You are on page 1of 18

MAKALAH

EKOLOGI TUMBUHAN
Interaksi Dalam Populasi

Disusun Oleh:

KELOMPOK IV

Winikay Risamasu 2016 40 005


Wisye Hehakaya 2015 40 024
Fatima A. Mukaddar 2015 40 052
Grace Latumahina 2015 40 145
Marthen Soumokil 2015 40 186
Dian S. Lisapali 2016 40 028
Mediana Sabandar 2016 40 067
Elsina Lasang 2015 40 037
Eunike Ungan 2015 40

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang INTERAKSI DALAM POPULASI

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah turut membantu
sampai terselesainya makalah ini, khususnya pada kekompakan kelompok dalam membuat
tugas ini.

Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini yang jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi untuk menyempurnakan makalah ini.

Ambon, 26 September 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II KERANGKA TEORI
BAB III PEMBAHASAN
A. Ekologi
B. Populasi
C. Interaksi dalam Populsi
a. Interaksi Spesies
b. Tipe-tipe Interaksi dan contohnya
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika kita mendengar kata interaksi tentunya hal ini mengacu pada hubungan
antar satu sama lain dalam suatu kelompok. Kali ini kami akan membahas
mengenai interaksi antar spesies. Seperti kita tahu dalam suatu spesies terdapat
beragam individu (populasi) namun pada intinya mereka mempunyai hubungan
kekerabatan antar satu sama lain. Namun hubungan atau interaksi antar satu sama
lain, dapat menguntungkan satu pihak, kedua pihak, maupun merugikan salah satu
pihak. Maka dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain :
Interaksi antar spesies dan Tipe-tipe Interaksi Antar-spesies
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.
Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain
jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Setiap komponen biotik dan abiotik selalu berintertaksi membentuk hubungan
yang saling ketergantungan, misalnya makhluk hidup memerlukan udara untuk
bernapas, tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk berfotosintesis. Selain itu
ketergantungan komponen abiotik terhadap komponen biotik, misalnya cacing tanah
menggemburkan tanah, tumbuhan untuk menahan erosi, tumbuhan hijau untuk
mengurangi pencemaran udara.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana interaksi spesies dalam ekologi ?

2. Apa saja tipe tipe Interaksi Spesies serta contohnya ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui interakasi spesies dan tipe tipe serta contohnya dalam ekologi .
BAB II

KERANGKA TEORI

Menurut (Irwan 1992), interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.

Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat
memperebutkan kebutuhan ruang (tempat).

Menurut (Indriyanto,2006), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen
dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-
tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.

Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan
makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas.

Menurut (Einhellig, 1995a), fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar
tumbuhan, antar mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme.

Menurut Resosoedarmo (1984), secara umum populasi dapat dianggap sebagai suatu
kelompok organisme yang terdiri dari individu yang tergolong dalam satu jenis, atau satu
varietas, satu ekotipe atau satu unit taksonomi lain yang terdapat pada suatu tempat.

Menurut Odum (1971), mendifinisikan populai sebagai sekelompok kolektif organisme-


organisme dari spesies yangs sama (atau kelompok-kelompok lain didalam mana individu-
individu dapat bertukar informasi genetiknya) yang menduduki ruang atau tempat tertentu.

Menurut Kendeigh (1080) menyatakan taksonomiwan mengguankan istilah populasi untuk


suatu kumpulan setempat individu yang sedikit berbeda dari kumpulan setempat lain pada
spesies yang sama.

Menurut Krebs (1987) menerangkan populasi sebagai sekelompok makhluk hidup yang sama
spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus.
BAB III

PEMBAHASAN

A. EKOLOGI
Kata Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, ahli biologi Jerman pada
tahun 1869, berasal dari bahasa Yunani oikos yang berarti rumah atau tempat untuk
hidup dan logos yang berarti ilmu, telaah, atau studi. Secara harfiah, ekologi adalah ilmu
yang mempelajari organisme di rumahnya. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Definisi yang lain, Odnum (1963) menyatakan ekologi sebagai ilmu yag mengkaji
struktur dan fungsi alam. Dalam Websters Unbridged Dictionary, ekologi didefinisikan
sebagi totalitas atau pola hubungan antara organisme dengan Lingkungannya. Sementara
Charles Elton (1927) mendefinisikan ekologi sebagai sejarah alam secara ilmiah .
Andrawertha (1961) secara lebih khusus menyatakan ekologi merupakan studi ilmiah
mengenai distribusi organisme dan kelimpahannya. Definisi ini disempurnakan oleh Krebs
(1978) yang menyatakan ekologi mempelajari interaksi-interaksi yang menentukan sebaran
dan kelimpahan organisme. Kemudian Kandeigh (1980) memberikan definisi ekologi sebagai
kajian tentang hewan dan tumbuhan dalam hubungannya antara suatu makhluk yang satu
dengan yang lain dan antara makhluk dengan lingkungannya

B. POPULASI
Populasi merupakan sekelompok organisma (individu) dari spesies yang sama yang
menempati suatu ruang tertentu. Untuk mempelajari dan memahami populasi serta
komunitas, pengetahuan tentang individu-individu sebagai tingkat pengorganisasian yang
paling bawah dalam studi ekologi memainkan peranan yang penting. Individu-individu ini
tumbuh dan berkembang, berinteraksi dengan lingkungannya, bereproduksi dan mati,
sehingga menghasilkan populasi yang tidak sama dari waktu ke waktu. Dengan demikian
populasi tidak menghasikan komunitas yang tetap, tetapi selalu berubah. Masing-masing
anggota populasi berusaha untuk mempertahankan kehidupannya sehingga terjadi persaingan
atau kompetisi.
Makhluk hidup termasuk tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya berinteraksi dengan
lingkungan abiotik maupun lingkungan biotiknya. Hadirnya individu lain baik dari jenis yang
sama maupun dari jenis yang berbeda dari suatu tumbuhan pada lokasi yang berdekatan,
menimbulkan suatu interaksi baik secara positif maupun positif. Kompetisi diantara individu
tumbuhan dapat berupa persaingan untuk memperoleh lebih banayak nutrisi, air, cahaya dan
faktor-faktor lingkungan lainnya.

C. INTERAKSI DALAM POPULASI

A) INTERAKSI SPESIES
Pada dasarnya keberadaan individu didalam populasinya ada yang sendiri (soliter), ada
yang kadang-kadang berkelompok, ada pula yang terus menerus dalam bentuk kelompok.
Kehidupan bersama antar individu dalam populasi tidak lepas dari pemenuhan berbagai
kebutuhan hidup seperti makanan, tempat hidup, perlindungan diri maupun reproduksi.
Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar didalam
suatu komunitas, kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan 1992) interaksi yang terjadi antar
spesies anggota populasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan
populasi.

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian
banyak kita lihat di sekitar kita. Organisme-organisme laintentu ada didalam situasi natural,
dan merupakan bagian yang melengkapi lingkungan. Mereka sangat penting karena dapat
menyediakan bahan makanan, menjadi tempat berteduh atau berlindung dan melengkapi
kebutuhan kebutuhan lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang merupakan tetangga yang
tidak diinginkan. Interaksi yang bermacam-macam dapat dibagi dalam dua golongan utama
yaitu simbiosa dan antagonisma. Didalam golongan pertama kedua belah pihak tidak ada
yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat keuntungan, sedang dalam
golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan.

Simbiosa berarti hidup berdampingan. Pada simbiosa mutualisme kedua organisme


saling diuntungkan. Pertumbuhan dan survivalnya diuntungkan karenanya, dan dalam
keadaan wajar organisme tidak dapat lestari apabila terpisah dari partnernya. Plankton-
plankton, mahluk tumbuhan atau hewan yang hidup melayang-melayang didalam air banyak
yang merupakan mutualisme. Tumbuhan leguminosa, yaitu yang berbuah polongan juga
menjalankan simbiosa semacam, dengan bakteria zat lemas yang mengumpul diakar. Bakteria
mendapat karbohidrat dan bahan lain, sebaliknya bakteria mengikat gas nitrogen dari udara
dan diberikan kepada induk-semangnya. Pada simbiosa komensalisme satu pihak saja yang
diuntungkan sedang pihak yang lain tidak mendapat dan tidak menderita apa-apa. Termasuk
ini ialah tumbuhan epifit yang hidup pada tumbuhan lain, seperti anggrek, lumut pohon, dan
tumbuhan lain yang bergelantungan didahan pohon , dan juga hewan-hewan yang hidup di
pepohonan seperti katak pohon dan sebagainya. Tumbuhan atau hewan tersebut tidak
menghisap makanan dari partnernya hanya numpang tempat tinggal. Yang termasuk kategori
interaksi antagonid ialah antibiosa, eksploitasi dan kompetisi.

Organisme mengeluarkan bermacam-macam bahan dari metabolismenya.


Karbondioksida atau asam organik hasil metabolisme, yang memenuhi suatu lingkungan,
sering menghambat mahluk lain untuk melangsungkan hidup. Ada kalanya ada bahan
produksi khusus yang antagonistik terhadap spesies lain. Cendawan sering kali mengeluarkan
bahan semacam itu, seperti pinicillin, streptomycin, auromycin, ialah bahan antibiotik yang
dapat membunuh bakteria-bakteria tertentu.

1. Interaksi pada tumbuhan


Pada tumbuhan, adanya kebutuhan air dan makanan yang sama antar individu akan
menimbulkan terjadinya hubungan kompetisi. Namun kompetisi hanya akan terjadi jika
ketersediaan zat makanan terbatas sementara individu yang membutuhkan banyak. Semakin
banyak jumlah individu dalam satu habitat, semakin besar peluang terjadinya kompetesi.
Oleh karena itu dalam budidaya tanaman, diperlukan upaya untuk mengatasi terjadinya
kompetesi dengan mengatur jarak tanam. Selain itu dapat dilakukan pula dengan sistem
pergiliran tanaman, sehingga pengambilan zat makanan dalam tanah yang bergantung pada
jenis tanaman, berganti pula porsi kebutuhan makanannya.
Hubungan yang spesifik antar induvidu tumbuhan, dapat pula berupa kegiatan saling
membantu (Protokooperasi) dalam pemenuhan kebutuhan air zat makanan yang diperlukan
karena adanya organ penghubung. Hal ini terjadi pada tumubhan yang berkembang biak
melalui anakan, geragih (stolon), ataupun rizoma (cari contohnya). Dengan cara ini, masih
terjadi hubungan antar individu dan memungkinkan terjadinyas transportasi air dan zat
makanan. Bentuk hubungan spesifik lain adalah hubungan untuk tujuan penyerbukaan. Pada
jagung, meskipun pada satu pohon terdapat bunga jantan dan betina, tetapi karena masaknya
tidak bersamaan maka penyerbukannya harus saling dengan tanaman lain. Apalagi pada salak
atau kelengkengbyang berbunga jantan atau betinanya terpisah.
Hubungan parasite juga dapat terjadi antar individu dalam populasi. Penelitian menunjukan
bahwa akar tanaman cendana akan menggunakan haustoriumnya untuk menempelkan diri
membentuk pertautan dengan tanaman lain.
2. Interaksi pada hewan
Interaksi intraspesies pada hewan terjadi dalam bentuk saling memakan disebut
kanibalisme. Berbagai ikan karnivor seperti Oscar, Arwana, Barramudi, Lele, memakan ikan
sejenisnya yang berukuran lebih kecil termasuk anaknya sendiri. Dalam hal ini, kanibal
terjadi sepanjang waktu. Ada pula kanibalisme yang terjadi saat tertentu. Pada belalang
sembah, kanibalisme hanya terjadi saat perkawinan. Setelah kawin belalang sembah jantan
dimangsa oleh betinanya. Pada ayam, hiu, bahkan manusia pada dasarnya memiliki jiwa
kanibal.

Kompetisi antar individu juga terjadi pada hewan dalam rangka memperebutkan
makanan, kedudukan dalam kelompok, dan pasangan. Pada kera, hewan terbesar dan terkuat
berkedudukan sebagai raja, akan memakan makanan dan mengawini betina terbaik terlebih
dahulu, baru setelah kenyang baru pergi untuk kera lain. Pada bangsa kecoa walaupun tidak
didahului dengan membunuh, tetapi mau makan bangkai kecoa lain, bahkan kutikulanya
sendiri yang lepas pada saat ekdisis atau berganti kulit juga akana memakannya.

Interaksi intraspesies pada hewan juga terjadi untuk tujuan perlindungan. Kerbau liar
dan gajah akan selalu berkelompok daslam formasi yang jantan diluar mengelilingi betina
dan anaknya. Pada singa cenderung hidup berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 jantan
dan 6 betina beserta anak-anaknya. Kera yang besar juga akan melindungi anggota
kelompoknya. Perlindungan juga terjadi antara induk terhadap anaknya seperti pada burung
dan mamalia, atau antara jantan dengan betinanya seperti pada ikan Oscar atau burung
merpati (perlindungan sepanjang hidup), pada kucing dan anjing (perlindungan hanya pada
musin kawin).

Kehidupan berkelompok mementuk masyarakat yang spesifik ditemukan pada lebah,


rayap, dan semut. Pada Hewan ini ada pejantan atau raja, betina sebagai ratu, dan pekerja
yang masi-masing mempunyai tugas yang berbeda-beda.

3. Interaksi pada Protista


Pada Protista, interaksi dapat berupa kompetisi yang dapat terjadi apabila banyak
individu pada suatu habitat, sementara ketersediaan zat hara terbatas. Interaksi saling
membantu terjadi pada ganggang berukuran besar berbentuk rumpun sebagai hasil
perkembangbiakan vegetative. Protista uniseluler sering membentuk kehidupan bersama
berupa koloni. Sel-sel penyusun koloni pada prinsipnya merupakan individu, sehingga jika
terpisah dari koloninya akan tetap menunjukkan aktivitas hidup. Jamur uniseluler berinteraksi
membentuk koloni, sedang jamur multiselluler ada yang bergandengan akibat hasil
reproduksi vegetatif, sehingga membentuk jalinan hife yang disebut miselium. Interaksi
kompetisi juga terjadi jika ketersediaan zat organic terbatas.

4. Interaksi pada monera


Pada monera yang semuanya uniseluler ada yag hidup bersama membentuk koloni. Pada
bakteri bentuk batang ada yang diplobasil, steptobasil yang berbentuk bulat, ada diplokokus,
tetrakokus, streptokokus, stafilokokus dan sarkina.

B) TIPE TIPE INTERAKSI DAN CONTOHNYA

Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di dalamnya, maka akan terjadi
interaksi antara individu dan populasi tersebut. interaksi tersebut meliputi :

1. Kompetisi

Interaksi kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing satu
sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing
mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang sama-sama berburu mangsa.

2.Halofit

Tumbuhan Halofit yaitu tumbuhan yang mampu pada kondisi kadar garam yang tinggi
(salinitas) beradaptasi dengan cara membentuk kelenjar garam yang terdapat pada daun,
memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh
tersebar. Tumbuhan halofit merupakan tumbuhan pantai yang hidup pada kondisi selalu
tergenang ataupun terkadang tergenang air laut. Tumbuhan ini hidup pada kondisi kadar
salinitas air laut yang tinggi. Oleh karena itu, tumbuhan pantai umumnya memiliki adaptasi
yang unik terhadap kondisi lingkungan tersebut.

Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang
besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi
mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora
mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan
kelenjar garam yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Tidak semua halofit setara dalam toleransi garam, dibedakan intoleran, fakultatis, dan
obligat.Tetapi kebanyakan halofit adalah intoleran, yaitu tumbuh maksimum pada salinitas
rendah dan menurun pada salinitas naik. Tumbuhan yg hidup subur di daerah atau lingkungan
(tanah) yg berkadar garam tinggi, msl rumput inggris; Armeria maritina

3. Kompetisi dan Niche

Niche menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan peran fungsional dan kedudukan
organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat
yang berhubungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam
komunitas. Menurutnya niche dari hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas
lagi menurut ukuran dan makanannya. Menurut Odum (1959), definisi niche ekologi adalah
posisi atau status dari struktur adaptasi organisme, respon psikologi, dan tingkah laku
spesifik. Adapun niche menurut Keindegh (1980), yaitu kedudukan khusus dalam suatu
komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan sebagai suatu
kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan adaptasi morfologi,
struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap dapat diartikan sebagai suatu
kedudukan atau posisi organisme yang tumpang tindih dengan organisme yang lain di dalam
ekosistem dalam hal ukuran habitat dan makanannya.

Kompetisi adalah salah satu bentuk interaksi antar dua atau banyak individu apabila suplai
sumber yang diperlukan bersifat terbatas. Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut
peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi
di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang
dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas,
cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat
direproduksi. Kompetisi dibedakan menjadi dua, yaitu kompetisi intraspesifik dan
interspesifik. Intraspesifik adalah persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang
sama sedangkan kompetisi interspesifik adalah persaingan atara organisme yang beda spesies
dalam lahan yang sama.

4. Amensalisme

Amensalisme adalah interaksi yang menekan satu organisme, sedangkan yang lain tetap stabil
atau salah satu organisme dirugikan tapi organisme lainnya tidak diuntungkan maupun
dirugikan. Amensalisme juga disebut sebagai suatu interaksi bersifat negatif, dimana salah
satu anggotanya terhambat dan yang lain tidak terpengaruh. Contohnya adalah jamur
Penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri. Penisilin mampu membunuh
bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi jamur Penicillium tidak mendapatkan keuntungan
maupun kerugian. Salah satu contoh amensalisme adalah interaksi alelokemis, yaitu
penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke
lingkungan. Bagian interaksi alelokemis yang melibatkan hanya tumbuhan saja disebut
alelopati.

5. Interaksi Alelokemis pada Level Produser Dekomposer

Kebanyakan dekomposer dalam tanah yang serasah dibawah suatu komunitas dipengaruhi
spesies tumbuhan yang menggugurkan serasah penitrasi akar dalam tanah. Tanah dibawah
hutan conifer umumnya asam karena serasah conifer bersifat asam dan dekomposisinya
mempengaruhi PH tanah. Sebagai hasil, fungi medominer mikroflora tanah, sedangkan
bakteria mendominer tanah netral.

6. Alelopati

Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans)
jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu.

Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar
mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme (Einhellig, 1995a). Menurut
Rice (1984) interaksi tersebut meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung atau
tidak langsung suatu senyawa kimia yang dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan
atau mikrobia) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia
yang berperan dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat selektif,
yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun tidak terhadap organisme lain
(Weston, 1996).
Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui
berbagai cara yaitu :

a. Penguapan

Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang
melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan
adalahArtemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan
terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk
embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.

b. Eksudat akar

Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar),
yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat. Lantana
atau Saliara Akar dan tunas tanaman ini dapat mengurangi perkecambahan gulma anggur dan
gulma lainnya.

c. Pencucian

Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas
permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun
tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat
hidup di bawah naungan tumbuhan ini.

d. Pembusukan organ tumbuhan

Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah
larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan
permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada
didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-
jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.

e. Alelokemis pada level Produser-Herbivora

Interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui
pelepasan produk metabolit ke lingkungan. Untuk hebivora tertentu, semua spesies tumbuhan
rasanya tidak harus sama. Banyak spesies ditolak total, beberapa dimakan dan sangat
disenangi dan yang lainnya dimakan kalau yang disenangi tidak ada.

f. Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya

Tumbuhan epifit artinya tumbuhan yang menempel pada bagian luar tumbuhan lain.
Tumbuhan yang menempel itu tidak merugikan tumbuhan yang ditumpangi (komensalisme).
Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek yang tumbuh pada ranting atau batang
pohon tumbuhan berkayu.

g. Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya

Tali putri yang berwarna ilmiah Cuscuta sp, warnanya yang kuning keemasan akan tampak
cemerlang jika mendapat sinar matahari. Tali putri punya sifat merugikan. Kehadirannya
pada tumbuhan melalui pola hubungan simbiosis paratisme. Tali putri memang tumbuhan
parasit yang bisa membunuh inangnya.

7. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya :
antara capung dan sapi.
8. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan
burung hantu dengan tikus.

9. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme
hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya.contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan
benalu dengan pohon inang. Perhatikan Gambar 6.15

10. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam
bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan
dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
11. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar
kacang-kacangan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Interaksi spesies merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu komunitas,

2. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.

3. Macam-macam interaksi spesies adalah sebagai berikut :

1. Kompetisi
2. Halofit
3. Kompetisi dan Niche
4. Amensalisme
5. Interaksi Alelokemis pada Level Produser Dekomposer
6. Alelopati
Aleopati pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran
melalui berbagai cara yaitu :
a. Penguapan
b. Eksudat akar
c. Pencucian
d. Pembusukan organ tumbuhan
e. Alelokemis pada level Produser-Herbivora
f. Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
g. Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya
7. Netral
8. Predasi
9. Parasitisme
10. Komensalisme
11. Mutualisme
B. Saran

Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jelasnnya mengenai interaksi spesies, agar
mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan
makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ut.ac.id/4431/1/BIOL4411-M1.pdf

http://www.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/lecturenote/LN0035-06.pdf

Tarumingken C. Rudy.1994.Dinamika populasi.Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Budy wilarso Sri.Interaksi tumbuhan dan factor pembatas.Erlangga.jakarta.

Anonym a, http://tyara-berbagibersama-tyara.blogspot.com/ Di akses tanggal 3 oktober 2012.

Sri Ngabekti,2006.Buku ajar dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar(Ekologi).Universitas


Negeri Semarang.

You might also like