Professional Documents
Culture Documents
KUNJUNGAN KAPAL
Disusun oleh :
Nama : Andis Koirul
No : 51145397 T
Kelas : TIII D
JUDUL ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1. Tujuan Kunjungan Kapal..................................................................... 1
2. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
BAB II ISI .............................................................................................................. 2
1. Piping Line ......................................................................................... 2
2. Prosedur Menghidupkan Generator Kapal ......................................... 9
3. Paralel generator ................................................................................. 11
4. Persiapan OHN Kapal ........................................................................ 14
5. Pendingin Air Tawar Dan Air Laut .................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ......................................................................................... 20
B. Saran dan Kesan ................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Dzat yang telah menjadikan sebab
untuk segala perkara, yang mengandung segala hikmah dan keterangan kepada hamba-
Nya. Yang mengutus Muhammad sebagai rasul-Nya untuk membawa agama yang dan
yang haq.
Kunjungan Kapal adalah salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi.
Dimana setelah terlaksananya program ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan
mengetahui peranan ilmu perkapalan dalam proses industri, yang akan memperkaya
pengetahuam mahasiswa akan penerapan ilmu perkapalan yang telah dipelajari secara
teori dan skala laboratorium di bangku perkuliahan, serta melihat aplikasi nyata dari
proses-prosesnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung terlaksananya kunjungan kapal ini. Dosen pembimbing dan teman-teman
panitia yang telah bekerja semaksimal mungkin demi terwujudnya acara Kunjungan
industri ini. Karena dengan adanya Kunjungan Kapal dapat membuka wawasan penulis
tentang hubungan perkapalan dengan aplikasinya dibidang pelayaran.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari Kesempurnaan, sehingga
masukan dan saran sangat penulis harapkan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak-pihak yang mungkin tidak tercantum yang telah banyak
membantu dalam proses penyelesaian Laporan ini.
Sampai di sini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan
dengan sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Semarang,2015
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
A. Piping Line
1. Pengertian
Pipa adalah suatu batang silindar berongga yang dapat berfungsi untuk
dilalui atau mengalirkan zat cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat
dialirkan yang berjenis serbuk/tepung. Untuk pembuatan pipa baja dapat dibuat
dengan beberapa metoda antara lain seamless pipe, butt welded pipe dan spiral
welded pipe. Pembuatan pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan
dari batas kekuatan tekanan, ketebalan dinding pipa, temperatur zat yang
mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan kekuatan pipa tersebut.
a. Penamaan pipa sering disebut dari jenis pipa dan ukuran pipa yaitu diameter
pipa. Diameter pipa sendiri dibagi dua : diameter luar dan diameter dalam,
selain itu ada yang menamakan pipa dari ketebalan pipa yaitu ketebalan
antara diameter luar dan diameter dalam dan sekarang dikenal dengan
istilah schedules.
b. Untuk instalasi pipa dikapal tentu pipa-pipa tersebut tidak hanya pipa lurus
melainkan terdapat belokan , cabang, mengecil, naik dan turun. Panjang
dari pipa pun beraneka ragam ada yang penjang ataupun pendek. Berkaitan
dengan hal ini maka kita akan mengenal beberpa jenis sambungan pipa
seperti sambungan ulir, sambungan shock , sambungan dengan las (butt
welded) dan sambungan dengan menggunakan flange. Selain itu dikenal
juga istilah belokan atau ellbow, cabang T atau tee, cabang Y dan ada
juga pipa yang diameternya mengecil disebut reducer.
c. Pada setiap kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari
Mesin Induk , Mesin Bantu dan pompa-pompa atau kapal yang tidak
dilengkapi Mesin Penggerak namun memiliki permesinan lain dan pompa-
pompa, selalu dilengkapi dengan instalasi perpipaan.
d. Instalasi pipa dikapal diganakan untuk mengalirkan fluida dari satu
tanki/kompartment ke tanki lain, atau dari satu tangki ke peralatan
2
permesinan dikapal, atau mengalirkan fluida dari kapal keluar kapal atau
sebaliknya. Selain itu terdapat instalasi pipa yang lain berfungsi
mengalirkan gas non cair seperti pipa gas buang, pipa sistim CO2, atau
instalasi pipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan.
e. Jenis pipa yang terdapat dikapal memiliki beragam senis ditinjau dari
material pipa sesuai dengan kegunaannya. Material pipa dikapal pada
umumnya terbuat dari baja galvanis, baja hitam, baja campuran, stainless
steel, kuningan, tembaga ataupun alumunium. Pada kegunaan tertentu
terdapat pula pipa yang terbuat dari bahan non metal seperti rubber hose ,
gelas dan PVC.
f. Untuk kapal-kapal yang dibangun mengikuti peraturan klasifikasi maka
instalasi pipa harus pula mendapat persetujuan atau gambar instalasi pipa
harus mendapat pengesahan dari badan klasifikasi.
g. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sistim pemeliharaan atau sistim
reparasi terhadap pipa-pipa dikapal, untuk memudahkan hal tersebut maka
sistim penyambungan pipa-pipa dikapal menggunakan sistim baut dan
flange.
3
dari kapal ke laut dan lain sebagainya. Pengaliran air laut menggunakan
sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini
disebut Pompa air laut/Sea water pump. Selain pompa pengaturan aliran
instalasi air laut dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve.
b. Pompa air laut pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal
disesuaikan dengan kebutuhannya . Air laut masuk kedalam kapal dengan
melalui instalasi karangan laut/sea chest , yaitu pipa yang menembus bagian
kulit kapal didaerah bottom. Pipa di sea chest dilengkapi katub/valve type
non return valve yang terbuat dari bahan cast steel atau bronze. Setelah
melalui katub sebagai pengatur masuknya air laut , air laut melewati
Saringan/Strainer untuk menyaring partikel / kotoran sebelum dihisap oleh
pompa Air laut/sea water pump yang mempunyai kapasitas mencukupi
sesuai kebutuhan. Pengaturan kebutuhan air laut diatur dengan
menggunakan manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya yang
dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir).
c. Air laut antara lain dibutuhkan untuk sistim Pemadam Kebakaran/Fire
Hydrant system, sistim Pendingin Mesin Induk/Bantu/Sea Water cooling
system, sistim Bilas sanitasi/Sewage flushing system, sistim Cuci
Geladak/Deck washing system, sistim pencuci rantai di Hawse pipe/Chain
washing system dan sistim Balas dikapal/Sea water ballast system.
4
a. Sesuai dengan fungsinya , istalasi pipa air Tawar/Fresh water digunakan
untuk mengalirkan air Tawar dari satu tanki ke sistim yang dibutuhkan, dari
luar ke dalam kapal pada saat pengisian Air Tawar , dari tanki ke katup2
didaerah ruang akomodasi untuk kebutuhan orang dikapal dan lain
sebagainya. Pengaliran air Tawar menggunakan sarana pompa, dapat
berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air
Tawar/Fresh water pump. Selain pompa pengaturan aliran instalasi air
Tawar dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve.
b. Pompa air Tawar pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal
disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim Hydrophore,
sehingga air Tawar yang mengalir keluar mempunyai tekanan untuk
kebutuhan diseluruh ruangan di geladak.
c. Air Tawar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim pengisian melewati
instalasi pipa pengisian Air Tawar dan masuk kedalam tanki Air
Tawar/Fresh Water tank , pipa pengisian Air Tawar umumnya terletak
digeladak yang menembus bagian bagian geladak kapal dan masuk ke
Tanki Air Tawar. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang
terbuat dari bahan stainless steel.
d. Pengaturan kebutuhan air Tawar diatur dengan menggunakan manifold dan
beberapa katub untuk penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar mesin
(lihat diagram pipa isometri terlampir).
e. Air Tawar antara lain dibutuhkan untuk sistim instalasi ke kamar mandi dan
washtafel, sistim ke Dapur , dan instalasi ke Kamar mesin.
5
a. Instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan
kebutuhan bahan bakar dari tanki bahan bakar ke sistim di permesinan dan
dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Bahan Bakar. Pengaliran bahan
bakar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa Bahan bakar atau
pompa transfer bahan bakar, pompa ini disebut Pompa bahan bakar/Fuel
Oil pump and Fuel Oil Transfer pump. Selanjutnya dari pompa pengaturan
aliran bahan bakar juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve.
b. Pompa Bahan Bakar pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary
disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim penyaringan/filter,
selain menggunakan pompa bahan bakar utama, untuk kepentingan darurat
sistim instalasi juga dilengkapi dengan pompa tangan bahan bakar jenis
rotari/FO Rotary Hand pump. Sehingga bahan bakar dapat dipompa yang
mengalirdari tanki bahan bakar ke Mesin Induk/Bantu/Main
Engine/Aux.Engine sesuai kebutuhan. Untuk Mesin Induk ukuran tertentu
pada umumnya dilengkapi dengan pompa bahan bakar yang menyatu
dengan mesin/Attached Fuel Oil pump sehingga aliran bahan bakar diambil
dari tanki bahan bakar/ tangki harian bahan bakar menggunakan pompa
tersebut. Pompa Transferbahan bakar/FO Transfer pump hanya berfungsi
memindah kan bahan bakar dari tanki utama ke tanki Harian/FO Daily
Tank.
c. Untuk pengisian Bahan bakar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim
pengisian melewati instalasi pipa pengisian Bahan Bakar dan masuk
kedalam tanki Bahan Bakar/Fuel Oil tank , pipa pengisian bahan bakar
umumnya terletak digeladak utama dan pipa pengisian menembus bagian
pelat geladak kapal dan masuk ke Tanki bahan bakar dikenal dengan nama
Bunker Station. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang
terbuat dari bahan pipa baja atau pipa stainless steel.
d. Pengaturan kebutuhan bahan bakar diatur dengan menggunakan manifold
dan beberapa katub untuk penyalurannya sesuai jumlah tanki dan jumlah
mesin yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri
terlampir).
6
e. Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan mengalir menuju
mesin harus dilengkapi dengan katup dengan sitim penutup otomatis
dengan pegas dan dapat dioperasikan secara cepat/Quick closing valve.
7
didarat atau tongkang pembuangan. Pipa-pipa tersebut terbuat dari bahan
pipa tahan karat atau pipa stainless steel dan dilengkapi dengan katub/valve.
c. Pipa Udara adalah pipa peranginan yang harus dipasang disetiap tanki yang
ada dikapal, dengan kegunaan supaya didalam tanki tidak terjadi tekanan
yang membahayakan. Pipa udara harus dipasang ditanki dan keluar
menembus geladak sehingga udara keluar ditempat udara bebas. Pipa udara
mempunyai ketinggian digeladak diatur oleh ketentuan Load Line
Convention. Ukuran diameter pipa udara harus lebih besar dari ukuran
diameter pipa isi. Dibagian ujung pipa udara harus dibuat bengkok atau
dipasang strainer sehingga air tidak mesuk kedalam tanki.
8
d. Pipa Gas buang/Exhaust gas pipe merupakan pipa untuk mengalirkan gas
hasil pembakaran Mesin Induk/Main Engine atau mesin Bantu/Aux.
Engine. Pipa gas buang terpasang dari manifold gas buang Mesin
Induk/Bantu didalam kamar mesin dan terus menuju cerobong kapal/funnel
. Karena pipa ini akan dialiri gas yang cukup panas maka pipa pada
umumnya dibalut dengan bahan insulation.
9
7. Tutup breaker incoming generator saat 1 sampai 2 derajat pada synchroscope
sebelum posisi 0. Dengan asumsi breaker mepunyai massa lembam dengan
demikian penutupan breaker tepat pada angka 0 pada synchroscope.
8. Matikan synchroscope
9. Dengan governor control, buat perpindahan beban ke incoming generator
secara perlahan lahan.
10. Jika power faktor yang terbaca antara 2 generator atau lebih yang diparalel
tidak sama maka, set AVR masing masing generator sampai power faktor
setiap generator mendekati sama. Jika menggunakan peralatan automatic
synchronizer yang digabung dengan peralatan Load sharer dan kVA sharer
kita hanya mengikuti langkah 1 dan 3, selain itu kita dapat mempersingkat
semua langkah diatas. Lama waktu yang diperlukan untuk langkah langkah
diatas dengan menggunakan peralatan automatic (AS, LS dan kVA S) adalah
berkisar antara 10 sampai 15 detik.
Untuk menjamin kondisi layak laut maka kapal harus memenuhi standart
aturan Biro Klasifikasi. Memeriksa keran (water tap) saluran bahan bakar dari
tangki harian, apabila sudah dalam keadaan terbuka, maka generator kapal siap
untuk dihidupkan. Langkah selanjutnya dalam menghidupkan generator kapal yaitu
dengan memutar stopkontak (plug contact) agar dapat menghubungkan baterai
penyimpanan dengan motor starter dan meletakan handle gas pada posisi kurang
lebih setengah dari kecepatan penuh (RPM) generator kapal, kemudian lakukan
start, mesin hidup, kembalikan stopkontak posisi run kemudian atur kecepatan
putaran mesin,
Untuk ketentuan jumlah generator dikapal, Sekurang-kurangnya dua
agregat yang terpisah dari mesin penggerak utama harus disediakan untuk
pemberian daya instalasi listrik [BKI, 1996]. Ini untuk menjamin jika generator
terjadi kerusakan dilaut maka kapal masih dapat beroperasi. Ketentuan untuk
kapasitasnya, daya keluar dari generator yang sekurang-kurangnya diperlukan
untuk pelayanan dilaut harus 15% lebih tinggi daripada kebutuhan daya yang
ditetapkan dalam balans daya [BKI, 1996]. Ini dimungkinkan untuk keperluan arus
asut dari motor motor listrik peralatan diatas kapal. Sedangkan untuk ketentuan
paralel generator dengan kapasitas berbeda maka beda keluaran daya reaktif dari
10
setiap generator tidak boleh lebih kecil 15% dari keluaran daya reaktif generator
kapasitas lebih besar dan tidak boleh lebih kecil 25% dari daya reaktif generator
berkapasitas lebih kecil [BKI, 1996]. Aturan ini dimaksudkan untuk keamanan
dalam operasional generator pada kapasitas berbeda supaya tidak terjadinya beban
berlebih. Ketentuan untuk variasi frekwensi adalah + 5% [BKI, 1996], dengan
demikian karakteristik droop generator tidak boleh lebih dari 5%, ini dimaksudkan
untuk kestabilan kontrol operasional generator dikapal.
C. Paralel Generator
Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau
lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan tujuan : 1.
Mendapatkan daya yang lebih besar. 2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya
pemakaian operasional dan Menghemat biaya pembelian) 3. Untuk memudahkan
penentuan kapasitas generator. 4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya
listrik. Sinkronisasi Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih
tentunya kita harus memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah, 1.Tegangan kedua generator
harus mempunyai amplitudo yang sama. 2.Tegangan kedua generator harus
mempunyai frekwensi yang sama, dan 3.Tegangan antar generator harus sefasa.
Dengan persyaratan diatas berlaku apabila, 1. Lebih dari dua generator yang akan
kerja paralel. 2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar. 3. Generator
atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan. Metoda
sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih adalah
dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda
sederhana ini adalah lampu lampu indikator harus sanggup menahan dua kali
tegangan antar fasa.
1. Sinkronoskop Lampu Gelap
Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan
antara ketiga fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
11
Gambar Skema Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga
lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol.
Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat
beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada gambar berikut.
12
Gambar Skema Sinkronoskop Lampu Terang
Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu
gelap. Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala
sama terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop
ini adalah kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai
generator siap diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.
13
D. Persiapan OHN
1. Persiapan OHN (One Hour Notice) Kapal Mau Bersandar Di Pelabuhan
a. Siapkan formulir check list sebelum tiba.
b. Jalankan generator sekaligus paraleldengan generator yang lain untuk
menambah daya.
c. Periksa tekanan udaraa start dalam botol angin.
d. Selanjutnya menunggu perintah dari anjungan.
e. Setelah olah gerak selesai masinis jaga tidak segera meninggalkan kamar
mesin.
f. Buka kran indicator untuk blow up ME.
g. Turning gear selama lebih kurang 30 menit.
h. Matikan pompa yang tidak di perlukan.
14
E. Pendingin Air Tawar Dan Air Laut
1. Macam sistem pendingin kapal
Ada dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan
pendinginan:
a. Sistem pendingin Air Laut : Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin
sebagai media pendingin untuk penukar panas.
b. Air Tawar atau sistem pendingin utama: air tawar digunakan dalam
rangkaian tertutup untuk mendinginkan mesin yang ada di kamar mesin. Air
tawar kembali dari exchanger panas setelah pendinginan mesin yang
selanjutnya didinginkan oleh air laut pada pendingin air laut.
15
langsung terhubung ke air lautan utama pada pendingin pusat; maka
temperatur rendah dibandingkan dengan temperatur yang tinggi (HT sirkuit).
Rangkaian LT meliputi dari semua sistem bantu.
d. Suhu tinggi Rangkaian (HT): Rangkaian HT terutama meliputi dari sistem
tabung air pada mesin utama dimana suhu ini cukup tinggi. Suhu air HT
dijaga oleh air tawar dengan temperatur rendah.
e. Tangki Ekspansi : Kerugian pada rangkaian tertutup yaitu air tawar terus
dikompensasi oleh tangki ekspansi yang juga menyerap peningkatan tekanan
karena ekspansi panas.
16
Sekurang-kurangnya 2 sea chest harus ada. Bilamana mungkin sea
chest diletakkan serendah mungkin pada masing-masing sisi kapal.
Untuk daerah pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus terdapat sisi
pengisapan air laut yang lebih tinggi, untuk mencegah terhisapnya lumpur
atau pasir yang ada di perairan dangkal tersebut. Diharuskan suplai air laut
secara keseluruhan untuk main engine dapat diambil hanya dari satu buah
sea chest.
Tiap sea chest dilengkapi dengan suatu ventilasi yang efektif.
Pengaturan ventilasi tersebut haruslah disetujui yang meliputi : Suatu pipa
udara sekurang-kurangnya berdiameter dalam 32 mm yang dapat diputuskan
hingga di atas deck bulk head. Adanya tempat dengan ukuran yang cukup di
bagian dinding pelat.
Saluran udara bertekanan atau saluran uap melengkapi kelengkapan
sea chest untuk pembersihan sea chest dari kotoran. Saluran tersebut
dilengkapi dengan katup shut off yang dipasang di sea chest. Udara yang
dihembuskan ke sea chest dapat melebihi 2 bar jika sea chest dirancang
untuk tekanan yang lebih tinggi.
b. Katup
Katup sea chest dipasang sedemikian hingga sehingga dapat
dioperasikan dari atas pelat lantai (floor plates) Pipa tekan untuk system
pendingin air laut dipasangi suatu katup shut off pada shell plating.
c. Strainer
Sisi hisap pompa air laut dipasangi strainer. Strainer tersebut juga
diatur sehingga dapat dibersihkan selama pompa beroparasi. Bilamana air
pendingin disedot oleh corong yang dipasang dengan penyaringnya, maka
pemasangan strainer dapat diabaikan.
d. Pompa pendingin air laut
Pembangkit penggerak utama kapal dengan menggunakan motor
diesel harus dilengkapi dengan pompa utama dan pompa cadangan. Pompa
pendingin motor induk yang diletakkan pada pembangkit penggerak
(propulsion plant) dipastikan bahwa pompa itu dapat memenuhi kapasitas air
pendingin yang layak untuk keperluan motor induk dan Bantu pada berbagai
17
jenis kecepatan dari propulsion plant. (untuk pompa cadangan digerakkan
oleh motor yang independent).
Pompa air pendingin utama dan cadangan masing-masing
kapasitasnya merupakan kapasitas maksimal air pendingin yang diperlukan
oleh pembangkit. Atau sebagai alternatif tiga buah pompa air pendingin
dengan kapasitas yang sama dapat dipasang. Bahwa dua dari pompa adalah
cukup untuk menyuplai air pendingin yang diperlukan pada kondisi operasi
beban penuh pada temperatur rancangan. Dengan pengaturan ini
dimungkinkan untuk pompa yang kedua secara otomatis mengambil alih
operasi hanya pada temperatur yang lebih tinggi dengan dikendalikan oleh
thermostat.
Pompa ballast atau pompa air laut lainnya dapat digunakan sebagai
pompa pendingin cadangan. Bilamana air pendingin dipasok oleh corong
hisap (Scoop), pompa air pendingin utama dan cadangan harus dipastikan
memiliki kapasitas yang menjamin keandalan pada operasinya pada
pembangkit di bawah kondisi pembebanan parsial. Pompa air pendingin
utama secara otomatis dibangkitkan sesegera mungkin bila kecepatan turun
di bawah kecepatan yang diperlukan oleh corong.
e. Sistem untuk pendingin air tawar
Sistem pendingin air tawar diatur sehingga motor dapat secara baik
didinginkan di bawah berbagai kondisi suhu. Menurut kebutuhan dari motor
sistem pendingin air tawar yangdiperlukan seperti:
1) Suatu sirkuit tunggal untuk keseluruhan pembangkit.
2) Sirkuit terpisah untuk pembangkit daya induk dan Bantu.
3) Beberapa sirkuit independent untuk komponen motor induk yang
memerlukan pendinginan (silinder, piston, dan katup bahan bakar) dan
untuk motor bantu.
4) Sirkuit terpisah untuk berbagai batasan temperatur.
Sirkuit pendingin diatur sehingga bila salah satu sirkuit mangalami
kegagalan maka dapat diambil alih oleh sirkuit pendingin yang lain.
Bilamana perlu, dibuatkan pengaturan pengambilalihan untuk tujuan
18
tersebut. Sedapat mungkin pengatur suhu dari motor induk dan Bantu
dibuatkan sirkuit yang terpisah dan independent satu sama lainnya.
Bilamana pada motor pembangkit otomatis, penukar panas
untuk bahan bakar dan pelumas melibatkan sirkuit air pendingin, system
air pendingin dimonitor terhadap kebocoran dari minyak bahan bakar
dan pelumas.
Sistem air pendingin umum untuk pembangkit induk dan bantu
dipasangi katup shut off untuk memungkinkan reparasi tetapi tidak
mengganggu pelayanan dari system tersebut.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kunjungan Lapangan ke kapal ini terkait dengan manajemen pelayaran,
yang dapat saya simpulkan bahwa manajemen pelayaran publik yang dilaksanakan
oleh pihak kapal sangat baik, sehingga pihak perkapalan bisa mendapatkan
beberapa Penghargaan, penghargaan- pengahargaan yang di dapat ini tidak terlepas
dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak perkapalan dalam memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat
20
DAFTAR PUSTAKA
http://kapal-pelaut-surveyor.blogspot.co.id/2011/12/cara-menghidupkan-dan-
mematikan-motor.html
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/metode-paralel-generator-sinkron.html
21