You are on page 1of 3

A.

Ayat mengenai Toleransi











Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang
lain, boleh jadi mereka yang di perolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-
ngolok. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mengolok-ngolokkan perempuan lain, boleh
jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari pada perempuan yang mengolok-
olok. Dan janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang
zalim. (QS. AI-Hujarat :11)

B. Hadist mengenai Toleransi



.






[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah
menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin
Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan
kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau
bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]"
C. Karir Nabi Muhammad SAW Tentang Toleransi
Pada lain kesempatan, sebagai pemimpin negara, Rasulullah SAW juga menunjukkan
sikap tolerannya. Ketika terjadi keributan antara kaum Muslim dan kaum Quraisy serta
Yahudi, Rasul menawarkan solusi dengan membuat Piagam Madinah untuk mencari
kedamaian dan ketenteraman kehidupan di masyarakat. Seperti yang terdapat pada pasal 16
yangtertulis,SesungguhnyaorangYahudiyangmengikutikitaberhakataspertolongandan
santunan, sepanjang (kaum mukminin) tidak terzalimi dan ditentang.

Selain Piagam Madinah, pada peristiwa penaklukkan Kota Makkah (Fathu Makkah),
Rasulullah SAW juga menunjukkan toleransi yang sangat indah. Penduduk Makkah yang
selama ini memusuhi Rasulullah, ketakutan ketika umat Islam berhasil menaklukkan Kota
Makkah. Sebab, sebelum penaklukan itu, umat Islam sering ditindas oleh kaum kafir Quraisy
Makkah. Tak jarang, mereka juga menghalang-halangi dakwah Rasul, bahkan hingga
bermaksud membunuhnya.
Namun, setelah penaklukkan Kota Makkah itu, Rasul memaafkan sikap mereka. Tidak
ada balas dendam. Kekuasaan yang dimilikinya, tak menjadikan diri Rasul menjadi sombong
atau bertindak sewenang-wenang. Ketika penduduk Quraisy menanti keputusan beliau, Rasul
bersabda,SayahanyakatakankepadakaliansebagaimanaucapanNabi Yusufkepadapara
saudaranya, 'Tiada celaan atas kalian pada hari ini'. Pergilah! Kalian semua bebas. (HR
Baihaqi).
D. Karir Khalifah Tentang Toleransi

Ketika Umar hendak shalat dan bertanya di mana ia bisa shalat. Patriak mempersilakan
Umar untuk shalat di gereja itu, tetapi dia menolak. Umar kemudian keluar dari gereja dan
shalat di anak tangga. Selesai salat, Umar menjelaskan alasan dia tidak mau shalat di gereja
tersebut. Kalau Umar shalat di gereja tersebut, dikhawatirkan kelak tentara Islam mengambil
gereja ini dan menjadikannya masjid. Karena itu, Umar shalat di luar agar Patriak tidak
kehilangan gereja. Gereja ini kemudian menjadi tempat paling suci di Yerusalem bagi
Kristen. Di tempat Umar shalat kemudian didirikan masjid kecil, tetapi menaranya tinggi
melebihi menara gereja sebagai pertanda bahwa Islam lebih unggul dari Kristen. Untuk
menunjukkan toleransi yang tinggi, shalat berjamaah terlarang di masjid, yang berarti tidak
boleh dikumandangkan azan, karena dikhawatirkan akan mengganggu gereja.

E. Toleransi Penyebaran Islam di Indonesia

Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan Hindu masih berakar kuat. Para
penyebar agama Islam tidak mengubah kesenian tersebut. Bahkan menggunakan seni budaya
Hindu sebagai sarana menyebarkan agama Islam.

Seni dan budaya yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Seni wayang kulit
Cerita wayang kulit diambil dari kitab Mahabharata dan Ramayana. Perubahan diadakan,
tetapi sedikit sekali. Misalnya, perubahan nama-nama tokoh-tokoh pahlawan Islam. Sunan
Kalijaga adalah seorang wali yang sangat mahir mempertunjukkan kesenian wayang kulit.
2. Seni tari dan musik gamelan
Pada upacara-upacara keagamaan dipertunjukkan tari-tarian tradisional. Tarian itu diiringi
musik atau gamelan Jawa. Misalnya gamelan Sekaten pada waktu upacara peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW.

You might also like