You are on page 1of 7

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan struktur atom suatu unsur.

Unsur terdiri dari subatom proton,


neutron dan elektron. Dimana proton dan neutron berada di inti sedangkan elektron berada di kulit
atom.

Jumlah
Unsur Golongan Konfigurasi Gambar struktur kulit atom
Kulit
Hidrogen IA 1s1 K1

Helium VIII A 1s2 K2

Neon VIII A 1s2 2s2 2p6 K2


L8

Fosfor VA 1s2 2s2 2p6 K2


3s2 3p3 L8
M5
Natrium IA 1s2 2s2 2p6 K2
3s1 L8
M1

Klor VII A 1s2 2s2 2p6 K2


3s2 3p5 L8
M7

Kesetabilan Unsur
Suatu unsur dikatakan stabil jika memiliki 8 elektron valensi (oktet), kecuali Helium yang hanya
memiliki 2 elektron valensi (duplet). Berdasarkan penyusunan tabel periodik, unsur yang memiliki 8
elektron valensi adalah Golongan VIII A dengan konfigurasi elektron nS2np6 (kecuali Helium 1s2). Hal
ini menunjukkan bahwa unsur paling stabil adalah unsur pada golongan VIII A. Unsur golongan VIII A
(gas mulia) memliki sifat stabil sehingga sukar bereaksi. Kestabilan dari unsur golongan gas mulia ini
yang menyebabkan keberadaan unsur ini di alam dalam bentuk mono atomik.

Setiap unsur yang ada di alam harus dalam kondisi stabil, tetapi tidak semua unsur memiliki kestabilan
seperti halnya gas mulia. Kebutuhan unsur selain dari unsur gas mulia dapat dipenuhi dengan cara
setiap unsur-unsur tersebut saling berikatan satu sama lainnya (baik dengan memberikan elektron,
mengikat elektron, ataupun membagi elektron). Ikatan antar unsur ini disebut sebagai ikatan kimia.
Selain itu juga terjadi perubahan konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut agar membentuk
konfigurasi layaknya gas mulia atau yang nanti akan kita kenal sebagai hibridisasi.

Struktur Lewis
Untuk mempermudah memahami ikatan kimia suatu senyawa, dibutuhkan penyimbolan unsur-unsur
yang berikatan tersebut. Gilbert N. Lewis pada tahun 1916 mengusulkan bahwa elektron valensi suatu
atom dapat di visualisasikan seolah-olah menempati titik-titik sudut suatu kubus di seputar intinya.
Suatu atom yang kekurangan elektron dapat melakukan persekutuan melalui rusuk kubus dengan
atom lain untuk melengkapi jumlah elektron valensinya (kondisi oktet).
Lewis memperkenalkan cara sederhana untuk menjelaskan elektron valensi dan ikatan yang terjadi
dalam molekul. Lewis menggambarkan suatu unsur itu terdiri dari lambang unsur yang dikelilingi
elektron valensi yaang diwakilkan dengan titik () atau terkadang dengan silang ().
Refleksi

Cocokkan konfigurasi elektron di sisi kiri dengan struktur lewis di sisi lainnya

1s2

3s2 3p1

3s2 3p6

4s2 4p5

2s2 2p2
Jenis Ikatan Kimia

Kestabilan unsur dapat terpenuhi dengan adanya ikatan kimia antar unsur. Terdapat beberapa cara
unsur untuk melakukan ikatan kimia, ada ikatan yang terjadi karena adanya unsur yang memberikan
elektronnya pada unsur lain, ada yang terjadi karena ada unsur yang mengikat elektron unsur lainnya,
dan ada juga yang membagi dan memakainya bersama-sama.

Ikatan Ion
Ikatan ion merupakan suatu ikatan yang terjadi pada atom yang memiliki muatan yang besarnya sama
tapi mempunyai muatan yang berlawanan tanda. Ikatan ion terbentuk sebagai akibat adanya gaya
tarik menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan
elektronnya, sedangkan pada ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron.

Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Atom-atom membentuk suatu ikatan ion
karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas
mulia. Ikatanion juga disebut ikatan elektrovalen atau heteropolar.

Contoh senyawa yang terbentuk dengan ikatan ion adalah garam dapur. Garam dapur dibentuk dari
atom natrium dan klorin. Natrium akan mempunyai konfigurasi seperti gas mulia jika melepaskan satu
elektron, sedangkan klorin akan mempunyai konfigurasi seperti gas mulia jika menangkap satu
elektron. Oleh karena itu, interaksi kedua atom membentuk ion positif dan ion negatif.
Ion Na+ dan Cl- membentuk NaCl. Lambang Lewis pembentukan NaCl adalah sebagai berikut.

Senyawa yang terbentuk karena ikatan ion disebut senyawa ion. Sebagian besar senyawa ion pada
temperatur kamar berfase padat dan memiliki struktur tertentu.

Syarat terjadinya ikatan ion

1. Terbentuknya antara unsur


logam dan nonlogam
2. Terbentuknya antara ion positif
Sifat-sifat yang dimiliki oleh ikatan ion dan ion negatif
3. Terbentuknya antara unsur
1. Memiliki titik didih dan titik leleh yang golongan IA
tinggi
2. Leburannya dapat menghantarkan arus
listrik
3. Bersifat keras
4. Mudah larut dalam pelarut polar

Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi
di antara atom-atom yang berikatan. Stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom
ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah suatu ikatan
yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan
kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron
(terjadi pada atom-atom non logam).

Proses pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang mempunyai afinitas elektron
tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom non logam cenderung
untuk menerima elektron sehingga bila tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk
bisa dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron
yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama
pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8
elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

Syarat terbentuknya ikatan kovalen


a. Terjadi antara atom/unsur sejenis
b. Terjadi antara unsur nonlogam dan nonlogam
c. Terjadi bila ada perbedaan keelektronegatifitasannya kecil
Jenis Jenis Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen dibagi menjadi beberapa jenis ikatan, hal ini didasari karena

You might also like