Professional Documents
Culture Documents
Rancangan Teknis Sistem Drainase Tambang Pada Front Penambangan Nikel Blok
GC Pulau Gee-Buli Konsorsium Kencanaraya Megapekasa Ricobana Kabupaten
Halmahaera Timur Provinsi Maluku Utara
Oleh:
Dian Kurnia
2013/ 1302711
Dosen Pengampu
Drs. Murad, MS, MT
A. Latar Belakang
Pulau Gee merupakan salah satu dari beberapa daerah di bagian timur pulau
Halmahera yang menjadi perluasan daerah penambangan nikel dari PT. Aneka
Tambang (persero). Kegiatan penambangan bijih Nikel di Pulau Gee ini
dikerjakan oleh Konsorsium Kencanaraya Megaperkasa Ricobana sebagai sub
kontraktor dari PT. Minerina Bhakti, dengan kontrak kerja selama 6 tahun.
Sistem penambangan yang diterapkan oleh Konsorsium Kencanaraya
Megaperkasa Ricobana adalah Tambang Terbuka (Surface Mining) yaitu dengan
jalan memotong punggung bukit (Open Cut Mining) dengan membuat Bench
(Jenjang) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan
penambangan.
Kegiatan penambangan yang dilakukan di Perusahaan ini terdiri dari :
Pembabatan (Clearing), Pengupasan Overburden (Top Soil dan Limonit),
Penggalian dan Pengangkutan (Saprolit).
Salah satu faktor yang menjadi penghambat kelancaran produktivitas
tambang adalah air limpasan yang menggenangi permukaan kerja dimana alat-
alat mekanis mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas penambangan,
akibatnya mempengaruhi kegiatan penambangan, sehingga kegiatan
penambangan terpaksa harus dihentikan untuk sementara waktu.
Dengan membuat rancangan teknis sistem drainase tambang tersebut,
maka diharapkan dapat mengatasi permasalahan air tambang sehingga dapat
memperlancar operasi penambangan, mengurangi waktu persiapan lokasi setelah
waktu hujan, memperkecil kelongsoran dan mengurangi pencemaran lingkungan
air laut serta lingkungan di sekitar daerah penambangan yang diakibatkan oleh
lumpur tambang yang dibawa oleh air dari daerah penambangan dan target
produksi yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan peningkatan produksi penambangan dan hasil
penelitian yang dilakukan pada Konsorsium Kencanaraya Megaperkasa
Ricobana, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Penerapan sistem drainase yang merupakan salah satu faktor pemacu hasil
produksi, masih memiliki resiko yang besar karena kurang diperhatikannya
aspek keseimbangan alam dan pengaruh lingkungan di sekitarnya.
2. Sistem penambangan yang dilakukan dengan cara berpindah-pindah, sehingga
sering ditemukan air limpasan permukaan yang tergenang pada musim hujan
sebagai faktor penghambat produksi dan resiko terjadinya kelongsoran.
3. Adanya air limpasan permukaan yang menggenangi permukaan kerja,
sehingga alat-alat mekanis mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas
penambangan dan kegiatan penambangan terpaksa dihentikan untuk
sementara waktu.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jumlah segmen yang dibutuhkan pada Blok GC.
2. Untuk mengetahui letak dari saluran dan settling pond.
3. Untuk mengetahui dimensi dari tiap-tap saluran dan settling pond tersebut.
4. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan saluran maupun
settlng pond.
E. Metodologi Penelitian
Daerah penelitian berada di PT. Konsorsium Kencanaraya Megaperkasa
Ricobana yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
penambangan nikel dengan mempunyai wilayah Kuasa Pertambangan sendiri
sekaligus sebagai kontraktor. Secara administratif lokasi penelitian berada pada
lokasi penambangan terletak pada pulau Gee Kecamatan Maba, Kabupaten
Halmahera Timur, Propinsi Maluku Utara. Secara geografis lokasi penelitian
terletak pada 0002 20 LU 00 13 00 LU dan 117 12 50 BT - 117 23
30 BT.
1. Air Permukaan
Besarnya debit air limpasan (Run off) ditentukan dengan menggunakan
rumus Rasional (persamaan 2.9).
Dimana:
XT = Perkiraan nilai curah hujan rencana (mm)
X = Curah hujan rata-rata (mm)
= Simpangan baku (standar deviation)
= Standar deviasi dari reduksi variat (standar deviation of the reduced
variate), nilainya tergantung dari jumlah data
Yt = Nilai reduksi variat dari variable yang diharapkan terjadi pada periode
ulang tertentu
Yn = Koreksi rata-rata (reduced mean)
Dimana:
R24 = Curah hujan rencana perhari (24 jam)
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
2. Air Tanah
Studi Hidrogeologi pada daerah penelitian belum pernah dilakukan, sehingga
tidak dapat diketahui besarnya debit air tanah yang akan masuk ke pit. Analisis
peta geologi dan observasi langsung ke pit yang masih aktif dilakukan untuk
mengetahui pengaruh air tanah terhadap proses penambangan.
b. Durasi Pemompaan
Durasi pemompaan maksimal yang digunakan adalah 21 jam/hari, dengan
pertimbangan akan disediakan 3 jam sebagai waktu maintenance terhadap
pompa.
Dimana:
Q = debit (m3/detik)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = koefisien kekasaran manning (Tabel 2.3)
Dimana :
V = Volume air (m3)
A = Luas kolam pengendapan (m2)
P = Panjang kolam pengendapan (m)
L = Lebar kolam pengendapan (m) d = Kedalaman kolam (m)
l = lebar tiap zona (m)
1 1994 276
2 1995 402
3 1996 623
4 1997 233
5 1998 504
6 1999 512
7 2000 355
8 2001 305
9 2002 376
10 2003 324
Y = -ln(-ln( )) Maka :
1,25 80 266,7356
2 50 374,5628
5 20 519,6418
10 10 615,6967
20 5 707,8349
25 4 737,0624
50 2 827,0984
100 1 916,4696
Sumber : Data Olahan Tahun 2004
a. Daerah Pengaruh I
Diketahui :
Sehingga :
Intensitas (I) = 240,1161 mm/jam
Kode
Nomor H L R24 V t I
Daerah t2(m) t1(m)
Urut (km) (km) (mm) (km/jam) (jam) (mm/jam)
Pengaruh
Jumlah 80473,89
Sumber: Data Olahan Tahun 2004
B. Debit Air
Air yang akan masuk kedalam Pit Seam 11 Selatan adalah air tanah dan air
permukaan.
Letak sump berada pada elevasi +100 pada pit seam 11 selatan, yang akan
mengikuti kemajuan tambang (Lampiran J). Sump yang dibuat bersifat kondusif
yang berfungsi sebagai tempat terakumulasinya air pada saat hujan dan sebagai
front kerja ketika tidak terjadi hujan. Waktu yang diperlukan untuk memompa
air dalam sump yaitu 16,76 jam (Tabel 2.4).
D. Saluran
Air yang masuk ke sump kemudian dipompa keluar dari tambang dan
dialirkan melewati saluran terbuka menuju kolam pengendapan. Hasil pengamatan
di lapangan, saluran terbuka yang ada berada pada sebelah barat sump, sehingga air
dipompa kearah barat menuju saluran terbuka. Saluran yang digunakan adalah
saluran berbentuk trapezium karena lebih mudah dalam pembuatan dan
perawatannya, baik dengan tenaga manusia maupun dengan alat-alat mekanis
(Gambar 6). Kelebihan bentuk ini dapat menampung volume air yang lebih besar.
Penentuan dimensi saluran terbuka menggunakan persamaan Manning.
Perhitungan Debit Limpasan pada saluran
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,5 x 98,64 x 0,03
= 0,4 m3/s
Q= 0,59 m3/detik
S = 0,5 % = 0,005
Dimana:
1. Kedalaman aliran (d) = 0,56 m
Besarnya tinggi jagaan adalah 15%
dari 0,56m, sehingga w = 0,085 m
2. Faktor kemiringan saluran (z) = 0,58
3. Lebar dasar saluran (b) = 0,65 m
4. Lebar permukaan saluran (B) = 1,3 m
5. Panjang sisi saluran (a) = 0,66 m
6. Luas penampang basah (A) = 0,54 m2
E. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan (settling pond) akan ditempatkan pada sebelah barat pit
seam 11 selatan. Pemilihan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa
penempatan kolam pengendapan pada daerah ini tidak akan mengganggu aktivitas
penambangan dan akan lebih mudah dalam penanganan air yang keluar dari kolam
pengendapan.
Bentuk kolam pengendapan digambarkan sederhana, yaitu berupa kolam
berbentuk zig-zag yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Kolam pengendapan
yang dibuat terdiri atas 4 zona yaitu:
1. Zona masukan (inlet zone)
Zona ini berfungsi sebagai tempat masuknya air yang bercampur dengan padatan
dalam bentuk lumpur ke dalam kolam pengendapan.
2. Zona pengendapan (settlement zone)
Zona ini berfungsi sebagai tempat partikel padatan untuk mengendap secara
maksimal.
3. Zona endapan lumpur (sediment zone)
Zona ini merupakan tempat material padatan yang bercampur bersama air akan
mengalami sedimentasi.
4. Zona keluaran (outlet zone)
Zona ini merupakan tempat keluaran air yang diharapkan hampir jernih.
Dimensi kolam pengendapan yang direncanakan agar mampu mengendapkan
material padatan secara maksimal (Gambar 78. Hasil perhitungan dimensi kolam
pengendapan dengan menggunakan persamaan 2.22 2.24.
Panjang = 90,4 m
Lebar = 20 m
Kedalaman =5m
Volume total = 8239,84 m3
https://www.scribd.com/doc/118488838/Tugas-Makalah-Sistem-Penyaliran-Tambang
https://www.scribd.com/doc/188558272/129667522-Perencanaan-Sistem-Penyaliran-
Tambang-Di-Bukit-TLF-Tambang-Tengah-PT-Aneka-Tambang-Tbk-UBPN-
Sulawesi-Tenggara
http://dirgamining.blogspot.co.id/2012/06/contoh-tugas-sistem-penyaliran.html
https://www.academia.edu/6535381/PERENCANAAN_SISTEM_PENYALIRAN_T
AMBANG_TERBUKA_BATUBARA