Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Potensi kejadian medication error di Instalasi Farmasi dapat timbul akibat
meningkatnya beban kerja tenaga kefarmasian. Beban kerja yang berlebih memicu
kelelahan dan kurangnya konsentrasi petugas dalam pelayanan kefarmasian. Hal
tersebut akan mengakibatkan penurunan mutu pelayanan di Instalasi Farmasi.
Penambahan jumlah tenaga kefarmasian merupakan solusi untuk mengurangi
beban kerja, karena itu diperlukan analisis beban kerja tenaga kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Graha Permata Ibu (IFRS GPI) untuk di gunakan
dalam menghitung kebutuhan tenaga ideal dan produktif yang menjadi tujuan dari
penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian gabungan kualitatif dan kuatitatif
dengan sampel seluruh aktivitas tenaga kefarmasian. Teknik pengumpulan data
dengan observasi menggunakan work sampling dan wawancara mendalam. Data
dianalisis menggunakan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN).
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas produktif langsung sebesar 59,14%,
aktivitas produktif tidak langsung 17,22%, aktivitas non produktif 16,99% dan
aktivitas pribadi 6,65%. Kebutuhan tenaga kefarmasian adalah 26 orang.
Perbandingan kenyataan dan kebutuhan (rasio) tenaga kefarmasian adalah 0,7
yang menunjukkan jumlah tenaga kefarmasian tidak sesuai dengan beban kerja.
Perlu dilakukan penambahan tenaga kefarmasian, pengaturan jadwal jaga,
memodifikasi alur pelayanan resep, memaksimalkan pemanfaatan sistem
informasi rumah sakit, meningkatkan peran apoteker dan melakukan pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan.
Kata kunci : kebutuhan tenaga kefarmasian; WISN; work sampling
ABSTRACT
The potential incidence of medication error in pharmacy unit can arise due
to increased workload of pharmacy staff. Excessive workload triggers exhaustion
and lack of concentration pharmacy staff in pharmacy services. Increasing the
number of pharmacy staff is the solution to reduce workload, therefore analysis of
workload of pharmacy staff at Graha Permata Ibu Hospitals pharmacy unit
(IFRS GPI) is required to be used in calculating the ideal and productive needs of
staff which is the purpose of this study.
This study is a combination of qualitative and quantitative research with
samples from pharmacy personnel activities. The techniques of data collection
were obtained through observation using work sampling and in-depth interviews.
Data were analyzed using Workload Indicators of Staffing Need (WISN).
The result showed as follows, direct productive activities amounted to
59.14%, indirect productive activities amounted to 17.22%, 16.99% of non-
productive activities, and 6.65% of personnel private activities. Pharmacy staffing
need is 26 people. The ratio comparison between existing personnel and staffing
need of the pharmacy installation was 0.7, which indicates the numbers of
pharmacy personnel are not in accordance with the workload. That concludes a
few necessities such as a need for new hires of pharmacy personnel, a new
arrangement of work shifts and scheduling, a modification of service flow for
requested prescription, a need to maximize the utilization of hospital information
systems, a need o increase the role of pharmacists, and to conduct education and
continuous training.
Key word: pharmacy staffing need; WISN; work sampling
PENDAHULUAN
Sejak dibukanya layanan memberikan peran pelayanan pasien
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di bidang kefarmasian.
(BPJS) di Indonesia tahun 2014, Tenaga kefarmasian di IFRS
Rumah Sakit Ghra Permata Ibu (RS GPI berjumlah 18 orang yang terdiri
GPI) menjadi salah satu pelopor dari Apoteker dan Tenaga Teknis
rumah sakit swasta di daerah Depok Kefarmasian (TTK). TTK yang
yang menerima peserta BPJS. Hal ini bekerja di IFRS GPI terdiri dari
menyebabkan peningkatan jumlah lulusan Sekolah Menengah Farmasi,
kunjungan pasien di tahun 2015 D3 Farmasi, dan S1 Farmasi. Tenaga
hingga 60% jika dibandingkan tahun kefarmasian bekerja sesuai jadwal
sebelumnya. Instalasi Farmasi RS jaga shift pagi, sore, dan malam
GPI (IFRS GPI) adalah salah satu dengan distribusi tenaga pagi : siang :
bagian dirumah sakit yang malam : libur, 7 : 7 : 2 : 2. Tenaga
314
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
kefarmasian yang ada sekarang tidak pelayanan resep yaitu mencapai 20-
ada perubahan dalam jumlah tenaga 30 % dari keseluruhan keluhan pasien
sejak tahun sebelumnya. terhadap pelayanan RS GPI.Keluhan
Jumlah resep yang masuk ke tidak hanya datang dari pasien saja,
IFRS GPI setiap harinya 300-400 petugas tenaga kefarmasian juga
lembar resep. Resep yang dilayani mengalami tekanan terhadap
Instalasi Farmasi berasal dari Instalasi tumpukan resep yang menyebabkan
Rawat Jalan (poliklinik), Instalasi bertambahnya jam kerja atau lembur.
Gawat Darurat dan Instalasi rawat Tanda-tanda kelelahan dan kurangnya
inap (ruang perawatan). Asal resep konsentrasi dalam bekerja dibuktikan
terbanyak dari poliklinik penyakit dengan kejadian medication error di
dalam, jantung dan anak. Rata-rata sepanjang tahun 2015 dengan nilai
perbandingan resep yang masuk pada rata-rata 2-3 kejadian per bulan yang
tiap shift pagi : sore : malam adalah 4 bersifat error no harm berkaitan
: 5 : 1. Dan perbandingan resep yang dengan wrong patient.Penelitian yang
masuk untuk kategori racikan dan non dilakukan di RSUP Prof. Dr. R.D.
racikan adalah 2 : 8. Petugas jaga Kandau Manado yang memberikan
shift sore hampir setiap hari kesimpulan faktor penyebab medical
mempunyai kelebihan jam kerja 1-2 error pada fase dispensing
jam karena masih melakukan diantaranya adalah beban kerja yaitu
pelayanan kefarmasian. rasio antara beban kerja dan SDM
Peningkatan jumlah resep tidak seimbang (Donsu, 2016).
yang harus dilayani oleh IFRS GPI Tujuan penelitian ini
menyebabkan waktu tunggu dilakukan adalah untuk menganalisa
pelayanan resep pasien menjadi lebih beban kerja dan mengetahui jumlah
panjang. Data dari bagian Humas dan tenaga kefarmasian yang dibutuhkan
Pemasaran RS GPI tahun 2015 berdasarkan beban kerja tersebut
mengenai keluhan pasien yang masuk dengan menggunakan metode
melalui Survey Kepuasan Pelanggan Workload Indicator Staffing Need
untuk IFRS GPI, lebih dominan (WISN) dan hasil yang diperoleh
terkait dengan masalah waktu tunggu akan digunakan untuk data rujukan
315
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
316
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
317
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
318
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
319
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
320
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
Keterangan :
Jumlah tenaga yang dibutuhkan = frekuensi dalam setahun/Standar beban kerja
321
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
322
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
dan menyediakan tenaga pada saat Kegiatan menulis etiket dan menulis
resep sudah mulai masuk ke IFRS. salinan resep dapat dikelompokkan
Usulan penambahan tenaga didalam Waste of processing, karena
kefarmasian di kelompokkan sebagai ke 2 aktivitas tersebut dapat
intervensi jangka menengah, karena digantikan dengan penggunaan sistem
berdasarkan hasil penelitian aktivitas komputer. Tahapan dalam
produktif belum mencapai batas penggunaan e-prescribing yaitu
optimum. Penambahan tenaga dalam verifikasi permintaan obat di sistem
suatu organisasi terutama rumah sakit komputer, membuat bon resep,
harus mempertimbangkan kebijakan menginput dan mencetak etiket dan
rumah sakit, mendesaknya kebutuhan atau salinan resep. Dengan sistem e-
tenaga, potensi insiden keselamatan prescribing petugas tidak perlu lagi
pasien terkait kurangnya tenaga dan menulis etiket dan membuat salinan
anggaran rumah sakit. Analisis resep secara manual. Penggunaan e-
kebutuhan tenaga digunakan sebagai prescribing mengurangi kegiatan
data utama dalam pengajuan konfirmasi resep karena tulisan dokter
penambahan tenaga selain data-data yang kurang jelas. Penggunaan e-
penunjang lainnya. Penambahan prescribing dapat meningkatkan
tenaga dilakukan jika sudah tidak bisa kualitas dan efektivitas pelayanan,
dilakukan intervensi terhadap tenaga proses bekerja secara otomatis yang
yang sudah ada. Proses penambahan sangat meningkatkan efisiensi dari
tenaga biasanya bertahap terkait pemberi resep dan apoteker (Pratiwi,
perencanaan dari SDM dan 2013). Pengelolaan data secara
perencanaan keuangan rumah sakit. manual, mempunyai banyak
Intervensi yang dilakukan kelemahan selain membutuhkan
sebelum penambahan tenaga dapat waktu yang lama, keakuratan juga
berupa perubahan sistem atau kurang dapat diterima, karena
modifikasi alur kerja.Penggunaan e- kemungkinan kesalahan sangat besar
prescribing dapat mengurangi (Handoyo, 2008). Dalam hal ini
aktivitas dan berpengaruh pada pengadaan sistem yang terintegrasi
keselamatan pasien (Kanrry, 2011). didalam rumah sakit memerlukan
323
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
324
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisis kebutuhan
Buntha, P. 2008, Pharmacist
tenaga kefarmasian dengan metode Workload In State Of Nevada
During 2000-2006:A
WISN di Instalasi Farmasi Rumah
Longitudinal Study. ProQuest
Sakit Grha Permata Ibu tahun 2016 Dissertations Publishing, Ann
Arbor.
diketahui bahwa Jumlah kebutuhan
Coons, J.A., 2007, Beginning the
tenaga kefarmasian adalah 26 orang, Lean Improvement Journey in
kurang 8 orang dari jumlah di the Clinical Laboratory, White
paper,
lapangan. Rasio WISN 0,7, yang https://www.iienet2.org/.../Begi
berarti jumlah tenaga saat ini lebih nning%20the%20Lean%20Imp,
di akses Oktober 2010.
kecil daripada yang dibutuhkan untuk
Departemen Kesehatan Republik
mengatasi beban kerja yang ada. Indonesia, 2008, Tanggung
Mengingat distribusi aktifitas Jawab Apoteker terhadap
Keselamatan Pasien. Jakarta
produktif total adalah 76,35%, maka
Donsu, Y.C., 2016, Faktor Penyebab
kebutuhan tenaga masih dapat Medication Error Pada
dioptimalkan. Rekomendasi untuk Pelayanan Kefarmasian Rawat
Inap Bangsal Anak RSUP
manajemen RS Graha Permata PROF. DR. R.D. Kandou
Ibudibagi berdasarkan 3 kategori Manado, PharmaconJurnal
Ilmiah Farmasi UNSRAT,
yaitu jangka pendek melakukan Vol. 5 No. 3 Agustus 2016
pengaturan jadwal dinas tenaga ISSN 2302 2493
kefarmasian dan memperbaiki alur Handoyo, Eko dkk., 2008, Aplikasi
Sistem Informasi Rumah Sakit
pelayanan resep, kategori jangka Berbasis Web Pada Sub-sistem
menengah yaitu penambahan tenaga Farmasi Menggunakan
Framework Prado, Jurnal
kefarmasian, kategori jangka panjang Teknik Elektro, Vol. 7 No. 1
yaitu memaksimalkan sistem Januari - Juni 2008, Universitas
Diponegoro.
informasi rumah sakit, peningkatan
Ilyas, Y., 2011, Perencanaan
peran apoteker didalam pelayanan SDM Rumah Sakit. Pusat Kajian
325
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (2), 313-326 Verawaty
326