Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Istilah otitis media berarti bahwa ada adalah peradangan pada telinga
tengah. Otitis media dapat dikaitkan dengan infeksi atau steril. Dalam kasus
pertama, otitis media biasanya disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi ke telinga
disebabkan oleh jamur (Candida Aspergillus atau) atau patogen lainnya, seperti
virus herpes. Dalam situasi ini, biasanya baik ada masalah dengan fungsi
kekebalan tubuh atau (ada lubang (perforasi) pada gendang telinga. Orang dengan
diabetes sangat rentan terhadap patogen yang tidak biasa seperti Pseudomonas. Di
Otitis media steril biasanya disebut otitis media serosa, atau "SOM".
Berbagai media otitis serosa biasanya tidak menyakitkan. Biasanya ada cairan
berwarna yang jelas atau jerami di belakang gendang telinga. Berbagai serosa
sering dikaitkan dengan alergi tetapi juga dapat terjadi dari berbagai sumber-
sumber potensial lainnya termasuk pengobatan radiasi atau virus. Serous otitis
timpani yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen (serous
atau mucus). Cairan efusi ini terjadi karena adanya tekanan negatif dalam telinga
tengah yang disebabkan obstruksi tuba eustachius. Otitis media serosa lebih
banyak terdapat pada anak-anak yang telah sembuh dari otitis media akut.
1
Biasanya disebut glue ear.Cairan efusi ini pada orang dewasa sering terjadi setelah
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Anatomi Telinga
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
apayang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga terdiri atas tiga
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus akustikus eksternus. Auricula
3
auricula terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis yang ditutupi kulit.
oleh N.facialis.4, 5
Auricula atau lebih dikenal dengan daun telinga membentuk suatu bentuk
unik yang terdiri dari antihelix yang membentuk huruf Y, dengan bagian crux
superior di sebelah kiri dari fossa triangularis, crux inferior padasebelah kanan
dari fossa triangularis, antitragus yang berada di bawah tragus, sulcus auricularis
concha berada di dekat saluran pendengaran, angulus conchalis yang merupakan sudut di
belakang concha dengan sisi kepala, crushelix yang berada di atas tragus, cymba conchae merupakan
ujung terdekatdari concha, meatus akustikus eksternus yang merupakan pintu masuk
didekat anthelix, helix yang merupakan bagian terluar dari daun telinga,
incisuraanterior yang berada di antara tragus dan antitragus, serta lobus yang
berada dibagian paling bawah dari daun telinga, dan tragus yang berada di depan
4
Gambar 2. Bagian-bagian dari auricula telinga luar.
Yang kedua adalah meatus akustikus eksternus atau dikenal juga dengan
liang telinga luar. Meatus akustikus eksternus merupakan sebuah tabung berkelok
panjangnya lebih kurang 1 inchi atau kurang lebih 2,5 cm,dan dapat diluruskan
untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik auricula ke atas dan belakang.
Pada anak kecil auricula ditarik lurus kebelakang, atau ke bawah dan belakang.
Bagian meatus yang paling sempit adalah kira-kira 5 mm dari membran timpani. 3,
4, 5
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua
pertiga bagian dalam adalah tulang yang dibentuk oleh lempeng timpani. Meatus
dilapisi oleh kulit dan sepertiga luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebasea, dan
5
yang menghasilkan sekret lilin berwarna coklat kekuningan. Rambut dan lilin ini
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. Ruang ini berisi tulang-tulang
yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang
membran timpani. Di depan, ruang ini berhubungan dengan nasopharing melalui tuba
6
-
Bagian bawah dinding anterior dibentuk oleh lempeng tipis tulang
Saluran yang lebih besar dan terletak lebih bawah menuju tuba auditiva, dan
yang terletak lebih atas dan lebih kecil masuk ke dalam saluran untuk M.
A. Membran Timpani
mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan lateral.
yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena cahaya
7
Membran timpani berbentuk bulat dengan diameter lebih-kurang 1 cm.
Pinggirnya tebal dan melekat di dalam alur pada tulang. Alur itu, yaitu sulcus
berjalan dua plica, yaitu plica mallearis anterior dan posterior, yang menuju ke
processus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada membran timpani yang
dibatasi oleh plika-plika tersebut lemas dan disebut pars flaccida. Bagian lainnya
Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam. Bagian terbesar
disebabkan oleh lengkung pertama cochlea yang ada dibawahnya. Di atas dan
ditutupi oleh basis stapedis. Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha scala
cochleae, yang berbentuk bulat dan ditutupi oleh membran timpani sekunder. Pada
sisi medial dari fenestra ini terdapat perilympha ujung buntu scala timpani.4,5. 11
8
sekeliling takik ini tendo M. Tensor timpani membelok ke lateral untuk sampai ke
belakang pyramis.5
B. Tulang-Tulang Pendengaran
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang
maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga
sumsum tulang.5
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan terdiri atas caput, collum,
lateralis. Caput mallei berbentuk bulat dan bersendi di posterior dengan incus.
9
Collum mallei adalah bagian sempit di bawah caput.Manubrium mallei berjalan
ke bawah dan belakang dan melekat dengan erat pada permukaan medial
membran timpani. Manubrium ini dapat dilihat melalui membran timpani pada
pemeriksaan dengan otoskop. Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang
Processus lateralis menonjol kelateral dan melekat pada plica mallearis anterior
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus. Corpus incudis berbentuk bulat dan bersendi di
anterior dengan caput mallei. Crus longumberjalan ke bawah di belakang dan sejajar
dengan manubrium mallei. Ujung bawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan
Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis. Caput stapedis kecil dan
bersendi dengan crus longum incudis. Collum berukuran sempit dan merupakan
tempat insersio M. Stapedius. Kedua lengan berjalan divergen dari collum dan
melekat pada basis yang lonjong. Pinggir basis dilekatkan pada pinggir fenestra
vestibuli oleh sebuah cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare. 2,3,4,5
10
Gambar 4. Tulang-Tulang Pendengaran.11
Ada 2 otot kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. M. Tensor timpani
terletak dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonnya berjalan mula-mula ke arah
posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi
rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang
dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher
berfrekuensi tinggi.2 , 4 , 5
D. Tuba Eustachius
tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah cartilago. Tuba berhubungan dengan
11
nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas M. Constrictor pharynges superior. Tuba
E. Antrum Mastoid
timpani, yang berhubungan dengan meningen pada fossa kranii media dan lobus
terhadap telinga tengah dan terdiri atas (1) telinga dalam osseus, tersusun
tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di dalam telinga dalam
osseus.4, 5
12
Gambar 5. Telinga Dalam12
Telinga dalam osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum, canalis semicircularis,
kompakta tulang, dan dilapisi oleh endosteum serta berisi cairan bening, yaitu
lateralnya terdapat fenestra vestibuli yang ditutupi oleh basis stapedis dan
13
sebuah pelebaran di ujungnya disebut ampulla. Canalis bermuarake dalam
lateralis terletak horizontal pada dinding medial aditus adantrum, di atas canalis
nervi facialis.2,5
Cochlea berbentuk seperti rumah siput, dan bermuara ke dalam bagian anterior
vestibulum. Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochleae, dan
modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar meatus acusticus
yaitu lamina spiralis, mengelilingi modiolus dan menonjol kedalam canalis dan
membagi canalis ini. Membran basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina
menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan scala timpani di sebelah bawah.
Perilympha di dalam scala vestibuli dipisahkan dari cavum timpani oleh basis
14
scala tympani dipisahkan dari cavum timpani oleh membrana tympani secundaria
terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam vestibulum osseus; tiga
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada,dan
ductus utriculosaccularis.5
Saccus ini terletak di bawah duramater pada permukaan posterior pars petrosa
ossis temporalis.6
peka terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau tenaga percepatanlain.5
satu terhadap lainnya, sehingga ketiga bidang terwakili. Setiap kali kepala mulai
atau berhenti bergerak, atau bila kecepatan gerak kepala bertambah atau
15
berkurang, kecepatan gerak endolympha di dalam ductus semicircularis akan
semicircularis.5
dengan sacculus melalui ductus reuniens. Epitel sangat khusus yang terletak di
2.2.1 Definisi
timpani yang ditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen (seous atau
mucus).14
telinga tengah, sedangkan membrane timpani utuh. Adanya cairan ditelinga tengah
dengan membrane timpani utuh tanpa adanya tanda-tanda infeksi disebut juga
otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa
dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue
ear).10
Sinonimnya otitis media efusa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, glue
ear.
2.2.2 Etiologi
16
Gangguan fungsi tuba eustachius merupakan penyebab utama. Gangguan tersebut
2.2.3 Patofisiologi
Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma
yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi
mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar
dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, dan
rongga mastoid. Faktor yang berperan utama dalam keadan ini adalah
terganggunya fungsi tuba Eustachius. Faktor lain yang dapat berperan sebagai
17
Gambar 6. Patofisiologi Otitis media
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran
tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu
18
juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut
2.2.4 Klasifikasi 10
19
Gambar 9. Otitis media serosa akut
Batasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya
secret. Pada otitis media serosa akut secret terjadi secara tiba-tiba di telinga
20
tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis
secret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada
Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan
otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media
serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus selalu
Sekret pada otitis ,.media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka
disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala
sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh sempurna.
2.2.5 Diagnosis
1. Anamnesa14
a. Telinga terasa penuh, terasa ada cairan (grebeg-grebeg)
b. Pendengaran menurun
c. Terdengar suara dalam telinga sewaktu menelan atau menguap
2. Pemeriksaan fisik :
21
a. pemeriksaan fisik memperlihatkan imobilitas gendang telinga
terjadi pada otitis media serosa atau mukoid. Pada otitis media
(air-fluid level).
- otitis media serosa kronik : pada otoskopi terlihat mebrana
keabu-abuan.
b. reflek cahaya berubah atau menghilang
c. garpu tala : untuk membuktikan adanya tuli konduksi10
3. Pemeriksaan penunjang (bila tersedia sarana)
a. Audiogram : tuli konduktif
22
b. Timpanogram : mengukur gerakan gendang telinga, ketika
terbatas
2.2.6 Penatalaksanaan
memperlihatkan alergi dengan tes kulit. Bila terbukti alergi makanan, maka diet
perlu di batasi. Antihistamin hanya diberikan pada anak-anak atau dewasa dengan
berguna bila tidak ada kongesti nasofaring. Pasien kemudian dinilai akan adanya
gangguan penyerta lain seperti sinusitis kronik, polip hidung, obstruksi hidung,
dan hipertrofi adenoid. Penatalaksanaan medis pada otitis media serosa diteruskan
selama 3 bulan. Dalam jangka waktu tersebut, cairan telah menghilang pada 90
persen pasien. Cairan yang tetap bertahan merupakan indikasi koreksi bedah.
Koreksi ini terdiri dari suatu insisi miringotomi, pengeluaran cairan, dan
23
Gambar 11. Skema Terapi Pada Otitis Media Serosa15
- Lini pertama : Amoksisilin 500 mg p.o 7-10 hari atau jika alergi,
24
- Lini kedua : Augmentin (amoxicillin dan asam clavulanic ) 875
3.
minimal, atau dengan gangguan unilateral dapat diobati lebih lama dengan
sampai terlepas sendiri dalam jangka waktu enam bulan hingga satu tahun.
Sayangnya karena cairan sering kali berulang, beberapa anak memerlukan tuba
yang dirancang khusus sehingga dapat bertahan lebih dari satu tahun. Keburukan
tuba yang tahan lama ini adalah menetapnya perforasi setelah tuba terlepas.
membrane timpani yang mengalami retraksi berat terutama bila ada tekanan
25
26
Gambar 12. Miringotomi Dan Pemasangan Tuba16
Keburukan utama dari tuba ventilasi adalah telinga tengah perlu dijaga
agar tetap kering. Untuk tujuan ini telah dikembangkan berbagai macam sumbat
bukannya tidak sering terjadi, dan dapat dikaitkan dengan infeksi saluran napas
atas, atau memungkinkan air masuk ke dalam telinga tengah, dan pada kasus-
kasus tertentu dapat merupakan masalah menetap yang tidak bisa dijelaskan. Pada
telinga harus diteruskan untuk waktu yang lebih lama bahkan saat tuba masih
sebelah area tuba eustakius, pembesaran atau infeksi dapat menyebabkan masalah
telinga berulang. Salah satu cara untuk memperkirakan ukuran kelenjar adenoid
adalah dengan sinar-X. X-ray ini sangat berguna dalam menilai apakah kelenjar
adenoid yang menghalangi daerah eustakius. Sebuah perkiraan kasar dari ukuran
adenoid juga dapat diperoleh dengan mencatat ukuran amandel. Jika amandel
27
Gambar 13. Adenoidektomi 16
diperdebatkan. Tentunya tindakan ini cukup berarti pada individu dengan adenoid
pada anak dengan jaringan adenoid berukuran sedang dan dengan infeksi berulang
menyebabkan obstruksi.2
Cairan di telinga tengah juga dapat terjadi pada orang dewasa. Paling
sering, masalah cairan pada orang dewasa mengikuti infeksi pernafasan atas:
sinusitis, alergi berat, atau terbang dengan pilek. Sebuah kombinasi dekongestan
mengalir. Pada beberapa orang dewasa, terutama mereka dengan kondisi hidung
atau sinus yang mendasari, cairan mungkin tidak jelas. Pengobatan tambahan
diperlukan oleh pasien. Obat yang mengandung kortison, seperti Prednison atau
28
Medrol, dapat diberikan selama enam atau tujuh hari. Mereka sering efektif dalam
2.2.8 Komplikasi 17
2.2.9 Prognosis
(dB), tetapi otitis media dengan efusi juga telah dikaitkan dengan hilangnya
ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada efusi telinga tengah (MEE). Paparan
beberapa minggu atau bulan. Pengobatan dapat mempercepat proses ini. Ome
29
kerusakan pada pendengaran jangka panjang mereka atau kemampuan
2.2.10 Pencegahan
efusi (Ome)17:
Hindari iritan seperti asap rokok, yang dapat mengganggu fungsi tuba
eustakius.
Anda.
selama bertahun-tahun.
umum dari infeksi telinga akut (yang dapat menyebabkan Ome). Vaksin
30
BAB III
KESIMPULAN
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Secara mudah, otitis media terbagi atas
otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (=otitis media serosa, otitis media
sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi/OME, otitis media mucoid).
Otitis media serosa, lebih dikenal sebagai cairan dalam telinga tengah (Middie
Ear Effusion), adalah kondisi yang paling sering menyebabkan hilangnya pendengaran
pada anak. Adanya cairan di telinga tengah tanpa dengan membran timpani utuh tanpa
tanda-tanda infeksi disebut juga sebagai otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut
encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu otitis media
serosa akut dan otitis media serosa kronis. Otitis media serosa akut adalah keadaan
terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan
fungsi tuba. Batasan antara otitis media serosa akut dan kronis hanya pada cara
terbentuknya sekret.
terutama jika gangguan pendengarannya ringan, oleh karena resolusi spontan sering
terjadi. Tatalaksana otitis media efusi secara medikamentosa dapat berupa decongestan,
anti histamin, antibiotik, perasat valsava (bila tidak ada tanda-tanda infeksi jalan napas
atas), dan hiposensitisasi alergi. Keputusan untuk melakukan intervensi bedah tidak
31
gangguan dan frekuensi parahnya gangguan pendahulu. Beberapa pilihan untuk
adenoidektomi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/unilat/otitis.html
2. Boies, adams. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta .1997.
32
5. http://library.thinkquest.org/05aug/00386/hearing/ear/index.htm7.
6. http://www.rnceus.com/otitis/otimid.htm8.
8. Wonodirekso, S dan Tambajong J : Organ-Organ Indera Khusus dalam Buku Ajar Histologi
9. http://www.palaeos.com/Vertebrates/Bones/Ear/Incus.html11.
10. Soepard Efiaty Arsyad, dr, Sp.THT(K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
11. http://www.dailywriting.net/Attic%20Diary/InnerEar.htm13.
12. Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Penerbit: EGC.
Jakarta 2006.14.
13. Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.Publisher: Saunders 2010
14. Harmadji Sri, Soepriyadi, wisnubroto.. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorok Edisi III. Penerbit FK UNAIR. Surrabaya.. 2005
15. http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/Pathway/SeriOtit.htm
16. http://www.earsurgery.org/site/pages/conditions/serous-otitis-media.php
17. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007010.htm
33