You are on page 1of 34

ROCK BOLT

Diterbitkan Oleh :
ENGINEERING DEPARTMENT
2FOCON ANGGUN KARYA

PT FOCON ANGGUN KARYA

ROCK BOLT
Author: Editor:
Ir.Gst.Era Setiawan Pandu Soeprapto
Director Engineering Marketing Manager
PT Focon Anggun Karya PT Focon Anggun Karya

Co-authors:
M Imam Taufik, ST Gustus Tricahyo, ST
Geomechanical Engineer Examiner Assessment Nozzleman EFNARC
PT Focon Anggun Karya PT Focon Anggun Karya
Doandy Yonathan Wibisono, ST Ir.Okky Chandra Perdana, ST
Geomechanical Engineer Mining Engineer
PT Focon Anggun Karya PT Focon Anggun Karya

Cyrillus Arthur Saputra, ST Wahyudi Sulfan, ST


Civil Engineer Mining Engineer
PT Focon Anggun Karya PT Focon Anggun Karya

Sponsored By:
PT FOCON ANGGUN KARYA
PT SIKA INDONESIA
PT ANGGUN PERMAI TEKINDO

Copyright PT Focon Anggun Karya, Engineering Department, 2017


3FOCON ANGGUN KARYA

This document is the exclusive property of PT Focon Anggun Karya. The user of this document is expressly
prohibited from copying or, in any manner reproducing it, wholly or partly, without the prior written
consent of PT Focon Anggun Karya, Ground Engineering Department. Any abuse of these constraints may
give rise to legal proceedings.
1st edition, March 2017, 100 copies.
DAFTAR ISI
I. Pengertian Dan Aplikasi
II. Jenis Baut Batuan (Rock Bolts)
II.1 Baut Batuan Pengikat Mekanis

II.2 Baut Batuan Pengikat Zat Kimia

II.3 Baut Batuan Pengikat Geser

II.4 Baut Kabel Batuan Pengikat Zat Kimia

III. Perlengkapan Penunjang Pemakaian Rock Bolt


III.1 Face Plate

III.2 Mes Kawat

III.3 Beton Tembak (Shotcrete)

III.4 Tali Pengikat Batuan (Rock Straps)

IV. Rancangan Baut Batuan


IV.1 Rumus Perhitungan Spesifikasi Teknik Pemakaian Rock Bolt

V. Teknik Pemasangan Baut Batuan (Rock Bolt)


V.1 Pemasangan Baut Batuan Pengikat Mekanis

V.2 Pemasangan Baut Batuan Pengikat Zat Kimia

V.3 Pemasangan Baut Kabel Batuan Pengikat Zat Kimia

V.4 Pemasangan Baut Batuan Pengikat Geser


4FOCON ANGGUN KARYA

I. PENGERTIAN DAN APLIKASI


Baut batuan (rock bolting) bila digunakan akan menjadi kesatuan bagian dari massa batuan, jika
dibandingkan dengan penyangga lain (misalnya penyangga kayu, penyangga beton dan penyangga baja)
yang tidak merupakan bagian dari massa batuan. Namun mempunyai fungsi yang sama sebagai
penguatan massa batuan dengan tujuan memperkecil deformasi atau menjaga kestabilan terowongan.

Gambar 1 Baut batuan (Rock Bolt)

Sejak ditemukannya baut batuan sebagai penyangga, fungsi dan peran baut batuan telah menjadi objek
analisis yang bertujuan untuk mengerti lebih baik dan memperbaiki cara kerjanya. Baut batuan banyak
digunakan untuk menstabilkan massa batuan, khususnya di industri pertambangan.

Adapun beberapa alasan mengapa baut batuan telah digunakan secara meluas sebagai penguatan batuan
adalah :
1. Fleksibel ; dapat digunakan pada bentuk geometri terowongan yang bervariasi.
2. Umumnya mudah digunakan.
5FOCON ANGGUN KARYA

3. Harganya relatif murah.


4. Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi.
5. Kerapatannya (jumlah baut batuan per-satuan luas) dengan mudah dapat disesuaikan dengan sistem
penyanggaan yang lain, misalnya mesh kawat, beton tembak dan selimut beton. Pada sistem
penggalian bawah tanah NATM (New Austrian Tunnelling Method) sistem baut batuan dikombinasikan
dengan beton tembak dan selimut beton untuk penyanggaan permanen.

Penggunaan baut batuan untuk menjaga kestabilan atap dan dinding lubang bukaan, tergantung kepada
kuat ikat (anchoring capacity) baut batuan dengan batuan, selain tegangan dasar (yield strength) dari baut
batuan tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengikatan (anchoring) baut batuan adalah:
1. Pengikatan harus kuat.
2. Batuan tempat pengikat harus kuat dan kontinyu.
3. Panjang baut batuan harus cukup untuk menciptakan pre-compression zone sekitar lubang bukaan
untuk mengatasi stress failure. Baut batuan harus terikat dibelakang daerah tarikan (tension zone).
Sedangkan Tablore memberikan aturan yaitu :
1. Pemasangan dan ukuran / dimensi baut batuan tergantung kepada keadaan batuan.
2. Baut batuan pada batuan agak kuat, mempunyai jarak dan panjang lebih rapat dan lebih panjang.
Batuan plastis tidak cocok untuk dilakukan penyanggaan dengan baut batuan.
3. Ketebalan dari batuan (tempat pengikat) harus mampu menerima beban.
4. Panjang baut batuan harus paling sedikit sama dengan ketebalan batuan yang disangga ditambah
dengan jarak rata-rata antar baut batuan.
5. Jarak tiap baut batuan diusahakan seragam.
6FOCON ANGGUN KARYA

II. JENIS BAUT BATUAN (ROCK BOLTS)


Bermacam-macam baut batuan telah digunakan saat ini diseluruh dunia. Banyak diantaranya hanya
memperlihatkan perbedaan yang kecil didalam rancangannya, namun konsep dasarnya sama.
Jenis-jenis baut batuan akan dibedakan berdasarkan cara pengikatannya yaitu :

1. Baut batuan dengan cara pengikatan mekanis (slot bolt & wedge bolt dan expansion shell anchor).
2. Baut batuan dengan cara pengikatan yang menggunakan zat kimia (Grouted bolt)
3. Baut batuan dengan cara pengikatan geser, (split set dan swellex)
4. Baut kabel batuan (flexirope)

II.1 BAUT BATUAN PENGIKAT MEKANIS

Pengikatan antara baut batuan dengan batuan pengikatan ponktuel. Baut batuan dengan sel penjangkaran
terkembang (the expansion shell anchored rockbolt) tipe standart atau bail adalah jenis yang paling
banyak digunakan. Pengembangan sistem penjangkaran beroperasi dengan cara yang sama untuk jenis
standart dan jenis bail. Suatu wedge yang diletakkan pada ujung baut ditekan pada satu sel konikal yang
dapat mengembang jika baut diputar. Hal ini akan mengakibatkan sel akan mengembang kearah dinding
lubang bor.
Baut ini diaplikasikan, dengan sedikit pengecualian untuk batuan dengan kekerasan yang sedang sampai
keras. Dan tidak direkomendasikan untuk batuan yang sangat keras, karena ada kemungkinan terjadi
gelinciran dari sel penjangkaran baut tersebut.
7FOCON ANGGUN KARYA

Data teknik dari jenis batuan ini dapat dilihat dalam Tabel 1. Dan contoh dari baut batuan ini dapat dilihat
pada Gambar 2.

Tabel 1 Data teknik baut batuan dengan cara pengikatan mekanis


Kualitas steel 700 N/mm2
Diameter baut 16 mm
Beban batas (yield load) steel 140 kN
Beban ultimat (ultimate load) steel 180 kN
Regangan aksial ultimat steel 14 %
Berat baut tanpa face plate dan mur 2 kg/m
Panjang baut Bervariasi
Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 38 mm

Tabel 2 Keuntungan dan kerugian dari baut batuan Pengikatan Mekanis

Keuntungan Kerugian

- Harga relatif tidak mahal - Terbatas untuk pengunaan batuan yang sedang
- Baut memberikan aksi penyanggaan dengan segera keras.
setelah dipasang. - Sukar untuk memasangnya secara terandalkan
- Dengan pemutar baut (rotating the bolt) suatu teori - Harus dipantau dan diuji ketegangannya yang
diaplikasikan oleh kepala baut dan mengumpulkan tepat
tarikan dalam baut. - Kehilangan kapasitas dukung (bearing) akibat
- Dengan post-grouting, baut dapat menyediakan getaran hasil peledakan atau ketika batuan
penguatan yang permanen. jatuh di sekelilng permukaan lubang bor
- Pada batuan keras, pembebanan baut yang tinggi disekitar plat, untuk batuan yang mempunyai
dapat dicapai. tegangan tinggi.
- Sistem serba guna untuk penguatan batuan, dengan
asumsi untuk kondisi batuan yang keras.
8FOCON ANGGUN KARYA

- Lebih dapat terdeformasi dari roda baut dengan


pengikatan sepenuhnya (resin, semen) : kekakuan
3,5 8,5 t/cm

Slot & wedge bolt


9FOCON ANGGUN KARYA

Expansion shell bolt


Gambar 2 Contoh Baut Batuan Dengan Cara Pengikatan Mekanis (Slot & wedge bolt dan Expansion shell
bolt)

II.2 BAUT BATUAN PENGIKAT ZAT KIMIA

Baut batuan dengan jenis ini telah biasa digunakan diseluruh dunia sejak 60 tahun lalu dalam aplikasi
rekayasa pertambangan dan sipil. Sebagian besar biasa digunakan baut batuan grouted rebar atau batang
ulir (threaded bar) dibuat dari baja dengan pengikatan sepenuhnya.
Semen atau resin digunakan sebagai bahan pengikat. Baut batuan rebar yang digunakan dengan resin
menciptakan suatu sistem yang biasa digunakan untuk baut batuan tertegangkan (tensioned rockbolt)
tetapi baut batuan batang ulir dengan zat pengikat semen dapat juga digunakan untuk baut batuan tanpa
tertegangkan (untensioned bolt). Kedua sistem ini digunakan baik untuk penyanggaan sementara,
maupun penyanggaan permanen untuk berbagai kondisi batuan. Baut batuan batang ulir terutama
digunakan dalam aplikasi rekayasa sipil untuk pemasangan yang permanen. Jenis baut batuan dengan
pengikatan resin dan semen adalah Grouted Rockbolt-Rebar dan Grouted Rockbolt-Dywidag Steel (Gambar
3). Keuntungan dan kerugian dari baut batauan ini juga dapat dilihat pada Tebel 3. Kemudian Data teknis
dari masing-masing baut batuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.
10FOCON ANGGUN KARYA

Grouted Rockbolt-Rebar

Resin Anchored Rockbolts

Gambar 3 Contoh baut dengan cara pengikatan memakai resin atau semen (Grouted Rockbolt-Rebar
Dan Grouted rockbolt dywidag steel)
11FOCON ANGGUN KARYA

Tabel 3 Keuntungan dan kerugian dari baut batuan Resin Anchored Rockbolts dan Grouted Rockbolt-
Rebar
Jenis baut batuan
dengan pengikat zat Keuntungan Kerugian
kimia
- Baut memberikan reaksi - Mahal
penyanggaan yang cepat setelah - Kesukaran dengan dodol
pemasangan (cartridges) resin pada lingkungan
Resin Anchored - Kalau resin fast-setting bawah tanah dimana dapat
digunakan untuk bagian dasar dari mempengaruhi keterandalan
Rockbolts
baut batuan, baut batuan dengan pemasangan baut batuan
pengikatan yang sepenuhnya dapat - Resin dapat mengotori dan
ditegangkan. berbahaya untuk penanganan yang
- Ketahanan korosi tinggi pada tidak benar.
pemasangan yang permanen. - Resin mempunyai batas waktu
pakai.
- Pemasangan yang tepat, akan - Penegangan baut batuan hanya
memberikan sistem penguatan mungkin kalau prosedur pemasangan
yang baik dan tahan lama. khusus diikuti dengan baik dan benar
- Pengaruh kerusakan - Semen standard memerlukan
Grouted Rockbolt-Rebar lingkungan kecil. beberapa hari sebelum baut
- Sistem ini memberikan mendapat pembebanan.
pembebanan baut yang tinggi pada - Kualitas pengikatan sukar untuk
kondisi batuan yang bervariasi. diuji dan dipelihara secara konstan.

Tabel 4 Data Teknik Grouted Rockbolt-Rebar dan Grouted Rockbolt-Dywidag Steel

Data Teknis Resin Anchored Rockbolts Grouted Rockbolt-Rebar

Kualitas steel 570 N/mm2 1180 N/mm2

Diameter baut 20 mm 20 mm

Beban batas (Yield load) steel 120 kN 283 kN

Beban ultimat (Ultimate load) steel 180 kN 339 kN

Regangan axial ultimate steel 15 % 9,5 %

Berat baut tanpa face plate dan mur 2,6 kg/m 2,6 kg/m

Panjang baut Sesuai panjang yang dibutuhkan Sesuai panjang yang dibutuhkan

Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 5 mm 35 3 mm

II.3 BAUT BATUAN PENGIKAT GESER


12FOCON ANGGUN KARYA

Baut batuan dengan pengikatan geser merupakan baut batuan yang paling banyak berkembang dalam
teknik penguatan batuan. Dua tipe baut batuan dengan pengikatan geser yang tersedia, yaitu split set dan
swellex (Gambar 4).

Atlas Copco Swellex


13FOCON ANGGUN KARYA

Split set

Gambar 4 Split Set Dan Swellex

Untuk kedua tipe sistem baut batuan ini, tahanan geser untuk menggelincirkan batuan pada besi paja
(untuk swellex) dikombinasikan dengan ikatan mekanik (mechanical interlock) ditimbulkan oleh kekuatan
radial pada dinding lubang bor sepanjang baut. Baut batuan dengan pengikatan geser mirip dengan baut
batuan dengan pengikatan mekanik dalam pengertian bahwa pemasangan dan operasinya tidak diganggu
oleh kondisi batuan yang basah. Untuk pemasanga secara permanen masalah yang mungkin timbul adalah
korosi.
Meskipun sistem ini sudah dijelaskan di atas, keduanya memiliki beberapa berbedaan yang utama. Hal ini
berhubungan dengan mekanisme pengikatan dan aksi penyanggaan, sebagai mana prosedur pemasangan.
Sebenarnya, hanya Split set yang merupakan baut batuan dengan pengikatan geser dan kadang-kadang
disebut sebagai Split set friction stabilizer.
Mekanisme pengikatan baut batuan split set timbul dari kekuatan geser dari pembebanan yang mendekati
batas beban maksimum dari baut batuan, saat baut batuan akan tergelincir, baut batuan dapat mengalami
perpindahan yang besar Mekanisme dari pengikatan baut batuan swellex tergantung dari kekuatan geser
dan dikombinasikan dengan ikatan mekanik. Pengikatan swellex ditimbulkan oleh kekuatan geser
pembebanan. Ikatan mekanik antara baut batuan dan batuan mencegah lepasnya baut dari batuan. Sifat
dari baut batuan swellex ini menunjukkan bahwa kekuatan dari baut ini harus dimanfaatkan secara penuh.
Kedua tipe baut batuan dengan pengikatan geser digunakan dalam industri pertambangan. Namun pada
14FOCON ANGGUN KARYA

aplikasi rekayasa sipil sangat terbatas, tetapi swellex makin bertambah penggunaannya dalam pekerjaan
pembuatan terowongan. Data teknis serta keuntungan dan kerugian dari masing-masing baut ini dapat
dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5 Data Teknik Baut Batuan Swelex dan Split set.


Data Teknis Swelex Split Set

Diameter pipa 26 mm 39 mm

Beban batas (Yield load) pipa steel 130 kN 90 kN

Beban ultimat steel 130 kN 111 kN

Regangan axial ultimate steel 11 % 16 %

Berat baut tanpa face plate 2 kg/m 1,8 kg/m

Sesuai panjang yang


Panjang baut 0,9 3 m
dibutuhkan

Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 3 mm 35 38 mm

Tabel 6 Keuntungan dan kerugian dari baut batuan Swelex dan Split set.
Jenis baut batuan
dengan pengikat Keuntungan Kerugian
zat kimia

- Pemasangannya cepat dan - Relatif mahal


sederhana (simple) - Untuk pemasangan jangka
- Memberkan aksi/kerja yang cepat panjang diperlukan perlindungan
setelah pemasangannya terhadap korosi, untuk
- Dapat digunakan pada beberapa pemasangannya dibutuhkan
Swelex kondisi yang berbeda-beda sebuah pompa.
- Pemasangan dapat menyebabkan
kontraksi pada panjang baut tersebut
- Tegangan face plate yang efektif
melawan permukaan batuan.
15FOCON ANGGUN KARYA

- Pemasangannya sederhana - Relatif mahal


- Memberikan aksi/kerja - Diameter lubang bor
penyanggaan dengan cepat setelah penting sekali dalam pencegahan
pemasangannya. runtuh selama pemasangan dan
- Tak ada perangkat keras dalam ketepatan memperoleh
(hardware) lain melainkan sebuah kekuatan lubang yang diharapkan.
Split Set
jackleg, atau jumboo boom untuk - Pemasangan baut batuan
pemasangan. yang panjang dapat menjadi sulit
- Mudah menggunkan wire mesh - Tidak dapat digunakan
dalam pemasangan jangka
panjang kecuali kalau dilindungi
oleh anti korosi.

II.4 BAUT KABEL BATUAN PENGIKAT ZAT KIMIA

Baut kabel ini telah digunakan untuk penguatan struktur dalam batuan sejak 20 atau 30 tahun yang lalu.
Kabel diperkenalkan untuk industri tambang untuk maksud yang sama lebih dari 15 sampai 20 tahun yang
lalu. Penggunaan baut kabel yang tak tertegangkan dengan pengikatan sepenuhnya pada industri
tambang tumbuh dengan cepat. Penggunaan utama baut kabel adalah pada sistem penyanggaan
sementara (STILLBORG, 1985).
Jenis kabel yang biasa digunakan adalah kabel untuk penguatan 15,2 mm 7-wire steel strand biasanya
dipasang dalam 2 unit. Kabel tersebut dikembangkan untuk pra-tegang elemen-elemen beton. Kabel itu
sering dimodifikasi oleh pemasok lokal untuk memperbaiki unjuk kerja kabel tersebut sebagai elemen
penguat didalam batuan.
Kabel yang fleksibel sebagai pengganti rebar atau threadbar dalam sistem penguatan batuan. Hal ini
disebabkan antara lain ; variasi panjang baut, sehingga kabel dapat dipasang untuk panjang yang berbeda
dari suatu terowongan yang sempit, sangat murah, daya dukung yang besar, mekanisasi panjang baut
yang bervariasi menunjukkan tidak ada masalah

Tabel 7 Data Teknik Dari Grouted Cable Bolt-Flexirope


Kualitas steel 1770 N/mm2
Diameter kabel 28 mm
Beban batas (Yield load) kabel 500 kN
Beban ultimat (Ultimate load) kabel 500 kN
Regangan axial ultimate kabel 3%
Berat kabel 3,1 kg/m
Panjang kabel Sesuai panjang yang dibutuhkan
Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 mm
Tabel 8 Keuntungan dan kerugian dari baut batuan Pengikatan Mekanis
16FOCON ANGGUN KARYA

Keuntungan Kerugian

- Tidak mahal - Penarikan baut kabel hanya dimungkinkan


- Merupakan sistem penguatan yang baik dan kalau prosedur instalasi khusus digunakan.
tahan lama - Penggunaan semen standart
- Dapat dipasang pada berbagai ukuran panjang membutuhkan beberapa hari sebelum kabel
dalam daerah yang sempit mendapat pembebanan.
- Sistem ini memberikan pembebanan baut yang
sangat tinggi dalam variasi kondisi batuan sebaik
tahanan terhadap korosi dalam instalasi permanen.

Gambar 5 Baut Kabel-Flexirope


17FOCON ANGGUN KARYA

III. PERLENGKAPAN PENUNJANG PEMAKAIAN


ROCK BOLT
Beberapa komponen penunjang yang digunakan bersama-sama dengan baut batuan adalah face plate,
wire mesh, shotcrete dan rock strap pada batuan.

III.1 FACE PLATE

Sebuah face plate dirancang untuk mendistribusikan beban pada kepala baut secara merata disekitar
batuan sekelilingnya. Untuk menjaga elastisitas dari sistem baut batuan, maka pemilihan face plate
merupakan hal yang penting. Beberapa face plate yang biasa digunakan terlihat pada Gambar 6.
Face plate dapat digunakan bila permukaan batuan halus dan rata, baut dipasang tegak lurus pada
permukaan batuan. Jika dudukan hemisperical dipasang dengan mur pada Gambar 6, baut dapat
dipasang tegak miring pada permukaan batuan tanpa memberikan tegangan tarikan awal yang tidak
diinginkan pada batuan. Keuntungan lain dari dudukan hemisperical, mur akan menempatkan plate
dengan arah terbalik. Ini akan menghasilkan tegangan yang lebih baik pada baut batuan. Sedangkan pada
Face plate yang berbentuk datar hanya didukung pada beberapa titik dengan tegangan tinggi di
permukaan batuan.
18FOCON ANGGUN KARYA

Gambar 6 Contoh face Plate (DSI catalog supporting)


Pada tekanan yang cukup tinggi, batuan dapat hancur pada titik-titik tersebut. Tegangan dalam baut
batuan akan turun. Pemasangan dari satu sampai dua mm akan mengurangi tegangan pada baut 20 70
%. Baut harus dikencangkan lagi. Kekurangan dan kelemahan pada face plate ini dapat dikurangi atau
diperkecil oleh bel plate berbentuk segitiga atau dome, yang memiliki daerah dukung yang lebih luas.
Pelat-pelat ini juga memberikan fleksibitas yang lebih besar pada sistem baut batuan. Jika baut diberi
tegangan awal dan kemudian disemen penuh, tegangan dalam baut akan terjaga dan aksi kerja baut tidak
tergantung lagi pada permukaan pelat. Bila digunakan baut tak tertegangkan (misalnya rebar disemen
penuh), sebuah face plate sederhana dapat digunakan. Hal ini untuk memastikan adanya pengikatan
permukaan yang memadai. Hal ini juga untuk mencegah pelepasan batang pada permukaan batuan pada
lubang bor. Lebih jauh face plate dapat memberikan dukungan pada permukaan batuan jika mur telah
terikat kuat pada batangnya, sehingga kedudukan face plate menjadi kuat . Beberapa grouted rockbolt
dapat dipasang tanpa face plate.

III.2 MES KAWAT (WIRE MESH)

Dua jenis wire mesh umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan yaitu chailink mesh dan weld
mesh. Chailink mesh kuat dan fleksibel, umumnya digunakan pada pemukaan, untuk mencegah karyawan
cedera dan kerusakan peralatan dari lepasnya serpihan batuan (Gambar 7).
19FOCON ANGGUN KARYA

Mesh (jaringan) harus ditempelkan pada batuan dengan interval 1- 1 meter. Grouted pin pendek dapat
dipasang diantara baut batuan. Pada spasi tersebut chailink mesh dapat menahan batuan lepas. Chailink
mesh dapat dikombinasikan dengan wire rope.

Gambar 7 Chailink Mesh dan Baut Batuan di PT. Freeport Indonesia

Weld mesh terdiri dari atas kabel baja yang diatur dengan pola segi empat atau buju sangkar dan dipatri
pada tiap titik perpotongannya. Weld mesh digunakan untuk memperkuat beton tembak (shotcrete) dan
lebih kaku dari Chailink mesh (Gambar 11.8) Chailink mesh kurang cocok untuk beton tembak. Umumnya
weld mesh diikatkan pada batuan dengan plate washer kedua dan mur yang ditempatkan pada baut
batuan, sebagai alternatif disematkan pada batuan bersama baut pendek dan plate washer. Umumnya
tipe-tipe yang dipakai adalah wire set ukuran 4,2 mm dengan interval 110 mm digunakan untuk
penguatan beton tembak.
20FOCON ANGGUN KARYA

Gambar 8 Weld Mesh dan Baut Batuan di PT. Freeport Indonesia

III.3 BETON TEMBAK (SHOTCRETE)

Beton tembak biasa dikombinasikan dengan baut batuan, dalam kondisi bawah tanah yang luas,
khususnya dalam aplikasi rekayasa sipil bawah tanah, dalam tambang bawah tanah, beton tembak makin
sering digunakan untuk memberikan dukungan pada permukaan batuan yang terdapat diantara baut
batuan.
Ada dua tipe dasar pada beton tembak. Beton tembak campuran kering dimana campuran semennya
kering dan air ditambahkan pada penyemprot (nozzle). Beton tembak campuran basah pada dasarnya
memiliki komponen yang sama dengan campuran kering, tetapi airnya telah dicampurkan di dalam mixer.
Dalam penggunaan campuran basah beberapa pemercepat harus ditambahkan pada penyemprot. Tipe
yang paling sering digunakan adalah beton tembak campuran kering.
Kualitas penempatan beton tembak tergantung atas bahan-bahan yang digunakan dan rancangan
pencampuran (Tabel 9). Bagaimanapun hal ini berhubungan dengan metode penempatan, juga bahan,
keterampilan dan keputusan diantara operator.
21FOCON ANGGUN KARYA

Tabel 9 Desain campuran (Mix Design) yang dapat dipakai patokan awal (After Wood, 1992)

Campuran kering (Dry mix) Campuran basah (Wet mix)

Komponen % dry % wet


Kg/m3 Kg/m3
material material

Semen 420 19.0 420 18.1

Silica Fume Additive 50 2.2 40 1.7

Blended Aggregate 1670 75.5 1600 68.9

Steel Fibres 60 2.7 60 2.6

Accelarator 13 0.6 13 0.6

Superplasticizer - - 6 Liters 0.3

Water Reducer - - 2 Liters 0.1

Air Entraining Admixture - - If Required

Water Controlled At Nozzle 180 7.7

Total 2213 100 2321 100

Perbandingan berat air terhadap semen untuk beton tembak campuran kering ditempatkan pada interval
0,3 0,5 dan diatur oleh operator supaya sesuai dengan kondisi daerahnya.
Penambahan fiber besi baja (Steel fibre) dengan panjang 25 - 28 mm dan diameter 0,4 0,8 mm telah
ditemukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kekerasan, daya tahan, tegangan geser dan flexural
dari beton tembak, dan untuk mengurangi formasi keretakan. Fiber besi baja ditambahkan menurut
spesifikasi dari pembuatnya. (Note : Mix design pada Tabel 9 berkekuatan 30 Mpa untuk dry mix dan 25
Mpa untuk wet mix serta memiliki kekuatan flexural 4 Mpa setelah 7 hari).
22FOCON ANGGUN KARYA

Gambar 9 Tipe Steel fibre yang ada di Amerika Utara (Wood, dkk, 1993)

Dalam penggunaan beton tembak, penyemprot harus dijaga tetap tegak lurus terhadap permukaan
batuan jika mungkin, dan dipertahankan jaraknya tetap 1 m. Lapisan beton tembak permanen
ketebalannya antara 110 500 mm, dimana ketebalannya ditempatkan pada sejumlah lapisan.
23FOCON ANGGUN KARYA

III.4 TALI PENGIKAT BATUAN (ROCK STRAPS)

Rock straps biasanya dibuat dengan besi baja berukuran tebal 6 mm (1/4 in) dengan lebar sekitar 110 mm
(4 in) dan berbagai ukuran panjang. Rock straps dapat digunakan pada kondisi batuan jelek dan sering
terjadi batuan lepas pada sekitar ujung baut batuan. Untuk menghalangi terjadinya keruntuhan jenis ini,
baut batuan dapat digunakan bersama-sama dengan steel straps untuk mendukung permukaan batuan.

Gambar 10 Rock straps dengan Baut Batuan

IV. RANCANGAN BAUT BATUAN


24FOCON ANGGUN KARYA

Beberapa aturan-aturan empirik yang telah ditetapkan oleh Hoek dan Brown (1980) untuk merancang
penyangga adalah sebagai berikut:
1. Pada prinsipnya, rancangan penyanggaan untuk penambangan bawah tanah adalah merancang agar
massa batuan tersebut dapat menyangga massanya sendiri.
2. Panjang minimum Bolt; adalah lebih besar dari 2 kali spasi Bolt, 3 kali lebar kritis blok batuan yang tak
stabil, atau untuk span < 6 m (20 ft), panjang Bolt adalah 3/2 span; span 18 30 m (60 110 ft),
panjang bolt adalah 5/4 span
3. Spasi maksimum Bolt; adalah 3/2 panjang Bolt, atau 1-3/2 lebar kritis blok batuan yang tak stabil, atau
jika lebih besar dari 2 m maka akan membuat kesulitan pemasangan chainlink atau weld mesh
4. Spasi minimum Bolt; adalah 0.9 m (3 ft)

IV.I RUMUS PERHITUNGAN SPESIFIKASI TEKNIS PEMAKAIAN


ROCK BOLT

Rock Bolting Mekanis (Steel Rod)


1. Tinggi beban batuan (Hp) (Rock Load, Terzaghi 1946)

Gambar 11 Konsep beban batuan terowongan oleh Terzaghi (1946)


25FOCON ANGGUN KARYA

Untuk menghitung tinggi beban batuan (Hp) maka terzaghi merumuskan beberapa ketetapan yang dapat
dilihat pada Table 10.

Tabel 10 Klasifikasi Rock Load Terzaghi yang umum digunakana,b

Rock Condition RQD Rock load Hp (ft) Remarks


1. Hard and intact 95-100 Zero Same as Terzaghi (1946)
2. Hard stratified or 90-99 0-0.5 B Same as Terzaghi (1946
schistose
3. Massive, 85-95 0-0.25 B Same as Terzaghi (1946)
moderatelly jointed

4. Moderatelly 75-85 0.25 B 0.20 B


blocky and seamy (B+Ht)

5. Very blocky and 30-75 0.2 B 0.6 B (B+Ht) Types 4,5 and 6 reduced by
seamy about 50 % from Terzaghi
6. Completely crushed but 3-30 0.6 B 1.1 B (B+Ht) values because water table has
chemically intact little effect on rock load
6a. Sand and gravel 0-3 1.1 B 1.4 B (B+Ht) (Terzaghi, 1946; Brekke,
1968)

7. Squeezing rock, NAc 1.1 B 2.1 B (B+Ht) Same as Terzaghi (1946)


moderate depth
8. Squeezing rock, NAc 2.1 B 4.5 B (B+Ht) Same as Terzaghi (1946)
great depth
9. Swelling rock NAc Up to 250 ft Same as Terzaghi (1946)
irrespective of
value of
(B+Ht)
a
As modified by Deere et al., (1970) and Rose (1982)
b
Rock Load Hp in feet of rock on roof of support in tunnel with width B (ft) and height
Ht (ft) at depth of more than 1.5 (B+H t)
c
Not applicable.
26FOCON ANGGUN KARYA

2. Panjang Bolt (asumsi bahwa Bolt anchor berada dalam daerah tertekan) - Lb

Lb = Hp /2

3. Kapasitas Bolt - Cb

Cb = Ly atau Lf (Note : Pilih yang lebih kecil)

Keterangan :
Ly = yield load besi (lihat Tabel 11)
Lf = anchorage failure load (lihat Tabel 12)
Tabel 11 Esitmasi Anchorage Failure Loads dari Bolt Mekanis

RMR Lf (ton) meter


110 14 12.7
90 12 11.9
80 11 11
70 11 9.1
60 9 8.2
50 8 7.3
40 7 6.4
30 6 5.5
20 5 4.6

Tabel 12 Karakterisitik Bolt; Steel-Rods (after Gerdeen et al,1977)

yield load besi


diameter (mm) Beban muat puncak
(Ly)
inch mm ton tonnes Ton tonnes
Steel Rod; Grade 40
5/8 16 6.2 5.6 11.8 9.8
19 8.8 8 15.4 14
7/8 22 12 11.9 21 19.1
1.0 25 15.8 14.4 27.6 25.1
1 1/8 29 20 18.2 35 38.8
1 3/8 35 31.2 28.4 54 49.1
Grade 60
5/8 16 9.3 8.5 13.9 12.6
19 13.2 12 19.8 18
7/8 22 18 16.4 27 24.5
1.0 25 23.7 21.5 35.5 32.3
1 1/8 29 30 27.3 45 40.9
1 3/8 33 46.8 42.5 70 63.6

4. Spasi Bolt - Sb

Sb = Cb/SF2 ..Hp
27FOCON ANGGUN KARYA

Keterangan:
= Densitas batuan (Ton/m3)
Hp = Tinngi beban batuan (meter)
Cb = Kapasitas bolt (Ton)
SF = Faktor keselamatan

Rock Bolting Kimiawi (Resin)

1. Panjang resin - Lr

Lr= (B2 Hp/2h)


atau Jika tidak diketahui h

Lr = (B2 Hp/300)
dimana h adalah tegangan horizontal di atap dan adalah bobot batuan. Batas minimal tegangan lateral
untuk di atap adalah 1.15 MPa (167 psi) untuk kedalaman 150 m (500 ft).
Note : Dan jika Post tidak dipergunakan sebagai penyangga tambahan, maka panjang penyangga Resin
(Lr) = panjang Bolt (Lb); merupakan panjang minimal penyangga resin.

2. Kapasitas Resin - Cb

Cb = Ly atau Lf (Note : Pilih yang lebih kecil)


dimana:

Lf = Lr x 12/ BF
Nilai Bond Facor (BF) dapat dilihat Tabel 13. berikut ini

Tabel 13 Rekomendasi Data Untuk Anchorage (after Gerdeen et al,1977)

Kebutuhan Diameter
UCS Bond Factor (BF)
cm/t Bolt Hole
(MPa) (inch/ton) mm mm
(inch) (inch)

3.5-7 3.75 11.48 0.75 19 1 25

Mudstone 3 8.38 1 25 1.25 32

Siltstone 2.5 6.99 1.25 32 1.5 38


28FOCON ANGGUN KARYA

11-50 2.5 6.99 0.75 19 1 25

Coal 2 5.59 1 25 1.25 32

Shale 1.67 4.67 1.25 32 1.5 25

25-70 1.88 5.25 0.75 19 1 32

Sandstone 1.5 4.19 1 25 1.25 38

Limestone 1.25 3.49 1.25 32 1.5

3. Spasi bolt resin sama seperti pada bolt mekanis - Sb

Sb = Cb/SF2 ..Hp
Keterangan:
= Densitas batuan (Ton/m3)
Hp = Tinngi beban batuan (meter)
Cb = Kapasitas bolt (Ton)
SF = Faktor keselamatan

Data-data teknis yang diperlukan untuk merancang penyanggaan dengan baut batuan adalah :

1. Diameter baut
Ditentukan berdasarkan tegangan leleh dari material baut dan yield load dari baja. Tegangan leleh dan
yield load baja dapat dilihat pada tabel 12

d2= Rn/0,785
Keterangan :
d = diameter baut batuan (mm)
R = yield load dari baja (ton)
= tegangan leleh baja (kg/cm)
29FOCON ANGGUN KARYA

n = faktor keamanan (2-4)

2. Panjang Baut
Panjang baut lebih besar dari tinggi beban yang harus disangga atau ditambah 0,5.

l = Hp + 0,5
Keterangan :
l = panjang baut (m)
Hp = tinggi beban (m)

3. Jarak Baut Antar Set

C = 2/9 L
Dengan L = lebar penggalian

4. Jumlah Baut

m L.Hp..n / 0,785..d2
Keterangan :
m = jumlah baut
Hp = tinggi beban (m)
= tegangan izin (tegangan dasar) baja (ton/m)
= density batuan (ton/m 3)
d = diameter bolt

5. Spasi Baut
Ditentukan dengan persamaan dari Unal.

Sb = Cb/SF2 ..Hp
Keterangan:
= Densitas batuan (Ton/m3)
Hp = Tinngi beban batuan (meter)
Cb = Kapasitas bolt (diambil dari yield load baja - Ton)
SF = Faktor keselamatan

Spasi baut sangat tergantung pada kondisi batuannya. Semakin buruk massa batuannnya maka semakin
rapat spasi bautnya.
30FOCON ANGGUN KARYA

6. Tegangan Maksimum Baut Batuan

Beban maksimum baut yang dapat disangga oleh baut batuan. Hal ini tergantung pada tegangan izin dan
diameter baut yang digunakan.

Rmax = (/4)..d2
Keterangan : Rmax = Tegangan maksimum baut batuan

7. Tegangan Baut (Bolt Tension)


Tegangan baut (bolt tension) merupakan beban yang bekerja pada baut batuan yang dapat dicari dengan
persamaan :

T = DA
Keterangan :
T = Tegangan baut
D = Tinggi daerah potensial tidak stabil
A = Daerah penguatan

V. TEKNIK PEMASANGAN BAUT BATUAN (ROCK


BOLT)

Pemasangan baut batuan dan baut kabel harus diorganisasikan dengan suatu prinsip bahwa pemasangan
tersebut adalah satu bagian yang terintegrasi dalam siklus penggalian dan memberikan penyanggaan
sementara kepada batuan. Semenjak banyak jenis baut batuan dapat digunakan dalam suatu sistem
penyanggaan permanen, adalah penting mempertimbangkan sistem penyanggaan sementara sebagai
bagian dari, pemasangan tambahan, sistem penyanggaan jangka panjang yang akan datang.
Pada umumnya pemasangan baut batuan dan baut kabel adalah pekerjaan yang mudah. Disamping
pemasangan manual, saat ini, pemasangan mekanis yang menggunakan alat pemasang baut batuan dan
31FOCON ANGGUN KARYA

baut kabel mekanis telah dikenal. Alat ini mampu melakukan pemasangan baut batuan yang lengkap.
Disamping itu faktor keamanan dan keselamatan kerja relatif lebih terjamin daripada pemasangan
manual.
Teknik pemasangan baut batuan dan baut kabel tergantung pada jenis baut batuan yang akan dipasang.
Teknik pemasangan ini harus selalu disesuaikan dengan batasan dan kondisi tempat pemasangan.
Sebelum pemasangan baut batuan/baut kabel, kegiatan scaling harus terlebih dahulu dilakukan. Untuk
mencegah kecelakaan karyawan karena kejatuhan blok batuan.

V.I PEMASANGAN BAUT BATUAN PENGIKAT MEKANIS

Baut ini sangat peka terhadap diameter lubang bor. Pada pemasangan kedalam lubang bor, face plate
harus sampai kontak dengan batuan. Mur pada baut dapat diputar sampai tenaga putaran yang diinginkan
dicapai; hal ini dapat dilakukan dengan suatu alat otomatik. Tenaga putaran yang direkomendasikan
adalah 135 349 Nm (110 250 ft-lb) atau 4,5 kN (1100 lb) beban diatas atau dibawah 50% batas dari
beban batas (yield load) baut batuan atau kapasitas penjangkaran (PENG, 1978). Bila tenaga putar
diaplikasikan pada baut, suatu tegangan berkembang pada baut tersebut dan sel berkembang mlawan
lubang bor. Hubungan tenaga putar tegangan dapat berubah untuk suatu penerapan tenaga putar
spesifik. Meskipun demikian, suatu hubungan linier antara tegangan abut batuan dan tenaga putar
adalah:

P=C.T
dimana : P = tegangan baut batuan (N atau lb)
T = tenaga putar (Nm atau ft-lb)
C = konstanta, sebagai pegangan (rule of thumb)
C = 50 untuk baut batuan dengan diameter 16 mm
C = 40 untuk baut batuan dengan diameter 19 mm. (PENG,1978).

Selain dari ukuran lubang bor, jenis batuan dan ke integritasan batuan di daerah penjangkaran/penikatan
akan mempengaruhi gaya cengkraman (gripping force). Pada kondisi batuan yang kerap beban yang tinggi
dapat di capai oleh baut batuan. Jika baut batuan pada jarak 11-20 m dari daerah peledakan, baut batuan
dapat kehilangan tegangannya dan harus ditegangkan kembali.
Pada baut batuan yang lemah, keefektifan dari baut batuan dikurangi oleh batuan yang lemah yang
loose diseluruh baut. Rekahan yang berisi lempung juga akan berbahaya. Sedangkan untuk batuan yang
32FOCON ANGGUN KARYA

sangat lemah seperti lanau atau mudstone yang terkekarkan, pembautan batuan tidak
direkomendasikan.
Pemasangan baut batuan dan keefektifannya tergantung juga pada kondisi air dalam lubang bor jika baut
batuan digunakan sebagai penyangga sementara. Penyemenan diperlukan untuk penyanggaan permanen.
Waktu pemasangan untuk satu baut jenis ini (an expansion anchored rock bolt) dengan panjang 2 m pada
umumnya adalah 75 detik, tidak termasuk waktu pemboran.

V.II PEMASANGAN BAUT BATUAN PENGIKAT ZAT KIMIA

Pemasangan baut batuan yang memaki semen dan resin pada dasanya sama saja. Penempatan semen
atau resin dapat dilakukan dengan pemompaan atau dengan penggunaan dodol (Catridge).
Jika digunakan semen, suatu perbandingan berat air/semen yang umum digunakan adalah antara 0.30
dan 0.35. penambahan zat additive dapat dilakukan untuk mempercepat semen tersebut menempati
tempatnya dalam lubang bor dengan baik.
Penegangan baut batuan dapat dilakukan dengah memutar mur atau dengan penarikan langsung. Jika
penegangan dilakukan pada beban yang tinggi 110 kN ( 11 ton), penegangan dengan penarikan
langsung direkomendasikan.
Umumnya penegangan baut batuan yang menggunakan resin dapat dilakukan 1 5 menit sesudah
pemasangan. Waktu pemasangan satu baut batuan dengan resin, dengan panjang 2 m pada umumnya
adalah 75 detik, tidak termasuk waktu pemboran

V.III PEMASANGAN BAUT KABEL BATUAN PENGIKAT ZAT


KIMIA

Baut kabel dengan panjang kurang dari 6 m dapat menggantikan baut batuan rebar atau batang ulir
(threaded bar) didalam sistem penguatan batuan. Prosedur pemasangan untuk baut kabel ini sama
dengan prosedur pemasangan baut kabel dengan pengikatan mekanis, kecuali pemakaian resin yang
jarang dipakai untuk baut kabel ini.
Waktu pemasangan untuk baut kabel dengan panjang 2 m pada umumnya adalah 110 detik. Untuk baut
kabel yang panjangnya lebih dari 6 m, semen selalu digunakan sebagai zat pengikat. Prosedur
33FOCON ANGGUN KARYA

pemasangannya untuk lubang horizontal atau lubang bor ke arah bawah atau kemiringan yang kecil
sebagai berikut :
Selang semen dimasukkan dalam lobang bor bersama-sama dengan baut kabel dan setelah lubang bor
terisi, selang ini ditarik kembali. Kabel ditekan masuk ke lubang bor sampai mencapai dasar lubang bor.
Untuk memperlancar pemasangan baut kabel yang panjang, suatu pointer yang dibuat dari besi baja
atau plastik diikatkan pada ujung baut kabel.
Perbandingan air/semen adalah 0,4 dan waktu pemasangan satu baut kabel dengan panjang 20 m (tidak
termasuk waktu pemboran dan waktu curing) dengan bantuan suatu alat pemasang kabel, pada
umumnya adalah 30 menit.

V.IV PEMASANGAN BAUT BATUAN PENGIKAT GESER

Split Set
Pemasangan split set dengan diameter sedikit lebih besar dari diameter lubang bor dilakukan dengan gaya
tekan, yang memakai suatu stopper atau jackleg drill (gambar 3.16). Kesulitan akan timbul bila
pemasangan dilakukan didaerah yang mengalami penekanan. Selain itu diameter lubang bor sangat
menentukan keberhasilan pemasangan split set . split set ini dapat digunakan pada berbagai kondisi
batuan, tetapi kurang cocok untuk batuan terkekarkan atau batuan lemah. Waktu pemasangan satu split
set yang panjangnya 1,8 m, tidak termasuk waktu pemboran pada umumnya adalah 40 detik.

Swellex
Pemasangan swellex dapat dilakukan secara manual dengan suatu pompa bertekanan tinggi untuk
mengembangkan baut batuan di dalam lubang bor. Pompa ini akan berhenti secara otomatis bila tekanan
yang telah ditentukan dicapai. Gaya inflasi (inflation force) dari besi baja ke lubang bor yang
permukaanannya tidak teratur memberikan ketahanan geser, disamping itu pengembangan dari baut
batuan menyebabkan kontraksi disepanjang baut batuan yang menegangkan face flate secara effektif
melawan permukaanan batuan. Diameter lubang bor bukan merupakan suatu faktor yang kritis untuk
pemasangan swellex.
Swellex dapat diaplikasikan pada berbagai kondisi batuan dengan mengatur tekanan inflasi sebesar 30
MPa.Tekanan ini akan dikurangi menjadi 24 Mpa bila diapplikasikan pada kondisi batuan yang mempunyai
deformasi yang cukup besar. Hal ini berarti pengikatan dikurangi dan swellex ikut bergeser (MORLAND dan
THOMPSON, 1985).
34FOCON ANGGUN KARYA

Swellex tidak dapat digunakan sebagai penguat batuan permanen bila tidak dilindungi dengan zat anti
korosi, swellex dapat digunakan dalam batuan dengan tekanan air yang tinggi sekalipun. Waktu
pemasangan satu swellex yang panjangnya 2,4 m, tanpa waktu pemboran pada umumnya adalah 25 detik.

You might also like