You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif
dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah satunya
dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan
ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi
kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk
memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan
pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik
dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman,
terutama dalam menghadapi kematian.
Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan
gaya hidup yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan
masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien,
sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan
dijalankan pada pasien tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi
dianjurkan, karena dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi
keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian pada tingkat yang
komprehensif (Potter & Perry, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan pada lansia?
2. Apa yang dimaksud dengan pengkajian dalam asuhan keperawatan lansia?
3. Apa saja yang perlu dikaji dalam pengkajian asuhan keperawatan lansia?
4. Bagaimana teknik pengkajian pasien lansia?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia, agar memahami pengkajian
dalam asuhan keperawatan lansia, untuk mengetahui apa saja yang perlu dikaji dalam
asuhan keperawatan lansia, dan mengaplikasikan
teknik hasil pengkajian dalam asuhan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


A. Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung
diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya
pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan
keperawatan (DPP PPNI, 1999):

B. Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia


1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
2. Mempertahankan, membesarkan daya hidup atau semangat hidup (life
support)
3. Petugas kesehatan dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat
4. Mempertahankan/memelihara kemandirian secara maksimal

C. Fokus Keperawatan Lanjut Usia

1. Peningkatankesehatan(healthpromotion)
2. Pencegahanpenyakit(preventif)
3. Mengoptimalkanfungsimental
4. Mengatasigangguankesehatanyang umum

D. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia


1. Komponen pendekatan fisik meliputi;
Pernafasan, nutrisi,eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan ,
tidur, menjaga sikap, duduk, merubah posisi tiduran , beristirahat, personal
hygiene, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan,
melindungi kulit dan kecelakaan
2. Pendekatan psikis memegang prinsip " Triple S", yaitu sabar, simpatik dan
service.
3. Pendekatan social diskusi, tukarpikiran,danbercerita
4. Pendekatan spiritual ketenagan dan kepuasan batin dalam hubungannya
denganTuhan atau agama yang dianutnya dalam keadaan sakit atau
mendeteksi kematian.

2.2 Pengertian Pengkajian Fisik


Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesionalharus
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses pemecahan
masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi pengumpilan
data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis kperawatan. Tujuan pengkajian yaitu
1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
2. Melengkapin dasar rencana perawatan individu
3. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab

2.3 Aspek Pengkajian Meliputi


1. Fisik
a. Wawancara:
Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya
Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran
Kebiasaan makan, minum, istirahat atau tidur, BAB, atau BAK
Kebiasaan berat badan atau olahraga atau senam lanjut usia
Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
Masalah seksual yang dirasakan
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi sistem tubuh
Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah head to toe
(dari ujung kepala sampai ujung kaki) dan sistem tubuh
2. Psikologis
a. Apakah mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
c. Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagai mana mengatasi stres yang di alami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i. Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses fikir, alam
perasaan, orientasi dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
3. Sosial ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
g. Siapa saja yang bisa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada.
4. Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar atau tawakal

2.4 Pengkajian 9 Komponen


1. Psikososial
Klien mampu berkomunikasi dengan semua orang yang tinggal serumah
dengan klien Klien merasa puas dengan sosialisasi yang dilakukannya
Klien mempunyai sikap yang terbuka dan ramah terhadap orang lain, klien
menerima mahasiswa keperawatan dengan tersenyum dan sapaan hangat

2. Emosional
Pertanyaan Tahap 1
Apakah klien mengalami sukar tidur? tidak
Apakah klien sering merasa gelisah? tidak
Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri? tidak
Apakah klien sering was-was atau kuatir? tidak

lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari/sama dengan 1 jawaban Ya


Pertanyaan Tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
Cenderung mengurung diri? Tidak
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban Ya: masalah emosional positif
(+)
Interpretasi Hasil:
Klien tidak mengalami gangguan emosional.
3. Spiritual
Klien beragama Hindu
Kegiatan keagamaan yang dilakukan klien yaitu sembahyang
Klien mengatakan dahulu sebelum sakitnya bertambah parah, klien biasa
melakukan ibadah di mesjid ataupun mengikuti pengajian, namun semenjak
sakit bertambah parah klien menjadi jarang keluar rumah dan mengikuti
kegiatan-kegiatan di lingkungan sekitar rumah.
4. Pengkajian Fungsional
Barthel Indeks
Dengan
N Mandi
Kriteria Bantua Keterangan
o ri
n
1 Makan Frekuensi : 3 kali/hari
Jumlah: 1 porsi/1 kali
10 makan
Jenis : nasi, lauk pauk,
sayur
2 Minum Frekuensi : 6-8
gelas/hari
10 Jumlah : 1500 cc
Jenis : air putih, teh
tawar
3 Berpindah dari kursi
roda ke tempat tidur, 10
sebaliknya
4 Personal toilet (cuci Frekuensi : setiap hari
muka, menyisir rambut, 10
gosok gigi)
5 Keluar masuk toilet 10
(membuka pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi Frekuensi : 1 2
10
kali/hari
7 Jalan di permukaan datar 10
8 Naik turun tangga 10
9 Mengenakan pakaian 10
10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi:1 kali/hari
10 Konsistensi: normal
(lembek)
11 Kontrol bladder (BAK) Frekuensi: 8-10
10 kali/hari
Warna: normal (kuning)
12 Olah raga/Latihan Frekuensi: -
5
Jenis: -
13 Rekreasi/pemanfaatan Kadang-kadang
10
waktu luang Jenis: jalan-jalan
Total 120

Interpretasi Hasil : 120 = Ketergantungan sebagian


Keterangan :
130 : Mandiri
60-125 : Ketergantungan sebagian
55 : Ketergantungan total
5. Pengkajian Status Mental Gerontik
SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner )
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
01 Tanggal berapa hari ini?
02 Hari apa sekarang ini?
03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana alamat anda?
05 Berapa umur anda?
06 Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)
07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
09 Siapa nama ibu anda?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
10
setiap angka baru, semua secara menurun
9 1

Interpretasi hasil : Salah 1 = fungsi intelektual utuh

MMSE (Mini Mental Status Exam)


ASPEK NILAI NILAI
NO KRITERIA
KOGNITIF MAKS. KLIEN
1 Menyebutkan dengan benar:
Tahun ()
Musim ()
Orientasi 5 5
Tanggal ( )
Hari ()
Bulan ()
Dimana kita sekarang berada?
Orientasi 5 5
Negara Indonesia ()
Propinsi Jawa Barat ()
Kota Bandung ()
Kel. Balonggede ()
RW 03 / RT 01 ()
2 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
Registrasi 3 3 kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
Meja ( )
Kursi ( )
Buku ( )
3 Minta klien untuk memulai dari
angka 100 kemudian dikurangi
7 sampai 5 kali/tingkat

Perhatian 93 ( )
5 5
dan kalkulasi 86 ( )
79 ( )
72 ( )
65 ( )
4 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no.2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
Mengingat 3 3 point untuk masing-masing
obyek.
Meja ( )
Kursi ( )
Buku ( )
5 Tunjukkan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
pada klien
Buku ()
Bolpen ( )
Minta klien untuk mengulang
kata berikut: tak ada jika, dan,
atau, tetapi. Bila benar, nilai 1
point.
tak ada, jika, atau, tetapi (
)
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah:
Bahasa 9 9
ambil kertas di tangan anda,
lipat dua dan taruh di lantai
Ambil kertas di tangan anda
( )
Lipat
( )
Taruh di lantai
( )
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
tutup mata anda ( )
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat atau
menyalin gambar
Tulis satu kalimat ( )
Menyalin gambar ( )
TOTAL NILAI 30 30

Interpretasi hasil: 30 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik


Keterangan:
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

6. Pengkajian Keseimbangan atau resiko jatuh


KRITERIA NILAI
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata 0
terbuka
tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali
duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka 0
menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata 1
tertutup
tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali
duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup 1
menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Ket: kursi harus yang keras tanpa lengan
menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata terbuka 0
menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya
menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata tertutup 0
klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya
perputaran leher (klien sambil berdiri) 0
menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki:
keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
gerakan mengapai sesuatu 0
tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil
memegang sesuatu untuk dukungan

Membungkuk 0
tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi,
dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun
b. komponen gaya berjalan atau pergerakan
minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan 0
ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan
ketinggian langkah kaki 0
kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret
kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
kontinuitas langkah kaki 0
setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai
kesimetrisan langkah 0
langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit
penyimpangan jalur pada saat berjalan 0
tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
berbalik 0
berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan

Interpretasi hasil: 2 = resiko jatuh rendah


Keterangan:
0 5 resiko jatuh rendah
6 10 resiko jatuh sedang
11 15 resiko jatuh tinggi

2.5 Sistematika Dan Pendekatan Pemeriksaan


Pemeriksaan fisik dengan fokus masalah utama yang aktual dilakukan setelah
riwayat kesehatan. Pendekatan sistematis dan tidak Tergesa-gesa memungkinkan
perawat untuk (1) menentukan kekuatan, kemampuan, dan keterbatasan, (2)
peningkatan dukungan objektif untuk data objektif.
Urutan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada pendekatan ini adalah
individual. Perawat harus mengembangkan metode dan menggunakan secara
konsisten secara konsisten untuk meningkatkan penugasaan.
A. Pendoman Umum
1. Perinsip dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah sebsgai berikut.
a. Waspadai tingkat energi kilien lanjut usia. Jika memungkinkan,
lengkapi pemeriksaan pada waktu lain
b. Hormati klien, juga privasi selama mengganti baju. Pertahankan klien
mengenakan baju dengan nyaman pada waktu lain.
c. Urutkan pemeriksaan untuk gerak dan kekuatan memerlukan bantuan.
d. Kembangkan urutan pemerikasaan yang efisien untuk meminimalkan
gerak perawat dan klien. Bekerja dari salah satu sisi klien (sisi kanan)
untuk meningkatkan efisiensi.
e. Pertahankan kenyamanan klien. Berikan selimut untuk menambah
kehangatan dan bantal untuk membuat posisi yang nyaman.
f. Jelaskan setiap langkah dengan istilah sederhana. Bersikaplah hati-
hati.
g. Beritahu hasil temuan pada klien untuk menenangkan hati jika
mungkin. Dorong klien untuk mengajukan pertanyaan.
h. Tunjukan kehangatan, ketulusan hati, dan perhatian pada klien.
i. Kembangkan format standar untuk mencatat temuan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam
upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari mengenai pengkajian
gerontik karena saat kita akan melakukan asuhan keperawatan gerontik maka kita
harus mengetahui cara pengkajian pada pasien lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA

Asfuah, Siti. 2012. Buku Klinik untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6.
Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC

You might also like