You are on page 1of 2

Analisis kimiawi menetapkan komposisi kuatitatif dan kualitatif suatu materi.

Konstituen
konstituen yang akan dideteksi ataupun ditentukan jumlahnya adalah unsur, radikal, gugusan
fungsi, senyawaan atau fase. Analisis kimia menyangkut aspek analitis yang lebih sempit dan
spesifik. Analisis pada umumnya terdiri dari analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Biasanya analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis kuantitatif. (Khopkar, 1990)

Tahapan penentuan analisis kuantitatif adalah dengan usaha mendapatkan sampel,


mengubahnya enjadi keadaa yang dapat terukur, pengukuran konsituen yang dikehendaki,
dan yang terakhir perhitungan dan interpretasi data numerik (Khopkar, 1990)

Analisis kimia terdiri dari dua, yaitu analisis gravimetri yang merupakan proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu.pemisahan unsur unsur atau senyawa
yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, yaitu metode pengendapan, metode
penguapan, metode elektronalisis, atau berbagai metode yang lainnya yaitu analisis volumetri
atau yang sering dikenal dengan analisis titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan
bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk
larutan (Khopkar, 1990)

Analisis volumetri atau titrimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dari reaksi kimia. Pada
analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya, direaksikan dengan zat lain yang telah
diketahui konsentrasinya, sampai tercapi suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan
(konsentrasi) zat yang kita caridapat dihitung (Syukri, 1999)

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Larutan standar biasanya
diteteskan dari buret kedalam suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan
kadarnya sampai reaksi selesai. Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana reaksi telah selesai
disebut titik akhir teoritis (Sukmariah, 1990).

Selesainya titrasi dapat dilihat karena terjadi suatu perubahan warna. Perubahan warna ini
dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena penambahan suatu zat yang
disebut indikator. Ttik dimana terjadi perubahan warna indikator ini disebut titk akhir titrasi.
Secara ideal titik akhir titrasi sampai dengan titik akhir teoritis (ekuivalen) (Sukmariah,
1990).

Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya biasa dinyatakan
dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah dicapai.
Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan warna yang spesifik pada
berbagai perubahan pH. Titik equivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara
stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik equivalen
lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi.

Dalam analisis volumetri perhitungan perhitungan yang digunakan didasarkan pada


hubungan stokiometri sederhana dari reaksi kimia seperti:

Aa + Tt = produk
(a) merupakan molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T disebut
titran, ditambahkan sedikit demi sedikit, biasanya dari dalam buret dalam bentuk larutan yang
konsentrasinya telah diketahui dengan cara standardisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Braday, James E. Kimia Universitas Asas Dan Struktur. Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Petrucci. 1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB. Bandung.

You might also like