You are on page 1of 6

GINEKOLOGI

O
L
E
H

WIM.T.PANGEMANAN

FK UNSRI

1985

PENDAHULUAN

Ginekologi berasal dari kata Junanni GYNAIKOS yang berarti WANITA dan
istilah ginekologi ini kita kenal dengan ILMU PENYAKIT KANDUNGAN.
Penderita dengan penyakit kandungan mempunyai sifat yang sangat berbeda
dengan penyakit-penyakit lainnya. Hal ini di sebabkan karena sifat yang sangat
sensitive pada alat-alat kelamin atau kelamin.
Dalam menghadapi penderita dengan penyakit kandungan kita harus sangat
berhati-hati dan memerlukan pendekatan sebaik mungkin.kontak pertama antara
dokter dan penderita adalah sangat penting sebab bila pada kontak pertama hilang
maka susah untuk diperbaiki. Hanya dengan kontak yang berhati-hati akan
didapatkan suatu keadaan yang sebenarnya.
Pada pemeriksaan penyakit kandungan juga harus dilakukan pemeriksaan
terhadap kesehatan umumnya dan juga jangan lupa pula mengenai komponen
kejiwaan. Juga harus diperhatikan pula keadaan sosial ekonomi, pendidikan dan
keadaan sekelilingnya.
Dengan memperhatikan faktor-faktor diatas maka keluhankeluhan dari
penderita dapat diatasi sebaiknya sehigga keluhan yang di nyatakan oleh penderita
adalah keluhan yang sebenarnya. Pada pemeriksaan alat kandungan akan
didapatkan sikap penderita yang sangat dipengaruhi oleh rasa takut, rasa malu,
rasa nyeri dan rasa salah (misalnya hubungan seksual diluar perkawinan, omani
dan lain-lain).
PEMERIKSAAN

I. ANAMNESA
Dalam menyampaikan keluhan biarkanlah penderita menyampaikan menurut
caranya sendiri dan dokter hanya memberikan bimbingan. Anamnesa
haruslah sistematik dan teliti oleh karena kadang-kadang hanya dengan
anamnesa yang baik maka kelainan ginekologis sudah dapat ditentukan.

1. Pengaduan
Keluhan apakah yang mendorong penderita hingga mengobatkan
dirinya, bagaimana jalannya penyakit dan pengobatan apakah yang
sudah / sedang dijalani.

2. Riwayat Perkawinan
Kawin sudah berapa kali, umur kawin pertama dan umur suami (kalau
lebih dari satu kali berapa umur kawin kedua dan berapa umur suami),
lamanya perkawinan, masih kawin/ sudah janda, suasana perkawinan,
hubungan seksual, menggunakan kontrasepsi / tidak.

3. Riwayat obstetrik
Jumlah kehamilan, jumlah persalinan, umur kehamilan, komplikasi
kehamilan, komplikasi persalinan, jenis persalinan (normal, forceps,
sectio caesarea,dll), komplikasi postpartum, jumlah abortus dan
tindakannya.

4. Riwayat menstruasi dan perdarahan uterus abnormal.


Umur menarche, panjang siklisnya, teratur/ tidak, lamanya
pendarahan, banyaknya pendarahan (bertambah / berkurang, encer /
bergumpal, berapa kali ganti pembalut wanita), warnanya, berbau/
tidak rasa sakit (sebelum, selama, sesudah menstruasi, sakitnya tak
dapat bekerja), hari pertama haid yang terakhir, pendarahan inter-
menstruasi( spontan, trauma postocital atau sesudah irrigasi) kalau
sudah menopause maka berapakah umur mulai menopause dan apa
saja gejalanya.

5. Abnormal discharge
Jumlahnya, warnanya, baunya, konsistensinya, rasa sakit / gatal/
perih, sudah berapa lama, sudah diobati/ belum berhubungan dengan
menstruasi (pre- atau postmenstruasi).

6. Sakit perut / pelvis abnormal


Jenisnya (seperti terbakar, seperti disayat, kolik,dll) timbulnya tiba-
tiba / berangsur-angsur, sifatnya (menerus atau kumat-kumatan),
lokasinya, penjalarannya, hubungannya dengan menstruasi atau
hubungannya atau hubungannya dengan organ lain (gastrointestinal,
tractus urinarius) hubungannya dengan posisi tubuh.

7. Kelainan yang berhubungan dengan tractus urinarius dan


gastrointestinal : Frekwensi mictio, incontinetia ; constipasi, diarrhea,
sakit didaerah rectum dan apakah ada bagian vagina yang menonjol
pada waktu defecatic.

8. Kenafsuan badan :
Badan merasa lemah, nafsu makan, batukbatuk, badan makin
mengurus.

9. Riwayat keluarga :
Penyakit-penyakit keluarga yang ada hubungan dengan kelainan
ginecologis (ump. Kelamin thyroid pada menorrhagia atau
amenorrhagia, diabetes mellitus), tumor ganas dan lain-lain.

10.Penyakit yang pernah diderita :


Penyakit perut / pelvis akut, penyakit keganasan, operasi pengobatan
hormonal.

II. STATUS PRAESENS


Pemeriksaan umum (status generalis).

III. STATUS GINEKOLOGIS


Pemeriksaan biasanya sudah dapat dilakukan pada waktu penderita duduk
ditempat tidur dimana dilakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
ump : pemeriksaan thyroid, mamma, kelenjar axilla, abdomen), kemudian
penderita ditidurkan lurus dan dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, kemudian penderita ditidurkan dalam posisi
lithotomi.

1. Pemeriksaan luar
a. Inspeksi
Diperhatikan thyroid, mamma, abdomen, genital dan extramitas
inferior pada abdomen diperhatikan pembesaran perut, bentuk
pernafasan, gerakan usus, striano, caput medussae, gambaran
vagina.
b. Palpasi
Thyroid mammae, abdomen dan exterimitas inferior. Pada
abdomen cari hepar, lien, hernia. Apakah dinding perut lemas atau
tegang, defance musculair, sakit tekan/lepas, fluktasi, undulasi
ballotmen kalau teraba tumor maka tentukan batas-batasnya yaitu
batas atas, batas kanan dan kiri serta batas bawah apakah tumor
masuk panggul atau tidak, tentukan bentuknya, permukaannya
rata atau berbenjol, konsistensinya, kistik atau padat, mobilitasnya
bebas atau tidak dan apakah sakit tekan atau tidak. Pada
extremitas inferior perhatikan kelenjar inguinal apakah membesar
atau tidak, kalau membesar bagaimana permukaannya,
gerakannya terhadap dasarnya dan terhadap kulit diatasnya dan
apakah sakit pada penekanan. Apakah ada edema pada kaki.

c. Perkusi
Tentukan tympani atau pekak dan kalau terdapat ascites tentukan
apakah ada pokok beralih dan akan didapatkan daerah pekak
konkaf keatas sedangkan pokok pada kista ovarti daerah pekak
konvek keatas. Pada tumor intraperitoneal didapatkan pekak diatas
tumor sedangkan retroperitonal kita dapatkan tympani diatas
tumor.

d. Auskultasi
Dengarkan suara usus dan apakah ada suara usus diatas tumor

2. Pemeriksaan Dalam
a. Inspeksi
Dengan jari telunjuk dan ibu jari labia minora dibeberkan dan
perhatikan introitus vaginao apakah penderita masih virgo ataukah
hymen sudah tidak utuh lagi apakah penderita sudah pernah
melahirkan.
Perhatikan orificum urethrae externum, kelenjar Bartholini, selaput
lendir vulva, fluxus, fluor albus, haemorrhoid pada anus.
Kemudian penderita disuruh mengejan untuk mencari apakah ada
bagian yang keluar dari vagina.

b. Pemeriksaan dengan spokulum


Spekulum yang sering dipakai adalah spokulum sims dan Graves.
Cara memasukkan spekulum ialah tangan kiri ibu jari dan jari
telunjuk membeberkan labia minora maka spokulum dimasukkan
agak miring dari samping kemudian diputar kearah belakang, untuk
spekulum depan caranya sama akan tetapi spekulum diputar
kedepan. Spekulum belakang ditekan kebelakang dan dipegang
oleh pemeriksa sedangkan speculum depan dipegang oleh
pembantu. Kalau yang dipakai speculum Gravos maka cara
memasukkan dan memasangnya sama dengan pemasangan
speculum Sims sebelah belakang dan disini ada putaran untuk
mengatur pembukaan kedua kutub.
Perhatikan apa yang terdapat didalam vagina (fluxus flour albus,
keadaan dinding vagina, keadaan portio : bentuknya,
permukaannya, apakah ada sesuatu yangkeluar dari ostium uteri
externum (oue) ; apakah terdapat orosio, octopion, polyp, ulcus
atau tumor.
Apakah oue terbuka atau tertutup.
Dengan memakai speculum dapat pula dilakukan beberapa
pemeriksaan khusus dengan menggunakan alat-alat tambahan

3. Palpasi
Palpasi dilakukan secara bimanual dimana beberapa jari dari tangan
yang satu masuk kedalam vagina atau rectum sedangkan tangan yang
lain pada abdomen bagian bawah diatas symphysis. Dengan perasaan
kedua tangan ini diusahakan untuk mendapat kesan mengenai uterus,
adnexa, parametrium dan cavum Douglasi.
a. Pemeriksaan Vaginal (Vaginal Toucher)
Dua jari satu tangan (pada nullipara digunakan satu jari)
dimasukkan kedalam vagina dan tangan yang lain diletakkan pada
abdomen bagian bawah diatas symphysis. Dengan cara ini kita
usahakan untuk mengenai :

Portio diraba bagaimana bentuk (utuh / tidak, permukaannya rata / tidak),


dan konsistensinya (kenyal, lembut keras) serta apakah partio ini pada
waktu diperiksa mudah bredarah (contack bleeding).

Uterus dapat dinilai dengan cara jari masuk kedalam fornix posterior dan
mengangkat uterus sedangkan tangan luar menekan dinding perut kedalam
dan di usahakan meraba korpus uteri diantara kedua tangan dan tentukan
besar, bentuk, letak dan kemungkinan pergerakkannya.
Ukuran dan bentuk uterus tergantung dari parietas dan umur penderita,
kebanyakkan ukuran uterus setelur bebek sedangkan bentuk-bentuk uterus
tak hamil pada kenyal sedangkan pada kehamilan menjadi lunak.
Letak uterus dianggap normal ialah anteflokasi.
Dengan jari dalam pornix posterior maka kedua tangan didekatkan maka
pada uterus yang anteleksi dapat diraba korpus uteri sedangkan pada uterus
yang retrofleksi hanya teraba partionya saja kemudian diusahakan tangan
dalam yang berada di pornix posterior untuk mencari korpus uteri pada
uterus retrofleksi. Kemudian jari dalam dipindahkan ke pornix posterior dan
kedua tangan didekatkan maka pada uterus antefleksi korpus uteri mudah
meraba. Pada pornic posterior tentukan keadaan cav. Douglasi. Tentukan
kemungkinan pergerakkan uterus dengan cara mengangkat jari dengan
tangan luar menekan ke bawah. Apakaj pada pergerakkan ini menimbulkan
rasa sakit / nyeri. Dicoba pula mengerakkan cervix kekanan dan kekiri.
Kemungkinan gerakan ini hanya tergantung pada elastisitas jaringan
parametrium.
Penilaian adneka parametrium dapat pula dilakukan dengan pemeriksaan
binaul ini. Tuba uuterina pada umumnya tidak dapat diraba tetapi parium
kadang-kadang dapat diraba dan pada penekanan ovarium akan terasa
nyeri.
Cara memeriksa adneka dan parametrium dengan cara menempatkan jari
dalam pornix lateral dan tangan luar pindah kesamping uterus. Tentukan
keadaan parametrium lemas / kaku, pendek, sakit pada penekanan. Kalau
teraba tumor maka tentukan konsistensinya, pergerakkannya dan apakah
bagian bawah tumor masuk panggul atau tidak serta pada gerakan cervix
tumor iukt bergerak atau tidak.

b. Pemeriksaan Rectal (Rectal Taucher)


Sering dilakukan pada wanita yang himennya masih utuh dengan
cara satu jari telah diminyaki dimasukkan kedalam rectum
sedangkan tangan luar diatasnya symphysis. Tentukan M. spincer
ani externus, mucosa rectum, partio, uterus, parameterium,
adneka, dan vacuum douglasi.

c. Pemeriksaan Recto Vaginal (recto vaginal toucher)


Caranya ialah dengan memasukkan jari telunjuk kedalam vagina
dan jari tengah kedalam rectum sedangkan tangan luar
mendekatkan apa yang hendak diperiksa.

Cara pemeriksaan ini lebih luas dibandingkan dengan pemeriksaan


vaginal karena pada pemeriksaan vaginal tangan dalam terbatas
menuju kearah atas sedangkan pada rectum tidak sehinng lebih
mudah menilai apa yang terdapat disebelah atas uterus dan apa
yang berada di samping uterus.

You might also like