You are on page 1of 60

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUNITAS MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas dan kegiatan dan tidak pernah
melalaikan tugas-nya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita sebut dengan sistem imun.
Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi
menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang
mempunyai persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili
keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna.

Sistem imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen system
imun bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologis terpapar
pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan antigen yang sama, maka akan timbul
respon imun sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke
kerusakan individu mempunyai respon imun yang menyimpang.Sistem kekebalan tubuh sangat
mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup
berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Kondisi sistem
kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup.

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari,
dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh.

Sistem imun adalah systemperlindungan pengaruh luar biologis yang


dilakukan oleh sel dan organ khusus padasuatu organisme.Gejala menurunnya daya tahan tubuh
sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi. Sejak dasawarsa 1960 perhatian
terhadap teknik imunisasi makin meningkat. Dewasa ini, imunisasi telah menjadi amat terkenal
sebagai metoda pilihan untuk penentuan analit secara kuantitatif. Imunisasi telah masuk ke dalam
banyak cabang dan disiplin dari penelitian ilmiah terutama yang berkaitan dengan subyek biologis.

B. Tujuan

1. Agar lebih memahami sistem kekebalan tubuh/system imun

2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu


C. Manfaat

Dari makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan, yang merupakan aspek dasar dalam kehidupannya. Dalam makalah ini akan membahas
bagaimana cara menjaga imun dan daya tahan tubuh yang stabil sebagai dasar untuk mencegah
berbagai macam penyakit.

BAB II

PEMBAHASAN

Sistem Imun (bahasa Inggris:immune system)


adalah systemperlindungan pengaruh luar biologis yangdilakukan oleh sel dan organ khusus padasua
tu organisme. Jika system kekebalanbekerja dengan benar, system ini akanmelindungi tubuh terhada
p infeksi bakteri danvirus, serta menghancurkan sel kanker danzat asing lain dalam tubuh. Jika syste
mkekebalan melemah, kemampuannya melindungitubuh juga berkurang, sehingga menyebabkanpat
ogen, termasuk virus yang menyebabkandemam dan flu, dapat berkembang dalamtubuh. Sistem kek
ebalan juga memberikanpengawasan terhadap sel tumor,danterhambatnya system ini juga telahdila
porkan meningkatkan resiko terkenabeberapa jenis kanker. (5)

A. Fungsi sistem imun:

1. Pembentuk kekebalan tubuh.

2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.

4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. (9)

B. Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas manusia berhubungan erat dengan sistem limfatik, karena itu organ organ yang
berperan disini adalah organ-organ sistem limfatik. Dibagi menjadi dua, yaitu :

I. Organ limfatik primer

1.Timus
Gambar 2.1. Kelenjar Timus

Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian atas. Fungsinya
memproses limfosit muda menjadi T limfosit.

2. Sumsum Tulang
Gambar 2. 2. Sumsum Tulang Belakang

Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi
sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena memproduksi
limfosit muda yang akan diproses pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T
atau limfosit B. (2)

I. Organ limfatik sekunder

1. Tonsil

Gambar 2. 3. Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit .

Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam cairan lymph.

Tonsil terletak pada :

1)Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )

2)Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)

3)Di bawah lidah (tonsila liqualis)

Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph afferent, oleh sebab itu
tonsil tidak menyaring cairan lympha. (6)

1.Nodus Limfa

Gambar 2. 4. Nodus Limfa

Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang mengandung limfosit dan
makrofag.

Nodus limfa berfungsi sebagai:


Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati nodus. Jadi bila jaringan
terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan nyeri bila ditekan. Apabila infeksinya ringan,
imfeksi tersebut akan diatasi oleh sel-sel nodus sehinggar nyeri serta bengkak mereda. Apabila
infeksinya berat, organesme penyebab infeksi akan menyebabkan peradangan akut dan destruksi
sehingga terbentuklah abses di dalam nodus tersebut. Apabila bakteri tidak berhasil dirusak oleh
nodus, bakteria tersebut dapat masuk ke dalam aliran limfe dan menginfeksi sirkulasi sistemik dan
menimbulkan septikemia. (3)

1.Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus bermultiplikasi secara
konstan dan sel-sel yang baru terbentuk akan dibawa oleh cairan limfe.

2. Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk mencegah infeksi. (10)

Gambar 2. 5. Limpa

Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri abdomen di daerah
hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan sebelas. Limpa berdekatan pada fundus dan
permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas,
dan ekor pankreas.

Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan itu terbentuk isi limpa atau
pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul
yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastis yang terdiri dan beberapa serabut otot halus. Serabut
otot halus ini berperram- seandainya ada- sangat kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar
tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke dalam jaringan limpa dan membaginya ke dalam beberapa
bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam.
Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke dalam pulpa, sehingga darahnya
dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ yang lain dipisahkan
oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa. Tetapi langsung berhubungan
dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi oleh sistem sinus yang
bekerja seperti vena dan yang mengantarkannya ke dalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini
bersatu dan membentuk vena limpa (vena lenalis). Vena ini membawa darahnya masuk ke
peredaran gerbang (peredaran portal) dan diantarkan ke hati.

Fungsi limpa :

1. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang dewasa juga
masih mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.

2. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.

3. Limpa juga menghasilkan limfosit.

4. Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.

5. Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam perlindungan terhadap
penyakit dan menghasilkan zat-zat antibodi. (10)
2. 6. Sistem Imunitas

C. Sistem Pertahan Tubuh

Pertahanan tubuh ada 2 yaitupertahanan tubuh non spesifik danpertahanan tubuh spesifik.

1. Pertahanan tubuh non spesifik(Natural / Imunitas Bawaan)

Dikatakan tidak spesifik karenaberlaku untuk semua organisme danmemberikan perlindungan umu
m terhadapberbagai jenis agent. Secara umumpertahanan tubuh non
spesifik ini terbagimenjadi pertahanan fisik, mekanik dankimiawi.

Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :

I. Lapisan Pertama

A. Pertahanan fisik

Pertahanan tubuh non spesifikdengan pertahanan fisik dalam tubuhmanusia antara lain adalah:

a) Kulit, kulit yang utuh menjadisalah satu garis pertahananpertama karena sifatnya yang
permeable terhadap infeksiberbagai organisme.
b)Asam laktat, dalam keringat dan sekresisebasea dalam mempertahankan pH kulittetap rendah,
sehingga sebagian besarmikroorganisme tidak mampu bertahan hidupdalam kondisi ini.

c)Cilia, mikroorganisme yang masuksaluran nafas diangkut keluaroleh gerakan silia yang
melekatpada sel epitel.

d)Mukus,
membrane mukosamensekresi mucus untukmenjebak mikroba dan partikelasing lainnya serta menut
upmasuk jalurnya bakteri/virus.

e)Granulosit,
mengenali mikrobaorganisme sebagai musuh danmenelan serta menghancurkanmereka.
Gambar 2. 8 Leukosit

f)Proses inflamasi,
invasi jaringanoleh mikroorganisme merangsang responinflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi
yaitu kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri,
hilangnya fungsi dan granulosit danmikroorganisme nosit keluar.

B. Pertahanan mekanik

Pertahanan tubuh non spesifik dengan carapertahanan mekanik antara lain adalah:

a.Bersin, reaksi tubuh karena adabenda asing (bakteri, virus, benda dan lain-lain yang masuk hidung)
reaksitubuh untuk mengeluarkan dengan bersin.

b.Bilasan air mata, saat ada bendaasing produksi air


mata berlebihuntuk mengeluarkan benda tersebut.

c.Bilasan saliva, kalau ada zatberbahaya produksi saliva berlebihuntuk menetralkan.

d.Urin dan feses, jika berlebihmaka respon tubuh untuk segeramengeluarkannya.

C. Pertahanan kimiawi

Pertahanan tubuh non spesifik dengan carakimiawi antara lain adalah:

a.Enzim dan asam dalam cairanpencernaan berfungsi sebagai pelindungbagi tubuh.

b.HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.

c.Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.

d.Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam. (1)

I. Lapisan kedua

A.Seluler
a.Natural Kiler

Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker
dan sel terinfeksi virus.

b.Sel fagosit

Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen dengan
mekanisme fagositosis.

B.Interferon

Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon berfungsi
memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat
jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen

C. Inflamasi

Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu kerusakan.

Fungsi inflamasi:

1.Membunuh antigen yang masuk.

2.Mencegah penyebaran infeksi.

3.Mempercepat proses penyembuhan

1.Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat)

Dikatakan spesifik karena hanyaterbatas pada satu mikroorganisme dan tidakmemberikan proteksi te
rhadapmikroorganisme yang tidak berkaitan.Pertahanan ini di dapat melalui pejananterhadap agen i
nfeksi spesifik sehinggajaringan tubuh membentuk system imun.

Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada bagian ini yaitu leukosit.

Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :

A.Kekebalan Humoral

Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel
imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel
plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.

Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-spesifik berhasil dilakukan.

1)Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2)Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper
melalui molekul MHC kelas II.

3)Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B. Sel limfosit
B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.

Macam-macam sel limfosit B:

1)Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang
tubuh sewaktu-waktu.

2)Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama 4-5 hari.

B. Kekebalan Dimediasi Sel

Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan
antigen masuk ke tubuh.

Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel limfosit T.

1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.

2) yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.

3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T
sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.

Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang diserang
sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi.

Macam-macam sel limfosit T:

1)Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang
tubuh sewaktu-waktu.

2)Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan aktivasi sel T.

3)Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang diserang antigen.

4)Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.(5)


D. Reaksi Hipersensitivitas (7)

Adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan
sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara intrinsik sebenarnya tidak berbahaya.

Penggolongannya menurut Gells dan Coombs , yaitu :

Penggolongan Contoh

Drug allergy (termasuk

Tipe I Immediate Hypersentivity anaphylaxis shock)

Hay fever

Antibody mediated
Tipe II Anemia hemolitik
cytotoxicity

Tipe III Immune compleks Auto imun

Dermatitis kontak,
Tipe IV Cellmediated Hypersentivity
TBC

E. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh

a) Nama penyakit : HIV-AIDS

AIDS, merupakan suatu sindrom ataupenyakit yang disebabkan oleh virusHIV(Human Immunodeficie
ncy Virus).Padatubuh manusia, virus HIV hanya menyerangsel yang memiliki protein tertentu .Protein
ituialah yang terdapat pada sel darah putih T4,yaitu sel darah putih yang berperan menjagasystem ke
kebalan tubuh.Apabila virus HIVmenginfeksi tubuh, manusia akan mengalamipenurunan
system kekebalan tubuh.Akibatnya,para penderita HIVAIDS akan mudahterinfeksi berbagai jenis peny
akit. PenderitaHIV positif umumnya masih dapat hidup dengannormal dan tampak sehat,
tetapi dapatmenularkan virus HIV.

Penderita AIDS adalah penderita HIVpositif yang telah menunjukkan gejalapenyakit AIDS. Waktu yang
dibutuhkanseorang penderita HIV positif untuk menjadipenderita AIDS relative lama, yaitu antara510
tahun.Bahkan ada penderita HIV positifyang seumu hidupnya tidak menjadi penderitaAIDS.Ha lterse
but dikarenakan virus HIVdidalam tubuh membutuhkan waktu untukmenghancurkan system kekebal
an tubuhpenderita.Ketika system kekebalan tubuhsudah hancur,penderita HIV positif akanmenunjuk
kan gejala penyakit AIDS.
b)Patofisiologi

Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih. Materi genetik
virus yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. DI dlam sel, virus berkembang biak pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru
kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya. Virus menempel pada limfosit yang
memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4 yang terdapat di selaput bagian luar.

Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atau limfosit penolong. Limfosit T penolong
berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lain pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B,
makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang semuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan
organesme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi
kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker.

c) Farmakoterapi

Obat-obatan HIV AIDS :

1.NRTI (nucleoside atau nucleotide reserve transcriptase inhibitor)

2.NNRTI (non nucleoside reserve transcriptase inhibitor)

3.PI (protease inhibitor)

d)Penularan AIDS

Dari tekniknya, virus AIDS sulit berpindah. Kontak secara kebetulan di dudukan toilet, bersentuhan,
berjabat tangan, memencet tombol pintu, setelah ditengarai menjadi saluran penularan AIDS.
Padahal pengertian ini salah besar. AIDS ditularkan melalui transfusi darah. Virus ditemukan di darah,
mani, kelenjar vagina, urin, air susu, air ludah dan air mata. Biasanya kulit sudah cukup untuk
menghentikan masuknya virus. Tapi jika cairan di tubuh anda, virus langsung masuk ke tubuh anda
dan untuk itu bisa menular.

Meskipun virus AIDS ditemukan pada kelenjar air ludah, ciuman dipertimbangkan bukanlah faktor
beresiko penularan AIDS. Tidak ada catatan penularan dengan cara ini. Cairan yang beresiko tinggi
adalah darah dan mani, dan pada tingkat yang lebih rendah, kelenjar vagina. Jika kulit anda luka, itu
bisa menjadi tempat masuknya virus AIDS.

Lebih mudah lagi penularan AIDSmelalui anal seks karena lubang anus lebih menyenangkan daripada
vagina. Sebaliknya, butiran kelenjar juga dihasilkan lubang vagina selagi berhubungan intim. Ini
adalah jalur langsung menuju darah buat virus AIDS. Ini bisa terjadi pada anda. Jika penis anda panas
atau kulit terluka, virus langsung bisa masuk ke dalam darah.
Para ahli mengemukakan bahwa anda tidak harus berhubungan seks dengan memaksa atau
kekerasan. Hindari memasukkan obyek yang besar ke dalam vagina atau anus. Gunakanlah kondom
bersih dan sederhana.

Gambar 2. 9. bentuk Virus HIV AIDS

e)Pencegahan

1.Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

2.Tidak bergonta-ganti pasangan.

3. Menghindari pemakaiaan obat-obatan terlarang.

4. Penggunaan jarum suntik hanya sekali pakai.

5. Ibu yang positif HIV dianjurkan untuk tidak menyusui bayinya.

6. Penderita HIV jangan melakukan donor darah.

7. Setiap melakukan transfusi darah, darah dipastikan benar-benar terbebas dari HIV. (10)

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas maka di dapat kesimpulan sebagai berikut:

1.Imunologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi imunitas. Imunologi berasal dari ilmu
kedokteran dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit. Sebutan imunitas yang
pertama kali diketahui adalah selama wabah Athena tahun 430 SM. Thucydides mencatat bahwa
orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat mengobati penyakit tanpa terkena penyakit
sekali lagi.

2.Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.

3.Sistem imun berfungsi sebagai pelindung tubuh dari invasi penyebab penyakit, menghancurkan
dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta
tumor) yang masuk ke dalam tubuh.

4.Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap
antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Dilihat dari beberapa kali pajanan antigen maka
dapat dikenal dua macam respon imun yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.

5.Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh spesifik dan pertahanan tubuh non spesifik.

6.Mekanisme imunitas meliputi imunitas selular, yang dalamnya sel T dan makrofag berpartisipasi
dan imunitas humoral (dengan perantara antibodi) yang melibatkan dalam sel T, sel B dan makrofag.

7.Ditinjau dari cara memperolehnya, imunitas dibagi menjadi dua yaitu imunitas aktif, yaitu bila
seseorang secara aktif membentuk sendiri imunitasnya terhadap suatu penyakit dan imunitas pasif,
yaitu bila imunitas itu berasal dari luar yang kemudian masuk atau dimasukkan ke dalam tubuh.

8.Reaksi hipersensitivitas adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara intrinsik
sebenarnya tidak berbahaya.

9.Reaksi hipersensitivitas dibagi menjadi 4 tipe yaitu tipe I, II, III, dan IV.

10.HIV- AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem imunitas manusia. HIV ditularkan melalui
cairan tubuh, transfusi darah, jarum suntik, dan hubungan seks.
B. Saran

yaitu untuk pembaca diharapkan dalam membaca makalah ini dapat lebih tahu dan memahami
tentang pentingnya Sistem Imun sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang awam
dan dapat diaplikasikan untuk diri sendiri dan dilingkungan. Selain itu penulis mengharapkan saran
yang membangun yang dapat menjadi motivasi dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya
sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya penulis lebih teliti dan lebih baik lagi dalam
menyampaikan informasi dalam bentuk tertulis seperti makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.Aisa. Makalah Anatom dan Fisiologi Manusia (Sistem Imun). 2012. Kendari : Universitas
Haluoleo.http://aisaayi.blogspot.com/2013/03/anatomi-dan-fisiologi-manusia.html. Diakses tanggal
26-2-2014.

2.Bloom dan Fawcett. Buku Ajar Histologi Edisi 12. 2002. Jakarta : EGC.

3.Gibson, John. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2. Jakarta : EGC.

4.http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196812012001122-
RITA_SHINTAWATI/RITA-1/FILARIASIS.pdf. Diakses tanggal 26-2-2014.
5. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/

6. http://id.scribd.com/doc/29262461/Sistem-Imun-Dan-Hematologi

7.https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CD4QFjAD&url=http%3A%2F
%2Ffarmasi.unud.ac.id%2Find%2Fwp-content%2Fuploads%2FHIPERSENSITIVITAS-
presentasi.pdf&ei=5-
xlU7LLOoKjugT56oHoAw&usg=AFQjCNGi7zGj4mC29ivaH3bReIPCKQt0Zw&bvm=bv.65788261,d.c2E

8. http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CFAQFjAD&url=http%3A%2F
%2Frepository.unand.ac.id%2F17674%2F1%2FReferat%25202%2520-
%2520Tonsilektomi.pdf&ei=4wkMU9OmLoeMrQe3iIDoBw&usg=AFQjCNEm6uR56yBUEMznAsWdhH
Y5l9HAOA&bvm=bv.61725948,d.bmk

9.materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf

10.Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.

11. Sophia,Yenny, dkk. 2013. Makalah Penyakit HIV-AIDS. Medan : Universitas Tjut Nyak Dhien.

12. Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat Edisi 10. Jakarta : EGC.

http://nurul1991626.blogspot.co.id/2014/10/anatomi-dan-fisiologi-sistem-imunitas.html

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM IMUN
Disusun Oleh :

Ratna Agustiyani P1337434114012

Diaksa Putri Arinda P1337434114025

Widya Diah Prastiwi P1337434114039

Semester 1 / Reguler A

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

Tahun 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen
disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba
patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia
terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik
mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun
terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik
tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari,
dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh, sistem
kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.
Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan tubuh, system
kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.

Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta
makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negative dapat mangativasi
komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini adalah
akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga
merangsang demam dan sintesis protein.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh?

1.2.2 Apa sajakah fungi imun ?

1.2.3 Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?

1.2.4 Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh manusia?

1.2.5 Apa saja yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh manusia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh.

1.3.2 Mengetahui fungsi imun tubuh manusia.

1.3.3 Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia.

1.3.4 Mengetahui gangguan apa saja yang dapat mengenai system kekebalan tubuh manusia.

1.3.5 Memahami cara mempertahankan system kekebalan tubuh manusia.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena
penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika
sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu,dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya
mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker.

2.2. FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH

a) Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

b) Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan jaringan.

c) Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

d) Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.

2.3. PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH

a) Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit

2.3.1 Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik

Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan
mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-cirinya :

Tidak selektif

Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya

Eksposur menyebabkan respon maksimal segera

Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh

Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :

Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh

a. Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu kulit dan membran mukosa, yang
berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-
sel epitel yang tersusun rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit
mengandung keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Sedangkan
membran mukosa yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin
berfungsi menghalangi masuknya patogen ke dalam tubuh.

b. Pertahanan Mekanis

Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada trakea. Rambut hidung
berfungsi menyaring udara yang dihirup dari berbagai partikel berbahaya dan mikrobia. Sedangkan
silia berfungsi menyapu partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh.

c. Pertahanan Kimiawi

Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa.
Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh
dari sekret tersebut adalah minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH
3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air
mata, dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri
dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.

d. Pertahanan Biologis

Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan
membran mukosa. Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri
patogen dalam memperoleh nutrisi.

Respons Peradangan (Inflamasi)

Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores atau
benturan keras. Proses inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala sekaligus,
yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor(panas), dan tumor (bengkak). Inflamasi berfungsi
mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Reaksi inflamasi juga berfungsi
sebagai sinyal bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan
fagositosis terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh. Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka,sehingga mengakibatkan patogen mampu
melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.

2. Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan histamin dan
prostaglandin.

3. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah sehingga
permeabilitas pembuluh darah meningkat.

4. Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang terinfeksi.
5. Sel-sel fagosit memakan patogen.

Fagositosis

Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan cara mencerna
mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua jenis, yaitu fagosit mononuklear dan fagosit
polimorfonuklear. Contoh fagosit mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi
ke jaringan akan berperan sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit,
yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell mast(mastosit). Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah
memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses fagositosis
:

1. Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.

2. Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang telah terdeteksi.
Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh patogen.

3. Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit.

4. Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi seluruh permukaan patogen dan
menelannya ke dalam sitoplasma yang terletak dalam fagosom.

5. Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim bergabung dengan fagosom


membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh permukaan patogen hingga hancur. Setelah infeksi
hilang, sel fagosit akan mati bersama dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan
terbentuknya nanah.

6. Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel
fagosit.

Protein Antimikrobia

Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah protein komplemen dan
interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan cara membentuk lubang pada dinding
sel dan membran plasma bakteri tersebut. Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara
cairan dan garam-garam dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya sel
bakteri tersebut.

Interferon dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan saat virus memasuki tubuh
melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya, interferon akan berikatan dengan sel yang tidak
terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus
sehingga serangan virus dapat dicegah.

2.3.2 Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang
masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan
tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :
Bersifat selektif

Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing

Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya

Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)

Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal

Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

Limfosit

a) Limfosit B (Sel B)

Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel B berperan dalam
pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi :

1. Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.

2. Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh serta
menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi kedua.

3. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

b) Limfosit T (Sel T)

Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses pematangannya terjadi di
kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang
sel penghasil antigen secara langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma.

Sel T dapat dibedakan menjadi :

1. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh yang
terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.

2. Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T lainya serta
mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.

3. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan
bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.

Antibodi (Immunoglobulin/Ig)

Antibodiakan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa
protein yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau
serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh melalui proses kekebalan
(immune). Antibodi merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara
mengikatnya, untuk selanjutnya ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja
secara spesifik untuk antigen tertentu. Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat
spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari berbagai kuman penyakit.

Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai ringan dan dua rantai
berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida dan bentuk
molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen.
Beberapa cara kerja antibodi dalam menginaktivasi antigen yaitu :

Netralisasi (menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi)

Aglutinasi partikel yang mengandung antigen, seperti mikrobia

Presipitasi (pengendapan) antigen yang dapat larut

Fiksasi komplemen (aktivasi komplemen)

Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karakteristiknya

No. Tipe Antibodi Karakteristik

Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi


1. IgM
infeksi yang pertama kali (respons kekebalan primer)

Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi saat


terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder).
2. IgG
Mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari
ibu kepada janin.

Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan


membran mukosa. Berfungsi mencegah infeksi pada
3. IgA permukaan epitelium. Terdapat dalam kolostrum yang
berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi
saluran pencernaan

Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan


4. IgD berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh sel B
plasma.

Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah


dan cell mast (mastosit) di dalam jaringan yang berfungsi
5. IgE
memengaruhi sel untuk melepaskan histamin dan terlibat
dalam reaksi alergi.
Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem kekebalan tubuh berdasarkan cara
mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas beberapa lapis seperti terlihat pada tabel di bawah
ini.

Tabel Beberapa Lapis Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit

Pertahanan Tubuh
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Spesifik

Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga

Kulit Inflamasi Limfosit

Membran mukosa Sel-sel fagosit Antibodi

Rambut hidung dan silia pada trakea Protein antimikrobia

Cairan sekresi dari kulit dan


membran mukosa

b) Berdasarkan Mekanisme Kerja

1) Kekebalan Humoral

Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan
limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel
B pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen
sehingga makrofag akan mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir,
sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons
kekebalan primer.

Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya dan
menstimulasi pembentukan sel Bplasma yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut
dinamakan respons kekebalan sekunder.

Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih besar
daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan adanya memori imunologi, yaitu kemampuan
sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.

2) Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan tubuh yang
terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T
pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel
asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan
dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

c) Berdasarkan Cara Memperolehnya

1) Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan aktif dapat
diperoleh secara alami maupun buatan.

a. Kekebalan Aktif Alami

Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat infeksi suatu kuman
penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit itu. Misalnya,
seseorang yang pernah sakit campak tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.

b. Kekebalan Aktif Buatan

Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah proses
pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang dierikan secara oral
(melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap
patogen. Vaksin dapat berupa suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan.
Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan
antigen sehingga tubuh menjadi kebal terhadap penyakit yang menyerangnya.

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin
harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh
semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio,
tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala
besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari
mikroorganisme yang telah dilemahkan.

2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah
dimatikan.

3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang
telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.

4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

2) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif diperoleh setelah
menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun buatan.

a. Kekebalan Pasif Alami

Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi dari ibunya melalui
plasenta saat masih berada di dalam kandungan. Kekebalan ini juga dapat diperoleh dengan
pemberian ASI pertama (kolostrum) yang mengandung banyak antibodi.

b. Kekebalan Pasif Buatan

Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi yang diekstrak dari suatu
individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan ini berlangsung singkat, tetapi mampu
menyembuhkan dengan cepat. Contohnya adalah pemberian serum antibisa ular kepada orang yang
dipatuk ular berbisa.

2.4 GANGGUAN PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH

a) Alergi

Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang masuk ke
dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan
serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya udang.

Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang kemudian
merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke
dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan berikatan dengan
mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat
pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang
berperan dalam proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi
seperti bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala alergi
dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.

b) Autoimunitas

Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi
justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan
sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus.
Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu :

1. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang berfungsi
menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon insulin sehingga
kadar gula darah meningkat.
2. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot lurik
mengalami kerusakan.

3. Addisons disease

Addisons disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan
berat badan menurun, kadargula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.

4. Lupus

Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita lupus, antibodi
menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :

Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang menyerang sel darah
merah sehingga menyebabkan anemia.

Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang dianamakan kompleks
imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan
ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak
dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin
bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh
akan terganggu.

5. Radang sendi (artritis reumatoid)

Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang menyebabkan peradangan dalam waktu lama
pada sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan ditandai dengan radang pada
membransinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.

c) AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai penyakit yang
disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi
pembentukan sel B plasma dan jenis sel T lainnya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan
tubuh dalam melawan berbagai kuman penyakit.
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut terdapat molekul
CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein pada permukaan HIV menempel ke
reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu. Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu
secara endositosis dan mulai memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang
terinfeksi secara eksositosis atau melisiskan sel.

Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada penderita AIDS,
jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Kondisi ini menyebabkan penderita AIDS mudah
terserang berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan.

Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan

tampak sehat,tetapi dapat menularkan virus HIV.Penderita AIDS adalah penderitaHIV positif yang
telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk
menjadi penderita AIDS relatif lama,yaitu antara 5-10 tahun.Bahkan ada penderita HIV positif yang
seumur hidupnya tidak menjadi penderita AIDS.Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh
membutuhkan waktu untuk menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS.
Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan
hidup selama dua tahun.

Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :

Gangguan pada sistem saraf

Penurunan libido

Sakit kepala

Demam

Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan

Diare

Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh

Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total

Terjadi penurunan berat badan secara drastis

Cara penularan virus HIV/AIDS :

Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS

Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita

Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS

Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu penderita HIV/AIDS

Cara mencegah penularan HIV/AIDS :


Menghindari hubungan seks di luar nikah

Memakai jarum suntik yang steril

Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka

Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

2.5 CARA MEMPERTAHANKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH

1. Nutrisi yang sempurna

Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita karena nutrisi
dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memakan makanan yang
mengandung :

Protein

Protein diperlukan untuk menghasilkan immunoglobulin dan berbagai antibodi. Protein dapat
diperoleh dari daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.

Vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan buah.

Teh hijau

Teh hijau mengandung antioksidan flavonoid yang dapat membantu meningkatkan sistem imun. Para
ahli sains menemukan bahwa kandungan theanine pada daun teh dapat membantu sel imun badan
dalam melawan bakteri dan virus.

Aloevera

Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang dapat membantu badan dalam
mengeluarkan toksin, memulihkan jaringan yang terluka, dan meningkatkan sistem imun badan
dengan cepat.

2. Olahraga yang sesuai

Olahraga minimal 15 menit setiap hari secara berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan tubuh.
Olahraga seperti jogging, berenang, berjalan, dan yoga dapat meningkatkan peredaran darah,
menguatkan jantung, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.

3. Senantiasa gembira dan bijak menangani tekanan

Tekanan psikologi yang berkepanjangan dapat mengganggu mekanisme sistem imun dalam tubuh.
Apabila otak merasa tertekan, otak akan menghasilkan hormon kortisol yang jika berlebihan akan
berdampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh kita.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen.

Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a) Cara mempertahankan diri dari penyakit

1) Sistem pertahanan tubuh non spesifik

Tidak membedakan mikrobia patogen yang satu dengan yang lainnya.

2) Sistem pertahanan tubuh spesifik

Pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk dalam tubuh

b) Cara memperoleh

1) Kekebalan aktif

Kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.

2) Kekebalan pasif

Kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh.

c) Mekanisme kerja

1) Kekebalan humoral

Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran darah.

2) Kekebalan seluler

Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara
langsung.

Syistem kekebalan tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara lain :

a) Alergi
Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh.

b) Autoimunitas

Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan antara
sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh.

c) AIDS

Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh karena
infeksi virus HIV.

Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan tubuh kita
dengan cara :

a) Memakan makanan yang bernutrisi

b) Berolahraga yang teratur

c) Senantiasa gembira dan bijak dalam menghadapi tekanan

3.2 Saran

Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca, maka penulis
menyarankan :

Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit

Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi

Jagalah kebersihan lingkungan sekitar

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7537645/MAKALAH_BIOLOGI_SISTEM_IMUNITAS_PADA_TUBUH_MANU
SIA

http://rendezvous-point.blogspot.com/p/imunitas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan

http://kidungkawan.blogspot.com/2013/10/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-sistem.html

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tahukah kalian, mengapa tub uh kita bisa terserang penyakit? , Hal Itu Karena
Disebabkan fungsi dari Sistem Imun Kita Menurun, didalam tubuh kita terdapat mekanisme
perlindungan yang dinamakan sistem imun. Ia dirancang untuk mempertahankan tubuh kita
terhadap jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit yang setiap saat menyerang tubuh
kita.

Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap
bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri,
mikroba, parasit dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel
imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.
Karena di hari ini kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi oleh berbagai
ancaman bibit penyakit maka memiliki dan memelihara Sistem imun yang sehat & optimal
menjadi sangat penting.
Olehkarena itu kita sangat penting mengetahui apa itu sistem imun, Dalam makalah
ini akan di bahas tentang anatomi dan fisiologi dari sistem imun, yang dapat kita pelajari.

B. TUJUAN

Setelah kita engetahui anatomi dan fisiologi di harapkan kita dapat menerapkan
dalam lingkungan bagaimana cara kita mempertahankan sistem imun kita agar bekerja
dengan sempurna.

BAB II PEMBAHASAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN


A.PENGERTIAN
Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia
sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam
perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas,
dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. (Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri
dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika
sistemkekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang
dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker.

B. FUNGSI
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sasaran utama: bakteri patogen & virus
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

C. LETAK-LETAK SISTEM IMUN

a. Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum
tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag)
dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.
b. Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam
sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal
sebagai toleransi diri.
c. Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik.
Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah.
Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik
pasien.
Getah adalah basa (pH> 7,0) cairan yang biasanya jelas, transparan, dan tidak berwarna.
Mengalir di pembuluh limfatik dan jaringan mandi dan organ dalam meliput pelindung. Tidak ada sel
darah merah dalam getah bening dan memiliki kandungan protein lebih rendah dari darah. Seperti
darah, hal ini sedikit lebih berat daripada air (densitas = 1,019 0,003). Getah bening mengalir dari
cairan interstisial melalui pembuluh limfatik sampai dengan baik duktus toraks atau saluran getah
bening kanan, yang berakhir di pembuluh darah subklavia, dimana getah bening dicampur ke dalam
darah. (Duktus getah bening yang tepat mengalir di sisi kanan leher, dada, dan kepala, sedangkan
duktus toraks menguras seluruh tubuh.) Limfe membawa lipid dan vitamin yang larut dalam lemak
diserap dari saluran gastrointestinal (GI). Karena tidak ada pompa aktif dalam sistem getah bening,
tidak ada tekanan-kembali diproduksi. Pembuluh limfatik, seperti vena, memiliki arah katup yang
mencegah aliran balik. Selain itu, sepanjang kapal tersebut terdapat kelenjar getah bening berbentuk
kacang kecil yang berfungsi sebagai filter dari cairan limfatik. Hal ini dalam kelenjar getah bening di
mana antigen biasanya disajikan kepada sistem kekebalan tubuh.
Sistem limfoid manusia sebagai berikut:
organ utama: tulang sumsum (di pusat cekungan tulang) dan kelenjar timus (terletak di
belakang tulang dada di atas jantung), dan
sekunder organ pada atau dekat portal kemungkinan masuknya patogen: kelenjar gondok,
amandel, limpa (terletak di bagian kiri atas perut), kelenjar getah bening (di sepanjang
pembuluh limfatik dengan konsentrasi di leher, ketiak, perut, dan pangkal paha), Peyers
patch (dalam usus), dan usus buntu.
c. Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)

Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa,
jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran
pernafasan dan saluran urogenital.

D.MEKANISME PERTAHANAN

a. Non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons
imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh
kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain
dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen
merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.
Imunitas non spesifik merupakan respon awal terhadap mikroba untuk
mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada host, merangsang
terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan Hanya bereaksi
terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock protein) dan memberikan
respon yang sama untuk infeksi yang berulang.
a. pertahanan fisik : kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan
b. pertahanan kimia : bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit,
kel kulit, telinga, asam HCL dalam cairan lambung , lisosim yang dikeluarkan oleh makrofag
menghancurkan kuman gram dengan bantuan komplemen, keringat, ludah , air mata dan
air susu
( melawan kuman gram + )
c. pertahanan humoral
- komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit
( menghancurkan sel membran bakteri, faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke
tempat bakteri, diikat pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk mengenal
dan memakannya
- interferon suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg mengandung nukleus dan
dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus.

b. Mekanisme Pertahanan Spesifik

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka
imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme
pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem
imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen.
Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons
imun didapat. Mekanisme Pertahanan Spesifik (Imunitas Humoral dan Selular)
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau
tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita
kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen yang
diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya.

b.1.Komponen Sistem Imun Spesifik

b.1.1Barier Sel Epitel


Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan
menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel barier juga
terdapat sel limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada
sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan
fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel
akan menghasilkan IG M.
b.1.2 Neutrofil dan Makrofag
Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan
makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. Hal ini di
karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa
mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang
selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.

b.1.3 NK Sel
NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh
adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala
jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin
dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis.

Antibodi (Immunoglobulin)

sAntibodi (bahasa Inggris:antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur


tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,
sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Pembagian
Immunglobulin
Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang
memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal immune). IgA banyak
ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai
sIgA (en:secretoryIgA) dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan
mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan
sIgA dengan ikatan komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba.
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer
dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel
B bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel
B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya
sekitar 0,2%.
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi
yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi
terutama pada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang
merespon cacing parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan
Fasciola hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu sepertiPlasmodium falciparum,
dan artropoda.
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris
yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan , yang saling mengikat dengan ikatan
disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam
tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum
sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah
antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan
antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan
teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary
immune response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM
dapat ditemukan pada permukaan limfosit- B dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi
pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan
berkembang secara fitogenetik (en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang
menggerakkan lintasan komplemen klasik.
E.Macam-macam imun
d.1 Imunitas bawaan
Sistem kekebalan bawaan adalah apa yang kita dilahirkan dengan dan itu spesifik,
semua antigen diserang sama cukup banyak. Hal ini genetik berdasarkan dan kami sebarkan
ke anak cucu kita.
Permukaan Hambatan atau Imunitas Mukosa
Dan, tentu saja, yang paling penting penghalang pertama adalah kulit. Kulit tidak
dapat ditembus oleh sebagian besar organisme kecuali jika sudah memiliki celah, seperti
goresan, nick, atau dipotong. Mekanis, patogen dikeluarkan dari paru-paru dengan tindakan
ciliary sebagai langkah rambut-rambut kecil di gerakan ke atas, batuk dan bersin tiba-tiba
mengeluarkan baik dan tak hidup makhluk hidup dari sistem pernafasan, aksi penyiraman
air mata, air liur, dan urin juga memaksa keluar patogen , seperti halnya off peluruhan kulit.
Lengket lendir di saluran pencernaan dan pernafasan perangkap banyak mikroorganisme.
PH asam (<7,0) dari sekresi kulit menghambat pertumbuhan bakteri. Folikel rambut
mengeluarkan sebum yang mengandung asam laktat dan asam lemak baik yang
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen dan jamur. Area kulit tidak ditutupi
dengan rambut, seperti telapak tangan dan telapak kaki, yang paling rentan terhadap infeksi
jamur. Pikirkans kaki atlet. Air liur, air mata, sekresi hidung, dan keringat mengandung
lisozim, suatu enzim yang menghancurkan dinding sel bakteri positif Gram menyebabkan
lisis sel. sekret vagina juga sedikit asam (setelah onset menstruasi). Spermine dan seng
dalam air mani menghancurkan beberapa patogen. Laktoperoksidase merupakan enzim
yang kuat ditemukan dalam susu ibu. Perut merupakan hambatan yang hebat sepanjang
mukosa mensekresi asam klorida nya (0,9 <pH <3,0, sangat asam) dan protein-mencerna
enzim yang membunuh patogen banyak. perut bahkan dapat menghancurkan obat-obatan
dan bahan kimia lainnya. Flora normal adalah mikroba, terutama bakteri, yang hidup di dan
di tubuh dengan, biasanya, tidak ada efek berbahaya bagi kami. Kami memiliki sekitar 10 13
sel di dalam tubuh kita dan 10 14 bakteri, yang sebagian besar tinggal di usus besar. Ada 10 3
-10 4 mikroba per cm 2 pada kulit (Staphylococcus aureus, Staph,. Epidermidis diphtheroid,
streptococci, Candida, dll). Berbagai bakteri hidup di hidung dan mulut. Lactobacillus
tinggal di lambung dan usus kecil. Usus bagian atas memiliki sekitar 10 4 bakteri per gram,
sedangkan usus besar memiliki 10 11 per gram, dimana 95-99% adalah anaerob (anaerob
adalah sebuah mikroorganisme yang dapat hidup tanpa oksigen, sementara sebuah aerob
memerlukan oksigen.) Atau Bacteroides. Saluran urogenitary adalah ringan dijajah oleh
berbagai bakteri dan diphtheroid. Setelah pubertas, vagina dijajah oleh aerophilus
Lactobacillus bahwa glikogen fermentasi untuk mempertahankan pH asam. Normal flora
mengisi hampir semua relung ekologis yang tersedia dalam tubuh dan menghasilkan
bacteriocidins, defensin, protein kationik, dan laktoferin yang semuanya bekerja untuk
menghancurkan bakteri lain yang bersaing untuk ceruk mereka dalam tubuh.
Bakteri penduduk bisa menjadi masalah ketika mereka menyerbu ruang di mana
mereka tidak dimaksudkan untuk menjadi. Sebagai contoh: (a) aureus hidup pada kulit
dapat memperoleh masuk ke tubuh melalui luka kecil / nick. (B) Beberapa antibiotik, di
klindamisin khususnya, membunuh beberapa bakteri di saluran usus kita. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan berlebih dari Clostridium difficile, yang menghasilkan kolitis
pseudomembran, suatu kondisi yang agak menyakitkan dimana lapisan dalam usus retak
dan berdarah. Fagosit adalah sel yang menarik (oleh chemotaxis), mematuhi, menelan, dan
ingests benda asing. Promonocytes dibuat di sumsum tulang, setelah itu mereka dilepaskan
ke dalam darah dan disebut monosit sirkulasi, yang akhirnya matang menjadi makrofag
(Berarti pemakan besar, lihat di bawah).

Beberapa makrofag terkonsentrasi di paru-paru, hati (Kupfer sel), lapisan kelenjar


getah bening dan limpa, mikroglia otak, mesoangial sel-sel ginjal, sinovial A sel, dan
osteoklas. Mereka berumur panjang, tergantung pada mitokondria untuk energi, dan yang
terbaik di menyerang sel-sel mati dan patogen mampu hidup dalam sel. Setelah makrofag
sebuah phagocytizes sel, ia menempatkan beberapa protein tersebut, disebut epitop, pada
permukaannya-mirip pesawat tempur menampilkan hits-nya. ini penanda permukaan
berfungsi sebagai alarm untuk sel kekebalan lainnya yang kemudian menyimpulkan bentuk
penyerbu. Semua sel-sel yang melakukan hal ini disebut presentasi antigen sel (APC).
The-tetap atau mengembara makrofag tidak berkeliaran di pembuluh darah dan bahkan
dapat meninggalkan mereka untuk pergi ke situs infeksi di mana mereka menghancurkan
jaringan yang mati dan patogen. Emigrasi dengan menekan melalui dinding kapiler ke
jaringan disebut diapedesis atau ekstravasasi. Kehadiran histamines di lokasi infeksi
menarik sel ke sumber mereka.
sel-sel pembunuh alami bergerak dalam darah dan getah bening terhadap pelet
(menyebabkan meledak) sel kanker dan sel-sel tubuh yang terinfeksi virus. Mereka limfosit
butiran besar yang menempel pada glikoprotein pada permukaan sel yang terinfeksi dan
membunuh mereka.
Plmorphonuclear neutrofil, juga disebut polys untuk jangka pendek, adalah fagosit yang
tidak mitokondria dan mendapatkan energi dari glikogen yang tersimpan. Mereka adalah
nondividing, berumur pendek (paruh 6-8 jam, umur 1-4 hari), dan memiliki inti
tersegmentasi]. The [gambar di bawah ini menunjukkan phagocytizing neutrofil bakteri,
dengan warna kuning. Mereka merupakan 50-75% dari seluruh leukosit. Para neutrofil
memberikan pertahanan utama terhadap pyogenic (pembentuk nanah) bakteri dan yang
pertama di tempat kejadian untuk melawan infeksi. Mereka diikuti oleh makrofag
berkeliaran sekitar tiga sampai empat jam kemudian.
Sistem komplemen adalah plasma dipicu sistem enzim utama. Ini mantel mikroba dengan
molekul yang membuat mereka lebih rentan terhadap terperosok oleh fagosit meningkatkan
permeabilitas Vascular. Mediator permeabilitas kapiler untuk memungkinkan plasma yang
lebih dan melengkapi cairan mengalir ke lokasi infeksi juga. Mereka mendorong polys untuk
mematuhi dinding kapiler (pinggiran) dari mana mereka dapat masuk melalui dalam
hitungan menit untuk tiba di daerah yang rusak. Setelah fagosit melakukan pekerjaan
mereka, mereka mati dan mereka "mayat-mayat," kantong-kantong jaringan yang rusak, dan
nanah bentuk cair.
Eosinofil tertarik untuk sel dilapisi dengan pelengkap C3B, di mana mereka melepaskan
protein dasar mayor (MBP), protein kationik, perforins, dan metabolit oksigen, yang
semuanya bekerja sama untuk membakar lubang dalam sel dan cacing (cacing). Sekitar 13%
dari leukosit adalah eosinofil. umur mereka sekitar 8-12 hari. Neutrofil, eosinofil, dan
makrofag semua fagosit.
sel Dendritic ditutupi dengan selaput labirin proses yang terlihat seperti dendrit sel saraf.
Kebanyakan dari mereka adalah sangat penyajian antigen sel efisien. Ada empat tipe dasar:
sel Langerhans, sel dendritik interstisial, interdigitating sel dendritik, dan sel dendritik
beredar. perhatian utama kami akan sel Langerhans, yang ditemukan pada epidermis dan
selaput lendir, terutama di, vagina, dan rongga mulut dubur. Sel-sel ini membuat titik
antigen menarik dan efisien menyajikannya ke sel penolong T untuk aktivasi mereka]. [Akun
ini, sebagian, untuk transmisi HIV melalui kontak seksual.
Setiap sel dalam sistem kekebalan tubuh bawaan untuk mengikat antigen menggunakan
pengenalan reseptor-pola. Reseptor ini dikodekan di garis kuman setiap orang. kekebalan ini
diwariskan dari generasi ke generasi. Selama pembangunan manusia ini terkait molekul
reseptor untuk pola-patogen telah berevolusi melalui seleksi alam untuk lebih spesifik
dengan karakteristik tertentu dari kelas luas organisme menular. Ada beberapa ratus
reseptor dan mereka mengakui pola lipopolisakarida bakteri, peptidoglikan, DNA bakteri,
dsRNA, dan zat lainnya. Jelas, mereka ditetapkan untuk menargetkan baik-negatif dan
Gram-positif bakteri Gram.
d.1.1 Imunitas adaptif atau Acquired
Limfosit datang dalam dua tipe utama: sel B dan sel T. Darah perifer mengandung 20-50%
dari limfosit beredar, sisanya bergerak dalam sistem getah bening. Sekitar 80% dari mereka
adalah sel T, sel B 15% dan sisanya adalah sel atau dibeda-bedakan null. Limfosit merupakan
20-40% dari tubuh leukosit tersebut. massa total mereka adalah sama seperti yang
dilakukan oleh otak atau hati.
sel B diproduksi di sel-sel batang dari sumsum tulang, mereka memproduksi antibodi dan
mengawasi imunitas humoral kekebalan. T-sel nonantibody memproduksi adalah limfosit
yang juga diproduksi di tulang sumsum tapi peka dalam timus dan merupakan dasar sel-
dimediasi . Produksi sel-sel ini adalah yang digambarkan di bawah ini.
Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berubah dan dapat beradaptasi dengan lebih baik
menyerang antigen menyerang. Ada dua mekanisme adaptif mendasar:-mediated imunitas
sel dan kekebalan humoral.
d.1.2 Cell-mediated imunitas
Makrofag menelan antigen, proses mereka secara internal, kemudian menampilkan bagian
mereka di permukaan mereka bersama-sama dengan beberapa protein mereka sendiri. Ini
sel T peka untuk mengenali antigen tersebut. Semua sel yang dilapisi dengan berbagai zat.
CD adalah singkatan untuk cluster diferensiasi dan ada lebih dari seratus enam puluh
cluster, masing-masing adalah molekul kimia yang berbeda yang melapisi permukaan. CD8
+ dibaca "CD8 positif." Setiap T dan sel B memiliki sekitar 10 5 = 100.000 molekul pada
permukaannya. sel B yang dilapisi dengan CD21, CD35, CD40, dan CD45 selain molekul
non-CD lainnya. Sel T memiliki CD2, CD3, CD4, CD28, CD45R, dan non-CD molekul pada
permukaannya.
Jumlah besar molekul pada permukaan limfosit memungkinkan variabilitas yang sangat
besar dalam bentuk reseptor. Mereka diproduksi dengan konfigurasi acak pada permukaan
mereka. Ada beberapa 10 18 reseptor struktural berbeda beda. Pada dasarnya, antigen bisa
menemukan-sempurna sesuai dekat dengan jumlah yang sangat kecil limfosit, mungkin
sedikitnya satu.
T sel prima di timus, di mana mereka menjalani dua proses seleksi. Proses seleksi positif
pertama gulma keluar hanya sel-sel T dengan set yang benar reseptor yang dapat mengenali
molekul MHC bertanggung jawab atas diri-pengakuan. Kemudian proses seleksi negatif
dimulai dimana T sel-sel yang dapat mengenali molekul MHC dikomplekskan dengan
peptida asing bisa lewat keluar dari timus.
Sitotoksik atau pembunuh sel T (CD8 +) melakukan pekerjaan mereka dengan lymphotoxins
melepaskan, yang menyebabkan lisis sel tumbuh. Helper sel T (CD4 +) berfungsi sebagai
manajer, mengarahkan kekebalan respon. Mensekresikan Mereka zat kimia yang disebut
limfokin yang sitotoksik T merangsang sel B dan sel untuk dan membagi, menarik neutrofil,
dan meningkatkan kemampuan makrofag untuk menelan dan menghancurkan mikroba..
Suppressor sel T menghambat produksi sel T sitotoksik sekali mereka yang tidak diperlukan,
karena mereka lebih menyebabkan kerusakan dari yang dibutuhkan memori T sel diprogram
untuk mengenali dan merespon untuk patogen sekali itu telah menyerang dan telah ditolak.
d.2 Imunitas humoral
Sebuah tetapi imunokompeten belum dewasa B-limfosit dirangsang untuk jatuh
tempo apabila antigen mengikat reseptor permukaan dan ada sel T pembantu dekat (untuk
melepaskan sitokin a). Ini peka atau bilangan prima sel B dan mengalami seleksi klonal,
yang berarti mereproduksi aseksual oleh mitosis. Sebagian besar keluarga klon menjadi sel
plasma. Sel-sel ini, setelah lag awal, menghasilkan antibodi yang sangat spesifik pada tingkat
sebanyak 2.000 molekul per detik selama empat sampai lima hari. Sel B lain menjadi tinggal
memori sel-panjang.
Antibodi, disebut juga immunoglobulin atau Igs [dengan berat molekul 150-900 Md],
merupakan bagian gamma globulin dari protein darah. Mereka adalah protein larut
disekresikan oleh plasma keturunan (klon) sel B prima. Antibodi menonaktifkan antigen
oleh, (a) fiksasi komplemen (protein menempel pada permukaan antigen dan menyebabkan
lubang untuk membentuk, yaitu, lisis sel), (b) netralisasi (mengikat ke situs tertentu untuk
mencegah lampiran-ini sama dengan mengambil parkir mereka ruang), (c) aglutinasi
(penggumpalan), (d) presipitasi (memaksa hal tdk dpt memecahkan dan menyelesaikan
keluar dari solusi), dan metode yang lebih misterius lainnya.
Konstituen globulin gamma adalah: IgG-76%, IgA-15%, IgM-8%, IgD-1%, dan IgE-0.002%
(bertanggung jawab untuk respon autoimun, seperti alergi dan penyakit seperti arthritis,
multiple sclerosis, dan sistemik eritematosus lupus). IgG adalah antibodi-satunya yang dapat
melewati sawar plasenta untuk janin dan bertanggung jawab untuk 6 bulan kekebalan
perlindungan 3 dari bayi yang diberikan oleh ibu.
IgM adalah antibodi yang dominan dihasilkan dalam respon kekebalan primer, sedangkan
IgG mendominasi dalam respon imun sekunder. IgM secara fisik jauh lebih besar
dibandingkan imunoglobulin lainnya.

Perhatikan banyak derajat fleksibilitas dari molekul antibodi. Ini kebebasan bergerak
memungkinkan untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan sudut dan celah pada antigen.
Bagian atas atau Fab (ntigen b inding) sebagian dari molekul antibodi (fisik dan tidak harus
kimia) menempel pada protein tertentu [disebut epitop] pada antigen antibodi. Dengan
demikian mengakui dan tidak epitop antigen keseluruhan. Daerah Fc adalah crystallizable
dan bertanggung jawab untuk fungsi efektor, yaitu, akhir yang sel-sel imun dapat
melampirkan.
Agar Anda berpikir bahwa ini adalah bentuk-satunya antibodi yang dihasilkan, Anda harus
menyadari bahwa sel-sel B dapat memproduksi sebanyak 10 14 berbeda bentuk
conformationally.
Proses di mana sel T dan sel B berinteraksi dengan antigen diringkas dalam diagram di
bawah ini.
Dalam mengetik darah sistem ABO, ketika sebuah antigen A hadir (dalam orang darah tipe
A), tubuh menghasilkan antibodi anti-B, dan juga untuk B antigen. Darah seseorang jenis
AB, memiliki keduanya antigen, maka telah antibodi tidak. Dengan demikian orang yang
dapat ditransfusikan dengan semua jenis darah, karena tidak ada antibodi untuk menyerang
antigen darah asing. Seseorang darah tipe O memiliki antigen tidak namun kedua antibodi
dan tidak bisa menerima AB, A, atau golongan darah B, tetapi mereka dapat
menyumbangkan darah untuk digunakan oleh siapa pun. Jika seseorang dengan tipe darah
A darah yang diterima dari tipe B, tubuh anti-B antibodi yang akan menyerang sel-sel darah
baru dan kematian akan menjadi dekat.
Semua mekanisme ini bergantung pada lampiran dan sel reseptor antigen. Karena ada
banyak, banyak reseptor bentuk tersedia, leukosit berusaha untuk mengoptimalkan tingkat
pertemuan antara kedua reseptor. Jumlah ini best fit reseptor mungkin sangat kecil,
bahkan beberapa sebagai sel tunggal. Hal ini membuktikan kekhasan interaksi. Namun
demikian, sel-sel dapat mengikat pada reseptor yang fit kurang dari optimal bila diperlukan.
Hal ini disebut sebagai-reaktivitas silang. Cross-reaktivitas memiliki batas-batasnya. Ada
banyak reseptor yang virion tidak mungkin mengikat. Sangat sedikit virus dapat mengikat
sel-sel kulit.
Desain mengimunisasi vaksin bergantung pada kekhususan dan lintas-reaktivitas obligasi
tersebut. The ikatan yang lebih spesifik, yang efektif dan berumur panjang vaksin lebih.
Vaksin cacar, yang dibuat dari virus yang menyebabkan cacar sapi vaccinia, adalah
pertandingan yang sangat baik untuk reseptor cacar. Oleh karena itu, vaksin yang 100%
efektif dan memberikan kekebalan selama sekitar 20 tahun. Vaksin untuk kolera memiliki fit
yang relatif miskin sehingga mereka tidak melindungi terhadap segala bentuk penyakit dan
melindungi kurang dari setahun.
Tujuan dari semua vaksin adalah meningkatkan reaksi imun primer sehingga ketika
organisme lagi terkena antigen, lebih kuat respon imun sekunder banyak yang akan
diperoleh. Setiap respon imun setelah antigen disebut respon sekunder dan memiliki
lag waktu yang lebih singkat,
lebih cepat penumpukan,
tingkat respons secara keseluruhan lebih tinggi,
yang lebih baik cocok lebih spesifik atau terhadap antigen menyerang,
memanfaatkan IgG bukan antibodi IgM serbaguna besar.

F. Sistem Yang Memiliki Prioritas Pertama Dalam Tubuh

Sistem imun mempengaruhi tingkat energi kita. Sistem imun menduduki prioritas pertama
didalam tubuh kita. Mengapa? Karena mereka setiap hari berjuang supaya kita tetap hidup.
Kuman pilek yang sederhana ( dengan kemampuannya menggandakan diri ) bisa membunuh
kita jika sistem imun kita tidak mampu menghentikannya. Setiap hari kuman memasuki
tubuh kita beberapa kali.
Masing-Masing dari mereka bisa membunuh kita. Tubuh kita secara terus menerus selalu
mendapat serangan dari radikal bebas yang bisa mengakibatkan sel-sel mengalami mutasi.
Macrophage mencari sel yang bermutasi ini kemudian membunuhnya. Ketika macrophage
membunuh sel itu, ia segera mengeluarkan zat kimia yang menciptakan fibroblast, yang mana
sangat penting untuk pembentukan sel baru.

Karena sistem imun menduduki prioritas pertama dalam tubuh kita, ia ada diurutan teratas
untuk mendapatkan sumber daya tubuh kita ketika kita sedang mendapat serangan. Coba
pikirkan tentang bagaimana rasanya ketika kita sedang sakit. Kebanyakan yang kita rasakan
bukan dari kuman yang ada didalam tubuh kita, tetapi itu adalah dari reaksi dari sistem imun
kita.

Sistem imun kita menggunakan vitamins, mineral, energi selular, oksigen, hormon, dan
banyak dari sumber daya tubuh kita yang lain. Ketika tubuh kita sedang diserang, sistem
imun akan mengalirkan semua sumber daya tubuh kita, sehingga menyebabkan kita merasa
lelah dan lemah.

Bahkan orang yang sehat memerlukan bantuan dari luar untuk membantu sistem imunnya,
yang mana secara terus menerus bekerja keras agar kesehatan individu tersebut tetap terjaga.
Pertimbangkan ini.

Sistem imun harus berfungsi pada kisaran 60-70% dari kapasitasnya sedemikian sehingga
ketika ada kuman yang memasuki tubuh atau ada sel yang bermutasi, mereka dapat
meningkatkan aktivitasnya dengan cepat untuk mengalahkan ancaman tersebut. Ketika sistem
imun bekerja pada kisaran 90-100% dari kapasitasnya dikarenakan stress, polusi atau
beberapa alasan lain, maka sistem yang lain dalam tubuh kita akan menderita atau mengalami
penuaan dini.

Transfer factor mempunyai peran yang sangat sentral terhadap semua aktivitas ini. Transfer
factor bahkan dilibatkan dalam tingkatan antioxidants didalam tubuh kita dan didalam sel-sel
kita seperti glutathione, catalase, dan asam ascorbic. Transfer factor alami tubuh kita hanya
dilibatkan pada tingkatan glutathione-S-transferase, sebuah agen dasar detoxification didalam
sel tubuh kita.

G. Pentingnya Sistem Imun Yang Seimbang


Mutlak diperlukan sistem imun yang seimbang agar tubuh kita selalu sehat. Sebenarnya
sebab timbulnya penyakit dibagi menjadi dua :

H. Penyakit akibat sistem imun lemah


Jika sistem imun lemah, maka bibit penyakit leluasa memasuki tubuh. Akibatnya timbullah
penyakit seperti : Hipertensi, Jantung, Ginjal, Stroke, Kanker, Diabetes, Flu Babi, Flu
Burung, dll.
Penyakit akibat sistem imun bekerja terlalu aktif

Jika sistem imun terlalu aktif maka yang terjadi adalah sistem imun yang menyerang agen
yang bukan bibit penyakit, hingga timbullah penyakit seperti : Alergi, Asthma, Multiple
Sclerosis, Psoriasis, Rematik, Asam Urat, Lupus, dll.
Jadi sistem imun yang optimal adalah yang mengetahui kapan harus bekerja dan kapan harus
beristirahat.

I. SISTEM KERJA SISTEM IMUN


Ketika bakteri, virus atau jamur memasuki tubuh kita, lusinan sel imun, molekul dan zat
kimia tubuh segera beraksi dan saling bekerja sama untuk menghancurkan para penyerbu
tersebut berikut sel-sel yang telah terinfeksi yang bisa menjadi kanker.

Saat para penyerbu telah dihancurkan, para prajurit sistem imun akan menurunkan
aktifitasnya dan kemudian tenang kembali. Jika tidak demikian, maka yang terjadi adalah
penyakit autoimun seperti Lupus, MS, Diabetes tipe 1, Crohn, rheumatoid arthritis, dan lebih
dari 100 penyakit autoimun lainnya.

Contoh kasus bagaimana sistem imun tubuh bekerja bagi kita

1. Misalnya pada waktu tangan kita tersayat pisau, segala macam bakteri dan virus masuk ke
dalam tubuh melalui kulit yang terbuka tsb. sistem imun tubuh kita langsung meresponnya
dan menghalau penyerang itu sambil kulit berusaha untuk menyembuhkan dirinya dan
menutup lukanya. Kadang-kadang kuman yang harus dihadapi lebih banyak dan sistem imun
kita dalam kondisi tidak optimal sehingga ada kuman bisa juga lolos. Maka jadilah luka yang
infeksi, bernanah dan bengkak. Nanah dan bengkak itu juga menandakan bahwa sistem imun
tubuh kita sedang terus bekerja.

2. Setiap hari kita menghirup ribuan kuman-kuman (bisa bakteri dan virus) yang ada di udara.
Sistem imun tubuh kita bisa menanganinya tanpa masalah. Contoh pilek/batuk, ini
menandakan dengan jelas dan nyata bahwa sistem imun tubuh kita gagal
menghalangi/menghalau penyerang masuk ke dalam tubuh.

3. Setiap hari kita memakan ratusan kuman melalui makanan yang kita makan, dan
kebanyakan dari kuman itu mati di air liur atau di keasaman lambung. Tetapi kadang-kadang,
ada juga kuman yang lolos, sehingga kita menjadi diare atau muntah-muntah.

4. Ada juga penyakit yang disebabkan oleh karena sistem imun yang bekerja tidak sesuai
harapan atau dengan cara yang salah sehingga menimbulkan masalah, misalnya alergi. Allergi
hanyalah sebuah reaksi terhadap rangsangan tertentu di mana bagi orang lain tidak
mempunyai reaksi sama sekali.

5. Ada lagi penyakit autoimmun ( sistem imun yang menyerang tubuh yang seharusnya dia
lindungi ), disebabkan karena adanya kesalahan sistem imun.

Mengapa Anda Harus Peduli Terhadap Sistem Imun Anda ?Apakah anda mengetahui apa
yang akan terjadi pada tubuh anda ketika sistem imun anda tidak lagi melindungi tubuh anda
dari para penyerang. Kebanyakan ancaman yang mengancam sistem imun tidak terlihat oleh
kita, tetapi pengaruh yang ditimbulkan lebih dari apa yang kita bayangkan.

Sel-sel imun menyebar diseluruh tubuh kita, termasuk kulit, node limpa dan darah. Dari
masalah sepele, seperti luka kecil pada kulit kita sampai skala besar seperti melawan efek
dari radikal bebas, ketepatan dan keefektifan komunikasi dan koordinasi antar sel menjadi
kunci kesehatan sistem imun.

Walaupun beberapa produk di pasaran menyediakan nutrisi untuk sel-sel imun, namun apa
yang sebenarnya sistem imun butuhkan (dan apa yang telah 4Life Transfer Factor berikan)
adalah mendidik dan mengarahkan sistem imun agar bekerja optimal dalam menjaga tubuh
kita.

Ketika sistem imun anda dalam kondisi prima, efeknya andapun dalam kondisi prima, anda
mampu untuk melakukan apapun yang anda inginkan. Tetapi ketika fungsi sistem imun
melemah karena kurang tidur, lingkungan yang tidak ramah, diet yang buruk, atau tingkat
stress yang tinggi, sistem imun tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Dan ketika sistem
imun tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka saat itu anda langsung merasakan akibatnya.

Anda seharusnya peduli terhadap sistem imun anda, karena sistem imun anda begitu peduli
terhadap anda, dia selalu setia menjaga tubuh anda tanpa berhenti sedikitpun.
Semakin Anda Peduli Terhadap Sistem Imun Anda, maka Sistem imun Anda Akan Semakin
peduli Terhadap Anda Ia Akan Menjaga Kesehatan Anda Tanpa Batas.

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN
Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya
siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri,
mikroba, parasit dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel
imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.

B. SARAN
Karena di hari ini kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi oleh berbagai
ancaman bibit penyakit maka memiliki dan memelihara Sistem imun yang sehat & optimal
menjadi sangat penting

12 sistem tubuh ini saling berhubungan satu sama lain dan merupakan satu kesatuan.
Jika satu terganggu maka akan menimbulkan efek bagi keseluruhan sistem.

1. Sistem Pencernaan >> Pemrosesan makan dari mulut - perut dan usus
Sistem Gastroinstestin atau sistem pencernaan adalah organisasi organ-organ yang
menerima makanan dan mencernanya jadi energi dan nutrisi serta mengeluarkan sisa
proses pencernaan tersebut.

Secara singkatnya, jalur pencernaan adalah sebagai berikut :


Mulut - Kerongkongan - Lambung - Pankreas - Kantung Empedu - Hati - Usus Halus -
USus Besar - USus Buntu - Rektum - Anus

2. Sistem Kardiovaskular >> Penyebaran darah ke seluruh tubuh


Sistem Kardiovaskular atau Sistem Peredaran darah adalah suatu organisasa organ-
organ yang berfungsi memindahkan zat-zat didalam tubuh.

Secara singkatnya, jalur Sistem Perdaran Darah adalah sebagai berikut: Jantung -
Pembuluh Nadi - Paru paru - Darah
Selain mengedarkan darah ke seluruh tubuh, Sistem Peredaran Darah / Kardiovaskular
juga men-stabilisasi suhu dan pH tubuh.

3. Sistem Integumen >> Pengaturan Kulit dan Rambut


Sistem Integumen adalah organisasi organ-organ yang melingkupi tubuh. Organ-organ
pada sistem Integumen berada diluar atau permukaan tubuh.

Sistem Integumen terdiri dari :Kulit - Kelenjar Keringat & Minyak - Rambut - Kuku

4. Sistem Otot >> Penggerakkan tubuh


Sistem Otot adalah organisasi organ-organ yang memampukan tubuh untuk bergerak.
Sistem otot ini dikontrol oleh Sistem Saraf, dan pada manusia berjumlah + 650 jenis
otot.

Secara garis besar, sistem otot dibagi menjadi tiga, yaitu :

- Otot Lurik atau Otot Rangka yaitu otot-otot yang menempel pada rangka tubuh
digunakan untuk pergerakan. Otot lurik atau otot rangka bekerja dibawah kesadaran
kita, seperti menggerakkan jari, mengepalkan tangan, dan lain-lain.

- Otot Jantung yaitu otot-otot yang hanya terdapat pada organ jantung. Otot jantung
berfungsi untuk membuat jantung terus berdetak dan bukan atas kesadaran kita.

- Otot Polos adalah otot yang terdapat pada pembuluh darah dan bekerja di alam
bawah sadar. Otot polos dapat berkontraksi kerena rangsangan saraf, hormon dan
perenggangan otot.

5. Sistem Endokrin >> Sistem komunikasi tubuh melalui hormon


Sistem Endokrin adalah sistem yang mengontrol kelenjar untuk menghasilkan hormon,
yang diedarkan melalui darah untuk mempengaruhi organ-organ tubuh. Hormon yang
dikirim melalui darah tersebut, berfungsi sebagai "kode perintah" yang akan dipatuhi
oleh organ yang dituju.

Sistem Endokrin adalah sebagai berikut:


Kelenjar adrenal - Corpus Luteum - Hipotalamus - Ovarium - Pankreas - Kelenjar
Paratiroid - Kelenjar Pineal - KElenjar Pituitari - Testis - Kelenjar Tiroid

6. Sistem Saraf >> Pengumpulan, pengiriman dan pemrosesan informasi dalam otak
dan saraf
Sistem Saraf adalah organisasi neuron dan saraf yang megkoordinasi gerakan otot dan
memonitor organ-organ tubuh serta mengolah informasi indra.
Sistem Saraf pada tubuh kita dibagi menjadi 3, yaitu: Saraf Otak, Saraf Sumsum Tulang
Belakang dan Saraf Tepi

7. Sistem Imun >> Kekebalan tubuh dari penyakit


Sistem Kekebalan atau Sistem Imun adalah sistem perlindungan yang dilakukan oleh sel
dan organ-organ. Sistem Kekebalan ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi,
bakteri dan virus.

8. Sistem Limfatik >> Pentransferan Limfa antara Jaringan dan aliran darah
Sistem Limfatik adalah sistem yang mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh manusia. Getah bening ini berasal dari plasma darah, yang oleh sistem Limfa
akan diproses sebagai informasi.

Jalur Sistem Limfatik adalah sebagai berikut :


Simpul Limfa - Limfa - Limfosit - Saluran Limfa - Duktus Toraks - Sumsum Tulang -
Limfa - Timus - Amandel

9. Sistem Pernafasan >> Pengaturan pernafasan dengan paru-paru


Sistem Pernafasan atau Sistem Respirasi adalah organisasi organ yang digunakan untuk
pertukaran gas.

Secara garis besar, jalur Sistem Pernafasan adalah sebagai berikut : Hidung - Faring -
Laring - Trakea - Paru paru
10. Sistem Reproduksi >> Pengaturan organ sex
Sistem Reproduksi adalah organisasi organ dan zat dalam tubuh yang berfungsi untuk
berkembang biak. Sistem reproduksi terdiri dari organ reproduksi dalam dan luar.

11. Sistem Rangka >> Stuktural tulang tubuh


Sistem Rangka yaitu organisasi organ dari tulang yang mendukung dan melindungi
tubuh manusia. Dalam tubuh manusia terdapat kurang lebih 206 tulang, yang ditunjang
oleh ligamen, tendon dan otot.

Tiga golongan utama rangka manusia adalah : Tengkorak, Badan dan Rulang anggota
gerak

12. Sistem Urin >> Organisasi produksi dan ekskresi urin


Sistem Urin yaitu organisasi organ yang berfungsi untuk mempoduksi, menyimpan dan
mengalirkan urin keluar dari tubuh.

Secara garis besar, jalur Sistem Urin adalah sebagai berikut :Ginjal - Ureter - Kandung
Kemih - Uretra
atau sistem imunitas terdiri
Anatomi fisiologi Sistem kekebalan tubuh
dari sel-sel , Protein , organ , dan jaringan yang berfungsi
melindungi tubuh terhadap virus, bakteri dan parasit setiap hari.
Mereka yang memiliki sistem kekebalan yang kuat biasanya
memiliki tinggat kesehatan yang baik dan terlindungi dari infeksi
sementara orang-orang dengan sistem imun yang lemah
mungkin lebih sering sakit-sakitan.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KEKEBALAN TUBUH


Sistem kekebalan tubuh memberikan perlindungan terhadap
penyakit menular. Oleh respon imun, sistem kekebalan tubuh
terhadap organisme resisten yang menyerang tubuh dan
menyebabkan infeksi.

Komposisi sistem kekebalan tubuh


Sel-sel sistem kekebalan tubuh adalah sel darah putih atau
leukosit. Tugasnya adalah untuk membunuh organisme yang
menyebabkan infeksi dan penyakit dalam tubuh. Leukosit
dibentuk di berbagai bagian tubuh seperti timus , limpa (limpa),
dan sumsum tulang .

Ada dua jenis leukosit:

1. Fagosit - Sel-sel ini tampaknya menyerang


organisme. Neutrofil adalah bentuk paling umum dari fagosit.
Fungsi utama mereka adalah untuk melawan bakteri.
2. Limfosit - Sel-sel ini yang pertama dn bertugas mencari
organisme dan membantu untuk memerangi mereka. Limfosit
dimulai di sumsum tulang secara aktif mencari organisme
penyebab penyakit dalam tubuh,

Cara kerja sistem imun tubuh


Sistem kekebalan melindungi tubuh dalam tiga cara:

1. Membentuk penghalang yang mencegah bakteri dan virus


memasuki tubuh.

2. Ketika bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh, sistem


kekebalan tubuhmengenali nya dan membunuh sebelum
organisme berbahaya berusaha memperbanyak diri /
berkembang biak

3. Ketika bakteri atau virus berkembang biak dan


menyebabkan masalah dalam tubuh, sistem kekebalan
tubuh bertanggung jawab untuk memerangi dan membunuh
organisme berbahaya.

Jenis-jenis sistem kekebalan tubuh


1. Imunitas bawaan atau kekebalan alami
Sistem kekebalan tubuh bawaan merupakan Imunitas yang di
memiliki seseorang dari saat kelahiran. Termasuk hambatan
anatomis seperti kulit dan selaput lendir seperti ditemukan dalam
hidung dan tenggorokan .

2. Kekebalan aktif atau kekebalan adaptif


Merupakan kekebalan yang terbentuk seiring berjalannya
waktu. sistem kekebalan tubuh adaptif terhadap organisme
berbahaya yang menyerang tubuh ( antigen ). Sistem kekebalan
adaptif mengetahui dan dapat mengidentifikasi suatu jenis
organisme. Jika antigen tersebut kembali menyerang ke tubuh
dimasa yang akan datang, sistem kekebalan adaptif lebih mudah
mempertahankan tubuh.
Artikel lain : Pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi dan balita

3. Imunitas pasif
Imunitas pasif merupakan kekebalan yang "meminjam" hanya
efek sementara. Sebagai contoh, ASI memiliki antibodi yang
membantu memberikan perlindungan pada bayi terhadap
penyakit yang dialami ibu.

Artikel lain : Cara meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit

Macam-macam Penyakit sistem kekebalan


tubuh
Jenis-jenis penyakit yang menyerang sistem imunitas
tubuh antara lain :

1. Gangguan Immunodeficiency
Ketika bagian dari sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan
baik, Anda mungkin memiliki gangguan immunodeficiency.
Immunodeficiency yang akan berhubungan dengan genetik dan
hormonal disebut immunodeficiency primer dan selain itu
immunodeficiency sekunder sering dijumpai pada beberapa
kondisi medis seperti Hiv.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh


immunodeficiency primer adalah sebagai berikut:

SCID atau Bubble Boy Disease - Penyakit kronis ini karena


sistem kekebalan tubuh atas kurangnya Sel B dan sel T
dalam tubuh.

Sindrom DiGeorge (displasia thymus) - Ini adalah cacat di


mana orang dilahirkan tanpa kelenjar timus.

Sindrom Chediak-Higashi dan Penyakit Kronis


Granulomatous - Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh
kelemahan dan kurangnya tindakan neutrofil.

Artikel lain : Perbedaan antara penyakit akut dan Kronik


Sementara penyakit yang disebabkan oleh
immunodeficiency sekunder Sebagai berikut:

HIV (Human Immunodeficiency Virus) / AIDS (Acquired


Immune Deficiency Syndrome) . Ini adalah penyakit yang
perlahan-lahan dan memerangi sistem imun. HIV adalah
virus yang membunuh sel-sel T. Ketika kekebalan tubuh
menurun maka tubuh tidak mampu melawan berbagai
macam infeksi terinfeksi.

Immunodeficiency ini disebabkan oleh obat-obatan, seperti


yang digunakan dalam kemoterapi pengobatan kanker .
Sementara kemoterapi membunuh sel-sel yang
menyebabkan kanker, tetapi sel-sel sehat juga ikut
terpengaruh

Artikel lain : Pengertian dan Efek samping Kemoterapi

2. Gangguan autoimun
Ini adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh mengalami
kesalahan mengidentifikasi terhadap penyakit dan Mengira
bagian tubuh yang sehat sebagai organisme yang buruk
penyebab penyakit. yang disebabkan oleh:

Lupus

Juvenile rheumatoid arthritis

Juvenile on-set diabetes

Scleroderma

Ankylosing spondylitis

Dermatomiositis Juvenile

Artikel lain : Sejarah penemuan Antibiotik yang menyelamatkan miliar


nyawa

3. Gangguan Alergi
Ketika reaksi terlalu kuat dari sistem kekebalan tubuh untuk
alergen, tubuh menderita alergi. Sistem kekebalan tubuh
menunjukkan gejala seperti bersin, konjungtivitis, radang bagian-
bagian tertentu dari tubuh dan, dalam beberapa kasus,
anafilaksis .

Obat antihistamin untuk alergi sering menyebabkan alergi.


Beberapa contoh dari alergi asma , eksim, reaksi alergi terhadap
makanan, obat-obatan, pada saat itu, dan lingkungan (misalnya
debu).

4. Kanker pada sistem kekebalan tubuh


Infeksi pada sel-sel tulang, dapat menyebabkan kanker. Limfoma
adalah salah satu jenis kanker yang umum dalam sistem
kekebalan tubuh, selain itu leukemia (kanker darah) juga untuk
orang-orang muda.

Artikel lain : Vaksin Hpv untuk mencegah kanker servik

Sekian pembahasan tentang anatomi fisiologi sistem


kekebalan tubuh. Semoga bermanfaat.
http://www.idmedis.com/2014/12/anatomi-fisiologi-sistem-kekebalan-tubuh.html

Pengertian sistem imun


Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia
sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam
perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada
autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. (Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.

Fungsi dari Sistem Imun


Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan
makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.

Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke
dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting
yang dikenal sebagai toleransi diri.

Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik.
Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah.
Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik
pasien.

Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)


Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan
limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan
dan saluran urogenital.

Mekanisme Pertahanan non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga
respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh
kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta
kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan komplemen
merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.

Mekanisme Pertahanan Spesifik

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka
imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah
mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa
bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen.
Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga
respons imun didapat. Mekanisme Pertahanan Spesifik (Imunitas Humoral dan
Selular)
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau
tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin
yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen yang
diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun
lainnya.

Antibodi (Immunoglobulin)

Antibodi (bahasa Inggris:antibody, gamma globulin)adalah glikoprotein dengan struktur


tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,
sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Pembagian
Immunglobulin

Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang memainkan peran
penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada bagian
sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretoryIgA)
dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan
bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan
komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba.

Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer dengan


fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel B
bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel
B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya
sekitar 0,2%.

Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi yang
hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama
pada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon
cacing parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola
hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu sepertiPlasmodium falciparum, dan
artropoda.

Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang


terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan , yang saling mengikat dengan ikatan
disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam
tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum
sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.

Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar


yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan
ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera
setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune
response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat
ditemukan pada permukaan limfosit- B dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama
yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan
berkembang secara fitogenetik (en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang

menggerakkan lintasan komplemen klasik.

SUMBER : http://www.scribd.com/doc/29262461/Sistem-Imun-Dan-Hematologi

https://mikimikiku.wordpress.com/2012/06/21/anatomi-fisiologi-sistem-imun/

You might also like