Professional Documents
Culture Documents
BAB VI
PEMBAHASAN
musik klasik terhadap tingkat depresi lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
(11,1%) mengalami depresi berat. Begitu juga pada kelompok kontrol di awal
memadamkan semangat hidup. Ini sering disadari atau dikenali pada lansia
depresi sedang sebanyak 61,1% untuk kelompok eksperimen dan 66,7% untuk
lansia pada kelompok kontrol dari hasil kuesioner didapatkan 98,4% lansia
62
mengatakan tidak puas dengan kehidupannya saat ini, 90,9% lansia banyak
hampa, 98% merasa bosan, 36,6% mempunyai semangat yang baik setiap saat,
90,6% merasa takut sesuatu yang buruk terjadi padanya, 27,2% merasa
bahagia dengan kehidupannya saat ini, 27,2% merasa tidak berdaya, 81,8%
merasa kesepian, merasa bosan, murung, takut sesuatu yang buruk terjadi pada
dirinya, merasa lemah dan tidak berguna, kehilangan jabatan dan pekerjaan
yang menyebabkan lansia merasa rendah diri, tidak dihargai. Selain itu juga
disebabkan karena kondisi dan situasi panti yang tidak sama dengan
rumahnya.
bahwa salah satu penyebab terjadinya depresi pada lansia yaitu teori
yang diakibatkan oleh proses penuaan dapat memicu terjadinya depresi pada
kelompok intervensi dan 22,2% pada kelompok kontrol dari hasil kuesioner
63
20% merasa hidupnya kosong atau hampa, 80% merasa bosan, 20,6%
mempunyai smangat yang baik setiap saat, 80,6% merasa takut sesuatu yang
buruk terjadi padanya, 20,2% merasa bahagia dengan kehidupannya saat ini,
40% lebih sering di dalam kamar, 60% mempunyai masalah dengan ingatan,
intervensi dan 11,1% pada klompok kontrol dari hasil kuesioner didapatkan
97,6% lansia mengalami tidak puas dengan kehidupannya saat ini, banyak
merasa takut sesuatu yang buruk terjadi padanya, tidak berdaya atau putus asa,
lebih sering di dalam kamar, pelupa, merasa tidak berharga, tidak ada harapan
hidup, hal ini disebabkan karena kehilangan pekerjaan atau jabatan karena
yang tidak sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya, ruang kamar yang
sempit, jauh dari keluarga, tidak mempunyai teman di Panti, dimusuhi oleh
teman di Panti.
bahwa depresi pada lansia yang berada di panti ditandai oleh suasana afek
masa depan yang suram dan konsentrasi, gangguan membuat keputusan, serta
jauh dari keluarga dan jarang dikunjungi yang membuat mereka merasa sedih
menyatakan bahwa lansia yang berada dalam Panti dengan berbagai alasan
akan merasa kesepian bila tidak ada kegiatan terorganisir dan jarangnya
beberapa terapi (Lubis, 2009). Salah satu terapi depresi pada lansia yaitu
dengan terapi musik klasik, dimana terapi musik klasik yaitu sebagai sebuah
lansia setelah dilakukan terapi musik klasik yaitu didapatkan bahwa 12 lansia
depresi berat.
65
kelompok yang tidak diberikan terapi musik klasik yaitu tidak mengalami
perubahan.
lansia yang diberikan terapi musik klasik, dimana setelah diberikan terapi
lansia (33,3%) mengalami depresi sedang serta tidak ada lansia yang
mengalami depresi namun tidak diberikan terapi musik klasik yaitu sebaliknya
klasik termasuk dalam binaural beat yang akan meransang pusat saraf (otak)
tepatnya pada belahan otak kanan, dimana musik ini memiliki nuansa yang
sejuk dan lembut. Frekuensi ini berisi pesan-pesan subliminal (pesan yang
hanya bisa didengar oleh otak bawah sadar), dimana saat sel otak berdengung
layang dan terjadi peningkatan zat-zat kimia tubuh yang berguna, salah
(Campbell, 2001).
Berdasarkan Tabel 5.4, dapat diketahui bahwa dari hasil uji Wilcoxon
diperoleh nilai Z hitung sebesar -3,000 dengan p-value sebesar 0,003. Terlihat
bahwa p-value 0,003 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
tingkat depresi setelah diberikan terapi musik klasik pada lansia di Unit
berikan pada kelompok perlakuan dapat membuat tubuh lebih rileks sehingga
bosan dengan kondisi panti yaitu 98%, 98,4% mengatakan tidak puas dengan
panti, setalah diberikan terapi musik klasik terjadi penurunan tingkat depresi
pada lansia dari depresi sedang ke depresi ringan,lansia juga mengatakan lebih
dengan kondisi panti dan sebagian besar lansia merasa tidak bosan lagi
67
dengan kehidupan dipanti, lansia juga aktif melakukan kegiatan yang ada di
panti.
didukung juga oleh teori Candace Pert bahwa neuropeptida dan reseptor-
hipofisis.
Berdasarkan Tabel 5.5, dapat diketahui bahwa dari hasil uji Wilcoxon
diperoleh nilai Z hitung sebesar -1,000 dengan p-value sebesar 0,317. Terlihat
bahwa p-value 0,317 > (0,05), hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada
Wardoyo Ungaran.
depresi namun tidak diberikan terapi musik klasik, pada awal penelitian lansia
berkurang, merasa hidupnya tidak berharga karena jauh dari kelurga dan
jarang dikunjungi, merasa diri lemah dan tidak berguna lagi karena sudah
tidak bisa bekerja dan karena penyakit fisik yang dideritanya, merasa kesepian
dan tidak punya keluarga seperti kebanyakan orang lain, merasa bahwa orang
69
lain yang tinggal bersama anak dan keluarganya mempunyai hidup yang lebih
baik dari dirinya, merasa pelupa dan sulit berkonsentrasi, merasa bahwa
hidupnya sudah tidak ada harapan lagi untuk menjadi lebih baik serta merasa
takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Tingkat depresi
tetap menyatakan dan menunujukkan hal yang sama seperti awal penelitian.
bahwa lansia yang berada dalam Panti dengan berbagai alasan akan merasa
kesepian bila tidak ada kegiatan terorganisir dan jarangnya dikunjungi oleh
keluarga. Perasaan ini terjadi akibat terputusnya atau hilangnya interaksi sosial
yang merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya depresi pada lansia.
dan perlu mendapat perhatian khusus. Depresi pada lansia bisa menjadi
dengan kualitas hidup yang jelek, kesulitan dalam fungsi sosial dan fisik,
diantara kelompok intervensi dan kontrol setelah perlakuan (p-value < 0,05),
70
maka ada pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat depresi pada lansia,
begitupun sebaliknya.
Berdasarkan Tabel 5.6, dapat diketahui bahwa dari uji Mann Whitney,
didapatkan nilai Z hitung = -2,379 dengan p-value sebesar 0,037. Oleh karena
p-value 0,037 < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat depresi pada lansia sesudah diberikan terapi musik
mereka merasa lebih tenang dengan hidupnya, merasa hidupnya berarti dan
berharga karena masih banyak orang yang nasibnya tidak lebih baik dari
dan menunujukkan hal yang sama seperti awal penelitian. Hal ini
susunan saraf pusat. Gelombang suara musik yang dihantar ke otak berupa
otak yang dibedakan atas frekwensi alfa, beta, tetha, dan delta. Gelombang
kemudian di otak, musik tersebut akan diterjemahkan menurut jenis musik dan
musik berinteraksi pada suatu tingkat organik dengan berbagai macam struktur
melalui organ pendengaran dan diolah melalui sistem syaraf dan kelenjar yang
gelombang suara musik yang dihantarkan ke otak berupa energi listrik melalui
diberikan terapi musik klasik menjadi lebih tenang dan merasa lebih nyaman
emosi, dari bagian tersebut, otak memerintahkan tubuh untuk merespon musik
degup jantung, sirkulasi nafas, dan peredaran nafas pun menjadi tenang dan
Perilaku individupun menjadi tenang pula ,hal ini dirasakan oleh lansia yang
72
diberikan terapi musik dimana para lansia yang diberikan musik klasik tampak
lebih tenang dan menikmati alunan melodi serta ritme musik yang diberikan.
F. Keterbatasan
nyaman dengan teman-teman di wisma serta kondisi panti yang tidak sesuai
meskipun diberikan terapi musik klasik masih terdapat lansia yang mengalami
depresi.