You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

Trauma okuli merupakan salah satu penyebab yang sering menyebabkan kebutaan

unilateral pada anak dan dewasa muda, walaupun trauma yang mengenai mata tidak selalu

merupakan penyebab utama dari kebutaan. Trauma pada mata dapat mengakibatkan kerusakan

pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita sehingga perlu dilakukan pemeriksaan

untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.1

Struktur wajah manusia sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola mata terletak di

dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh tulang yang kuat. Tetapi suatu benturan tumpul bisa

mendorong mata ke belakang sehingga merusak struktur pada permukaan mata (kelopak mata,

konjuntiva, sklera, kornea dan lensa) serta struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan).

Perdarahan di dalam bilik mata depan atau hifema merupakan masalah serius dan harus segera

ditangani.1

Penyebab terbanyak dari hifema adalah trauma benda tumpul. Trauma tumpul

menyebabkan kompresi bola mata disertai peregangan limbus dan perubahan posisi dari iris atau

lensa yang menyebabkan peningkatan tekanan intraocular secara akut. Perdarahan biasanya terjadi

karena robekan pembuluh darah antara lain arteri-arteri utama dan cabang-cabang dari badan siliar,

arteri koroidalis dan vena-vena badan siliar. Hifema dapat juga disebabkan oleh trauma

intraoperasi, pecahnya neovaskularisasi, adanya kanker atau kelainan vaskuler lain. Hifema lebih

sering terjadi pada pria dibandingkan dengan perempuan. Komplikasi yang paling sering

ditemukan pada hifema traumatic adalah perdarahan sekunder, glaukoma dan hemosiderosis di

samping komplikasi traumanya sendiri berupa dislokasi lensa, ablation retina dan katarak.2

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hifema

Hifema adalah adanya darah di COA (Camera Oculi Anterior). Hifema dapat terjadi

akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.3

B. Klasifikasi Hifema

1. Berdasarkan etiologi

- Hifema traumatika

Perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan pecahnya pembuluh

darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen anterior bola mata.

Hifema traumatik merupakan jenis yang tersering dan umumnya disebabkan

oleh benda tumpul misalnya bola, batu, mainan anak - anak maupun tinju.

Trauma tumpul mengakibatkan terjadinya perubahan bola mata berupa

kompresi diameter anteroposterior serta ekspansi bidang ekuatorial yang

mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan intraocular yaitu penekanan

pada struktur pembuluh darah di uvea. Pembuluh darah yang mengalami gaya

regang dan tekan akan mengalami ruptur dan melepaskan isinya ke COA.

- Hifema akibat neurovaskularisasi

Kelainan pada segmen posterior mata seperti pada diabetic retinopati

akan mengeluarkan factor tumbuh vascular (VEGF) yang oleh lapisan kaya

pembuluh darah (iris dan badan silier) dapat mengakibatkan pembentukan

2
pembuluh darah baru (neovaskularisasi). Pembuluh darah yang baru pada

umumnya bersifat rapuh, mudah mengalami rupture maupun kebocoran.

Kondisi ini meningkatkan kerentanan terjadinya perdarahan bilik mata depan.

- Hifema akibat kelainan hematologi seperti leukemia dan hemophilia yang mana

terjadi ketidakseimbangan antara factor pembekuan dan factor anti -

pembekuan. Penggunaan obat-obatan yang mengganggu sistim hematologi

seperti aspirin dan warfarin.

- Hifema iatrogenic

Hifema yang timbul dan merupakan komplikasi dari proses medis, dapat

terjadi intraoperative maupun postoperative. Tetapi pada umumnya manipulasi

yang melibatkan struktur kaya pembuluh darah dapat mengakibatkan hifema

iatrogenic.

- Hifema akibat neoplasma, misalnya pada retinoblastoma dan melanoma

maligna.2,4

2. Onset perdarahan

- Hifema primer terjadi langsung sampai 2 hari setelah trauma pada mata

- Hifema sekunder terjadi 2-5 hari setelah trauma pada mata

3. Berdasarkan darah yang terlihat

- Makrohifema

Perdarahan terlihat dengan mata telanjang

- Mikrohifema

Perdarahan terlihat apabila menggunakan mikroskop

3
4. Berdasarkan pemenuhan bilik mata depan

- Grade I

Darah mengisi kurang dari 1/3 bilik mata depan

- Grade II

Darah mengisi 1/3 - 1/2 bilik mata depan

- Grade III

Darah mengisi 1/2 - kurang dari seluruh bilik mata depan

- Grade IV

Darah mengisi seluruh bilik mata depan atau dikenal dengan total hyphema atau

blackball

Gambar 1. Klasifikasi Hifema

4
C. Etiopatogenesis

Trauma merupakan penyebab tersering dari hifema. Trauma tumpul pada kornea atau

limbus dapat menimbulkan tekanan yang sangat tinggi dan dalam waktu singkat di dalam

bola mata terjadi penyebaran tekanan ke cairan badan kaca dan jaringan sklera yang tidak

elastis sehingga terjadi perenggangan - perenggangan dan robekan pada kornea, sklera

sudut iridokornea, badan siliar yang dapat menimbulkan perdarahan. Perdarahan sekunder

dapat terjadi oleh karena resorbsi dari pembekuan darah terjadi cepat, sehingga pembuluh

darah tidak mendapat waktu yang cukup untuk meregenerasi kembali dan menimbulkan

perdarahan lagi. Komplikasi yang berhubungan dengan perdarahan sekunder adalah

glaukoma, atrofi optik dan corneal blood staining.3-5

Rebleeding dapat terjadi pada seluruh hifema, tidak tergantung pada ukurannya dan

paling sering terjadi antara hari ke- 2 dan ke- 5 pasca trauma. Waktu rebleeding ini

kemungkinan berhubungan dengan lisis dan retraksi pembekuan yang terjadi selama

periode ini. Rebleeding merupakan factor prognostic memburuknya kemampuan

penglihatan.6

Peningkatan TIO berkembang pada sekitar 50% pasien dengan rebleeding.

Kombinasi peningkatan TIO, disfungsi endotel dan darah pada bilik anterior merupakan

predisposisi corneal blood staining yang sulit dideteksi ketika darah berada di aposisi

endotel. Sel darah merah pada bilik anterior melepaskan hemoglobin yang penetrasi ke

bagian stroma kornea posterior, ditempat ia akan diabsorpsi oleh keratosit. Hemoglobin

akan dikonversi menjadi hemosiderin di dalam keratosit yang akan menyebabkan kematian

keratosit. Corneal blood staining sering berpola sentripetal, bermula dari perifer.3-6

5
Pada proses penyembuhan, hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk

sel darah merah melalui sudut bilik mata depan atau kanal schlemm dan permukaan depan

iris. Penyerapan melalui dataran depan iris dipercepat oleh enzim proteolitik yang dapat

berlebihan di dataran depan iris. Perdarahan spontan dapat terjadi pada retinoblastoma dan

kelainan darah yang mungkin diakibatkan karena terjadi suatu kelemahan dinding - dinding

pembuluh darah.3-6

D. Manifestasi Klinis

- Adanya tanda - tanda iritasi dari konjungtiva dan perikorneal

- Adanya gangguan tajam penglihatan

Penurunan visus terjadi karena darah mengganggu media refraksi. Darah yang

mengisi kamera okuli secara langsung dapat mengakibatkan tekanan intraocular

meningkat akibat bertambahnya isi kamera anterior oleh darah.

- Perdarahan pada bilik mata depan

Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata

depan dan hifema dapat memenuhi seluruh ruangan bilik mata depan. Otot

sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi (midriasis) dapat

terjadi pewarnaan darah (blood staining) pada kornea, anisokor pupil.

- Adanya anamnesa trauma, terutama mengenai matanya

- Nyeri pada mata dan fotofobia.2-4

6
E. Penatalaksanaan

- Menghentikan perdarahan

- Menghindari timbulnya perdarahan sekunder

Pencegahan perdarahan sekunder dapat diberikan asam aminokaproat / ACA

yang merupakan agen anti-plasmin. Plasmin merupakan enzim yang meliliskan

bekuan darah sehingga dapat mengakibatkan perdarahan ulang.

Perdarahan sekunder merupakan hal yang harus diwaspadai pada hifema. Hal

ini disebabkan 1/3 dari perdarahan sekunder dapat lebih berat dibandingkan

hifema awal karena dapat mengakibatkan hifema total. Perdarahan sekunder

umumnya terjadi pada hifema derajat 3 dan 4, secara umum terjadi pada 22%

kasus hifema dengan rentang antara 6,5% hingga 38%.

- Mengeliminasi darah dari bilik mata depan dengan mempercepat absorbsi

- Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi lain

- Mengobati kelainan yang menyertainya

- Mengurangi aktivitas pasien

Pada pasien pediatri yang hiperaktif dapat diberikan sedasi.

- Melakukan penutupan mata dengan eye patch atau eye cover

- Melakukan elevasi kepala 30-450 untuk membuat darah mengumpul di bagian

inferior dari COA dan tidak menghalangi tajam penglihatan. Posisi ini juga

mempermudah dalam evaluasi harian COA tentang resorpsi hifema sehingga

dapat menunjukkan kemajuan pengobatan. Selain itu posisi ini merupakan

posisi optimal dalam mencegah kontak darah dengan kornea dan trabekula.

7
- Pemberian analgesik apabila dirasakan nyeri yang ringan dapat diberikan

asetaminofen atau nyeri yang cukup berat dapat diberikan kodein. Obat NSAID

dapat menimbulkan perdarahan dan berisiko menyebabkan perdarahan

sekunder.

- Pemantauan setiap hari tentang tajam penglihatan, tekanan intraocular serta

regresi hifema.

- Peningkatan tekanan intraocular dapat diatasi dengan pemberian antiglaukoma

topical seperti timolol (antagonis reseptor Beta), latanoprost (analog

prostaglandin), serta brimonidin (agonis reseptor 2 tipe perifer). Tujuannya untuk

mengurangi produksi akueous humor dan dapat membantu menurunkan tekanan

intraocular. Apabila masih tinggi diberikan inhibitor enzim karbonat-anhidrase (CAI)

topika. Tekanan yang belum terkontrol mengindikasikan pemberian asetazolamid

dengan dosis 20 mg/kg/hari terbagi dalam empat dosis. Pilihan terakhir apabila tekanan

intraocular masih tinggi adalah pemberian agen osmotic (mannitol IV 1,5 g/kg dalam

larutan 10% 2 kali sehari atau 3 kali sehari apabila tekanan sangat tinggi) atau

pemberian gliserol per oral.2-5

F. Komplikasi

- Peningkatan tekanan intraocular secara akut, yaitu suatu glaukoma traumatic

- Atrofi optic, terutama akibat glaukoma traumatic

- Perdarahan ulang atau perdarahan sekunder

- Sinekia posterior

- Sinekia anterior, terutama pada kondisi hifema yang lebih dari sembilan hari

8
- Corneal blood staining, adanya deposisi dari hemoglobin dan hemosiderin pada

strome kornea akibat keberadaan darah hifema total yang umumnya disertai

dengan peningkatan tekanan intraocular.

- Glaukoma kronik.2

G. Prognosis

Prognosis pada kasus hifema ditentukan berdasarkan pulihnya tajam penglihatan

pasien. Dalam menentukan kasus hifema perlu ditimbangkan kerusakan struktur mata lain,

perdarahan sekunder dan adanya komplikasi lain seperti glaukoma, corneal blood staining

atau atrofi optic. Secara umum hifema grade I memiliki kemungkinan 80% untuk mencapai

tajam penglihatan minimal 6/12. Hifema grade II memiliki kemungkinan 60% sedangkan

hifema total kemungkinan tajam penglihatan minimal 6/12 relatif rendah, sekitar 35%.1,3

9
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. MSN


Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Protestan
Suku : Minahasa
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kelurahan Winenet II Lingkungan III
MRS : Jumat, 26 Mei 2017
Nomor RM : 00.50.22.44

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama

Mata merah dan nyeri

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien rujukan dari RSUD Tobelo dengan bengkak dan nyeri di wajah akibat

KLL dialami penderita sejak 5 hari SMRS. Awalnya penderita sedang mengendarai

sepeda motor, kemudian dari arah depan penderita ditabrak oleh sepeda motor

sehingga jatuh dengan wajah membentur aspal. Kedua mata merah dan terasa nyeri.

Pandangan kabur pada mata kiri dan tidak bisa melihat pada mata kanan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat menggunakan kacamata. Riwayat diabetes mellitus dan

hipertensi tidak ada. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan disangkal.

10
C. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Sedang


Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 37,20C
Thorax : Simetris ki-ka, rh-/-, wh-/-, sf ki-ka, sonor ki-ka
Abdomen : Datar, bising usus (+) normal, lemas, timpani
Ekstremitas : Hangat, CRT 2
2. Status Oftamologis
Pemeriksaan Mata OD OS
Visus nlp 6/9
TIO n/palp n/palp
Pergerakan Bola Mata

Supersilia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan


Palpebra Superior Hematom (+) Edema (+) Hematom (+) Edema (+)
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Palpebra Inferior Hematom (+) Edema (+) Hematom (+) Edema (+)
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Margo Palpebra dan Silia Ektopion (-) Ektopion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Sekret (-) Trikiasis (-) Sekret (-) Trikiasis (-)
Apparatus Lakrimalis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Konjungtiva Tarsalis Superior Subkonjungtival Subkonjungtival
hemorragik, folikel (-), hemorragik, folikel (-),
papil (-) papil (-)

11
Pemeriksaan Mata OD OS
Subkonjungtival Subkonjungtival
Konjungtiva Tarsalis Inferior hemorragik, folikel (-), hemorragik, folikel (-),
papil (-) papil (-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi siliaris (+) Injeksi siliaris (+)
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
Kornea Edema Edema
COA Hifema 2/3 COA Dalam
Pupil
Diameter SDE 3 mm
Refleks Cahaya
Direct + +
Indirect + +
Iris SDE SDE
Lensa Keruh (+) Keruh (+)

D. Resume

Pasien rujukan dari RSUD Tobelo dengan bengkak dan nyeri di wajah akibat KLL.

Awalnya penderita sedang mengendarai sepeda motor, kemudian dari arah depan penderita

ditabrak oleh sepeda motor sehingga jatuh dengan wajah membentur aspal. Kedua mata

merah dan terasa nyeri. Pandangan kabur pada mata kiri dan tidak bisa melihat pada mata

kanan. Pada pemeriksaan oftamologis VOD NLP, VOS 6/9, TIODS n/palpasi,

subkonjungtiva haemorragik, kornea edema, hifema pada 2/3 COA OD, iris dan pupil OD

sulit dievaluasi.

12
E. Follow Up

26 Mei 2017 27 Mei 2017

S : Kedua mata nyeri


O : VOD NLP
VOS 6/9
TIODS n/palpasi
OD OS
Palpebra Hematoma + edema Hematoma + edema
Konjungtiva Subkonjungtival Haemorragik Subkonjungtival Haemorragik
Kornea Edema Edema
COA Hifema 2/3 COA Dalam
I/P Sulit dievaluasi RC (+)

A : Subkonjungtival haemorragik
Hifema grade IV OD
P : Timol 0,5% 2x1 OD
Lefofloxacin 4x1 OD
Asam tranexamat 3x500 mg
Lyteers OD 6x1 ODS
Posisi tidur 450
Bed rest total
Stop bled 2x1 tab
Tropin ED 1 gtt OD
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik :
- Leukosit 11480/uL - SGOT 26 U/L
- Eritrosit 3.96 10^6/uL - SGPT 35 U/L
- Hemoglobin 10.0 g/dL - Ureum 42 mg/dL
- Hematrokit 31.2 % - Creatinin 0.8 mg/dL
- Trombosit 365 10^3/uL - Chlorida 103.0 mEq/L
- Kalium 3.70 mEq/L - Natrium 138 mEq/L

13
28 Mei 2017
S : Mata kanan kabur
O : VOD NLP
VOS 6/9
Segmen anterior ODS

Laserasi Koroid (+) Hifema grade II-III Subkonjungtiva bleeding

A : Subkonjungtiva haemorragic ODS + hifema grade II OD


P : Timol 2x1 gtt OD
Levofloxacin 4x1 gtt OD
Tranexamat acid 3x500 mg
Lyteers 6x1 gtt ODS
Stop bled 2x1
Tropin 2x1 gtt OD
Bed rest total posisi semi foule
29 Mei 2017

S : (-)
O : VOD NLP
VOS 6/9
Segmen anterior ODS
Blood 1/3 COA

Subkonjungtiva bleeding
A : ODS subkonjungtival haemorragik
OD hifema grade I

14
P : Timol 0,5% 2x1 gtt OD
Levofloxacin 4x1 gtt OD
Tranexamat acid 3x500 mg
Lyteers 6x1 gtt ODS
Stopbled 2x1
Tropin 2x1 OD
Bed rest 450 semi fouler
30 Mei 2017
S : (-)
O : VOD NLP
VOS 6/9
Segmen anterior OD

Hifema 1/3 COA


Subkonjungtiva bleeding

A : Subkonjungtival haemorragik ODS + Hifema grade I OD


P : Timol 0,5% 2x1 gtt OD
Levofloxacin 4x1 gtt OD
Tranexamic acid 3x500 mg
Lyteers 6x1 gtt OD
Tropin 2x1 gtt OD
Bedrest posisi semi fowler
31 Mei 2017
S : (-)
O : VOD NLP, VOS 6/9
Segmen anterior OD

Subkonjungtival Haemorhage Hifema 1/3 COA

15
A : Subkonjungtival haemorragik ODS + Hifema grade I OD
P : Timol 0,5% 2x1 gtt OD
Levofloxacin 4x1 gtt OD
Tranexamic acid 3x500 mg
Lyteers 6x1 gtt OD
Tropin 2x1 gtt OD
Bedrest posisi semi fowler
1 Juni 5 Juni 2017
S : (-)
O : VOD NLP, VOS 6/9
Segmen anterior OD

Subkonjungtival Hsemorragik Hifema 1/3 COA

A : Subkonjungtival haemorragik ODS + Hifema grade I OD


P : Timol 0,5% 2x1 gtt OD
Levofloxacin 4x1 gtt OD
Tranexamic acid 3x500 mg
Lyteers 6x1 gtt OD
Tropin 2x1 gtt OD
Bedrest posisi semi fowler

16
F. Foto Klinis Pasien
27 Mei 2017

5 Juni 2017

G. Diagnosis
- Subkonjungtival haemorragic ODS
- Hifema grade II OD

H. Diagnosis Banding
- Erosi Kornea

17
I. Penatalaksanaan
- Non medikamentosa
Posisi semi fowler
- Medikamentosa
Timol 0,5% 2x1 gtt OD
Levofloxacin 4x1 gtt OD
Tranexamic acid 3x500 mg
Lyteers 6x1 gtt OD
Tropin 2x1 gtt OD
Stopbled 2x1

J. Edukasi

- Kompres dingin
- Pasien tidur dengan kepala yang ditinggikan 300
- Istirahat atau tirah baring
- Menghindari kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler

K. Prognosis

Prognosis pada kasus hifema ditentukan berdasarkan pulihnya tajam penglihatan

pasien. Hifema grade I memiliki kemungkinan 80% untuk mencapai visus 6/12, hifema

grade II 60% sedangkan pada hifema total kemungkinan tajam penglihatan minimal 6/12

relatif rendah yaitu 35%.

18
BAB IV

PEMBAHASAN

Hifema adalah adanya darah di dalam Camera Oculi Anterior (COA) yang biasanya

berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah dan trauma tumpul. Darah dalam

COA dapat mengisi seluruh bilik mata depan atau hanya mengisi bagian bawah COA. Diagnosis

ditegakkan berdasarkan anamnesis, manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik.1,2

Pada anamnesis didapatkan pasien rujukan dari RSUD Tobelo datang ke RSUP Prof.

Kandou dengan bengkak dan nyeri di wajah akibat KLL dialami penderita sejak 5 hari SMRS.

Awalnya penderita sedang mengendarai sepeda motor, kemudian dari arah depan penderita

ditabrak oleh sepeda motor sehingga jatuh dengan wajah membentur aspal. Keluhan kedua mata

merah disertai nyeri sejak 5 hari yang lalu. Keluhan juga disertai dengan pandangan kabur pada

mata kiri dan tidak bisa melihat pada mata kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus

oftamologis visus OS 6/9 dan OD NLP. Palpebra terdapat hematom, edema dan hiperemis,

subkonjungtival hemorrhagic, kornea edema, iris dan pupil sulit dievaluasi, serta terdapat hifema

pada 2/3 COA pada OD. Pemeriksaan tekanan intraocular dengan palpasi dalam batas normal.

Beratnya hifema dinilai dari banyaknya darah dalam COA (Camera Oculi Anterior).

Berdasarkan tampilan klinisnya hifema dibagi menjadi beberapa grade. Grade I darah mengisi

kurang dari sepertiga COA, grade II darah mengisi sepertiga hingga setengah COA, grade III darah

mengisi hampir seluruh COA dan grade IV darah memenuhi seluruh COA. Pada pasien ini

dikategorikan sebagai hifema grade IV karena darah memenuhi seluruh COA.2 Penanganan pada

pasien ini adalah dengan membatasi aktivitas pasien, melakukan elevasi kepala 30-400, menurut

literature bed rest dengan elevasi kepala tersebut pada pasien hifema akan meningkatkan

19
pemecahan darah dan menurunkan tekanan vena yang akan membantu menurunkan tekanan

intraocular. Penatalaksanaan medikamentosa dilakukan dengan pemberian tropin untuk dilatasi

pupil sehingga iris dapat berhenti berkontraksi dan beristirahat karena pada pasien hifema terjadi

perdarahan pada pembuluh darah iris dan badan siliar.2,3 Pada pasien juga diberikan timolol

maleate untuk menurunkan tekanan intraocular pada mata. Komplikasi yang mungkin terjadi

adalah perdarahan sekunder, sinekia anterior dan posterior, atrofi optic serta peningkatan tekanan

intraocular. Prognosis hifema ditentukan berdasarkan pulihnya tajam penglihatan pasien. Fungsi

penglihatan harus menjadi tujuan dalam penatalaksanaan pasien dengan hifema.2,5,6

20
BAB V

PENUTUP

Pasien MSN, laki-laki, usia 23 tahun didiagnosa dengan hifema grade IV et causa trauma

tumpul. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Bruce J, Chris C, Anthony B. Trauma. Lecture notes oftamologi. Edisi Kesembilan.


Jakarta: Erlangga;2006.p. 176-185.

2. Sheppard JD. Hyphema. [Internet]. Updated: 2011 Mar 19, Cited: 2017 Mei 30. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview

3. Ilyas S. Hifema. Kedaruratan dalam ilmu penyakit mata. Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI:2007.

4. Vaughan DG, Asbury T, Riordan E. Ophthalmologi umum. Edisi 17th. Jakarta : Widya
Medika:2008.

5. Kuhn F, Pieramici D. Mechanical globe injury: Anterior chamber. Dalam: Ocular traumatic
principles and practice. New York: Thieme. 2002.

6. Oldham GW. Hyphema [Internet]. Cited : 2017 Juni 2. Available from:


http://eyewiki.aao.org/Hyphema

22

You might also like

  • Amsal 17 Ayat 1 17
    Amsal 17 Ayat 1 17
    Document4 pages
    Amsal 17 Ayat 1 17
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Paper
    Paper
    Document25 pages
    Paper
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Tugas Dok Bundle Kipi Revisi
    Tugas Dok Bundle Kipi Revisi
    Document9 pages
    Tugas Dok Bundle Kipi Revisi
    Syah faiza hanum
    100% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Document4 pages
    Bab I
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Lapkas Panjang Bronkopneumonia-1
    Lapkas Panjang Bronkopneumonia-1
    Document29 pages
    Lapkas Panjang Bronkopneumonia-1
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Kista Duktus Koledokus
    Kista Duktus Koledokus
    Document3 pages
    Kista Duktus Koledokus
    Ira Pratiwi
    No ratings yet
  • Lirik Lagu Natal Pemuda
    Lirik Lagu Natal Pemuda
    Document4 pages
    Lirik Lagu Natal Pemuda
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • LEAFLET
    LEAFLET
    Document1 page
    LEAFLET
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Optic Neuritis Retrobulbar
    Optic Neuritis Retrobulbar
    Document2 pages
    Optic Neuritis Retrobulbar
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Spesilasisasi Dokter
    Spesilasisasi Dokter
    Document16 pages
    Spesilasisasi Dokter
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Ceklist Ujian
    Ceklist Ujian
    Document1 page
    Ceklist Ujian
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Uji Tekstur
    Uji Tekstur
    Document1 page
    Uji Tekstur
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Bab II. Tinjauan Pustaka
    Bab II. Tinjauan Pustaka
    Document29 pages
    Bab II. Tinjauan Pustaka
    Ves Kris Tao
    No ratings yet
  • Refarat
    Refarat
    Document39 pages
    Refarat
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Lampiran
    Lampiran
    Document1 page
    Lampiran
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • TuhanMnysngtknMU
    TuhanMnysngtknMU
    Document4 pages
    TuhanMnysngtknMU
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • TERAPI
    TERAPI
    Document5 pages
    TERAPI
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Soal Edmont.H
    Soal Edmont.H
    Document3 pages
    Soal Edmont.H
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • VBBB
    VBBB
    Document5 pages
    VBBB
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Paper
    Paper
    Document25 pages
    Paper
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Soal Obsgyn - Bryank
    Soal Obsgyn - Bryank
    Document3 pages
    Soal Obsgyn - Bryank
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • No 1
    No 1
    Document1 page
    No 1
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • No 1
    No 1
    Document1 page
    No 1
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Refarat Neuro
    Refarat Neuro
    Document22 pages
    Refarat Neuro
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Kisi Kisi PKN Kls 5
    Kisi Kisi PKN Kls 5
    Document12 pages
    Kisi Kisi PKN Kls 5
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • VBBB
    VBBB
    Document5 pages
    VBBB
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Rehab Medik
    Rehab Medik
    Document5 pages
    Rehab Medik
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet
  • Lapkas RM
    Lapkas RM
    Document26 pages
    Lapkas RM
    Anonymous Vp9kT1ML0
    No ratings yet