Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
DEAJENG BALQIS
F1D315033
Disusun Oleh :
Asisten :
GELAR WISNUGRAHA
(F1D213017)
I. DASAR TEORI
Survei atau pengukuran tanah adalah ilmu teknik dan akurat menentukan
atau tiga-dimensi posisi terrestrial poin dan jarak dan sudut antara mereka. Titik-
titik ini biasanya di permukaan bumi , dan mereka sering digunakan untuk
menetapkan lahan peta dan batas-batas untuk kepemilikkan atau tujuan
pemerintah.
Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan: letak geografis,
bentuk geometris, luas, situasi bidang tanah untuk lampiran sertifikat,
pembuatan peta pendaftaran dan selain itu untuk mendapatkan data ukuran
bidang tanah sebagai unsur rekontruksi batas apabila karena sesuatu hal batas-
batas bidang tanah tersebut hilang, dapat direkontruksi kembali pada posisi
semula sesuai batas yang telah ditetapkan.
Pengukuran bidang tanah dapat dilakukan secara terestrial, fotogrametrik,
atau metoda lainnya. Pengukuran terestris adalah pengukuran dengan
menggunakan alat ukurtheodolite berikut perlengkapannya seperti: pita ukur,
baak ukur, electronic distance measurement (EDM), GPS receiver, dan lain
sebagainya.
Pengukuran bidang tanah secara sporadik adalah proses pemastian letak
batas satu atau beberapa bidang tanah berdasarkan permohonan pemegang
haknya atau calon pemegang hak baru yang letaknya saling berbatasan atau
terpencar-pencar dalam satu desa/kelurahan dalam rangka penyelenggaraan
pendaftaran tanah secara sporadik. (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah)
Gambar Ukur di dalam surat ukur harus sesuai dengan keadaan fisik di
lapangan. Dan bila tidak sesuai dengan keadaan di lapangan itu berarti Sertifikat
tidak sah. Di dalam pengukuran sebidang tanah atau beberapa bidang tanah,
petugas ukur akan mengajak pemohon yang akan mensertifikatkan tanah dan
juga akan mengundang tetangga (pemilik tanah yang bersebelahan) untuk
menyaksikan pengukuran. (Asas Kontradiktur Delitimasi). Tujuan petugas ukur
mengundang tetangga (pemilik tanah) yang berbatasan adalah untuk
menunjukan batas-batas tanahnya agar tidak terjadi kesalahan dalam penetapan
batas dan tidak salah dalam pengukuran (Muhamadi, Mansur. 2014: 67)
Adapun pemetaan secara fotogrametrik adalah pemetaan melalui foto
udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto tidak dapat
langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan Sertifikat Hak atas Tanah.
Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran
secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga
kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta
foto harus diukur di lapangan (Hidayat, Nursyamsu. 2012: 39).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut
horisontal untuk dibaca. Sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi (Wongsotjitro, Soetomo. 1967: 48).
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien.
Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
bayangan daripada keadaan lapangan, dengan menetukan tempat titik-titik di
atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya. Untuk mendapatkan hubungan
antara titik-titik itu, baik hubungan tegak lurua, mendatar diperlukan sudut-sudut
yang harus diukur dengan menggunakan theodolite.
Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan
sudut. Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak mendatar
(d) dan beda tinggi (h). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut sudut
horizontal, vertical dan sudut jurusan. Sudut ini berperan penting dalam
kerangka dasar pemetaan yang datanya diperoleh dari lapangan dengan alat yang
dirancang sedemikian rupa konstruksinya sesuai dengan ketelitian. Alat ini
dikenal sebagai alat ukur ruang (Theodolit). Sedangkan untuk mengukur beda
tinggi antara dua titik atau lebih dipermukaan bumi digunakan alat ukur penyipat
datar (waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu titik ke titik lain dapat
digunakan pita ukur, waterpass dengan bantuan rambu ukur, atau dengan metoda
Tachymetri.
Pengukuran sudut Azimuth dapat diukur dengan bantuan kompas yang ada
pada pesawat theodolite, metoda ini dapat dilakukan dengan cara memposisikan
kompas pada arah utara magnetis, kemudian set 0 pada keadaan tersebut. Yang
dibaca pada skala lingkaran mendatar adalah suatu sudut yang dinamakan
azimuth, dan karena menggunakan ujung utara jarum magnit, dinamakan pula
azimuth magnetis. Azimuth adalah suatu sudut yang dimulai dari arah utara,
searah putaran jarum jam, dan diakhiri pada ujung obyektif garis bidik atau garis
yang dimaksud, dan yang besarnya sama dengan angka pembacaan (Farringto,
1998: 57).
Kompas bekerja berdasarkan gaya medan magnet. Pada kompas selalu
terdapat sebuah magnet sebagai komponen utamanya. Magnet tersebut biasanya
berbentuk sebuah jarum penunjuk. Saat magnet penunjuk tersebut berada dalam
keadaan bebas, maka akan mengarah ke utara-selatan magnet bumi. Inilah yang
dijadikan dasar dalam pembuatan kompas dan alat navigasi berbasis medan
magnet yang lain.
Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara
garis datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar
tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah objek. Aplikasinya digunakan untuk
mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan memanfaatkan sudut elevasi.
Dengan kata lain fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut
elevasi dalam mengukur tinggi obyek secara tidak langsung.
Meteran disebut juga sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai rol meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau
panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku,
dan juga dapat digunakan untuk membuat lingkaran.
Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet atau inchi.
Pita ukur atau meteran tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30
meter sampai 50 meter. Pita ukur biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10
mm (Puraamijaya, Iskandar Muda. 2015: 92).
II. TUJUAN
Tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat adalah :
1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam mengambil data
2. Untuk mengetahui fungsi masing-masing alat
3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam pengambilan data.
1. Waterpass
2. Theodolite
3. Total station
4. Bak ukur
7. Meteran
8. Kompas geologi
9. Lup
1
2
Gambar 3. Tripot
Bagian-bagian dan fungsinya
No Nama Fungsi
1 Bidang level Tempat untuk menyimpan alat ukur
Sekrup untuk mengunci alat agar alat tidak
2 Sekrup pengunci
jatuh
3 Tali pembawa Untuk membawa alat kemana saja
4 Sekrup penyetel Untuk mengatur ketinggian alat
5 Kaki statif Untuk menancapkan alat pada tanah
Gambar 4. Lup
Gambar 5. Waterpass
Bagian-bagian dan fungsinya
Gambar 6. Meteran
Meteran yang digunakan di lapangan untuk mengukur suatu bidang baik itu
panjang maupun lebar sebuah bidang.
Gambar 7. GPS
Bagian-bagian GPS
Gambar 9. Kompas
VI. ANALISIS
Bak ukur atau yang lebih dikenal dengan rambu ukur merupakan alat yang
digunakan bersamaan dengan theodolit. Bak ukur digunakan untuk membaca
benang atas, benang bawah, dan benang tengah pada theodolit. Rambu ukur
memiliki panjang lebih kurang 5 meter untuk yang paling panjang. Bak ukur
memiliki bentuk panjang berlipat dengan bentuk semakin tumpul ke ujung.
Sedangkan warna umum untuk bak ukur ini adalah putih dengan skala
berwarna merah dan hitam dan lambang E terbalik yang bertujuan untuk
mempermudah pembacaan skala saat dilapangan. Kelemahan penggunaan bak
ukur ini adalah tidak dapat ditanam di tanah, sehingga penggunaan bak ukur
harus berbarengan dengan kayu patok atau cat sebagai penanda daerah yang
akan diukur dengan theodolit.
Palu geologi merupakan alat utama yang digunakan saat melakukan
navigasi atau surveying. Palu geologi sendiri terdiri atas 2 macam yaitu palu
untuk batuan beku dan palu untuk batuan sedimen. Bentuk palu yang
digunakan pada praktikum ini adalah gagang berwarna biru dengan palu
terbuat dari steel. Adapnn alat lainnya adalah lup,meteran dan kompas. Lup
disini sebagai kaca pembesar , melihat benda-benda jauh. Meteran sebagai alat
pengukur dan kompas berfungsi untuk menentukan arah mata angin
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA