You are on page 1of 8

Laporan Praktikum

Ilmu Gulma dan Pengelolaannya

ANALISIS VEGETASI

NAMA : ISNA NURFADHILAH


NIM : G111 15 535
KELAS :B
KELOMPOK : 14
ASISTEN : ROSMADINA

DEPARTEMEN BUDIDAYA TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vegetasi merupakan sekumpulan tumbuhan dan biasanya terdiri dari beberapa

jenis yang hidup bersama- sama pada suatu tempat. Analisa vegetasi adalah cara

mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah

atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi

penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang

rumput dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi.

Analisis vegetasi merupakan sebuah cara untuk mempelajari komposisi jenis

dan struktur vegetasi atau kelompok tumbuh-tumbuhan. Konsepsi dari metode

analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu

sendiri dan tujuannnya misalnya untuk mengevaluasi hasil pengendalian gulma.

Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur

dan komposisi.

Suatu vegetasi kadangkala dibagi menjadi beberapa komunitas yang tumbuh

bersama di suatu daerah. Beberapa komunitas tersebut juga disebut assosiasi yaitu

sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama pada lingkungan yang sama.

Komunitas tumbuhan akan selalu di dominasi oleh jenis tumbuhan tertentu

sebagai gulma. Komunitas tumbuhan sering kali digunakan oleh ahli ekologi

untuk menjelaskan suatu vegetasi di suatu wilayah.


Kehadiran gulma sendiri secara langsung dapat mempengaruhi produksi

tanaman, baik secara kualitas maupun kuantitas, kemudian juga dapatmenghambat

praktek budidaya pertanian. seperti dengan adanya gulma kualitasakan menurun,

karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah. Kemudian

kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam sarana tumbuh (hara,

air, udara, cahaya, ruang gerak) dalam jumlah terbatas, tergantung dari varietas,

kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh.

Berdasarkan uraian diatas maka dilaksanakanlah praktikum ini mengenai

analisis vegetasi agar kita dapat megetahui seberapa banyak komposisi (jenis)

gulma yang tumbuh pada satu areal pertanaman budidaya.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara mengidentifikasi jenis

vegetasi yang ada pada lahan yang kita buat, juga untuk mengetahui seberapa

besar peluang dari vegetasi tersebut.

Adapun kegunaan dilaksanakannya praktikum ini yaitu sebagai bahan

informasi dan perbandingan antara materi yang didapatkan diruang kuliah dan

hasil yang didapatkan dilapangan pada saat praktikum berlangsung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Vegetasi

Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya

terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara

individu-individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan

itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan

fakto-faktor lingkungan. (Soekisman, 2009).

Analisa vegetasi adalah cara untuk mempelajari susunan atau komponen jenis

dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisa

vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan

yang tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini,

sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak.

Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman

tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam

jumlah yang banyak (Latifah, 2013).

Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi,

tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya misalnya untuk

mengevalluasi hasil pengendalian gulma. Metode yang digunakan untuk analisa

vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi. Ada empat metode

yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode kuadrat,

metode garis dan metode titik (Surasana, 2010).


2.2 Weed Survey

Komunitas gulma dari satu tempat ke tempat yang lainnya tidaklah sama.

Keberadaan gulma pada suatu tempat (jenis pertanaman) mengindikasikan adanya

adaptasi dan dominasi gulma yang akan sangat bergantung pada kondisi

lingkungan mikro seperti unsur-unsur hara, kelembaban, dan lain-lain pada tempat

tersebut. Komposisi komunitas gulma juga tidak sama pada setiap umur tanaman.

Perbedaan umur tanaman menyebabkan terjadinya pergeseran dominansi gulma.

Jenis-jenis gulma pada tanaman yang masih memiliki persentase penutupan tajuk

kecil adalah beragam dan sebaliknya pada tanaman yang tajuknya sudah menutupi

permukaan tanah akan didominasi oleh gulma yang tahan naungan (Hamid, 2010).

Pengendalian gulma pada areal yang sangat luas dan bersarang-sarang ini

memerlukan teknik yang tepat agar gulma bisa ditekan. Survei gulma merupakan

langkah awal yang perlu dilakukan untuk memudahkan tindakan pengendalian,

karena kemampuan gulma untuk bersaing dengan tanaman budidaya berbeda-beda

pada setiap gulma. Perbedaaan kondisi tanah, iklim, jenis tanaman, dan teknik

budidaya memungkinkan terjadinya perbedaan jenis gulma, sesuai dengan

kondisinya masing-masing (Sembodo, 2010).

2.3 Rumus Menghitung Kerapatan, Frekuensi dan Dominansi

Menurut Latifah (2013) bahwa densitas (kerapatan=K) adalah jumlah individu

per satuan luas atau per unit volume. Densitas spesies ke-i dapat dihitung dengan

cara:

()
=

()
=
()
Menurut Arrijani (2008) bahwa frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah

plot tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah plot yang dibuat. Frekuensi

merupakan besarnya intensitas ditemukannya spesies dalam pengamatan

keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem. Untuk analisis komunitas

tumbuhan, frekuensi spesies (F), frekuensi spesies ke-i (F-i), dan frekuensi relatif

spesies ke-i (FR-i) dapat dihitung dengan rumus berikut:

()
=

()
= 100%

Menurut Sutomo (2012) bahwa dominansi menyatakan suatu jenis tumbuhan

utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan

cara banyaknya jumlah jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang

dominan. Rumusnya yaitu sebagai berikut:

()
=

()
= 100%
()
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum analisis vegetasi ini dilaksanakan di Eksfarm Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Jumat tanggal 15 September 2017,

mulai dari jam 16.00 17.30 WIB

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan selama praktikum berlangsung yaitu patokan, tali rapia,

meteran.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebidang plot.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja praktikum analisis vegetasi ini yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan wilayah yang akan di amati pada masing-masing kelompok.

2. Membuat bedengan dengan luas 11 m dengan memberi 4 patok dan di

bentangkan talirapia sebagai batas pada setiap bedengan.

3. Menghitung jenis dan jumlah rerumputan yang ada pada bagian bedengan

tersebut, kemudian mencatat hasilnya.

4. Kemudian, menganalisis vegetasi yang telah di hitung dengan menggunakan

rumus yang telah ada.


DAFTAR PUSTAKA

Arrijani. 2008. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango. Biodiversitas. Volume 7, Nomor 2, Hal 147-153.

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Manado: Bandar Lampung

Hamid, I. 2010. Identifikasi Gulma pada Areal Pertanaman Cengkeh (Eugenia

Aromatica) di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru

Selatan. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (Agrikan

UMMUTernate). (1): 62 71

Latifah, S. 2013. Analisis Vegetasi Hutan Alam. USU Repository: Sumatera

Utara.

Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Penerbit Graha Ilmu.

Yogyakarta. 168 hlm.

Soekisman. 2009. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT. Gramedia. Jakarta.

Surasana, Syafei Eden. 2010. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.

Sutomo. 2012. Studi Awal Komposisi dan Dinamik Vegetasi Pohon Hutan

Gunung Pohen Cagar Alam Batu Gahu Bali. Jurnal Bumi Lestari,

Volume. 12. No. UPT-BKT Kebun Raya Eka Kaya: Bali.

You might also like