You are on page 1of 9

PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA PADA

PEMBELAJARAN PPKn

ARIF NUR ROFIQ


MAN 2 TRENGGALEK

PENDAHULUAN
Pada era modern pendidikan merupakan hal yang pokok dan penting, terlebih pendidikan
yang berkualitas. Sebab pendidikan merupakan pintu dari semua ilmu pengetahuan dan
teknologi. pendidikan di Indonesia memiliki peran bagi bangsa untuk mewujudkan tujuan yang
dirumuskan, mencerdaskan kehidupan bangsa terdapat dalam pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan merupakan salah satu tujuan dari bangsa Indonesia.
Pendidikan, sebagai usaha sadar yang diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Tentu tidak dapat dilepas sedikitpun dari karakter yang diharapkan
pemerintah. Bahkan semestinya penentuan akan keberhasilan suatu pembelajaran dalam
pendidikan pada materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak dapat dilepas
dari nilai moral,etika yang didapat oleh anak didik ketika telah menyelesaikan suatu
pembelajaran dari materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jadi dapat
dikatakan bahwa pembelajaran materi apapun dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
harus mengikuti nilai-nilai moral dan etika yang secara tidak langsung diharapkan memiliki
dampak positif terhadap perilaku siswa sesuai dengan karakter bangsa, yaitu karakter disiplin
yang sesuai dengan sila pancasila dan konstitusi Negara melalaui pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan .
Budaya karakter bangsa yang positif tidak mungkin dapat terjadi secara maksimal hanya
dengan pembelajaran PPKn disekolah, namun membutuhkan banyak aspek yang harus
mendukung, misalnya kegiatan ekstrakurikuler, sarana dan prasarana disekolah, maupun dari
mata pelajaran lainnya. Demikian juga peran orangtua peserta didik dirumah juga mempengaruhi
suksesnya usaha pendidikan karakter yang diterapkan disekolah.
KAJIAN TEORI
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil (Sudrajad,2010).
Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta
didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung
jawab. Pendidikan formal tentunya tidak akan pernah lepas dari kebijakan yang diambil oleh
pemerintah, salah satunya adalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter, ada beberapa
regulasi yang diundangkan sebagai pijakan hukum pelaksanaan pendidikan karakter ditanah air.
Dalam rangka menyukseskan pendidikan karakter, khususnya karakter disiplin diri.
Disiplin diri peserta didik bertujuan membantu untuk menemukan diri, mengatasi, dan mencegah
timbulnya problem-problem disiplin, serta menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi
kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati peraturan yang ditentukan. Disini guru harus
menumbuhkan sikap disiplin peserta didik, terutama disiplin diri (self-discipline). Guru harus
mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, dalan melaksanakan aturan
sebagai alat untuk menegakkan disiplin.

HASIL
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat relevansi antara pengembangan disiplin pada
pendidikan kewarganegaraan dengan teori yang dikemukakan oleh Barnawi di dalam RPP, yang
memuat aspek yang dijabarkan di dalam teori. Dengan demikian guru tidak akan mengalami
kesulitan dalam menyampaikan materi dalam kelas.

PEMBAHASAN
A. Pembelajaran PPKn dalam mengembangkan karakter disiplin
Pembelajaran PPKn dalam mengembangkan karakter disiplin siswa meliputi 3 aspek: (1)
menyusun silabus, (2) menyusun RPP, (3) pembelajaran PKn berbasi nilai karakter. Berikut
pembahasan yang akan dijabarkan:
1. Penyusunan silabus
Di dalam menyusun silabus menggunakan standar dalam menyusun silabus adalah, (1)
menganalisis SK/KD, (2) menganalis indikator yang hendak dicapai, (3) menganalis nilai
pendidikan karakter yang relevan dengan kompetensi dasar, khususnya nilai karakter disiplin, (4)
menambahkan sumber belajar yang lebih inovatif.
Namun dalam penyusunan silabus harus di analisa dan dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi siswa dan kondisi sekolah. Seperti halnya yang tertuang dalam permendiknas RI no 41
tahun 2007 tentang standart proses, menyatakan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan
RPP memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran/tema pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar. Silabus berkarakter harus dicantumkan mengenai nilai nilai karakter yang
akan ditanamkan pada peserta didik.
Menurut Barnawi (2012;73), agar silabus berkarakter dapat disusun dengan baik,
diperlukan langkah langkah efektif dalam pengembangannya, seperti:
a). Memetakan atau mengkaji standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
b). Menggunakan tabel subtansi nilai/karakter pada standar kompetensi lulusan (SKL) yang
memperlihatkan keterkaitan antara SK/KD dan nilai/indikator untuk menentukan nilai yang
akan dikembangkan.
c). Mencantumkan nilai nilai karakter dalam silabus.
d). Mengidentifikasi materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu
atau mengunakan sumber belajar.
e). Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang
dapat memotivasi siswa untuk belajar dan menerapkan nilai karakter disiplin.
f). Menentukan indikator pencapain kompetensi dan nilai karakter yang diharapkan.
g). Menentukan jenis penilaian
h). Menentukan alokasi waktu kegiatan pembelajaran
i). Menentukan sumber belajar
j). Mencantumkan nilai karakter disiplin yang tercantum dalam silabus ke RPP
k). Mengembangkan proses pembelajaran pesrta didik aktif

2. Penyusunan RPP
Berdasarkan paparan data dari hasil penelitian, dalam mengembangkan RPP,
menjabarkan setiap komponen sesuai dengan ketentuan yang telah dianjurkan oleh BSNP.
Penjabaran dalam penyusunan RPP dijelaskan sebagai berikut:
a) Menuliskan terlebih dahulu identitas mata pelajaran, yang meliputi: identitas sekolah, kelas,
semester, mata pelajaran, alokasi waktu, standart kompetensi.
b) Kompetensi dasar : kompetensi dasar merupakan bentuk penjabaran kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran PPKn sebagai rujukan penyusunan indikator.

c) Indikator pencampaian kompetensi adalah poin perilaku yang dapat diukur untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dalam RPP yang menjadi acuan penilaian.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan mengunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dengan diukur.

d) Pendidikan karakter : pada poin pendidikan karakter bangsa ini, dimuat untuk menjabarkan
karakter apa yang akan ditonjolkan dalam setiap indikator dan kompetensi dasar yang akan
dicapai.

e) Tujuan pembelajaran : mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah disusun.

f) Materi pembelajaran : materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan dikembangkan dengan mengacu pada materi pembelajaran dalam
silabus, yang ditulis dalam bentuk butir butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi, yang penjabaran materi dalam setiap butiran akan dilampirkan.

g) Model/metode pembelajaran : model/metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk


mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau indikator yang sudah ditetapkan. Pemilihan model/metode
pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai.

h) Langkah langkah kegiatan pembelajaran : langkah langkah ditulis dengan menggunakan tabel,
untuk mempermudah membaca yang merupakan skenario dari guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Langkah langkah pembelajaran ini memuat tiga aspek, yang pertama adalah
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut penjabarannya:
(1) Kegiatan awal : kegiatan awal atau sering disebut kegiatan pendahuluan, dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditunjuk atau membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Bisa disajikan
dengan kegiatan apersepsi.

(2) Kegiatan inti : kegiatan inti merupakan proses pembelajaran pokok untuk mencapai
indikator ketercapaian yang hendak dicapai. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang bagi kreatifitas, dan kemandirian peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi,
guru mengaitkan dan membangkitkan ingatan siswa tentang materi materi sebelumnya, atau
dapat dilakukan dengan cara mengaitkan pokok masalah dengan materi yang akan dibahas.
Tahap selanjutnya adalah elaborasi, dimana tahap pembelajaran yang telah dirancang sesuai
dengan indikator dilaksanakan di tahap tersebut. Tahap yang terakhir adalah konfirmasi,
konfirmasi berisi makna pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(3) Kegiatan akhir : kegiatan akhir sering juga disebut kegiatan penutup dalam proses
pembelajaran, kegiatan tersebut merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dengan bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan
balik dan tindak lanjut.

i) Sumber atau media pembelajaran : sumber belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu
pada sumber belajar yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi dengan
mempertimbangkan : (a) sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, (b) sumber belajar di perpustakaan berupa media cetak,
elektronik, lingkungan fisik, sosial dan budaya, (c) penentuan sumber belajar ditentukan pada
SK dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapain
kompetensi, dan (d) sumber belajar dan media pembelajaran dipilih yang mutakhir dan
menarik. Namun tetap disesuaikan dengan kondisi sekolah.

j) Penilaian : prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
Berdasarkan paparan data pada penelitian sudah relevan dengan teori yang dikemukakan
oleh Barnawi di dalam RPP, seharusnya memang memuat aspek yang dijabarkan di dalam teori.
guru tidak mengkopi RPP dari internet melainkan guru berusaha sendiri dan dihubungkan
langsung dengan nilai karakter. Dengan demikian guru tidak akan mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi dalam kelas.
B. Perkembangan Karakter Disiplin Siswa
Pendidikan karakter disiplin menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga
pendidikan, mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini telah menyerambah
dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan, menentang kepada guru, tidak
disiplin baik waktu, gaya berpakaian, bicara, dan tingkah laku. Tanpa pendidikan karakter,
khususnya nilai karakter disiplin, hal ini akan menghambat para sisiwa untuk mengambil
keputusan yang sejalan dengan tujuan dari pendidikan karakter. Pendidikan karakter akan
memperluas wawasan para siswa tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang akan
membuat mereka mampu mengambil keputusan yang benar dan dapat dipertanggung
jawabkan.
C. Kendala Pengintegrasian Pendidikan Karakter Disiplin Siswa dalam pembelajaran
PPKn
Faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter di sekolah merupakan faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang memang datang dari diri siswa
sendiri, artinya kesanggupan sisiwa untuk melaksanakan nilai yang telah diterimanya.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar dirinya, misalnya orang tua,
guru, masyarakat, dan media massa.
Berdasarkan paparan data diatas, maka penulis menarik kesimpulan, bahwasannya faktor
penghambat yang terdapat dilapangan merupakan faktor penghambat yang relevan dan
sumber yang dirujuk. Hal tersebut terbukti dengan adanya faktor internal yang mnghambat
pengintegrasian pendidikan karakter disiplin, yaitu sikap siswa yang kurang berminat
mempelajari pembelajaran nilai. Hal tersebut tentunya bukan diawali dari faktor internal saja,
namun didukung pula oleh faktor eksternal juga, yaitu dari guru mata pelajaran, hali ini
dibuktikan bahwasannya guru mata pelajaran, khususnya pelajaran PPKn, ketika proses
pembelajaran guru kurang variatif dan interaktif kepada peserta didik sehinga pelajaran
cenderung membosankan bagi siswa.
PENUTUP
1). Pembelajaran PPKn dalam mengembangkan karakter disiplin siswa melipiti tiga aspek: (1)
menyusun silabus dengan menganilisis silabus pokok dari BSNP yang hanya dianalisis ulang
dari indikator dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa disekolah, (2)
menyusun RPP dengan mengembangkan hasil analisa dari silabus, yang disusun secara
terperinci sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, (3) pembelajaran PPKn berbasis nilai
karakter disiplin yang merupakan perwujutan dari RPP yang telah direncanakan sebelumnya.
Dengan melaksanakan kegiatan awal yang berisi apersepsi, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
2). Perkembangan Karakter Disiplin Siswa sangat baik meskipun tidak dapat dinilai dengan
cepat, namun perkembangan karakter mereka mengalami peningkatan, meskipun ada
sebagian siswa yang tidak sesui dengan tujuan yang diharapkan sekolah. Namun melalui
pelajaran PPKn siswa dituntut untuk mendalami pendidikan karakter, khususnya karakter
disiplin. Jadi mau tidak mau semua siswa harus mempelajari dan mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari mereka baik di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Apalagi dengan
diadannya program pembudayaan nilai-nilai karakter: Program pembudayaan nialai karakter
yang dimaksud adalah penanaman nilai-nilai karakter yang harus dilaksanakan terus menerus
dan diterapkan oleh siapapun di dalam lingkungan sekolah, yang bertujan untuk kebaikan
bersama. Apalagi dengan diadannya program pembudayaan nilai-nilai karakter: Program
pembudayaan nialai karakter yang dimaksud adalah penanaman nilai-nilai karakter yang
harus dilaksanakan terus menerus dan diterapkan oleh siapapun di dalam lingkungan sekolah,
yang bertujan untuk kebaikan bersama.
3). Kendala Pengintegrasian Pendidikan Karakter Disiplin dalam Membentuk Sikap Disiplin
Siswa, adalah melalui faktor eksternal dan internal, faktor eksternal dipengaruhi oleh faktor
lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, pengaruh buruk media massa, dan krisis
keteladanan para pemimpin bangsa, sedangkan faktor internal berasal dari minat diri siswa
sendiri setra pembelajaran PPKn secara teknis didalam kelas.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Barnawi. 2012. Strategi Dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Busrizalti. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan: Negara Kesatuan, HAM & Demokrasi dan
Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Total Media.
Dirjen Kelembagaan Pendidikan Nasional. 2001. Manajemen Berbasis Mutu Berbasis Sekolah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dwiyanto, Djoko & Ign Saksono, gatot. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila.
Yogyakarta:Ampera Utama.
Fitri, agus Zaenal.2012.Reinventing Human Character:Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan
Etika di Sekolah.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan dan Budaya Karakter Bangsa. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.
Megawangi, Ratna. 2004.Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Membangun Bangsa. Jakarta:
Indonesia Heritage Foundation.
Moleong, lexy j. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya.
Muin Fathul. 2011. Pendidikan Karakter: Kontruksi Teoritik Dan Praktek. Yogyakarta: Ar-
Media.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: PT Bumu Aksara.
Sudrajat, akhmal. 2010. Pengembangan Karakter, (online),
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/pengembangan karakter/), diakses 1 mei 2014
Sugiyono.2009.Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D.Bandung:CV.Alvabeta.
Samani, M. dan Hariyanto.2011.Pendidikan Karakter:Konsep dan Model.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Takdir, Muhammad. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta: AR RUZZ
MEDIA
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Edisi ke lima.
Malang:UM PRESS
Wyne.2011.Pendidikan Karakter:Sebuah Tawaran Model Pendidikan Holistik-
Integralistik.Jakarta:Prenada Media.

You might also like