You are on page 1of 15

Jurnal Penelitian Tugas Akhir

PENGARUH PERBANDINGAN MINYAK JAGUNG DENGAN


WHIPPING CREAM DAN PENAMBAHAN JENIS EMULSIFIER
TERHADAP KARAKTERISTIK MARGARIN

Nadia Kesuma Astuti *), Yudi Garnida **) dan Ina Siti Nurminabari***).

ABSTRACT

The purpose of this research were to know the effect of corn oil and whipping
cream comparison and to determine the effect of emulsifiers addition towards
margarine characteristic so that the good margarine product could be produced.
The research was done by using a randomized complete block design (RAK)
which consists of 2 factors, there were W factor (comparison of corn oil and
whipping cream) which consists of 3 levels namely w1 (4:1), w2 (3:1), w3 (2:1),
and E factor (addition of emulsifiers) which consists of e1 (soy lecithin), e2 (duck
egg yolk), e3 (chicken egg yolk). The responses in this research were chemical
responses (water content and fat content) and organoleptic responses (taste,
color, aroma, and texture).
Based on the result, showed that corn oil and comparison of whipping cream
affected the water content and fat content, addition of emulsifiers affected the
water content, fat content, and aroma.
The selected treatment in this research was margarine product w2e3 (the
comparison of corn oil and whipping cream was 3:1 and addition of emulsifiers
was chicken egg yolk) with the water content (36,63%), fat content (50,61%),
taste, aroma, texture, and color.

Key word: Margarine, corn oil, whipping cream and emulsifier

PENDAHULUAN

Jagung sebagai bahan pangan press dan pelarut menguap


yang berpotensi sebagai bahan baku (Kataren,1986).
industri makanan, kimia, farmasi, dan Menurut data BPS (2015)
industri lainnya yang mempunyai tingkat konsumsi minyak jagung di
nilai tinggi seperti tepung jagung, Indonesai pada tahun 2014 sebanyak
gritz jagung, minyak jagung, dextrin, 0,205 liter perkapita perminggu.
gula, etanol, asam organik dan bahan Konsumsi minyak jagung di
lainnya (Budiman,2010). Indonesia lebih rendah dibandingkan
Minyak jangung diperoleh dengan minyak kelapa sawit.
dengan cara mengekstrak bagian Menurut SNI (1994), Margarin
lembaga. Sistem ekstraksi yang adalah produk makanan berbentuk
digunakan biasanya sistem pres emulsi padat atau semi padat yang
(pressing) atau kombinasi sistem dibuat dari lemak nabati dan air,
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

dengan atau tanpa penamabahan dengan penetesan titik air, dengan


bahan lain yang diizinkan. demikian proses emulsifikasi
Formulasi dasar margarin merupakan tahapan yang penting
adalah lemak/minyak 80%, garam dalam proses selanjutnya
2%-4%, air 16%, antioksidan 0,2%, (Inudes,2012).
pengemulsi 0,3%, pewarna dan perasa Tujuan penelitian ini adalah
secukupnya (rahayuningsih,1989). untuk menemukan alternatif
Lemak yang digunakan untuk perlakuan dalam upaya meningkatkan
pembuatan margarin dapat berasal kandungan lemak dan pengemulsi
dari lemak hewani atau nabati yang terbaik sehingga menghasilkan
(Kataren,2005). margarin yang baik.
Susu atau Whipping Cream
merupakan komponen fase air dan BAHAN DAN METODE
dapat digunakan sebagai campuran PERCOBAAN
pembuatan margarin atau mentega
(Williams,1966). Bahan dan Alat
Penambahan gliserin pada Bahan-bahan yang dibutuhkan
pembuatan margarin bekerja secara pada penelitian ini adalah minyak
optimal pada jumlah 2% jika melebihi jagung sebagai bahan utama
maka kemampuan gliserin akan sedangkan bahan baku penunjang
berkurang dalam menyerap air. yang digunakan adalah whipping
Gliserin mampu meingkatkan air dan cream, gliserin, lesitin kedelai,
akan memberikan tekstur tidak begitu kuning telur ayam dan kuning telur
keras pada makanan, membantu bebek.
margarine putih terlarut dalam air Bahan yang digunakan untuk
(Nauli,2004). analisis kadar air metode moisture
Penggunaan pengemulsi analyzer adalah sampel margarin.
seperti gliserin adalah untuk Bahan yang digunakan untuk analisis
mempertahankan kestabilan emulsi kadar lemak metode Soxhlet adalah
pada produk tersebut. Sifat gliserin n-heksan.
yaitu mengikat air (Winarno,2000). Alat yang digunakan dalam
Untuk menstabilkan emulsi pembuatan margarin adalah mixer,
ditambahkan bahan untuk jar, neraca digital, baskom, saringan,
menstabilkan emulsi misalnya pati, sendok, alumunium foil, pipet tetes
gliserin, kuning telur atau lesitin dan gelas ukur. Sedangkan alat yang
(Kataren,1986). digunakan untuk analisis kimia adalah
Emulsifikasi dilakukan dalam moisture analyzer, soxhlet, labu
suatu alat yang disebut dengan churt. bundar, batu didih, timbangan
Dalam praktek pembuatan margarin analitik, tang krus dan oven.
secara modern untuk mencapai kadar Metode Penelitian
air akhir dari margarin sebesar 16% 1. Peneletian Utama
jumlah fase berair yang digunakan Penelitian ini bertujuan untuk
17%-20%. Jika dalam proses menentukan perbandingan minyak
pengolahan margarin emulsi yang jagung dan whipping cream dan untuk
dihasilkan tidak stabil akan menunjuk menentukan pengaruh penambahan
kecenderungan untuk memisah jenis emulsifier terhadap karakteristik
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

margarin. Analisis kimia yang Deskripsi Penilitian


dilakuka terhadap margarin adalah A. Prosedur Penelitian
analisis kadar air metode moisture Deskripsi percobaan pembuatan
analyzer, analisis kadar lemak metode margarin adalah sebagai berikut:
soxhlet, sedangkan untuk analisis 1. Pengocokan I
organoleptik menggunakan hedonik. Pengocokan tahan pertama
2. Rancangan Perlakuan bertujuan untuk mencampurkan jenis
Rancangan perlakuan pada penelitian emulsifier dengan minyak jagung.
ini terdiri dari 2 faktor, yaitu Minyak jagung dengan penambahan
perbandingan minyak jagung dan emulsifier dimasukan dalam baskom
whipping cream (W) dan penambahan dan lalu dilakukan pengocokan
jenis emulsifier (E) dengan 3 taraf, dengan kecepatan konstan selama 15
sebagai berikut: menit dengan menggunakan mixer
a. Perbandingan minyak jagung hingga tercampur. Setalah tercampur
dengan whipping cream dengan merata whipping cream dimasukkan
konsentrasi 89% (W) ke dalam baskom dengan isi minyak
1. Minyak Jagung dan whipping dan jenis emulsifier yang telah
cream 1:4 (w1) tercampur lalu dilakukan pengocokan
2. Minyak Jagung dan whipping kembali selama 15 menit.
cream 1:3 (w2) 2. Pencampuran
3. Minyak Jagung dan whipping Pencampuran gliserin dengan
cream 1:2 (w3) bahan bakal margarin bertujuan
b. Perbandingan penambahan mempertahankan kestabilan margarin
emulsifier dengan konsentrasi 3% dan untuk mencampurkan seluruh
(E) bagian bahan margarin, pencampuran
1. Penambahan lesitin kedelai(e1) gliserin menggunakan sendok.
2. Penambahan kuning telur ayam 3. Pengocokan II
(e2) Setelah semua bahan masuk lalu
3. Penambahan kuning telur bebek lakukan kembali pengocokan dengan
(e3) mixer selama 30 menit sehingga
3. Rancangan Respon terbentuk margarin. Pengocokan yang
Rancangan respon yang dilakukan kedua ini bertujuan untuk
pada penelitian ini adalah: membentuk bakal margarin.
a. Respon Kimia 4. Pengemasan
Rancangan respon kimia yang Bakal margarin selanjutnya
dilakukanpada penelitian adalah dimasukkan kedalam jar, ditutup
menghitung kadar air dengan metode dengan alumunium foil dan ditutup
Mousture Analizer dan kadar lemak rapat. Bertujuan agar margarin tidak
metode soxhlet pada produk cepat rusak.
margarin. 5. Pendinginan
b. Uji Organoleptik Bakal margarin yang telah dikemas
Uji organoleptik yang dilakukan rapat selanjutnya dilakukan
menggunakan uji hedonik. Dengan pendinginan dengan memasukan
indikator warna, rasa, aroma dan kedalam freezer dengan suhu 2oC
tekstur. agar menghasilkan tekstur margarin
lebih padat. Respon uji kimia yang
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

dilakukan adalah analisis kadar air perbandingan (1:2) mengalami


metode moisture analyzer, analisis peningkatan kembali kadar air. Kadar
kadar lemak dan uji organoleptik air yang tinggi disebabkan oleh
dengan metode uji hedonik. margarin minyak jagung tidak
dilakuan hidrogenasi. Menurut SNI
HASIL DAN PEMBAHASAN (1998) margarin mengandung kadar
air sebesar 15,9%.
1. Respon Kimia
Perbandingan minyak jagung
a. Kadar Air
dengan whipping cream memberikan
Berdasarkan tabel analisi varian
pengaruh terhadap kadar air margarin
(ANAVA) diketahui bahwa F.hitung
karena kandungan whey dalam
> F.tabel pada taraf 5% maka
whipping cream sebagai bahan
perbandingan minyak jagung dengan
padatan yang berfungsi sebagai
whipping cream, penambahan
pengikat air (Astuti &Nunik, 2014),
emulsifier dan interaksi minyak
sehingga kandungan air yang besar
jagung dengan whipping creamdan
dalam minyak jagung diikat oleh
penambahan emulsifier berpengaruh
whey yang terdapat dalam whipping
terhadap kadar air sehingga dilakukan
cream. Whipping cream yang
uji lanjut Duncan.
digunakan pada penelitian ini adalah
Tabel 1. Pengaruh Faktor W
merk Achor yang mengandung kadar
(Perbandingan Minyak Jagung
air sebesar 6,0% (Masykuri
dengan Whipping Cream) terhadap
dkk,2012). Sedangkan kadar air yang
Kadar Air
terkandung dalam minyak jagung
Pengaruh Nilai Taraf
sebesar 69,4%.
perbandingan Rata- Nyata
Sebagian besar minyak nabati
minyak jagung rata 5%
berbentuk cair karena mengandung
& whipping (%)
asam lemak tidak jenuh, karena
cream
minyak nabati berbentuk cair, maka
w1 (1:4) 36,03 a
harus dilakuakn hidrogenasi terlebih
w2 (1:3) 40,17 c
dahulu hingga menjadi lemak padat
w3(1:2) 39,45 b yang berarti margarin harus bersifat
Keterangan : plastis, padat pada suhu ruang, agak
*Nilai rata-rata yang ditandai dengan keras pada suhu rendah dan segera
huruf yang sama menunjukkan tidak mencair dalam mulut (Winarno,1992
berbeda nyata pada taraf 5% menurut dalam Suseno & Maria,2000).
uji lanjut Duncan. Tabel 2. Pengaruh Penambahan Jenis
Kandungan air rata-rata Emulsifier terhadap Kandungan
margarin jagung dengan Kadar Air pada Margarin.
perbandingan minyak jagung dan Penambahan Nilai Taraf
Jenis Emulsifier Rata- Nyata
whipping cream adalah sekitar 36%-
rata 5%
40%. Hasil uji lanjut Duncan pada (%)
tabel 1. hal ini menunjukan bahwa e1 (Lesitin 37,55 A
semakin tinggi penambahan whipping Kedelai)
cream maka kadar air semakin e2 (Kuning Telur 39,41 C
menurun sedangkan pada Ayam )

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

e3 (Kuning Telur 38,70 B gugus hidrofobik kepermukaan


Bebek) (Fitriyaningtyas, 2015 dalam
Keterangan : Budhiarti, 2015).
*Nilai rata-rata yang ditandai dengan Kandungan kadar air dalam
huruf yang sama menunjukkan tidak kuning telur bebek sebesar 68,67%
berbeda nyata pada taraf 5% menurut (Oktaviani dkk, 2012), sehingga
uji lanjut Duncan. kandungan kadar air yang di dapat
dengan penambahan jenis emulsifier
Berdasarkan hasil uji lanjut
kuning telur bebek sebesar 38,70%.
Duncan pada tabel 2. hal ini
Kandungan kimia yang
menunjukan bahwa penambahan jenis
terdapat kuning telur ayam pada
emulsifier dengan penambahan lesitin
umumnya yaitu kandungan air
kedelai kadar air yang diperoleh lebih
sebesar 49,9 gram/100 gram,
rendah dibandingkan dengan
kandungan protein 10,8 gram/100
penambahan kuning telur bebek dan
gram, karbohidrat sebesar 0,7
kuning telur ayam. Kandungan kadar
gram/100 gram (Syakur,2013).
air margarin jagung dengan pengaruh
Pengaruh interaksi
penambahan jenis emulsifier sebesar
penambahan whipping cream dengan
30%-40%.
minyak jagung dan penambahan jenis
Penambahan lesitin sebesar 3%
emulsifier terhadap kandungan kadar
kadar air margarin sari apel sebesar
air berdasarkan tabel 3. hal ini
29,79%. Hal ini membuktikan fungsi
menunjukan bahwa pada
dari lesitin sebagai pengemulsi juga
perbandingan minyak jagung dengan
menurunkan kadar air dalam margarin
whipping cream w1 (1:4) dan w3
sari apel. Lesitin memiliki gugus
(1:2) maka kadar air lebih rendah
hidrofilik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perbandingan
dibandingkan dengan gugus
minyak jagung dengan whipping
hidrofobik. Semakin tinggi
cream (1:3), sedangkan penambahan
konsentrasi emulsifier lesitin yang
jenis emulsifier lesitin kedelai maka
ditambahkan maka gugus hidrofilik
kadar air lebih rendah dibandinkan
juga akan semakin tinggi. Gugus
dengan penambahan jenis emulsifier
hidrofilik inilah yang bersifat
kuning telur ayam dan kuning telur
mengikat air sehingga air yang
bebek. Karena kedua faktor tersebut
semula merupakan air bebas menjadi
mempunyai kandungan air yang
tidak dapat bergerak bebas lagi karena
cukup tinggi dari setiap bahan
telah diikat oleh gugus hidrofilik
bakunya.
emulsifier lesitin. Semakin tinggi air
yang terikat maka semakin rendah
penguapan, yang dihitung sebagai
kadar air produk sehingga dengan
semakin bertambahnya konsentrasi
emulsifier lesitin membuat kadar air
produk akan semakin turun. Molekul
air dapat menarik gugus hidrofilik
dari bahan emulsifier dan mendorong

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Tabel 3. Pengaruh Interaksi Perbandingan Whipping cream dengan Minyak


Jagung dan Penembahan Jenis Emulsifier terhadap Kandungan Kadar Air dalam
Margarin.
Perbandingan Penambahan Jenis Emulsifier
Minyak Jagung e1 e2 e3
dengan (Lesitin (Kuning Telur (Kuning Telur
Whipping cream Kedelai) Bebek) Ayam)
A A B
w1 30,73 35,00 42,37
(1:4) a b c
C B A
w2 41,89 42,00 36,63
(1:3) a b a
B B B
w3 34,50 41,50 42,35
(1:2) A b c
Keterangan:
*Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukan berbeda
nayata pada taraf 5% menurut uji lanjut Duncan.
*Notasi huruf kecil dibaca horizontal sedangkan huruf besar dibaca vertikal.

Kadar air adalah jumlah air terhadap standard mutu makanan,


yang terkandung dalam bahan dengan kadar air yang relatif kecil
pangan. Air dalam bahan pangan dapat mengaktifkan pertumbuhan
merupakan komponen yang penting mikroorganisme dan enzim-enzim
karena dapat memepengaruhi tertentu.
kenampakan, tekstur, serta cita rasa Kadar air dalam suatu bahan
bahan makanan. Penentuan kadar air pangan perlu ditetapkan, karena
dalam suatu produk pangan perlu semakin tingginya kadar air dalam
dilakukan karena pengaruhnya bahan makanan, makin besar pula
terhadap stabilitas dan kualitas dari kemungkinan makanan tersebut
produk itu sendiri. Masa simpan rusak sehingga tidak tahan lama.
suatu produk makanan dapat Penetapan kadar air ini dilakukan
diperpanjang dengan cara untuk mengetahui kondisi makanan
menghilangkan sebagai air dari yang dibandingkan dengan kondisi
produk pangan tersebut (Buckel, et standard. Kandungan air dalam
al., 2007). makanan mempengaruhi daya tahan
Kadar air sangat berpengaruh terhadap serangan mikroorganisme
terhadap konsentrasi bahan pangan yang dinyatakan dengan Aw yaitu
dan hal ini merupakan salah satu jumlah air bebas yang dapat
sebab mengapa didalam pengolahan digunakan oleh mikroorganisme
pangan, air sering dikeluarkan atau untuk pertumbuhannya.
dibatasi penggunaannya. Kadar air (Winarno,1997).
juga menyatakan suatu indeks
kestabilan dan kualitas makanan

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

b. Kadar Lemak sebagai sumber protein daripada


Berdasarkan tabel analisis varian sumber lemak (Kataren,1986).
(ANAVA) bahwa penambahan Peningkatan kadar lemak
emulsifier dan interaksi faktor dikarenakan dengan semakin banyak
masing-masing berpengaruh konsentrasi emulsifier lesitin
terhadap kadar lemak margarin membuat gugus hidrofobik juga
sehingga dilakukan uji lanjut semakin tinggi yang berpengaruh
Duncan. Tetapi perbandingan terhadap peningkatan kadar lemak
minyak jagung dengan whipping margarin. Lesitin merupakan
cream tidak berpengaruh terhadap emulsifier yang cenderung bersifat
kandungan lemak margarin. nonpolar yang memiliki gugus
Tabel 4. Pengaruh Penambahan jenis hidrofobik sebagai gugus pengikat
Emulsifier Terhadap Kadar Lemak lemak dan hidrofilik sebagai gugus
Margarin Jagung. pengikat air. Hubungan korelasi
Penambahan Jenis Nilai Taraf antara kadar air dan kadar lemak
Emulsifier Rata- Nyata adalah korelasi negatif. Semakin
rata 5% tinggi kadar lemak yang terkandung
(%) maka semakin rendah kadar air
e1(lesitin tersebut (Budhiarti,2015)
Kedelai) 44,38 a Kuning telur bebek
e2 (Kuning Telur merupakan suatu emulsi lemak
Bebek) 49,42 b dalam air dengan kandungan bahan
e3 (kuning telur 46,90 b kering sekitar 50% yang terdiri dari
ayam) 2/3 lemak dan 1/3 protein dan
Keterangan : kandungan lemak yang terdapat
*Nilai rata-rata yang ditandai dengan dalam kuning telur bebek sebesar
huruf yang sama menunjukkan tidak 14,67 % (Oktaviani dkk,2012).
berbeda nyata pada taraf 5% menurut Lemak dalam kuning telur
uji lanjut Duncan. ayam tidak bersifat bebas, akan
tetapi terikat dalam lipoprotein.
Berdasarkan tabel 4. Lipoprotein kuning telur ayam terdiri
diketahui bahwa penambahan kuning atas 85% lemak dan 15% protein.
telur bebekmenunjukan kadar lemak Lemak dari lipoprotein terdiri atas
lebih tinggi dibandingkan dengan 20% fosfolipid (lesitin, fosfatidil
lesitin kedelai dan kuning telur serin), 60% lemak netral
ayam. Karenakandungan lesitin (trigeliserida) dan 5% kolesterol
cenderung tidak mempunyai (Ariyani,2006).
kandungan lemak yang tinggi dan Berdasarkan uji lanjut
penambahan lesitin relatif kecil Duncan interaksi perbandingan
sehingga tidak berpengaruh terhadap minyak jagung dengan whipping
kadar lemak margarin jagung. cream dan penambahan jenis
Minyak dalam lesitin relatif lebih emulsifier berpengaruh terhadap
rendah dibandingkan dari jenis kandungan kadar lemak margarin
kacang-kacangan. Dan kadar protein jagung. Berdasarkan tabel 10. hal ini
yang relatif tinggi akan menunjukkan bahwa semakin tinggi
menyebabkan kedelai digunakan penambahan whipping creammaka
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

kandungan lemak pada margarin 36,0%, kandungan lemak pada


akan semakin tinggi sedangkan minyak jagung 13% dengan
dengan penambahan jenis emulsifier penambahan whipping cream
kuning telur bebek kandungan lemak kandungan kadar lemak dalam
margarin lebih tinggi dibandingkan margarin meningkat tetapi belum
dengan margarin dengan mememuhi syarat SNI (1998)
penambahan jenis emulsifier lesitin dimana kandungan kadar lemak
kedelai dan kuning telur dalam margarin sebesar 80%.
ayam.Karena kandungan kadar
lemak whipping cream sebesar
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Perbandingan Minyak Jagung dengan Whipping
Creamdan Penambahan Jenis Emulsifier terhadap Kandungan Kadar Lemak pada
Margarin.
Penambahan Jenis Emulsifier
Perbandingan e2 e3
Minyak Jagung& e1 (Lesitin (Kuning (Kuning Telur
Whipping Cream Kedelai) Telur Bebek) Ayam )
A B A
31,29 61,32 40,81
w1 (1:4) a b b
B B A
40,31 55,18 50,97
w2 (1:3) a b b
B A B
43,08 44,13 55,03
w3 (1:2) a a b
Keterangan:
*Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukan berbeda
nayata pada taraf 5% menurut uji lanjut Duncan.
*Notasi huruf kecil dibaca horizontal sedangkan huruf besar dibaca vertikal.

Minyak jagung meruapakan asam linolenat. Minyak jagung


trigliserida disusun oleh gliserol dan mengandung lemak tak jenuh berupa
asam-asam lemak. Asam lemak yang Monounsaturated fats dan
menyusun minyak jagung terdiri dari Polyunsaturated fats yang baik bagi
asam lemak junuh dan asam lemak kesehatan (Dwiputra dkk, 2015).
tidak jenuh. Asam lemak jenuh pada Kandungan lemak dalam
minyak jagung sebesar 13% margarin tergantung dari
sedangkan asam lemak tidak jenuh perbandingan minyak/lemak dan air
sebesar 86%. (Kataren,1986). formulanya. Oleh karena itu dalam
Kandungan asam lemak pembuatan margarin hal ini yang
dalam minyak jagung terdiri dari perlu diperhatikan adalah komposisi
asam oleat, asam linoleat, asam minyak/lemak, air dan lesitin
palmitat, asam stearat, vitamin E, (Jatmika,1966).
asam miristat, asam palmitoleat dan

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

2. Respon Organoleptik b. Tekstur


a. Rasa Berdasarkan tabel analisis
Berdasarkan tabel analisis varian varian (ANAVA) diketahui bahwa
(ANAVA) diketahui bahwa F.hitung F.hitung>F.tabel pada taraf 5%
> F.tabel pada taraf 5% bahwa bahwa perbandingan minyak jagung
perbandingan minyak jagung dengan denganwhipping cream, penambahan
whipping cream, penambahan jenis jenis emulsifier dan interaksi
emulsifier dan interaksi minyak perbandingan minyak jagung dengan
jagung dengan whipping cream whipping cream dan penambahan
dengan penamabahan jenis emulsifier jenis emulsifier tidak berpengaruh
tidak berpengaruh terhadap rasa terhadap tekstur maragarin.Tekstur
margarin. yang diinginkan dalam margarin
Rasa merupakan faktor penting jagung ini adalah terkstur yang
dari makanan, penilaian terhadap lembut dan plastis. Jika margarin
rasa menunjukkan penerimaan dimakan maka margarin sebaiknya
konsumen terhadap suatu produk mencair dalam mulut sehingga
makanan. Penilaian rasa dilakuakan mudah dicerna.
dengan menggunakan alat indra Tekstur merupakan sensasi
manusia. Terjadinya kesan rasa tekanan yang dapat diamati dengan
adalah ketika suatu bahan pangan mulut (pada waktu digigit, dikunyah
dikunyah dalam mulut kemudian atau ditelan) ataupun perabaan
terhidrolisa oleh enzim-enzim dari dengan jari. Teskur merupakan sifat
air liur yang membentuk senyawa bahan atau prodak yang dapat
turunan yang memberikan rasa dirasakan melalui sentuhan kulit
tertentu pada saat bersentuhan ataupun pencicipan. Beberapa sifat
dengan ujung sel saraf indra teksur dapat juga diperkirakan
pengecap pada papilla lidah. Rasa dengan menggunakan sebelah mata
dipengaruhi oleh beberapa faktor, (berkedip) seperti kehalusan atau
yaitu senyawa kimia, suhu, kekekrasan dari permukaan bahan
konsentrasi larutan dan interaksi atau kekentalan cairan. Terdapat
dengan komponen rasa yang lain hubungan langsung antara sususnan
(Winarno,1992). kimia makanan, struktur fisiknya dan
Kerusakan pada minyak dan sifat fisisk atau mekaniknya (Kartika
lemak adalah ketengikan yang terjadi dkk, 1988).
apabila terbentuknya komponen cita Penambahan whipping cream
rasa dan bau yang mudah menguap berperan sebagai bahan pembuih
dikarenakan adanya kerusakan sehingga tekstur yang dihasilkan
oksidatif dari lemak dan minyak akan semakin lunak
yang tak jenuh, proses selanjutnya (Praptiningsih,2015).
proses kerusakan minyak dan lemak
adalah hidrolisa yang akan c. Aroma
menghsailkan asam-asam lemak Berdasarkan tabel analisis varian
bebas yang dapat mempengaruhi cita (ANAVA) diketahui bahwa F.hitung
rasa dan bau dalam minyak dan >F.tabel pada taraf 5% bahwa
lemak (Sirait,2008). penambahan jenis emulsifier
berpengaruh terhadap aroma
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

margarin sehingga dilakuakn uji ayam dan telur kuning bebek karena
lanjut Duncan. Tetapi pada aroma pada kuning telur bebek lebih
perbandingan minyak dengan amis dibandingkan margarin dengan
whipping cream dengan interaksi penambahan jenis emulsifier lainnya
antara perbandingan minyak dengan sedangkan penambahan lesitin aroma
whipping cream dan penambahan margarin menjadi tidak menusuk
jenis emulsifier tidak berpengaruh dikarenakan lesitin memiliki aroma
terhadap aroma margarin. langu dari kedelai sedangkan pada
Berdasarkan tabel 6. uji lanjut perlakuan e3 (kuning telur ayam)
Duncan diperoleh perlakuan dengan aroma kuning telur tidak tercium
penambahan jenis emulsifier lesitin amis dibandingkan dengan telur
kedelai lebih disukai oleh konsumen bebek. Aroma yang diinginkan
dibandingkan dengan margarin adalah aroma jagung.
dengan penambahan kuning telur
Tabel 6. Pengaruh Penambahan Jenis Emulsifier terhadap Aroma Margarin
Jagung
Taraf nyata 5%
Penambahan Jenis Emulsifier Nilai rata-rata
e1(Lesitin Kedelai) 3,41 a
e2 (Kuning Telur Bebek) 3,72 b
e3(Kuning Telur Ayam) 4,04 b
Keterangan :
*Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji lanjut Duncan.
Aroma merupakan salah satu varian (ANAVA) diketahui bahwa
faktor penting bagi konsumen dalam F.hitung<F.tabel pada taraf 5%
memilih produk pangan yang paling bahwa perbandingan minyak jagung
disukai. Aroma bahan makanan dengan whipping cream,
merupakan suatu komponen tertentu penambahan jenis emulsifier dan
yang mempunyai beeberapa fungsi interaksi perbandingan minyak
dalam makanan yaitu bersifat jagung dengan whipping creamdan
memeperbaiki dan membuat lebih penamabahan jenis emulsifier tidak
dapat diterima (Winarno,1997). berpengaruh terhadap warna
Aroma sautu produk maragrin.
makanan atau minuman berperan Warna merupakan suatu sifat
penting dalam penilaian suatu bahan yang dianggap berasal dari
produk. Aroma khas yang timbul penyebab spectrum sinar, begitu juga
dapat dirasakan oleh indra sifat kilap dan bahan dipengaruhi
penciuman tergantung pada bahan oleh sinar terutama sinar pantul.
pangan penyusunnya, misalnya Warna bukan merupakan suatu zat
faktor pengolahan yang berbeda atau benda melainkan sensasi
maka aroma yang ditimbulkan akan seseorang oleh karena adanya
berbeda pula. (Rismawati,2015). rangsangan dari seberkas energi
d. Warna radiasi yang jatuh ke indra mata atau
Berdasarkan tabel analisis retina mata. Timbulnya warna
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

dibatasi oleh faktor terdapatnya lemak, tetapi tidak berpengaruh


sinar. Pengaruh tersebut terlihat terhadap kandungan air dan
apabila suatu bahan dilihat ditempat atribut organoleptik (rasa, aroma,
yang suram dan tempat yang gelap, warna dan tesktur).
akan memberikan perbedaan yang c. Penambahan jenis emulsifier
mencolok (Winarno,1997) berpengaruh terhadap kadar air,
Warna memiliki peranan penting kadar lemak dan aroma margarin,
dalam penerimaan maknan. Selain tetapi tidak berpengaruh terhadap
itu warna dapat memberikan rasa, tekstur dan warna margarin.
petunjuk mengenai perubahan kimia d. Interaksi perbandingan minyak
dalam makanan seperti pencoklatan jagung dengan whipping cream
dan pengkaramelan yang disebabkan dan penambahan jenis emulsifier
oleh pemanasan (deMan,1997). berpengaruh terhadap kadar air
Warna yang dinginkan adalah dan kadar lemak, tetapi tidak
warna kuning. Warna kuning pada berepengaruh terhadap atribut
margarin dikarena pada minyak organoleptik (rasa, aroma,tesktur
jagung mengandung karoten sebesar dan warna) margarin.
2,20mg/lb dan mengandung vitamin 2. Saran
A (Kataren,1986). a. Perlu dilakukan proses
Penambahan whipping cream hidrogenasi sehingga dapat
semakin banyak jumlah penambahan menghasilkan margarin minyak
whipping cream maka nilai jagung yang memiliki kadar air
kecerahan pada es krim semakin sesuai dengan SNI.
meningkat (semakin cerah). Hal ini b. Perlu adanya penelitian umur
dikarenakan whipping cream simpan dan bahan yang dapat
memiliki warna yang cerah sehingga mengawetkan margarin sehingga
diduga meningkatkan nilai kecerahan tidak cepat rusak dan memiliki
(Praptiningsih,2015). jangka waktu simpan yang lebih
lama
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian AOAC (1995). Official Methods of
pengaruh perbandingan whipping Analysis of The Asseciation
cream dengan minyak jagung dan Official Analitycal
penambahan jenis emulsifier dapat Chemistry, Washington DC,
disimpulkan sebagai berikut : USA.
a. Minyak jagung dapat dibuat
menjadi produk margarin dengan
bahan tambahan whipping cream, Badan Pusat Statistik, (2014-2015),
gliserin, lesitin kedelai, kuning Perkembangan Luas Panen
telur ayam dan kuning telur dan Produksi Jagung, Jawa
bebek. Barat.
b. Perbandingan minyak jagung
dengan whipping cream Buckle, K.A., Edward,R.A.,
berpengaruh tehadap kadar Fleet,G.H., and Wootton, M (1987).

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.


Indonesia Prees, Jakarta. Akses: 27 Agustus 2016.

Budhiarti, S.M (2015). Pengaruh


Faridah (2008). Jenis-Jenis
Konsentrasi Subsititusi Margarin.
Whipping Cream dalam http://www.faridahblogspot.c
Santan Kelapa dan om. Akses: 20 April 2016.
Penambahan Gliserin
terhadap Kakteristik
Margarin (Cocosnucifera Fauzy (2002). Gliserin.
L.). Jurnal Teknologi Pangan. http://www.fauziblogspot.com.
Universitas Pasundan. Akses: 21 April 2016.
Bandung. Akses: 20 April
2016. Fitriyaningtyas (2015). Pengaruh
Penggunaan Lesitin dan
Budisma (2015). Perbedaan CMC pada Sfat Fisik,
Gliserin dan Gliserol. Kimia dan Organoleptik
http://budisma.net/2015/03/p Margarin Sari Apel
erbedaan-gliserin-dan- Manalagi.
gliserol.html. Akses: 20 April http://www.jpa.ub.ac.id/index
2016. .php/jpa/article/viewFile/127/
147. Akses 18 April 2016
Dewi, A.P. (2009). Teknologi
Pengolahan Susu. Flack, A. (1995). Edible Oil & Fat
http://astriparamithadewi.bl Products: Processing
ogspot.com/2009/12/teknolo Technology. In : Baileys
gi-pengolahan-susu- Industrial Oil & Fats Product,
mentega.html. Akses: 20 Fifth Edition, vol 4.
April 2016.
Gasperz, V. (1995).Teknik Analisis
Dwi, B. (2002). Pengaruh dalam Rancangan
Penambahan Kuning Telur Percobaan. Penerbit
Terhadap Santan Bubuk. Tarsino, Bandung.
http://www.kulinologi.co.id/b
aru/index1.php?id=940. Hari (2013). Lesitin dan Fungsinya.
Akses: 20 April 2016. https://www.
old.analytical.chem.itb.ac.id/
coursesdata/8/moddata/.../_W
Dwiputra, D., Ayu, N.J., Fauzia, RD0003.pdf. Akses : 01 April
K.W., Aditya, S.P., Diyah, 2016.
A.P., dan Fathiyatul,I. (2015).
Minyak Jagung Alternatif
Hasenhuettl, G.L. and R.W. Hartel
Pengganti yang Sehat.
(1997). Food Emulsifier and
Jurnal Aplikasi Teknologi
Their Aplications. New
Pangan 4 (2). Universitas
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

York: Chapman & Hall. Widayat. (2012). Potensi


International Thompson Gliserol Dalam Pembuatan
Publishing. Turunan Gliserol Melalui
Proses Esterifikasi, Jurnal
Inueds (2012). Proses Pembuatan Ilmu Lingkungan, Vol 10,
Margarin. Akses: 19 April issue 1;26:31 (2012).
2016.
Namai (2010). Pembuatan
Kartika, B., P. Hastuti., dan W. Margarin dari Minyak Ikan
Supartono (1987), Pedoman Patin.
Uji Inderawi Bahan Pangan, www.kemenperin.go.id/.../For
Universitas Gajah Mada, mulasi-dan-Kondisi-
Yogyakarta. Optimum-Proses. Akses: 09
April 2016.
Ketaren, S. (2005). Minyak dan
Lemak Pangan. Universitas Nauli, E.H. (2004). Pengaruh Jenis
Indonesia Press, Jakarta. Emulsifier dan
Penambahan Mentega
Krisno, A. (2011). Lemak Minyak Putih (Shortening)
Fitosterol dalam Margarin Terhadap sifat Fisik,
dan Manfaatnya Bagi Kimia, dan organoleptik
Kesehatan. Mentega Tempe.Skripsi.
https://aguskrisnoblog.wordp Jurusan Teknologi Hasil
ress.com/2011/06/21/1570/. Pertanian Universitas
Akses : 14 April 2016. Brawijaya. Malang.

Lina (2014). Pembuatan Margarin. Rahayuningsih (1989). Margarin


http://www.foodchem- dari Minyak Ikan Patin.
studio.com/2014/04/hidrogen http://www.kemenperin.go.id/
asi-pada-pembuatan- download/4740/Formulasi-
margarin.html. Akses: 19 dan-Kondisi-Optimum-
April 2016. Proses-Pengolahan. Akses :
10 April 2016.
Maya (2012). Lesitin.
pangan.unisri.ac.id/wp- Rossell, J.B. and J.L.R.
content/uploads/2012/11/BP Pritchard.(1991). Analysis of
K-Susu-2012.pdf. Akses: 01 Oilseeds, Fats and Fatty
April 2016 Foods. Elsevier Applied
Science, New York.
Miner and Dalton (1953). Chemical
Properties and Derivatives of Oktaviani, H., Nana, K., dan Nur,
Glycerol. Reinhold R.U (2012). Pengaruh
Publishing Corp. New York. Pengasinan terhadap
Dalam Eko, Windhi dan Kandungan Gizi Telur

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Bebek yang Diberi Packaging. AVI Publishing,


Limbah Udang. Connecticut.
http://Journal.unnes.ac.id./s
ju/index.php/Unnes J Life Suseno, T dan M. M.Husodo (2000).
Sci.. Akses: 06 September Pengaruh Jenis dan Jumlah
2016. Lemak yang ditambahkan
terhadap Sifat Mentega
Oliv, S (2014). Whipping Cream. Tempe.Jurnal Teknologi
http://olvista.com/nutrisi/ola Pangan dan Gizi volume 1
han-susu. Akses: 20 April nomer 2. Akses: 26 April
2016. 2016

Podmore, J (1994). Fat Food Shahidi (2005). Kandungan


Products. Blackie Academi Margarin.
and Professional, Glasgow. http://www.malaysiapalmoil.
org/2005. Akses: 19 April
Poedjiadi (2005). Dasar-dasar 2016
Boikimia. UI Press, Jakarta.
Shukla, N (1997). Minyak Kelapa
Praptiningsih, Y., Tamtarini., dan dan Lemak.
Anisa, R (2015) http://www.jurnal produk.pdf.
Karakteristik Es Krim Susu Akses: 10 April 2016
Tunggak (Vigna
unguiculata L.) dengan Syarief, R. dan H. Halid (1993).
Variasi Jumlah Karagenan Teknologi Penyimpanan
dan Whipping Cream. Jurnal Pangan, Arcan, Jakarta.
Teknologi Hasil Pertanian.
Universitas Jember. Jember. Wahyuni (1988). Margarin.
Akses: 06 Agustus 2016 Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Ramayana (2003). Pembuatan William, F (1966). Oils, fats and
Margarin dari Minyak Fatty Foods.London.
Kelapa, Minyak Kelapa
Sawit, dan Stearin Kelapa
Sawit Melalui Interifikasi Winarno, F.G (2000). Kimia
dan Blending Berkecepatan Pangan dan Gizi. Gramedia
Tinggi pada Suhu Kamar. Pustaka Utama, Jakarta.
http://www.repository.usu.ac.
id/bitstream/123456789/5908
/1/05004290.pdf. Akses: 05
April 2016

Sacharow, S. and R. C. Griffin


(1980). Principles of Food
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

*Alumni Teknologi Pangan UNPAS


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II

You might also like