Professional Documents
Culture Documents
19
Tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa-Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (cetakan keempat), Balai Pustaka, Jakarta,
1993,
hlm. 895
20
Ibid, hlm 337.
27
28
29
nasional.
Menurut
Penanaman
Rancangan
ModalPerjanjian
asing sangatlah
Multilateral
dibutuhkan
tentangoleh
investasi
bangsa
(Multilateral
Indonesia demi
Agreement
kemajuan
onnegara
Investment)
Indonesia.
yang pada waktu itu sedang
2. (Organization
Tujuan For Penanaman
dan Manfaat Economic Modal
Cooperation and Development)
memberikan
Tujuanpengertian
penyelenggaraan
investasi
penanaman
yang lebihmodal
luas. Dalam
hanya rancangan
dapat tercapai
apabila faktor
tersebut penanam
penunjang
modal yang
(investment)
menghambat
diartikan
iklim
sebagai
penanaman
suatu modal
jenis
aktiva
yang memiliki
dapat diatasi, antara
atau dikendalikan
lain melaluisecara
perbaikan
langsung
koordinasi
atau antara
tidak langsung
instansi
indirectly, by an investor).
efesien, kepastian hukum 21 di bidang penanaman modal, biaya ekonomi
yang berdaya
Menurutsaing
Sadono
tinggi,
Sukirno,
serta investasi
iklim usaha
dapat
yang
diartikan
kondusifsebagai
di bidang
pengeluaran ataudan
ketenagakerjaan pengeluaran
keamananpenanam
berusaha.
modal
Dengan
atau
perbaikan
perusahaan
berbagai
untuk
membeli
faktor penunjang
barang-barang
tersebut,
modal
diharapkan
dab perlengkapan-perlengkapan
realisasi penanaman modal
produksi
akan
membaik
untuk menambah
secara signifikan.
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-
jasa
yang tersedia
Menurutdalam
Pasal perekonomian.
3 ayat (2) UU No.
22 25 Tahun 2007, Tujuan
penyelenggaraan
Penanamanpenanaman
modal sangat
modal,
penting
antara
artinya
lain ditengah-tengah
untuk:
keterbatasan
a. meningkatkan
pemerintah pertumbuhan
dalam membiayai
ekonomi
segala
nasional;
jenis kebutuhan
b. menciptakan lapangan kerja;
c. meningkatkan
pembangunan, pembangunan
untuk pemerintah ekonomi
merangsang berkelanjutan;
partisipasi sektor swasta
d. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha
nasional;
untuk menyukseskan program pembangunan nasional. Penanaman
meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi
modal e.
nasional;
menjadi salah satu alternatif
mendorong yang dianggap
pengembangan baikkerakyatan;
ekonomi bagi pemerintah untuk
f. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan
g. ekonomi
memecahkan riil dengan
kesulitan menggunakan
modal dalam danapembangunan
melancarkan yang berasal,
baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
h.
21 Penanaman
Komarudin dalam modal
N. Rosyidah berkembang
Rakhmawati, sejalan
Hukum dengan
Penanaman kebutuhan
Modal suatu
di Indonesia,
Bayu Media Publishing, Malang, 2003, hlm. 4.
22
negara dalam melaksanakan pembangunan nasional guna meningkatkan
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro, Raja Grafindo, Jakarta, 1994, hlm.
36.
30
31
mensyaratkan
b. Penciptaanadanya
lapangan
rangkaian
kerja; investasi yang dilaksanakan secara
bertahap.
c. Peningkatan
Pada setiap
peralatan
tahapnyahasil-hasil
diharapkan dapat
pembangunan/partisipasi
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakatseluruh
dalam rakyat
pembangunan/kegiatan
serta meletakan landasan
ekonomi yang
dan pemerataan
kuat bagi
pembangunan
kegiatan pembangunan
tahap berikutnya.
ke daerah.
Sebagaimana diungkapkan oleh N.
Rosyidah Rakhmawati
Kemudian 23 bahwa
dari segi penanaman
manfaat, ada duamodal memiliki
keuntungan arti penting
mengenai
bagi pembangunan
terselenggaranya penanaman
ekonomi yang
modal
pada bagi
dasarnya
Indonesia.
adalah untuk
Pertama,
meningkatnya perekonomian
meningkatkan pendapatan riilnasional,
yang tercermin
yaitu untuk
dari pada
meningkatkan
peningkatan
upah
kesempatan
gaji konsumen
kerja,
ataumeraih
peningkatan
teknologi
penerimaan
dan mempercepat
pemerintah.
pertumbuhan
Kedua, adanya
menyatakan
Banyakbahwa
kendala
penanaman
yang muncul
modal
sehubungan
mempunyaidengan
peranan
aplikasi
dan
sumbangan penting
penanaman modal memberikan
dalam pembangunan.
gambaran Pembangunan
nyata betapa tidak
tersebut
mudahnya
direncanakan
menarik minatoleh
penanam
pemerintah
modalyang
untuk
dimenanamkan
dalamnya juga
modalnya
diarahkan
di agar
penanamantersedianya
Indonesia, modal mempunyai
berbagaiperanan
infrastruktur
dalamyang
pembangunan.
cukup memadai
Kegiatan
penanaman
bukanlah jaminan
modalutama
diharapkan
untuktidak
dapatberorientasi
menarik penanam
kepada modal
motif mendapat
tersebut
keuntungan
tetapi diperlukan
saja, pula
melainkan
berbagai
jugainisiatif
diarahkan
gunakepada
mendorong
pemenuhan
aplikasitugas
pembangunan
penanaman modal
padalebih
umumnya.
banyakJadi
lagiselayaknyalah
ke Indonesia. Dengan
penanaman
kata modal
lain,
diarakan pada
diperlukan sebuah
serangkaian
strategi pengembangan
pengaturan olehpenanaman
pemerintahmodal
untuk khususnya
berperan
23
N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Bayu Media
Publishing, Malang, 2003, hlm 8
24
Sumartono, Hukum Ekonomi, UI Press, Jakarta, 1986, hlm 111
32
33
muncul
1) Prosedur
dan menjadi
penanaman
faktor penghambat
modal dalam menarik minat modal
Manfaat
penanaman
penanaman
modal yang
modaltidak
asing
sederhana
adalah sebagai
bahkansumber
dianggap
modal,
sumber terbelit-belit
pengetahuan, atau
alihterlalu
teknologi,
birokratis.
sumber Dengan
pemberuan
adanya
proses
otonomi
dan
produk, daerah
dan sumber
yang kesempatan
jika tidak dilaksanakan
kerja. Sedangkan
sesuai kerugian
dengan konsep
adanyadasar
penanaman
pembentukannya
modal asing adalah
akan menjadikan
adanya persaingan
birokrasiperusahaan
menjadi semakin
dalam
negeri, persaingan
panjang tidak
merebut
tercipta
kredit
birokrasi
dalamyang
negeri,
mudah
penanaman
melalui one
modal
gate
asing
membawa
service
keluar
atau
keuntungan
stop service.
hasil investasi yang lebih besar dari pada
jumlah
2) Kondisi
uang yang
politik
dibawanya
dan keamanan
sebagai modal, penanaman modal asing
tidak menciptakan
Kondisi
banyak
politik
kesempatan
dan keamanan
kerja,yang
pengekploitasian
tidak menentusumber
daya alam
menimbulkan
oleh penanam
rasamodal
khawatir
asing,
pada
beberapa
diri investor.
praktek
Halkerja
ini dapat
penanaman
modal asing
dimaklumi
yang bertentangan
karena merekadengan
membutuhkan
kepentingan
jaminan
nasional
keamanan
negara
tuan
rumah.25terhadap modal dan jiwa mereka.
3. Faktor
Faktor-Faktor yang tenaga kerja menjadi
Mempengaruhi salah
Penanaman satu pertimbangan
Modal
Saat
penting
ini tingkat
karenainvestasi
tenaga kerja
mengalami
sangatpenurunan
terkait dengan
yangkualitas
cukup tajam
apabila dibandingkan
produksi. Tenaga
dengan
kerjamasa
Indonesia
sebelum
saatterjadi
ini masih
krisis
kurang
ekonomi.
Penurunan
memadai
tingkatapabila
investasi
dilihat
disebabkan
dari segioleh
kualitas/kemampuannya.
beberapa faktor yang
akhirnyaBegitu
dapat pula
mempengaruhi
dengan upah
investor
buruh,dalam
etos kerja,
menanamkan
perilaku dan
modal.
budaya
Faktor-faktor
para tenaga
tersebutkerja.
dapat dibedakan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu
faktor
4) internal
Aspek perlindungan
dan faktor eksternal.
hukum dan kepastian hukum
a. Faktor Internal
UU penanaman modal, baik itu PMA maupun PMDN
para investor dengan baik. Hal ini terjadi karena sering berganti-
7) Fasilitas-fasilitas
b. Faktor Eksternal
26
Soerjono dalam N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman..Op Cit, hlm. 49
36
investasi bebas.
27
Ibid
37
a. Suku Bunga
28
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan, Cetakan
Ketiga, Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 43.
38
b. Tingkat Inflasi
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
29
Nopirin, Ekonomi Moneter Buku 2, BPFE, Yogyakarta, 1992, hlm. 54.
39
40
maupun penduduk
Sebagai sebab-sebab
yang
lain,
berumur
inflasi ini
10tergolong
tahun atau
dalam
lebih.hyper
Pemilihan
inflasi.
10 tahun30 Sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan
c. Tenaga Kerja
kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk
Indonesia
Sumber
berumur
daya manusia
muda sudah
(SDM)
bekerja
atau Human
atau mencari
Resources
pekerjaan.
mengandung
Tetapi Indonesia
duatidak
pengertian
menganut
yaitu
batas
pertama,
umur sumber
maksimum
daya
karena
manusia mengandung
Indonesia belum mempunyai
pengertian
jaminan
usaha
social
kerja
nasional.
atau jasa yang
dapatTanaga
diberikan
kerja
dalam
terdiri
proses
dari angkatan
produksi. kerja
Dalam atau
hal Labor
ini sumber
Force
dayabukan
dan manusia
angkatan
mencerminkan
kerja. Menurut
kualitas
Payaman
usaha yang
J. Simanjuntak
diberikan oleh
seseorang
(2001) angkatan
dalam kerja
waktu terdiri
tertentu
dariuntuk
(1) golongan
menghasilkan
yang bekerja,
barang (2)
dan
jasa. Kedua,
golongan yang
Sumber
menganggur
daya manusia
dan mencari
menyangkut
pekerjaan.
manusia
Sedangkan
yang
mampu
yang termasuk
bekerjabukan
untuk nagkatan
memberikan
kerja
jasa
terdiri
ataudari
usaha
(1) kerja.
golongan
Mampu
yang bersekolah,
bekerja berarti
(2) golongan
mampu yang
melakukan
mengurus
kegiatan
rumahyang
tangga dan
mempunyai
(3) golongannilai
lain-lain
ekonomis,
atau penerima
yaitu bahwa
pendapatan
kegiatan lainnya.
tersebut
menghasilkan
Menurut Badan
barangPusat
atau jasa
Statistik
untuk(2003)
memenuhi
yang di
kebutuhan
maksud
masyarakat.
angkatan kerja
Secara
adalah
fisik
penduduk
kemampuan
usia bekerja
kerja yang
diukur
selama
dengan
usia. Dengan
seminggu yang
kata
lalulain,
mempunyai
orang dalam
pekerjaan
usia kerja
baikdianggap
yang bekerja
mampu
bekerja. Kelompok
maupun sementarapenduduk
tidak bekerja
dalamkarena
usia kerja
suatutersebut
sebab seperti
dinamakan panen,
menunggu tenaga pegawai
kerja atau
yang
Mansedang
power.cuti
Secara
dan singkat
sejenisnya.
tenaga
kerja didefinisikan
Disamping sebagai
itu mereka yangpenduduk dalam usia
tidak mempunyai kerja.31 tetapi
pekerjaan
sedang
Di mencari
Indonesia,
atau
yang
mengharap
termasukpekerjaan
golongan juga
tenaga
termasuk
kerja yaitu
dalam
batas umur
angkatan kerja.
minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum.
d. Dengan
Nilai Tukar
demikian
(Kurs) tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan
30
Boediono, Ekonomi Moneter, edisi 3, BPFE, Yogyakarta, 2000, hlm. 23.
31
Payaman J. Simanjuntak, Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2001, hlm. 99.
41
harga relatif dari mata uang terhadap mata uang Negara lainnya.
yaitu:
1) Faktor fundamental
sumber 3)
daya
Sentimen
modal untuk
Pasar tujuan penanaman modal (easy of entry dan
easy of resources
Sentimen
mobilization).
pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau
Hal iniberita
penting
politik
artinyayang
untukbersifat
memperbaiki
insidentil,
iklim penanaman
yang dapat
modal, yangmendorong
bermanfaatharga
bukanvaluta
hanyaasing
bagi naik
perusahaan-perusahaan,
atau atau turun secara
tetapi
juga memberikan
tajam manfaat
dalam jangka
sebesar-besarnya
pendek. Apabila
bagirumor
masyarakat.
atau berita
Penanaman
modal, baik sudah
penanaman
berlalu,
modal
makaasing
nilai (PMA)
tukar akan
maupun
kembali
penanaman
normal. modal
4. ditingkatkan denganModal
Prinsip Penanaman adanya landasan hukum penanaman modal yang
mantap,
Penanaman
yaitu dengan
modal
asumsi,
menjadi
kalau hukum
bagian substansinya
dari penyelenggaraan
kuat dapat
perekonomian
berperan mengatur
nasional
dan mendorong
dan ditempatkan
investor sebagai
menanamkan
upayamodalnya.
untuk
meningkatkan
Oleh karena itu,
pertumbuhan
upaya untukekonomi
memperbaiki
nasional,
iklimmenciptakan
penanaman lapangan
modal di
kerja, mendorong
Indonesia haruslahpembangunan
ditunjang olehekonomi kerakyatan.
landasan 32 Penanaman
hukum penanaman modal
modaldisusun
yang (investasi)
berdasakan
mempunyai
prinsip-prinsip
peranan yanghukum
sangat
penamanam
penting untuk
modal
daerah.Persyaratan
Hampir semua
minimal
pakar
untuk
ekonomi
mencapai
berpendapat
iklim penanaman
bahwa penanaman
modal
modalberguna
yang adalah driving
bagi siapa
force
pun
(penggerak)
adalah adanya:
setiap proses pembangunan
ekonomi,
a. Prinsipkarena
mendatangkan
kemampuannya
manfaat
dapat
bagimenggerakkan
rakyat, aspek-aspek
pembangunan
b. Prinsip ketidaktergantungan
lainnya seperti sumber
ekonomi
modal,
nasional
sumber
dariteknologi,
modal asing,
memperluas
c. Prinsip insentif,
kesempatan
dan kerja dan lain-lain. Dalam konteks ini, makin
cepat
d. Prinsip
dihapuskannya
jaminan penanaman
aturan-aturan
modal.
hukum penamanam modal yang
counter-productive,
e. Prinsip tata kelola
berarti
perusahaan
makin baik
yangdaya
baiktariknya
(Pasal 5 untuk
huruf a
memobilisasi
UU No.25
Tahun 2007).
32
Rahayu Hartini, Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia, Dualisme Kewenangan
Pengadilan Niaga & Lembaga Arbitrase, Cetakan Pertama, Prenada Media Group, Jakarta, 2009,
hlm. 48.
44
Prinsip Fair dan Equitable. Prinsip dasar ini dipandang dapat menarik
favourable nation) bagi investor asing dan investor dalam negeri. Para
right).34
1. Pengertian Kebijakan
dalam bahasa inggris sering kita dengar dengan istilah policy. Dalam
33
Jurnal Penelitian Hukum, Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang
Investasi, Oleh Naswar Bohari dan Muhammad Zulfan, Vol. 1, No. 1, September 2011, hlm 5-7.
34
Ibid, hlm. 5.
45
46
Kamusd. Besar
Kebijakan
Bahasamencakup
Indonesia, ketiadaan
kebijakan tindakan
diartikan ataupun
sebagai rangkaian
adanya
tindakan
konsepe.danKebijakan
asas yang biasanya
menjadimempunyai
garis besar hasil akhir rencana
dan dasar yang akan dicapai
dalam
f. Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik
eksplisit maupun implisit
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung
(tentang
g. sepanjang waktu
pemerintahan, organisasi,
Kebijakan dsb);
meliputi pernyataan cita-cita,
hubungan-hubungan tujuan,
yang prinsip
bersifat dan
antar
h. organisasi dan yang bersifat intra organisasi
Kebijakan
garis pedoman untukpublik meski tidak
manajemen dalamekslusif menyangkut peran
usaha mencapai
i. kunci lembaga-lembaga pemerintah
sasaran.
CarlKebijakan
J Federick itu dirumuskan atau
mendefinisikan didefinisikan
kebijakan sebagaisecara subjektif.
serangkaian
j.
tindakan/ kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah
Pengertian kebijakan sangatlah berbeda dengan kewenangan,
dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan
adapun yang disebut dengan kewenangan adalah kekuasaan yang
berasal
(kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan
dari kekuasaan yang diberikan oleh Undang-Undang atau legislatif dari
usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
kekuasaan eksekutif atau administratif. Karenanya, merupakan
Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku
kekuasaan dari segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap
suatu
yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari
bidang pemerintahan atau urusan pemerintahan tertentu yang
bulat.
definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan
menuntut
Kebijakan
berbagaitersebut
negara untuk
dilaksanakan
membukapemerintah
wilayahnya
dengan
dengancara
tujuan
memperlancar
memberi perlakuan
lalu lintas
yang perdagangan
sama bagi penanam
dan modal
modal
dengan
dalammelakukan
negeri dan
penanam modal
deregulasi berbagai
asing
aturan
dengan
yang
tetap
berpotensi
memperhatikan
menghambat
kepentingan
masuknya arus
nasional.
barang dan modal
Mencermati serta pasar
posisi daerah yangbebas (free market).
berhadapan dengan37perkembangan pasar
bebas yang
Hal tersebut
tidak dapat
juga dihindari,
yang membuat
maka pemerintah
Pemerintah menetapkan
juga telah membuat
Undang-Undang
kebijakan sampaiNo.
ke 25
tingkat
Tahunpemerintah
2007 tentang
daerah
Pemerintahan
dengan ditetapkannya
Daerah, yang
di antaranya mengatur
Undang-Undang No. 23 dengan
Tahun 2014
jelastentang
tentangPemerintahan
Kebijakan Dasar
Daerah
Penanaman
yang
di dalamnya
Modal yaitu dalam
juga diatur
Pasal tentang
4 Undang-Undang
wewenangnyaNo. 25
dalam
Tahun
hubungan
2007 yang
investasi.
menyatakan
Berdasarkan
bahwa Pasal
: 4 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, (1)
menyatakan
Pemerintah bahwa
menetapkan
: kebijakan dasar penanaman
modal untuk:
(1)a.Pemerintah
mendorongmenetapkan
terciptanya kebijakan
iklim usaha nasional
dasar yang
penanaman
kondusif
modal untuk: bagi penanaman modal untuk penguatan
a. daya saing perekonomian
mendorong terciptanya iklimnasional;
usahadan
nasional yang
b. kondusif
mempercepat peningkatan penanaman modal.
bagi penanaman modal untuk penguatan
(2) Dalam menetapkan kebijakan dasar
daya saing perekonomian nasional; dan sebagaimana
dimaksud pada ayat
b. mempercepat (1)Pemerintah
peningkatan memberi
penanaman perlakuan
modal.
(2)yang
Dalam sama bagi penanam
menetapkan modal
kebijakan dalam
dasar negeri dan
sebagaimana
penanam modal
dimaksud asing
pada ayat dengan
(1), tetap memperhatikan
Pemerintah:
kepentingan
a. nasional. yang sama bagi penanam
memberi perlakuan
modal dalam negeri dan penanam modal asing
dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional;
b. menjamin
Berdasarkan kepastian
ketentuan hukum,dikepastian
tersebut berusaha,
atas, yang menjadi alasan
dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak
proses pengurusan perizinan sampai dengan
utama pemerintah dalam menetapkan kebijakan penanaman modal
berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dengan yang telah diatur di dalam UUPM lebih beralasan kepada
dan
c. membuka kesempatan bagi perkembangan dan
ketahanan dan memberikan
pembangunanperlindungan kepadanasional
perekonomian usaha mikro,
yakni untuk
kecil, menengah, dan koperasi.
(3) Kebijakan
mendorong dasar
terciptanya sebagaimana
iklim usaha nasionaldimaksud pada ayat
yang kondusif (1)
bagi
dan ayat (2) diwujudkan dalam bentuk Rencana Umum
Penanaman Modal
penanaman modal dalam penguatan daya saing perekonomian nasional
37
Pheni Chalid, Keuangan Daerah, Investasi, dan Desentralisasi Tantangan dan
Hambatan, Mitra, Jakarta, 2005, hal. 69-70.
49
38
Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan Indonesia, Edisi Revisi, Penerbit, Rineka
Cipta, Jakarta, 1993. Hal. 85.
39
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah, pasang Surut Hubungan Kewenangan antara
DPRD dan Kepala Daerah. Alumni, Bandung. 2008. hal. 12
50
yaitu:41
40
Huseini, Otonomi Daerah Dalam Prospek Investasi, Gramedia, Jakarta, 2004, hlm. 25.
41
Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, Implementing Decentralization Policies:
An Introduction, dalam G. Shabbir Cheema dan Dennis Rondinelli (editors), Decentralization
and Development Policy Implementation Countries, Sage Publications, Beverly Hils, London,
New Delhi, 1983, hlm.18
51
otonomi khusus, sehingga hal ini belum terlalu jelas model yang tepat
25tahun 2007.44
42
Said, Arah Baru Otonomi Daerah, Gramedia, Jakarta, 2008, hlm.5.
43
Fadilla Putra, Prospek otonomi Daerah, Jurnal Universitas Diponegoro Semarang, 1999,
hlm. 75.
44
Bagir Manan, Pelaksanaan Demokrasi Pancasila Dalam Pembangunan Jangka Panjang
II, Makalah dalam Lokakarya Pancasila, Unpad, Bandung, 1994.
52
dengan saat ini belum ada batasan yang jelas tentang sistem
45
Ilmar A, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Prenada Media.Jakarta, 2004, hlm. 40.
53
46
Said, Op.Cit, hlm. 6.
54
55
Berdasarkan
BegituPasal
pula halnya
30 ayatdengan
(7) UU Penanaman
kabupaten/kota
Modal
yang
ditentukan
mempunyai
tentang
kewenangan menentukan
pemerintah dalam
urusannya
bidang
secara
penanaman
mandiri.modal.
Penentuan
Kewenangan
urusan
itu, meliputi:
secara mandiri ini di banyak daerah di Indonesia tidak terjadi sinkronisasi
tentang
a.urusan
Penanaman
yang wajib
modal
danterkait
urusandengan
pilihan,
sumber
namundaya
dilakukan
alam oleh
yang tidak terbarukan dengan tingkat risiko kerusakan
pemerintahlingkungan yang tinggi; sebagai bagian dari pelaksanaan
daerah kabupaten/kota
asas b. Penanaman modal pada bidang industri yang
merupakan prioritas tinggi pada skala nasional;
desentralisasi, asas dekonsentrasi maupun tugas
Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu
pembantuan.
c. dan penghubung antarwilayah atau ruang lingkupnya
Mengenai urusan pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
lintas provinsi;
Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan
Nomord. strategi
23 Tahun pertahanan
2014 dan keamanan
tentang Pemerintah nasional;
Daerah menyebutkan bahwa
Penanaman modal asing dan penanam modal yang
Urusan
e. Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang
4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman
5. Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat
Sosial.
6.
1. Tenaga kerja
2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
3. Pangan
4. Pertanahan
57
5. Lingkungan hidup
6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
7. Pemberdayaan masyarakat dan desa
8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana
9. Perhubungan
10. Komunikasi dan informatika
11. Koperasi, usaha kecil dan menengah
12. Penanaman modal
13. Kepemudaan dan olah raga
14. Statistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan
18. Kearsipan
2 Kerjasama a. Penyelenggaraan - -
Penanaman kerjasama
Modal internasional
dengan negara lain
dalam rangka kerja
samabilateral,
regionaldan
multilateraldi
bidang penanaman
modal.
b. Penyelenggaraan
kerja sama antara
Pemerintah Pusat
denganlembaga
perbankan
nasional/internasio
naldandunia
usaha
nasional/internasio
nal.
c. Pengkoordinasian
penanaman modal
dalam negeri yang
menjalankan
kegiatan
penanaman
modalnya di luar
wilayah Indonesia.
a. Asas
C. Insentif Kepastian Hukum,
dan Kemudahan yaitu Modal
Penanaman asas dalam negara hukum yang
1. meletakan
Pengertian hukum
Insentif dan
dan ketentuanPenanaman
Kemudahan peraturan perundang-undangan
Modal
sebagai
Pasaldasar
1 angka
dalam
5 dan
setiap
6 PPkebijakan
No. 45 Tahun
dan 2008
tindakan
tentang
dalam
Pedoman
penanaman
Pemberian
modal. Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di
Daerah
b. Asas Keterbukaan,
menjelaskan bahwa
yaitu asas
: yang terbuka terhadap hak masyarakat
Pemberian
untuk memperolehInsentif adalahyang
informasi dukungan
benar,dari
jujurpemerintah
dan tidak diskriminatif
daerah kepada penanam modal dalam rangka mendorong
peningkatan penanaman modal di daerah. Pemberian
tentang kegiatan penanaman modal.
Kemudahan adalah penyediaan fasilitas dari pemerintah
daerah kepada penanam modal untuk mempermudah setiap
c. Asaskegiatan
Akuntabilitas, yaitu asas
penanaman yang
modal menentukan
dalam bahwa setiap
rangka mendorong
peningkatan penanaman modal di daerah.
kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal
dipertanggungjawabkan
Andrew F. Sikula menerangkan
kepada masyarakat
bahwa insentif
atau ialah
rakyat
sesuatu
sebagai
yang
mendorong
pemegangatau
kedaulatan
mempunyainegara
kecenderungan
sesuai dengan
untuk
ketentuan
merangsang
peraturan
suatu
kegiatan,
perundang-undangan.
insentif adalah motif-motif dan imbalan-imbalan yang dibentuk
untuk
d. Asasmemperbaiki produksi.
Perlakuan yang Sama 48dan Tidak Membedakan Asal Negara
adalah
Dengan
asasdemikian
perlakukan
Insentif
pelayanan
pada dasarnya
nondiskriminasi
merupakan
berdasarkan
salah satu
strategi
ketentuan
untuk peraturan
menarik modal
perun-dang-undangan,
asing. Terbatasnyabaik
insentif
antara
akan
penanaman
sulit untuk
menarik
modalmodal
dalamdatang
negerike
dan
Indonesia.
penanamanNamun
modal
terlalu
dari memanjakan
satu negara asing
para
dan
pemodal
penanam
terutama
modalpemodal
dari negara
asing,
asing
juga
lainya.
akan berpengaruh kepada iklim
usaha.
e. Asas Kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh
2. penanam
Asas modal
dan Prinsip secara
Insentif bersama-sama
dan dalam kegiatan
Kemudahan Penanaman Modalusahanya
untuk
mewujudkan
Berdasarkankesejahteraan
Pasal 3 ayatrakyat.
(1) huruf a sampai dengan j Undang-
Undang
f. Asas Efisiensi
Nomor 25 Berkeadilan
Tahun 2007adalah
tentang
asasPenanaman
yang mendasari
Modalpelaksanaan
telah
ditentukan
penanaman
10 (sepuluh)
modal dengan
asas dalam
mengedepankan
penanamanefisiensi
modal atau
berkeadilan
investasi.
48
Dalam bukunya yang berjudul The Management Of Human Resources, Jhon Wiley And
Sons, Inc, New York, 1995.
62
berdaya saing.
pertumbuhan ekonomi.
pelayanan publik.
64
berikut:
dipekerjakan;
perbandingan antara bahan baku lokal dan bahan baku yang diambil
lokal;
65
dan keadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam serta taat pada
tinggi;
atau;
menggunakan.
adalah:
(SPIPISE)
daerah, diantaranya:
b) Pajak Kabupaten/Kota.
dan/atau
undangan
kelayakan; dan
oleh pemerintah.49
Bab X, Pasal 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24 Undang-Undang No. 25
kepada penanaman modal yang menurut Pasal 20, fasilitas tersebut tidak
berlaku bagi penanam modal asing yang tidak berbadan hukum atau
49
IBR Supanca; Frida Sugondo; Maman Usman; Susy Sulistyawati, Ikhtisar Ketentuan
Penanaman Modal, The Indonesia Netherlands National Legal Reform Program (NLRP), Jakarta,
2010, hlm. 502.
71
72
6. 4) Pembebasan
Syarat atau
dan Ketentuan Penangguhan
Dalam Pajak
Memperoleh Pertambahan
Insentif, Nilai (PPN)
dan Kemudahan
atasModal
Penanaman Impor Barang Modal atau Mesin, yang belum dapat
Pemerintah
Diproduksi memberikan
di dalam Negeri
fasilitas kepada penanam modal yang
melakukan
5) Penyusutan
penanaman
dan Amortisasi
modal dengan
yanglatar
Dipercepat
belakang:
a. 6) Keringanan
Penanaman modal
Pajakyang
Bumimelakukan
dan Bangunan
perluasan
(PBB)usaha; dan
b. 7) Pembebasan
Penanaman modal
atau
yang
Pengurangan
melakukanPajak
penanaman
Penghasilan
modal Badan.
baru.
b. Fasilitas
Bagi penanam
Perizinan modal yang baru melakukan penanaman modal
akan memperoleh
Selain fasilitas
fasilitas penanaman
perpajakan,
modal
pemerintah
apabila sekurang-
juga harus
kurangnya
memberikan
memenuhi
kemudahan
salah satu
pelayanan
kriteria dan/atau
sebagaimana
perizinan
ditentukan
kepadaPasal
18
ayatperusahaan
(3), yaitu: penanaman modal untuk memperoleh fasilitas sebagai
berikut:
a. Menyerap
50 banyak tenaga kerja;
1) Fasilitas
b. Termasuk
hak atas
skala
tanah,
prioritas tinggi;
2) Fasilitas
c. Termasuk
imigrasi,
pembangunan
dan infrastruktur;
3) Fasilitas
d. Melakukan
perizinan
alihimpor.
teknologi;
e. Pemberian fasilitas
Melakukan industri pionir
penanaman modal juga dilakukan dalam
upaya
f. Berada
mendorong
di daerah
penyerapan
terpencil, daerah
tenagatertinggal,
kerja, keterkaitan
daerah
pembangunan
perbatasan;
ekonomi dengan perlakuan ekonomi kerakyatan,
orientasi
g. Menjaga
eksporkelestarian
dan intensiflingkungan
yang dilakukan
hidup;menguntungkan kepada
penanam
h. Melaksanakan
modal yangkegiatan
menggunakan
penelitian;
barang modal atau mesin atau
peralatan
i. Bermitra
produksi
dengan
dalam
UKM
negeri,
atau serta
koperasi;
fasilitas terkait dengan lokasi
penanaman
j. Industri
modal
yangdimenggunakan
daerah tertinggal
barang
danmodal
di daerah
ataudengan
peralatan
infrastruktur
yang diproduksi
terbatas. di dalam negeri.
50
Pasal 21 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
73