You are on page 1of 9

Gangguan Pernapasan saat tidur dan

terganggunya metabolisme glukosa pada


individu dengan berat badan normal, berat
badan berlebih atau obese

Objektif : untuk menggambarkan hubungan antara gangguan pernapasan saat tidur,


gangguan glukosa puasa, gangguan toleransi glukosa, serta gabungan antara IFG dan IGT,
dan kejadian diabetes pada individu dengan berbagai individu yang memiliki postur tubuh
yang berbeda

Metode dan desain penelitian : Menggunakan analisis potong silang dengan 2588 peserta (
berusia 52-96 tahun, 46 % laki-laki) tanpa diketahui adanya riwayat diabetes. SDB diartikan
dengan index > 10 kejadian/ jam. IFG,IGT, Occult diabetes dan berat badan yang
diklasifikasikan menurut pedoman yang diterima saat ini. Peserta dengan atau tanpa SDB
dibandingkan berdasarkan perhitungan prevalensi dan odds rasio untuk mengukur gangguan
metabolisme glukosa, disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, ras, BMI, dan lingkar
pinggang

Hasil : SDB diamati pada 209 peserta dengan berat badan tidak berlebih dan 1036 peserta
dengan kelebihan berat badan/ obes. Kelompok SDB memiliki prevalensi penyesuaian yang
jauh lebih tinggi yang disesuaikan dengan Odds dari IFG, IFG dan IGT dan occult diabetes.
Penyesuaian rasio odd pada semua subjek adalah 1.3 (95% CI 1.11.6) for IFG, 1.2 (1.01.4) for
IGT, 1.4 (1.12.7) untuk IFGdans IGT, and 1.7 (1.12.7) untuk occult diabetes

Kesimpulan : SDB berhubungan dengan occult diabetes , IFG, IFG dan IGT setelah
melakukan penyesuaian usia, jenis kelamin, ras, BMI, dan lingkar pinggang. Besarnya
hubungan ini serupa dengan pesert dengan berat badan tidak berlebih dan berat badan .
Konsistensi asosiasi seluruh ukuran kelompok IGM dan kelompok postur tubuh dan
hubungan yang signifikan antara SDB dan IFG dan IGT, faktor risiko untuk perkembangan
yang cepat terhadap diabetes, penyakit kardiovaskular, dankematian, menunjukkan
pentingnya SDB sebagai faktor risikoklinis disfungsi metabolik

Gangguan pernapasan saat tidur ( SDB ) merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan
episode berulang berhentinya pernapasan saat tidur baik sebagian atau seluruh, yang dapat
mempengaruhi hampir 17% orang dewasa pada usia pertengahan. Fragmentasi tidur kronis,
kurang tidur, nokturnal intermiten hipoksemia yang berhubungan dengan gangguan
pernapasan saat tidur memiliki gangguan metabolisme, termasuk perubahan gangguan
metabolisme glukosa. Hal ini meningkatkan bukti adanya hubungan antara SDB dan diabetes
tipe 2, intoleransi glukosa, dan resistensi insulin( 5-10). Adanya kesukaran dalam
menafsirkan studi sebelumnya. Kesulitan dalam menafsirkan penelitian sebelumnya,
bagaimanapun, berhubungan untuk mengkhawatirkan kecukupan kelebihan berat badan,
perancu potensial yang terkait baik dengan SDB maupun gangguan glukosa (11), diatasi.
Selanjutnya, Pekerjaan sebelumnya belum ditangani secara khusus apakah indikator yang
berbeda pra-diabetes (gangguan glukosa puasa [IFG], toleransi glukosa terganggu [IGT], atau
keduanya) terkait secara berbeda SDB. IFG, diperkenalkan pada tahun 1997 oleh American
Diabetes Association sebagai analog ke IGT, telah ditunjukkan untuk mengidentifikasi
subkelompok penduduk dengan kemungkinan patofisiologi yang berbeda, karakteristik
subklinis , dan risiko konversi menjadi diabetes dan komorbiditas (12-14). Meningkat
penelitian hanya menunjukkan moderat tingkat kesesuaian antara klasifikasi negara pra-
diabetes berdasarkan IFG dan IGT. Secara khusus, hanya 45% subjek yang menunjukkan IFG
juga memiliki IGT, dan, sebaliknya, 25% atau kurang dari itu ditemukan dengan IGT juga
memiliki IFG (13,15- 18). Disregulasi glukosa dengan gabungan IFG ditambah IGT dianggap
mewakili stadium lanjut pra-diabetes dan, dibandingkan dengan IGT atau IFG terisolasi, telah

risiko konversi diabetes yang jauh lebih tinggi dan komorbiditas terkait penyakit lebih
(12,19-21). Stadium menengah (IFG, IGT, dan IFG plus IGT) dari Peralihan ke diabetes
telah meningkat patofisiologis dan klinis minat dalam upaya mencegah atau menunda onset
diabetes.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi hubungan antara SDB dan setiap indeks
gangguan metabolisme glukosa (IGM) (IFG, IGT, digabungkan IFG dan IGT, dan diabetes
yang tidak terdiagnosis). Disesuaikan prevalensi untuk masing-masing perbedaan
perhitumgan disregulasi glukosa, dan konsistensi hubungan dianalisis melintasi kategori
berat. Kami memeriksa data dari besar, studi berbasis komunitas untuk d hipotesis bahwa
individu dengan BMI < 25 kg / m2 dan SDB memiliki nilai prevalensi lebih tinggi dan
kemungkinan IFG yang disesuaikan, IGT, IFG plus IGT, dan diabetes occult dibandingkan
dengan individu yang sama Kelompok BMI yang tidak memiliki SDB. Kecenderungan yang
diharapkan dalam kelompo kelebihan berat badan / obesitas (BMI 25 kg / m2). Kami juga
mengeksplorasi hipotesis bahwa individu dengan SDB berada pada peluang yang meningkat
untuk IFG dan IGT, penanda risiko perkembangan cepat diabetes, kekambuhan episode
iskemia miokard (12), dan kematian dini (13,14).

Desain penelitian dan metode

Analisis didasarkan pada sebuah subset dari data yang diperoleh dari masyarakat-tempat
tinggal peserta Studi Kesehatan Jantung (SHHS). SHHS adalah sebuah studi kohort
multisenter besar yang dirancang untuk memeriksa hubungan antara SDB dan penyakit
kardiovaskular. Antara 1994 dan 1999, diikuti 6.441 peserta melakukan polisomnografi di
rumah dan menyelesaikan kumpulan kuesioner mengenai kesehatan dan kebiasaan tidur.
Tujuan dan desain studi dijelaskan di tempat lain (23). Persetujuan informasi diperoleh dari
semua peserta setelah lembaga dewan peninjau kelembagaan masing-masing peserta tersebut
menyetujui protokol penelitian tersebut. Sampel analisis terdiri dari subset dari 2.588
individu dengan data baik glukosa plasma puasa (FPG) maupun 2 jam setelah mengonsumsi
glukosa 75 g Uji toleransi glukosa oral (OGTT) dan yang tidak menerima hipoglikemik oral
atau terapi insulin. Peserta ini adalah anggota dari dua studi orang tua SHHS yang
mengumpulkan data glukosa secara dekat dengan SHHS:studi kesehatan Cardiovascular

(n 900) dan resiko Atherosclerosis dalam Studi Komunitas (n 1.688). Tujuan dan desain

dari penelitian orang tua ini telah dilakukan dan dijelaskan di tempat lain (24,25).
Pengambilan sampel darah sebelum polisomnogram: di 75% kasus ini terjadi dalam 12- bulan
dan 96,5% di dalam Interval 18 bulan.

Polisomnografi

Polisomnografi yang dilakukan semalaman tanpa pengawasan dilakukan dengan


menggunakan sistem Compomedics Portable PS-2 ( Compomedics sleep, Abbotsville,
Australia ). Rincian parameter fisiologis dicatat, tipe peralatan yang digunakan, pemantauan
dan penilaian prosedur, dan penjaminan mutu dijelaskan secara rinci (26). Tahapan tidur
ditetapkan berdasarkan pedoman publikasi. Indeks gangguan pernapasan (RDI) dihitung
berdasarkan jumlah apnu dan hipopnu ( masing-masing terkait dengan penurunan > 3%
saturasi oksihemoglobin) per jam saat tidur. SDB didefinisikan sebagai RDI > 10 kejadian
pernapasan perjam. ini ditentukan berdasarkan analisis awal menggunakan spline kubik
terbatas, yang disarankan ambang RDI di lingkungan sekitar 10 pada FPG dan IGT.
Sesnitifitas Analisis dilakukan dengan menggunakan definisi alternatif untuk SDB, dengan
ambang batas 5, 12, and 15 kejadian pernapasan perjam

Penilaian metabolik

Darah vena dijadikan sampel setelah puasa sekitar 12 jam dan 2 jam setelah meminum 75g
glukosa. Kemudian serumnya disimpan pada 70 c, dan serum glukosa level dihitung
menggunakan metode heksokinase. Berdasarkan beberapa rekomendasi saat ini, IFG
ditentukan ketika FPG 100mg/dl dan 126 mg/ dl dan IGT ditentukan ketika OGTT 140
mg/dl dan < 200 mg/dl. Subjek yang diklasifikasikan dengan occult diabetes menggunakan
dua klasifikasi yang berbeda: 1. FPG 126 mg/dl 2) OGTT 2 jam setelah mengonsumsi
glukosa 200 mg/dl. Sensitifitas analisis juga menggunakan definisi yang lebih tua dengan
IFG ( dimana FPG 110 mg/dl dan FPG 126 mg/dl ). (16)

Antropometri

Berat badan diukur menggunakan skala kalibrasi portebel dilakukan malam hari ketika
polisomnografi dilakukan saat subjek penelitian menggunakan baju yang tipis, tinggi badan
langsung diukur selama kunjungan penelitian sebagai bagian dari ujian studi orang tua. BMI
dihitung sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi dikuadratkan ( kg/m2).
Untuk analisis bertingkat, kelebihan berat badan ditntukan berdasarkan pedoman klinik
kesehatan institusi nasional untuk orang dewasa dengan BMI 25kg/m2.(30) lingkar
pinggang juga diukur ketika malam hari saat dilakukan polisomnografi menggunakan pita
yang tidak teregang dan dilingkarkan sepanjang daerah minimal diatas umbilikus.
Kerahasiaan termasuk usia (tahun), jenis kelamin, dan ras (putih / putih, menurut laporan
sendiri).

Analisis Statistik

Statistik deskriptif termasuk median, rentang interkuartil, dan frekuensi untuk data kontinu
dan kategoris disajikan untuk semua peserta dan oleh SDB dan kategori berat. The Wilcoxon
rank-sum and Pearsons x2 test digunakan untuk membandingkan karekteristik subjek antara individu
dengan SDB dan non SDB didalam setiap grup berat badan. Analisis regresi digunakan sebagai
model hubungan pada setiap hasil variabel biner ( IFG, IGT, IFG dan IGT dan occult diabetes )
dengan SDB, variabel primer yang terpapar, usia yang ditentukan, jenis kelamin, ras, BMI, lingkar
pinggang (30-32). Semua model dinilai menggunakan variasi faktor inflasi untuk multicollinearity.
Sensitivitas analisis dilakukan untuk memperpanjang interpretasi selanjutnya, menggunakan berbagai
nilai batas dari BMI ( 27,30 ) dan IFG ( 100 mg/dl dan 110 mg/dl ) dan juga untuk menilai
konsistensi hubungan antara setiap kelompok induk ( hubungan antra resiko ateroslerosis dalam
komunitas dan studi keehatan kardiovaskular ). Semua analisis dilakukan menggunakan SAS versi 9,1
( institus SAS, Cary, NC )

Hasil

Karakteristik sampel

Sampel analisis sedikit lebih banyak wanita ( 54 %) dan terutama kulit putih ( 94%),
dengan usia rata-rata 67 tahun ( tabel 1). BMI rata-rata 28,2 kg/m2, dengan 74% peserta
digolongkan kelebihan berat badan atau obesitas ( BMI 25 kg/m2), termasuk 30 %
diklasifikasikan sebagai obese ( BMI 30 kg/m2). Nilai cakupan yang luas dari RDI di
observasi, dengan tingkat rata - rata RDI di Indonesia berada pada kisaran ringan sampai
sedang (9-20 kejadian jam) dan 48% peserta diklasifikasikan-memiliki SDB berdasarkan
ambang batas RDI dari 10. Diantara semua individu dengan gangguan pernapasan saat tidur,
83 % memiliki berat badan berlebih atau obese dan 41 % adalah obese.

Tabel 1 juga meringkas distrubusi dari karakteristik subjek lainnya termasuk


disregulasi indeks glukosa dan RDI, pada setiap grup selain kategori SDB dan berat badan.
Subjek dengan SDB pada kedua kategori berat bedan memiliki presentasi yang tinggi pada
laki-laki dan individu yang tua. Bahkan pada setiap sub kelompoj kategori berat badan lebih
cenderung laki-laki dan usia tua, dan mempunyai BMI level yang tinggi dan lingkar
pinggang yang lebih jika dibandingkan dengan peserta tanpa SDB. Pada kelompok dengan
berat badan lebih, level gula darah puasa dan setelah makan mempunyai nilai yang signifikan
tinggi pada mereka dengan SDB dibandingkan dengan mereka tanpa SDB.
Adanya nilai signifikan prevalensi pada IFG, IFG dan IGT, Occult diabetes ditemukan pada
kelompok SDB dibandingkan dengan dengan mereka tanpa SDB. Pada kelompok dengan
berat badan berlebeih, lebih dari sepertiga peserta dengan IFG atau IGT, satu per enam
dengan IFG dan IGT, hampir satu per delapan dengan occult diabetes. Prevalensi pada
masing-masing indeks IGM tersebut lebih tinggi pada sub kelompok SDB dibandingkan
dengan subkelompok tanpa SDB.kelompok SDB dengan berat badan normal, kira-kira
seperempatnya memiliki IFG, sepertiga memiliki IGT, dan sepersepuluh ditemukan positif
baik IFG dan IGT, setelah dilakukan pengendalian terhadap usia, jenis kelamin, ras, BMI,
dan lingkar pinggang. Mirip dengan kelompok kelebihan berat badan, tingkat prevalensi yang
disesuaikan untuk semua indeks IGM lebih tinggi pada SDB dibandingkan dengan kelompok
non-SDB, dengan perbedaan kelompok signifikan secara statistik untuk IFG, IFG plus IGT,
dan okultisme diabetes (OGTT

200 mg / dl).

Tabel 3 menunjukkan hasil univariat dan beberapa analisis regresi logistik untuk setiap
ukuran disregulasi glukosa. Dalam keseluruhan sampel analitik, kelompok SDB mengalami
peningkatan yang tidak sesuai dengan Odds dari IGM, dibandingkan dengan kelompok non-
SDB, untuk setiap indeks IGM. Dengan penyesuaian untuk covariates, odds ratios sedikit
lemah namun tetap bertahan signifikan untuk setiap indeks lainnya dibandingkan untuk IGT,
dengan perkiraan titik paling tinggi untuk occult diabetes yang ditentukan berdasarkan
glukosa darah puasa. Dalam analisis bertahap dari level BMI, pola yang serupa juga diamati,
dengan relatif tingginya pengamatan nilai perkiraan untuk occult diabetes. Pada setiap index
dari IGM perkiraan titik yang lebih tinggi disesuaikan dan diamati untuk SDB di antara
kelompok dengan berat badan tidak berlebih dibandingkan dengan kelompok berat badan
berlebih/ obese, walaupun terlalu kecil jumlah sampel, tetapi the cls lebih luas. Penemuan
yang serupa juga diperoleh ketika menganalisis sensitifitas menggunakan ambang alternatif
untuk IFG ( 110 mg/dl ), SDB ( batas RDI 5,12, dan 15 kejadian/ jam ). Kategori IMT baru
dari status obes ( batas BMI 30 kg/m2). Analisis lainnya, dengan menggunakan data dari
kedua kelompok, evaluasi model termasuk mengevaluasi interaksi antara ketegori berat dan
status SDB. Tidak ada model interaksi ini yang signifikan, yang konsisten dengan persamaan
dari asosiasi SDB di seluruh jenjang berat

Konklusi

Analisis ini melanjutkan penemuan sebelumnya antara SDB dan metobolisme glukosa ( 3,5-
10) dengan penilaian yang ketat terhadap faktor perancu dari kelebihan berat badan/ obese
serta dengan mengeksplorasi indeks yang berbeda dari IGM (IFG, IGT, and IFG dan IGT )
yang berbeda dengan SDB pada kedua berat badan ( BMI 25kg/m2) dan sub grup dari berat
badan berlebih dan obese. Temuan itu memperkuat bukti adanya hubungan antara SDB dan
IGM, yang tidak dijelaskan oleh BMI atau lingkar pinggang. Meski adanya keterbatasan
jumlah peserta berat badan berlebih / obesitas akan mengurangi kekuatan dari analisis
bertahap, adanya konsistensi pada nilai perkiraan SDB dan masing-masing ukuran IGM
dalam kelebihan berat badan dankelompok non-kelas memberikan bukti hubungan yang tidak
tergantung antara SDB dan IGM. Analisis menunjukkan bahwa SDB juga dikaitkan dengan
tidak dikenali diabetes dan gabungan IGF dan IGT, sebuah ukuran dilaporkan sebagai
pradiabetes tingkat lanjut

Penemuan kami memiliki konsistensi dengan penemuan sebelumnya yang


memperlihatkan ketidakmampuan metabilik dan SDB (3,4,6,7), yang, bagaimanapun,
dilakuka tidak secara ketat menilai potensi perancu dengan obesitas. Kesamaan dari besarnya
asosiasi antara SDB dan kelainan glukosa pada kelompok normal dan kelompok kelebihan
berat badan, yang paling signifikan untuk IFG dan IGF dan IGT, menunjukkan bahwa SDB
cenderung meningkatkan risiko SDB melalui jalur selain melalui hubungannya dengan
adipositas. Mekanisme untu hubungan ini Mungkin berhubungan dengan stres psikologis
yang terjadi semalam dengan apnea tidur (hipoksia intermiten, hiperkapnia, Perubahan
tekanan pleura, gairah, dan fragmentasi tidur [19,20]). Eksposur ini dapat menyebabkan
peningkatan sementara dalam aktivitas simpatik otonom dan hiperaktif dari axis hipotalamus-
hipofisis-adrenal dengan peningkatan sekresi Kortisol plasma dan kelainan pada insulin dan
metabolisme glukosa. Sebuah potensi hubungan sebab antara konsistensi SDB dan dengan
penelitian pada hewan (17,21) menunjukkan penurunan sensitivitas insulin yang terjadi

sebagai respons terhadap hipoksia intermitendan dengan studi pada manusia (18)
menunjukkan sensitivitas insulin membaik pada Pasien sleep apnea yang telah mengikuti
pengobatan dengan tekanan udara positif yang terus menerus (membalikkan apneas dan
hipoksemia).Data kami juga memperpanjang pekerjaan sebelumnya dengan
mengkarakterisasi hubungan antara indeks tertentu dari IGM dengan SDB. Penelitian terbaru

(33) membandingkan pembeharuan definisi yang baru dari IFG (FPG? 100 mg / dl) dengan
IGT (FPG 100 mg/dl) menunjukkan bahwa IFG dan IGT dapat mengidentifikasi kelompok
yang berbeda, dengan latar belakang resiko yang berbeda (34,35). Tidak sesuainya Rasio
odds untuk IFG kira-kira dua kali lebih besar pada individu dengan SDB dibandingkan
dengan mereka yang tidak memiliki SDB. Meskipun asosiasi ini jauh dilemahkan dalam
analisis data yang disesuaikan diperoleh dalam keseluruhan sampel analitik dan di

sub kelompok kelebihan berat badan, meningkat 60% kemungkinan IFG diamati dalam
analisis yang disesuaikan dilakukan di sub kelompok nonoverweight menyarankan bahwa
individu dengan berat badan normal dengan SDB berisiko tinggi untuk mengalami kelainan
pada sekresi insulin awal dan peningkatan pengeluaran glukosa endogen (34).Terisolasinya
IGT, dilaporkan umumnya pada obesitas sentral dan dinilai untuk menjadi ukuran resistensi
insulin periferi (13,22,34), juga lebih lazim pada individu dengan SDB. Setelah penyesuaiam
BMI dan lingkar pinggang, perbedaan prevalensi antara Kelompok SDB dan non-SDB cukup
sederhana,Namun, terutama pada subjek dengan kelebihan berat badan / obesitas.Ini
menunjukkan bahwa latar belakang kelebihan berat badan, yang memiliki faktor resiko
dominan resitensi insulin perifer terisolasi, bisa jadi obesitas, dengan sedikit tambahan
kontribusi dari SDB.

Diabetes occult dan gabungan IFG dan IGT secara signifikan memiliki prevalensi yang lebih
umum antara individu dengan SDB dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki SDB.
Yang terbaik Dari pengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang menyatakan gabungan
IFG dan IGT dengan SDB. Potensi klinis penting berhubungan dengan data yang
menunjukkan bahwa kategori IGM inimencerminkan kelainan yang lebih dalam pada aksi
insulin, sekresi insulin, dan pengeluaran glukosa endogen jika dibandingkan dengan kelainan
pada IFG atau IGT sendiri (13,22). Individu dengan gabungan kelainan telah ditunjukkan

beresiko tinggi untuk mengalami gangguan kardiovaskular yang tidak menguntungkan risiko,
perkembangan yang cepat dari diabetes, dan kematian dini, dibandingkan dengan individu
yang terisolasi IFG atau IGT (12,13,22,34,35). Tinggi
prevalensi (18,3%) dari gabungan intoleransi glukosa (IFG dan IGT) dan dan diabetes occult
(13,7%) ditemukan di Kelompok SDB secara keseluruhan manyatakan individu dengan SDB
memiliki risiko khusus untuk diabetes dan komplikasi kardiovaskularnya, sehingga
ditekankan untuk dibutuhkannya penelitian lebih lanjut dalam menangani strategi untuk
mengurangi risiko kesehatan pada populasi ini.

Kekuatan dari penelitian ini meliputi dibutuhkannya komunitas berbasis cohort, engan
representasi yang seimbang dari jenis kelamin dan keragaman geografis, yang mungkin dapat
bebas dari bias rujukan yang terjadi dari sampel penelitiaan berbasis klinik. Ukuran sampel
yang besar memungkinkan data yang akan dianalisis dalam weightstratified subgroups, yang
mengurangi Kemungkinan pengelompokan residu terkait untuk obesitas. Data dikumpulkan
bmengikuti protokol yang sangat terstruktur, meminimalkan kesalahan pengukuran. Luasnya
Sensitifitas analisis dilakukan dengan batas yang berbeda untuk RDI (5,12,15) dan BMI(30),
dan berdasarkan kohort induknya (Atherosclerosis Risk in CommunitiesStudy and
Cardiovascular)

Studi ini juga memiliki keterbatasan. pengukuran penurunan kadar glukosa dan Tidur
didasarkan pada pengumpulan satu kali, dan darah tidak segera dikumpulkan dalam

Pendekatan temporal. Namun, kedua kondisinya (SDB dan gangguan metabolisme glukosa)
bersifat kronis. Dengan indeks metabolisme glukosa dan pelacakan SDB baik dari waktu ke
waktu. Kesalahan diperkenalkan oleh Kurangnnya pengumpulan simultan metabolisme dan
data polysomnographic, Bagaimanapun, bias menuju hasil yang tidak pasti. karakteristik
demografi peserta,terutama usia yang lebih tua dan didominasi Ras Kaukasia, membatasi
generalisasi untuk kelompok muda atau etnis minoritas. Sebagai penuaan dilaporkan sebagai
penentu umum. Sebagai penuaan dilaporkan sebagai penentu umum dari IFG atau IGT (34),
dan mediannya.Usia untuk semua kelompok SDB lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok non-SDB, Ada kemungkinan pembaur residu Menurut usia, meskipun ini tidak
mungkin, seperti Luas tumpang tindih distribusi umur antara kelompok harus memungkinkan
penyesuaian efek untuk usia di model multivariabel. Meskipun ada penyesuaian untuk kedua
BMI dan lingkar pinggang, beberapa tingkat residu perancu dari perbedaan lemak visceral,

yang tidak langsung diukur, tetap mungkin. Jumlah yang lebih kecil Peserta SDB dengan
berat badan normal berkurang kekuatan analisis dalam strata ini; namun, beberapa analisis
menunjukkan konsistensi melintasi strata postur tubuh dan IGM. Selain itu, mengingat
kelipatannya Hasil dan hipotesis kami, kami tidak melakukannyaevaluasi secara ekstensif
risiko diferensial untuk IGM sesuai keparahan SDB. kami menggunakan nilai ambang yang
biasanya digunakan secara klinis pada populasi yang lebih tua untuk diidentifikasi

elevasi ringan di RDI dan bahwa, disampel kami, diklasifikasikan 48% individu memiliki
SDB Harus ditekankan, bagaimanapun, bahwa analisis sensitivitas menggunakan alternatif
Ambang batas SDB dihasilkan secara kualitatif hasil yang serupa. Singkatnya, penelitian ini
memberikan tambahan bukti bahwa individu dengan SDB memiliki prevalensi IFG, IGT
yang lebih tinggi, gabungan IFG dan IGT, dan diabetes occult dibandingkan dengan yang
tidak memiliki SDB dan menunjukkan konsistensi hubungan antara SDB dan setiap ukuran
IGM antara individu dengan berat badan normal dan kelebihan berat badan. Mengingat
tingginya prevalensi SDB dalam populasi (1,2), 20-70% Peningkatan kemungkinan yang
disesuaikan untuk IGM, kelainan yang terkait dengan Beban penyakit yang signifikan,
menunjukkan adanya potensi risiko terkait tinggi terkait dengan SDB yang tidak dikenal.
Hasilnya menunjukkan manfaat potensial untuk memantau indeks metabolisme glukosa pada
pasien dengan diketahui SDB, meski tidak kelebihan berat badan. Lebih lanjut maka
diperlukan untuk mengetahui efeknya SDB tentang perkembangan IGM dari waktu ke waktu,

Manfaat klinis potensial untuk merawat SDB sebagaisebuah strategi untuk memperbaiki
IGM, dan peranana skrining sistemik dan pengobatan IGM pada pasien dengan SDB untuk
pencegahan penyakit kardiovaskular sistemik dan kematian dini

You might also like