapat mencerminkan tujuan koperasi yang lebih
laporan perhitungan sisa hasil usaha yang berpedoman pada PSAK No. 27 Tahun
2007 untuk tahun buku 2007 dan tahun buku 2008 pada tabel IV.2
Dari tabel IV.2 dapat dilihat besarnya partisipasi anggota koperasi terhadap
sisa hasil usaha kotor adalah sebesar 98.76 persen untuk tahun 2007 dan 96,26 persen
untuk tahun 2008. Besarnya persentase tersebut dapat dilihat melalui perhitungan
sebagai berikut :
Tabel IV.2
KOPERASI UNIT DESA MARGA BHAKTI
PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 Dan 2008
2007 2008
( Rp ) ( Rp )
PARTISIPASI ANGGOTA
BEBAN OPERASI
besar manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu
dengan mencatat selisih antara harga pelayanan/penjualan oleh koperasi dengan harga
pasar wajar setiap unit kegiatan koperasi, yang mencakup empat unsur :
Dalam hal penyajian laporan keuangan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti
tidak mencatumkan laporan promosi ekonomi anggota sebagai bagian dari laporan
keuangan Koperasi Unit Desa Marga Bhakti. Sedangkan dalam PSAK No. 27 Tahun
Dari wawancara yang dilakukan diketahui bahwa Koperasi Unit Desa Marga
Bhakti tidak melakukan kegiatan ekonomi dan pemasaran produk anggota karena
anggota Koperasi Unit Desa Marga Bhakti tidak memiliki barang atau produk yang
diproduksinya sendiri. Anggota Koperasi Unit Desa Marga Bhakti hanya melakukan
kegiatan pengadaan barang untuk anggota dan melakukan kegiatan ekonomi simpan
pinjam
contoh laporan promosi ekonomi anggota untuk Koperasi Unit Desa Marga Bhakti
keuntungan yang ditetapkan koperasi sebesar 6 persen dari harga pokok penjualan
yaitu menjadi Rp. 81.372.399,85. Sedangkan jika harga pokok produksi sebesar Rp.
sebesar Rp. 162.744.799,71. dari selisih harga inilah manfaat ekonomi dari transaksi
Sedangkan untuk tahun 2008 harga pokok produksi dari koperasi sebesar Rp.
sebesar Rp. 85.724.515,35, sedangkan jika dengan harga pokok produksi sebesar Rp.
dari transaksi pengadaan barang untuk anggota tahun 2008 sebesar Rp.
85.724.515,36.
mengambil contoh perhitungan sebagai berikut : Pada tahun 2007, salah seorang
anggota koperasi meminjam uang tunai di koperasi sebesar Rp. 15.000.000,00 selama
setahun, dengan suku bunga yang diberikan koperasi adalah sebesar 18 persen selama
setahun menjadi sebesar Rp. 2.700.000,00. Sedangkan jika anggota meminjam uang
ke Bank sebesar Rp. 15.000.000,00 selama setahun, dan suku bunga yang diberikan
Bank adalah sebesar 48 persen setahun menjadi sebesar Rp. 7.200.000,00. Maka
selisih antara pendapatan bunga koperasi dengan bank sebesar Rp. 4.500.000,00 inilah
Dan tahun 2008, salah seorang anggota koperasi meminjam uang tunai di
koperasi sebesar Rp. 12.000.000,00 selama setahun, dengan suku bunga yang
diberikan koperasi adalah sebesar 18 persen selama setahun menjadi sebesar Rp.
12.000.000,00 selama setahun, dan suku bunga yang diberikan Bank adalah sebesar
50 persen setahun menjadi sebesar Rp. 6.000.000,00. Maka selisih antara pendapatan
bunga koperasi dengan bank sebesar Rp. 3.840.000,00 inilah yang menjadi beban
penghematan pinjaman anggota untuk tahun 2008. Dari contoh- contoh tersebut dapat
Untuk kelebihan balas jasa simpan pinjam, penulis membuat contoh sebagai
berikut: Pada tahun 2007, salah seorang anggota koperasi menyimpan uangnya di
koperasi sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan bunga yang diberikan koperasi sebesar 3
persen menjadi sebesar Rp. 150.000,00, Sedangkan jika anggota menyimpan di Bank
sebesar Rp 5.000.000,00 dengan bunga yang diberikan bank sebesar 2 persen menjadi
sebesar Rp. 100.000,00. Jadi selisih antara suku bunga koperasi dengan bank adalah
sebesar Rp. 50.000,00 inilah yang menjadi kelebihan balas jasa simpanan anggota
Dan Pada tahun 2008, salah seorang anggota koperasi menyimpan uangnya di
koperasi sebesar Rp. 7.000.000,00 dengan bunga yang diberikan koperasi sebesar 3
persen menjadi sebesar Rp. 210.000,00, Sedangkan jika anggota menyimpan di Bank
sebesar Rp 7.000.000,00 dengan bunga yang diberikan bank sebesar 1.8 persen
menjadi sebesar Rp. 126.000,00. Jadi selisih antara suku bunga koperasi dengan bank
adalah sebesar Rp. 84.000,00 inilah yang menjadi kelebihan balas jasa simpanan
anggota yang berpedoman pada PSAK No. 27 tahun 2007 untuk tahun 2007 dan tahun
2007 2008
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp. 85.822.399,86 Rp. 89.480.515,36
meliputi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas
mencatumkan laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan. Dengan tidak
dibuatnya laporan arus kas ini Koperasi Unit Desa Marga Bhakti tidak dapat
menentukan dan menilai kemampuan koperasi dalam menghasilkan kas atau setara
kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, melihat kemampuan koperasi dan
yang diatur dalam PSAK No. 27, laporan arus kas ini harus disajikan pada laporan
keuangan koperasi, karena laporan arus kas merupakan salah satu bagian dari laporan
Berikut penulis sajikan laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak
langsung yang berpedoman pada PSAK No.2 tahun 2007 pada tabel IV.4.
Tabel IV.4
KOPERASI UNIT DESA MARGA BHAKTI
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Dalam Rupiah
neraca dan pos-pos perhitungan sisa hasil usaha, maka catatan atas laporan keuangan
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebijakan akuntansi dan penjelasan unsur-
unsur laporan keuangan. Menurut PSAK No. 27 Tahun 2007, catatan atas laporan
1. Kebijakan Akuntansi
c. Piutang
d. Persediaan
e. Aktiva Tetap
a. Kas berupa uang tunai per 31 Desember 2008 sebesar Rp. 20.062.496,00
2008.
f. Persediaan sebesar Rp. 152.905.000,00 adalah stock persediaan yang ada pada
tanggal 31 Desember 2008 terdiri atas persediaan racun dan saprodi sebesar
2008.
Desember 2008.
l. Hutang usaha sebesar Rp. 1.316.175,00 adalah saldo hutang per 31 Desember
2008.
Desember 2008.
n. Hutang simpanan anggota sebesar Rp. 356.340.950,00 adalah hutang
simpanan anggota per 31 Desember 2008 yang terdiri atas simpanan sukarela
o. Hutang dana pembagian SHU sebesar Rp. 288.309,00 adalah saldo hutang
merupakan hutang dana-dana yang terdiri atas dana pendidikan sebesar Rp.
q. Biaya YMH dibayar sebesar Rp. 34.049.699,83 merupakan saldo biaya yang
saldo hutang dinas Koperasi dan UKM Riau per 31 Desember 2008.
2008.
Desember 2008.
x. SHU tahun berjalan sebesar Rp. 311.157.721,26 merupakan saldo SHU per 31
Desember 2008.
parsipasi bruto anggota per 31 Desember 2008 yang bersumber dari penjualan
pupuk sebesar Rp. 1.324.041.980,00, penjualan racun dan saprodi sebesar Rp.
Desember 2008 yang bersumber dari jasa simpan pinjam sebesar Rp.
PLN sebesar Rp. 6.501.885,00, Fee Tandan Buah Segar sebesar Rp.
Desember 2008 yang berasal dari penjualan pupuk sebesar Rp. 4.938.000,00
e. Harga pokok sebesar Rp. 7.969.577,40 merupakan saldo Harga Pokok per 31
Desember 2008.
per 31 Desember 2008 yang bersumber dari jasa angkutan TBS sebesar Rp.
g. Beban usaha sebesar Rp. 24.844.492,67 merupakan saldo beban usaha per 31
Desember 2008 yang berasal dari biaya pembelian dan penjualan pupuk
personil sebesar Rp. 109.454.824,00, biaya alat tulis kantor sebesar Rp.
6.307.400,00, biaya listrik sebesar Rp. 798.470,00, biaya SPJ sebesar Rp.
sebesar Rp. 24.928.000,00, biaya angsuran ke DISKOP dan UKM sebesar Rp.
gaji sebesar Rp. 18.410.000,00, biaya penyisihan RAT Tahun 2007 sebesar
Rp. 21 362.750,00, biaya pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp. 23.650,00,
sebesar Rp. 6.383.977,74 dan biaya penyusutan peralatan kantor sebesar Rp.
1.611.083,33.
j. Beban luar biasa sebesar Rp. 6.919.000,00 merupakan saldo beban luar biasa