You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH


PENGENALAN ALAT LAPANGAN

Disusun Oleh :

DEAJENG BALQIS
F1D315033

PRODI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

MATA KULIAH : ILMU UKUR TANAH (PTF436)

Disusun Oleh :

DEAJENG BALQIS (F1D315033)

Jambi, 12 Oktober 2016

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Asisten :

GELAR WISNUGRAHA

(F1D213017)
I. DASAR TEORI

Survei atau pengukuran tanah adalah ilmu teknik dan akurat menentukan
atau tiga-dimensi posisi terrestrial poin dan jarak dan sudut antara mereka. Titik-
titik ini biasanya di permukaan bumi , dan mereka sering digunakan untuk
menetapkan lahan peta dan batas-batas untuk kepemilikkan atau tujuan
pemerintah.
Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan: letak geografis,
bentuk geometris, luas, situasi bidang tanah untuk lampiran sertifikat,
pembuatan peta pendaftaran dan selain itu untuk mendapatkan data ukuran
bidang tanah sebagai unsur rekontruksi batas apabila karena sesuatu hal batas-
batas bidang tanah tersebut hilang, dapat direkontruksi kembali pada posisi
semula sesuai batas yang telah ditetapkan.
Pengukuran bidang tanah dapat dilakukan secara terestrial, fotogrametrik,
atau metoda lainnya. Pengukuran terestris adalah pengukuran dengan
menggunakan alat ukurtheodolite berikut perlengkapannya seperti: pita ukur,
baak ukur, electronic distance measurement (EDM), GPS receiver, dan lain
sebagainya.
Pengukuran bidang tanah secara sporadik adalah proses pemastian letak
batas satu atau beberapa bidang tanah berdasarkan permohonan pemegang
haknya atau calon pemegang hak baru yang letaknya saling berbatasan atau
terpencar-pencar dalam satu desa/kelurahan dalam rangka penyelenggaraan
pendaftaran tanah secara sporadik. (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah)
Gambar Ukur di dalam surat ukur harus sesuai dengan keadaan fisik di
lapangan. Dan bila tidak sesuai dengan keadaan di lapangan itu berarti Sertifikat
tidak sah. Di dalam pengukuran sebidang tanah atau beberapa bidang tanah,
petugas ukur akan mengajak pemohon yang akan mensertifikatkan tanah dan
juga akan mengundang tetangga (pemilik tanah yang bersebelahan) untuk
menyaksikan pengukuran. (Asas Kontradiktur Delitimasi). Tujuan petugas ukur
mengundang tetangga (pemilik tanah) yang berbatasan adalah untuk
menunjukan batas-batas tanahnya agar tidak terjadi kesalahan dalam penetapan
batas dan tidak salah dalam pengukuran (Muhamadi, Mansur. 2014: 67)
Adapun pemetaan secara fotogrametrik adalah pemetaan melalui foto
udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto tidak dapat
langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan Sertifikat Hak atas Tanah.
Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran
secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga
kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta
foto harus diukur di lapangan (Hidayat, Nursyamsu. 2012: 39).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horisontal untuk dibaca. Sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi (Wongsotjitro, Soetomo. 1967: 48).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien.
Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
bayangan daripada keadaan lapangan, dengan menetukan tempat titik-titik di
atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Untuk mendapatkan hubungan
antara titik-titik itu, baik hubungan tegak lurua, mendatar diperlukan sudut-sudut
yang harus diukur dengan menggunakan theodolite.
Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan
sudut. Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak mendatar
(d) dan beda tinggi (h). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut sudut
horizontal, vertical dan sudut jurusan. Sudut ini berperan penting dalam
kerangka dasar pemetaan yang datanya diperoleh dari lapangan dengan alat yang
dirancang sedemikian rupa konstruksinya sesuai dengan ketelitian. Alat ini
dikenal sebagai alat ukur ruang (Theodolit). Sedangkan untuk mengukur beda
tinggi antara dua titik atau lebih dipermukaan bumi digunakan alat ukur penyipat
datar (waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu titik ke titik lain dapat
digunakan pita ukur, waterpass dengan bantuan rambu ukur, atau dengan metoda
Tachymetri.
Pengukuran sudut Azimuth dapat diukur dengan bantuan kompas yang ada
pada pesawat theodolite, metoda ini dapat dilakukan dengan cara memposisikan
kompas pada arah utara magnetis, kemudian set 0 pada keadaan tersebut. Yang
dibaca pada skala lingkaran mendatar adalah suatu sudut yang dinamakan
azimuth, dan karena menggunakan ujung utara jarum magnit, dinamakan pula
azimuth magnetis. Azimuth adalah suatu sudut yang dimulai dari arah utara,
searah putaran jarum jam, dan diakhiri pada ujung obyektif garis bidik atau garis
yang dimaksud, dan yang besarnya sama dengan angka pembacaan (Farringto,
1998: 57).
Kompas bekerja berdasarkan gaya medan magnet. Pada kompas selalu
terdapat sebuah magnet sebagai komponen utamanya. Magnet tersebut biasanya
berbentuk sebuah jarum penunjuk. Saat magnet penunjuk tersebut berada dalam
keadaan bebas, maka akan mengarah ke utara-selatan magnet bumi. Inilah yang
dijadikan dasar dalam pembuatan kompas dan alat navigasi berbasis medan
magnet yang lain.
Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara
garis datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar
tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah objek. Aplikasinya digunakan untuk
mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan memanfaatkan sudut elevasi.
Dengan kata lain fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut
elevasi dalam mengukur tinggi obyek secara tidak langsung.
Meteran disebut juga sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai rol meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau
panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku,
dan juga dapat digunakan untuk membuat lingkaran.
Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet atau inchi.
Pita ukur atau meteran tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30
meter sampai 50 meter. Pita ukur biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10
mm (Puraamijaya, Iskandar Muda. 2015: 92).
II. TUJUAN
Tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat adalah :
1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam mengambil data
2. Untuk mengetahui fungsi masing-masing alat
3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam pengambilan data.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Waterpass

2. Theodolite

3. Total station

4. Bak ukur

5. Gps (global positioning system)

6. Kaki tiga (Tripot)

7. Meteran

8. Kompas geologi

9. Lup

10. Palu geologi

IV. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mendengarkan pengarahan dari asisten laboratorium
3. Asisten laboratorium menjelaskan tata cara penggunaan setiap alat
4. Praktikan mengamati dan memahami setiap alat
5. Praktikan mengambil gambar dengan cara mendokumentasi setiap alat
yang ada
V. HASIL

Gambar 1. Bak ukur

Bagian-bagian dan fungsinya

- Skala pengukuran : sebagai acuan dalam membaca skala


- Batang penyangga : sebagai tempat membaca
- Sekrup penyetel : untuk mengatur ketinggian alat
Gambar 2. Theodolit

Bagian-bagian dan fungsinya

- Gagang : untuk memegang alat


- Teropong : untuk membidik objek
- Pemutar fokus : sebagai memperjelas penglihatan objek yang dibidik
- Pengunci vertikal : sebagai pengunci gerak alat secara vertikal
- Pemutar halus vertikal : sebagai memperhalus objek yang diiihat
- Display : untuk menampilkan hasil bidikan
- Nivo kotak : untuk menentukan kedataran suatu alat
- Nivo tabung : untuk menentukan kedataran suatu alat
- Pemutar halus horizontal : untuk memperluas objek yang dilihat
- Pengunci horizontal : untuk mengunci gerak alat secara horizontal
- Sekrup penyeimbang : untuk menyeimbangkan nivo
- Tombol power : untuk menyalakan dan mematikan alat

1
2

Gambar 3. Tripot
Bagian-bagian dan fungsinya

No Nama Fungsi
1 Bidang level Tempat untuk menyimpan alat ukur
Sekrup untuk mengunci alat agar alat tidak
2 Sekrup pengunci
jatuh
3 Tali pembawa Untuk membawa alat kemana saja
4 Sekrup penyetel Untuk mengatur ketinggian alat
5 Kaki statif Untuk menancapkan alat pada tanah

Gambar 4. Lup

Lup atau kaca pembesar yang digunakan di lapangan

Gambar 5. Waterpass
Bagian-bagian dan fungsinya

- Teropong : untuk membidik objek


- Sekrup penyeimbang : untuk menyeimbangkan alat
- Pemutar halus : untuk memperluas objek yang dilihat
- Nivo kotak : untuk menentukan kedataran alat
- Pemutar fokus : untuk memperjelas objek yang dibidik

Gambar 6. Meteran

Meteran yang digunakan di lapangan untuk mengukur suatu bidang baik itu
panjang maupun lebar sebuah bidang.

Gambar 7. GPS

Bagian-bagian GPS

- Antena : untuk menangkap sinyal


- Tombol on atau off : untuk menghidupkan atau mematikan alat
- Display : untuk menampilkan perintah yang ada pada GPS
- Tombol zoom in : untuk memperbesar skala peta
- Tombol zoom out : untuk memperkecil skala peta
- Tombol find : untuk menampilkan menu yang ditemukan
- Tombol page : untuk memindahkan halaman satu ke halaman berikutnya
- Tombol mark : untuk menandai koordinat posisi
- Tombol menu : untuk menampilkan option dari masing-masing tampilan
halaman
- Tombol quit : untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali ke
halaman berikutnya

Gambar 8. Palu Geologi

Palu geologi adalah alat yang digunakan dilapangan (mengambil sampel).

Gambar 9. Kompas

Kompas digunakan untuk menentukan arah mata angina


Gambar 10.
Kompas Geologi

Kompas Geologi adalah digunakan untuk mengukur strike dan dip

VI. ANALISIS

Pada praktikum yang sudah dilakukan yang berjudul pengenalan alat


lapangan dalam ilmu ukur tanah perlu diketahui dalam melakukan
pengambilan data di lapangan, terdapat beberapa hal yang diperhatikan antara
lain adalah alat yang digunakan dan metode yang harus dilakukan pada saat
pengambilan data. Ada tiga alat yang dapat digunakan dalam pengambilan
data, yaitu waterpass, theodolite, dan total station. Waterpass adalah generasi
pertama alat ukur wilayah dimana alat ini masih sederhana dibanding
theodolite dan total station. Alat ini hanya dapat diputar pada sumbu
vertikalnya dan tidak dapat diputar pada sumbu horizontal. Hal ini sesuai,
bahwa waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi
antara dua titik atau lebih dengan menggunakan metode sifat datar untuk
menentukan ketinggian titik-titik kerangka dasar pemetaan pada pekerjaan
rekayasa. Fungsi waterpass di lapangan di antaranya digunakan untuk
mengukur elevasi atau ketinggian tanah. Biasa digunakan pada proyek perataan
tanah, pembuatan lapangan bola, cross dan long section pada jalan atau sungai,
untuk marking elevasi pada bowplank atau patok, penentuan elevasi bantu pada
kolom bangunan dan sebagainya. Kekurangan dari waterpass ini tidak bisa
untuk mengukur dengan sudut horizontal maupun vertikal. Sehingga alat ini
tidak bisa digunakan untuk menentukan koordinat suatu titik. hanya elevasi
yang mampu dibaca. Sedangkan kelebihan alat ini lebih simpel, kecil, ringan,
dan cepat untuk setting alatnya karena pada instrument ini tidak terdapat nivo
tabung. hanya ada nivo kotak saja.
Alat kedua yang dapat digunakan adalah theodolite. Alat ini merupakan
generasi kedua setelah waterpass. Kekurangan pada waterpass ditutupi oleh
theodolite. Alat ini mampu diputar pada sumbu horizontal pada saat
pembidikan namun cara pembacaannya masih secara manual seperti pada
waterpass, yaitu dengan melihat batas benang atas, benang tengah, dan benang
bawah. Hal ini sesuai, bahwa theodolite merupakan alat ukur tanah yang
universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harizontal dan sudut
vertikal, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis.
Theodolite ini juga bisa juga digunakan untuk pengukuran bendungan, sungai,
tebing, jalan, setting out bangunan. Setting out bangunan adalah kegiatan
menentukan patok-patok pondasi di lapangan. Istilah lain adalah memindahkan
data pada gambar kerja ke lapangan. Pada proyek gedung alat ini biasa
digunakan untuk menentukan as-as pondasi atau kolom, marking elevasi lantai
atau patok, cek vertikal kolom, dan sebagainya. ini lah beberapa kegunaan
theodolite di lapangan. Theodolite mempunyai fungsi yang berbeda dengan
waterpass di antaranya mampu mengukur sudut horizontal dan vertikal
sehingga cakupan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh instrumen ini lebih
banyak dibanding dengan waterpass. Adapun kelebihan dari theodolite yaitu
dapat digunakan pada wilayah yang luas dan atau cukup sulit untuk diukur,
mudah mengukur situs yang memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang
besar dan keseluruhn kenampakkan atau gejala kan dapat dipetakan dengan
cepat dan efisien.
Alat ukur yang terakhir adalah total station, yaitu generasi ketiga setelah
theodolite. Alat ini tergolong canggih karena pembacaan tidak lagi manual
seperti waterpass dan theodolite. Alat ini menembakkan sinar secara otomatis
akan terpantul dengan kecepatan tertentu dan data akan terekam secara
otomatis. Hal ini sesuai, bahwa total station adalah peralatan elektronik ukur
sudut dan jarak yang menyatu dalam 1 unit alat. Data dapat disimpan dalam
media perekam. Media ini ada yang berupa on-board/internal, eksternal
(select field book) atau berupa card.
Kompas geologi merupakan suatu alat yang biasa digunakan untuk
mengukur strike dan dip, dan kemiringan lereng. Alat ini memiliki bentuk
seperti kompas biasa namun alat ini dilengkapi dengan nifo tabung, mata
lembu, cermin, dan tombol-tombol yang tidak dimiliki oleh kompas biasa atau
kompas mata angin. Hal tersebutlah yang menjadi titik fungsi dari alat ini,
selain menunjukkan arah, alat ini bisa digunakan untuk menghitung arah kekar.
GPS berfungsi untuk menentukan titik koordinat atau lokasi check point
pengguna. Pada praktikum kali ini digunakan 2 jenis GPS yang berbeda tipe
namun memiliki fungsi yang sama. Dalam survey di lapangan biasanya
digunakan untuk menentukan posisi tempat berdiri atau posisi bangunan.

Bak ukur atau yang lebih dikenal dengan rambu ukur merupakan alat yang
digunakan bersamaan dengan theodolit. Bak ukur digunakan untuk membaca
benang atas, benang bawah, dan benang tengah pada theodolit. Rambu ukur
memiliki panjang lebih kurang 5 meter untuk yang paling panjang. Bak ukur
memiliki bentuk panjang berlipat dengan bentuk semakin tumpul ke ujung.
Sedangkan warna umum untuk bak ukur ini adalah putih dengan skala
berwarna merah dan hitam dan lambang E terbalik yang bertujuan untuk
mempermudah pembacaan skala saat dilapangan. Kelemahan penggunaan bak
ukur ini adalah tidak dapat ditanam di tanah, sehingga penggunaan bak ukur
harus berbarengan dengan kayu patok atau cat sebagai penanda daerah yang
akan diukur dengan theodolit.
Palu geologi merupakan alat utama yang digunakan saat melakukan
navigasi atau surveying. Palu geologi sendiri terdiri atas 2 macam yaitu palu
untuk batuan beku dan palu untuk batuan sedimen. Bentuk palu yang
digunakan pada praktikum ini adalah gagang berwarna biru dengan palu
terbuat dari steel. Adapnn alat lainnya adalah lup,meteran dan kompas. Lup
disini sebagai kaca pembesar , melihat benda-benda jauh. Meteran sebagai alat
pengukur dan kompas berfungsi untuk menentukan arah mata angin
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah Waterpass,
Theodolite, Total station, Bak ukur, Gps (global positioning system), Kaki
tiga, Meteran, Kompas geologi, Lup dan Palu geologi
2. Fungsi dari alatnya adalah :
- Waterpass berfungsi untuk mengukur elevasi atau ketinggian tanah
- Theodolite berfungsi untuk mengukur sudut harizontal dan sudut
vertikal
- Total station berfungsi untuk menembakkan sinar secara otomatis akan
terpantul dengan kecepatan tertentu dan data akan terekam secara
otomatis
- Bak ukur berfungsi untuk membaca benang atas, benang bawah, dan
benang tengah pada theodolit
- Gps (global positioning system) berfungsi untuk menentukan titik
koordinat atau lokasi check point pengguna
- Kaki tiga (tripot) berfungsi untuk menahan alat pada tanah
- Meteran berfungsi untuk memngukur suatu bidang baik itu panjang
maupun lebar sebuah bidang.
- Kompas geologi berfungsi untuk mengukur strike dan dip
- Lup berfungsi sebagai kaca pembesar
- Palu geologi berfungsi sebagai membantu dalam praktikum
3. Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengambilan data adalah
perencanaan, konsep dan metode pengukuran, sikap kerja, lembar data
ukur dan alat survey.

DAFTAR PUSTAKA

Farringto. 1998. Pengukuran Tanah. Padang: Universitas Andalas

Hidayat, Nursyamsu. 2012. Sifat Datar Levelling Waterpassing. Yogyakarta: Civil


Engineering Diploma Program Vocational School Gajah Mada University

Muhamadi, Mansur. 2014. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Pengukuran Dan


Pemetaan Kota. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil Dan Perancangan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember

Puraamijaya, Iskandar Muda. 2015. Teknik Survey Dan Pemetaan. Jakarta:


Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan.

Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta. Swada

You might also like