You are on page 1of 8

BAB VI

AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

6.1. Karakteristik Umum

Suatu industri penyamakan kulit umumnya menghasilkan


limbah cair yang memiliki 9 (sembilan) kelompok pencemar yaitu :

1) Patogen,
2) organik terurai,
3) organik sulit terurai,
4) sedimen,
5) koloid,
6) senyawa terapung,
7) logam berat,
8) anorganik terlarut, dan
9) asam-basa (Qipta Galang Kualita, 1999).

Secara umum limbah cair penyamakan kulit mempunyai ciri-ciri :

1. Debit efluen (limbah buangan) yang tidak teratur.


2. Warna biru kehijauan dan bahan pengawet Krom.
Krom berada dalam valensi III (trivalen), akan tetapi
kemungkinan untuk berubah menjadi Krom bervalensi VI
(heksavalen) yang sangat toksis karena bersifat karsinogenik,
tetap ada, jika bertemu dengan oksidator yang sesuai
(Iswahyuni, 1997 dalam Hatibi,1998).

36
3. Kadang-kadang berbusa.
4. Kandungan sulfida yang tinggi.
Kandungan sulfide yang tinggi tersebut dapat berakibat
terbentuknya gas H2S yang jika dalam konsentrasi yang tinggi
dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat, dapat merusak
konstruksi bangunan beton karena bersifat korosif (Boyle, 1996
dalam Hatibi, 1998).
5. Kandungan padatan tersuspensi (suspended solids) yang tinggi.
6. Kandungan bahan organik yang tinggi.
7. pH sangat bervariasi (3 - 12).
8. Mudah busuk atau septik (Depperin Kab. Garut, 1998).

Dilihat dari asal bahan pencemar, maka sumber dan sifat air
limbah industri penyamakan kulit dapat dibedakan per tahapan
proses sebagai berikut (Bapedal, 1996) :

a. Perendaman (Soaking)

Air limbah soaking mengandung sisa daging, darah, bulu,


garam, mineral, debu dan kotoran lain, atau bahkan bakteri
anthrax (IS: 5183 - 1977); Committee on Treatment of Tannery
Effluents (CTTE) 1979). Selanjutnya dikatakan bahwa cair
berbau busuk, kotor, dengan kangungan suspended solid 0.05
0.1 %. Menurut ESCAP 1982, volume limbah soaking berkisar
antara 2.5 - 4 1/kg kulit ; pH 7.5 - 8; total solid 8.000 - 28.000
mg/l; supended solid : 2.500 - 400 mg/l. Selain itu UNEP 1991
menambahkan bahwa air limbah soaking akan juga

37
mengandung garam dan bahan organik lain yang akan
mempengaruhi BOD, COD, SS.

b. Buang bulu dan pengapuran (Unhairing dan liming)

Air limbah pengapuran berwarna putih kehijauan dan kotor,


berbau menyengat; pH 9 - 10; mengandung calsium, natrium
sulfida, albumin, bulu, sisa daging dan lemak; suspended solid
3.6 % (Koziorowski dan Kucharski 1972). Menurut CTTE 1979,
ESCAP 1982, dan IS : 5183 - 1977, air limbah unhairing dan
liming mengandung total solid 16.000-45.000 mg/l; pH 10 - 12.5.
UNEP 1991, menjelaskan bahwa limbah unhairing dan liming
akan berpengaruh terhadap air, tanah dan udara. Pengaruh
terhadap air terutama pada BOD, COD SS, alkalinitas, sulphida
N-organik dan N-amonia. Adanya gas H,S akan menyebabkan
terjadinya pencemaran udara.

c. Air limbah buang kapur (deliming)

Air limbah dari proses deliming mempunyai beban polutan yang


lebih kecil dibanding dengan unhairing dan liming. Menurut
CTTE 1979, ESCAP 1982, IS : 5183 - 1977, air limbah ini
mempunyai volume 700 800 l/ton kulit mentah; pH 3 - 9; total
solid 1.200 - 12.000 mg/l; suspended solid 200 -1.200 mg/l dan
BOD 1.000 - 2.000 mg/l. UNEP 1991 menambahkan bahwa air
limbah ini akan menyebabkan pencemaran air berupa BOD,
COD, DS dan N-amonia. Kemudian adanya amonia akan
menimbulkan pencemaran udara.
38
d. Air Limbah Pengikisan Protein (Degreasing)

Akan menyebabkan pencemaran air yang akan ditujukan


dengan tingginya nilai COD, BOD, DS dan lemak (UNEP 1991).

e. Air Limbah Pikel (Pickling) dan Krom (Tanning)

Air limbah dari proses ini akan mengandung bahan protein, sisa
garam, sejumlah kecil mineral, dan chrome valensi 3 yang
apabila tercampur dengan alkali akan terbentuk chrome
hidroksida; pH 3.5 - 4; suspended solid 0.01 - 0.02 %
(Koziowroski dan Kurcharski 1972). Sedangkan CTTE 1979,
ESCAP 1982, DAN IS : 5183 - 1977, membedakan antara air
limbah pikel dengan penyamakan chrome sebagai berikut :

Air limbah pikel : volume 2 3 l/kg kulit; pH 2.9 4; total


solid 16.000 -45.000 mg/l; suspended solid 600 - 1.000
mg/l dan BOD 800 - 2.200 mg/l.
Air limbah samak chrome : volume 4 -5 l/kg; pH 2.6
3.2; total solid 2.400 - 12.000 mg/l; suspended solid 300
- 1.000 mg/l dan BOD 800 - 1.200 mg/l.
Selain yang sudah disebut diatas UNEP juga
menambahkan bahwa air limbah pikel dan chrome akan
menimbulkan pencemaran air berupa BOD, COD, SS,
DS, asam, garam, krom, sisa samak nabati.

39
f. Air Limbah Gabungan Termasuk Pencucian

Air limbah ini oleh IS (5183 - 1977) maupun ESCAP 1982,


dijelaskan mempunyai volume 30-35 l/kg; pH 7.5 10; total solid
10.000 - 2.500 mg/l; suspended solid 1.250 - 6.000 mg/l dan
BOD 2.000 3.000 mg/l.

Berikut ini adalah tabel rangkuman sifat dan karakteristik air


limbah industri penyamakan kulit menurut jenis tahapan prosesnya
(Deperin Kab. Garut 1998).

Tabel 6.1. Sifat dan Karakteristik Air limbah Industri Penyamakan


Kulit Menurut Jenis Tahapan Prosesnya.

No. Tahapan Proses Karakteristik Limbah

1. Perendaman dan Keruh, berbau busuk, mengandung sisa


Pencucian (Soaking & daging, bulu, darah, lemak, garam mineral,
Washing) debu dan kotoran lainnya. pH 7,5 8, Total
solid 8000 2800 mg/l
2. Pengapuran (Liming) Berwarna putih kehijau-hijauan, berbau busuk,
mengandung kalsium, natrium sulfida, albumin,
bulu, sisa daging, lemak dan kotoran lainnya.
pH = 7,5 8
Total solid = 16000 45000 mg/l
SS = 4500 6500 mg/l
BOD = 1000 2000 mg/l

40
3. Penyisihan kapur Beban pencemaran lebih rendah dari pada
(Deliming) proses liming, karakteristik :
pH = 3 9
Total solid = 1200 12000 mg/l
Ss = 200 1200 mg/l
BOD = 1000 2000 mg/l
4. Pengasaman dan Mengandung bahan protein, sisa garam, asam
Penyamakan Krom mineral dan krom valensi 3, yang bila
tercampur dengan dengan limbah alkalis akan
menghasilkan air limbah pengasaman (pickling)
:
pH = 2,9 4, Total solid = 16000 45000 mg/l,
Ss = 6000 mg/l, BOD = 800 2200 mg/l .
Karakteristik air limbah krom :
pH = 2,6 3, Total solid = 2400 12000 mg/l,
Ss = 1250 6000 mg/l, BOD = 2000 3000
mg/l, Cr
5. Air limbah campuran Kualitas air lebih baik dari proses-proses
seluruh proses sebelumnya karena terjadi proses saling
termasuk pencucian menetralkan pada saat pencampuran.
pH = 7,5 - 10
Total solid = 10000 25000 mg/l
Ss = 1250 6000 mg/l
BOD = 2000 3000 mg/l
Sumber : Departemen Perindustrian Kab. Garut, 1998

41
Kemudian Depperin Yogyakarta medeskripsikan karakteristik
limbah penyamakan kulit berdasarkan beban polusi dan toksisitas
pada tiap-tiap tahapan proses (Tabel 6.2), berdasarkan hasil analisa
air limbah dari bermacam-macam pabrik pengolahan kulit di
Indonesia.

Tabel 6.2. Pengukuran Polusi pada Tahap-tahap yang Berbeda

Parameter Total Deliming Pickling- Tahap-tahap


Soaking Liming
polusi effluen -Bating Tanning selanjutnya
Kg/T Kg/T
(%) Kg/T Kg/T Kg/T Kg/T
75-90 52-63 2,5 1 1 11,5-14,5
BOD
100% 10% 70% 3% 1,2% 15%

200-220 20-33 110-120 6 2 50-58


COD
100% 15% 55% 3% 1% 25%

Oxidable 110-130 14-17 70-82 - - 14-17


Matter 100% 13% 64% - - 23%

Suspended 140 7 77 - - 56
solid 100% 5% 55% - - 40%

250-350 150-210 - 20-30 60-90 17-25


Salinity
100% 60% - 8% 25% 7%

2,5 - 1,9 - 0,6 -


Toxicity
100% - 76% - 24% -
Sumber : Depperin Kab. Yogyakarta, 1980

42
6.2. Standar Kualitas Limbah Cair Industri Kulit

Baku mutu yang digunakan pada perancangan


pengembangan instalasi pengolahan air limbah industri kulit ini
adalah baku mutu yang di buat oleh Kementerian Lingkungan Hidup,
yaitu Baku Mutu Limbah Cair Kep. Men. No. 51-1995, dengan
parameter-parameter yang biasa diukur dapat diihat pada Tabel 6.3
berikut.

Tabel 6.3. Baku mutu Limbah Cair untuk Industri Kulit,


Kep. Men. LH No. 51 th. 1995
Beban
Kadar
Pencemaran Standar Effluen
No. Parameter Maksimum
Maksimum
(mg/l) (Kg/ton) (mg/l)
1. BOD5 150 10,3 -
2. COD 300 21,0 110
3. TSS 150 10,5 60
4. Krom Total (Cr) 2,0 0,14 0,6
5. Minyak dan Lemak 5,0 0,35 -
6. Nitrogen Total - - -
(sbg N)
7. Ammonia Total 10,0 0,70 0,5
(sbg NH3-N)
8. Sulfida 1,0 0,07 0,8
9. pH (satuan pH) 6-9 6-9 6-9

43

You might also like