You are on page 1of 10

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hlm 56-65


Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DASAR DAN


FUNGSIONAL DALAM STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI DI PELABUHAN
PERIKANAN PANTAI TEGALSARI KOTA TEGAL JAWA TENGAH

Emil Yahya*), Abdul Rosyid, dan Agus Suherman

Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang (email : emillioyahya@gmail.com)

ABSTRAK
Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan dan
pengembangan ekonomi perikanan yang berbasis perikanan tangkap, pada gilirannya diharapkan berdampak
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan Pelabuhan
Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal. Tujuan dari penelitian ini mengetahui kondisi fasilitas dasar dan
fungsional yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal, menganalisis tingkat pemanfaatan
fasilitas dasar dan fungsional yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal dan menentukan
strategi peningkatan pemanfaatan fasilitas dasar dan fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota
Tegal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif survey yang bersifat studi kasus,
yaitu dengan pengambilan data secara survey dan observasi langsung di lapangan. Sedangkan untuk
pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara, pengambilan data sekunder, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui pemanfaatan fasilitas pelabuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi sumberdaya ikan
di Kota Tegal adalah sebesar 23.106.269 kg/tahun. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari terdiri dari
fasilitas dasar, fasilitas fungsional dan penunjang yang secara umum dalam kondisi cukup baik. Tingkat
pemanfaatan alur Pelayaran sebesar 70 %, luas kolam sebesar 52,8 %, kedalaman kolam pelabuhan sebesar 82,5
%, dermaga sebesar 90,6 %, gedung pelelangan sebesar 62,69%, lahan parkir sebesar 44,33% dan lahan
pelabuhan perikanan di PPP Tegalsari diketahui 2 kali dari luas keseluruhan fasilitas yang ada. Strategi
peningkatan produksi dapat dilakukan antara lain: optimalisasi fasilitas pelabuhan yang berguna dalam
peningkatan produksi perikanan, meningkatkan hasil jenis dan nilai produksi usaha penangkapan ikan untuk
peningkatan produksi, pemeliharaan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Perikanan dan penambahan jumlah
alat tangkap yang ramah lingkungan yang sesuai dengan target penangkapan ikan ekonomis penting.

Kata Kunci : Strategi; SWOT; tingkat pemanfaatan; Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari

ABSTRACT
Tegalsari Grade C Fisheries Port expected that it could be growth centre and fishery economic
development based on cached fishery, on economic development as a whole. The purpose of this study to know
the condition of basic and functional facilities in the Coastal Fishery Port Tegalsari Tegal, analyzing the
utilization rate of basic and functional facilities in the Port of Tegal Tegalsari Coastal Fisheries and determine
strategies to improve utilization of the basic facilities and functional Tegalsari Grade c Fishing Port City Tegal.
This research used descriptive survey method with case study by survey and observation in location. As for
collection data is done using observation methods, interviews, secondary data collection, and documentation.
Data analyzed by using qualitative and quantitative descriptive method, SWOT analysis used to determine the
utilization of port facilities. The results showed that potential of fishery resources in Tegal city reached
23,106,269 kg for a year. Tegalsari Grade c Fishery Port facilities consist of basic facility, functional and
supporting facilities generally in good condition. Rate of water ways utilization at 70%, 52.8% of the pool area,
82.5% of deep basin, wharf at 90.6%, 62.69% of the auction office, parking area by 44.33% and twice of total
area for existing facilities is area of ports fisheries in PPP Tegalsari. Increasing products strategy should be
doing with optimization of port facilities that are useful for increasing fish production, improve the type and
production value of fishing effort to increase production, maintenance and development of Fishery Port facilities
and increasing the number of environmentally fishing gear for economically performance.

Keywords : strategies; SWOT; utilization rate; Tegalsari Grade c Fishery Port

*) Penulis Penanggung Jawab 56


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan, Indonesia perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat
memiliki sekitar 17.502 buah pulau, dan atau sentral kegiatan perikanan laut.
garis pantai sepanjang 81.000 Km dengan Pelabuhan Perikanan selain merupakan
Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 penghubung antara nelayan dengan
juta Km2, yang terdiri dari perairan pengguna-pengguna hasil tangkapan, baik
kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta pengguna langsung maupun tak langsung
Km2 serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif seperti: pedagang, pabrik pengolah, restoran
Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta Km2. dan lain-lain, juga merupakan tempat
Berdasarkan hasil pengkajian Badan Riset berinteraksinya berbagai kepentingan
Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan masyarakat pantai yang bertempat di sekitar
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pelabuhan Perikanan (Kusyanto, dkk. 2006).
(LIPI), potensi sumberdaya ikan laut Kota Tegal memiliki satu buah
Indonesia tersebut diperkirakan sebesar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan tiga
6,410 juta ton per tahun, yang terdiri dari buah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
perairan wilayah laut teritorial sekitar 4,625 Pelabuhan Perikanan Pantai tersebut adalah
juta ton per tahun dan perairan ZEEI sekitar PPP Tegalsari dan PPI itu sendiri antara lain
1,785 juta ton per tahun. Berkaitan dengan PPI Tegalsari, PPI Pelabuhan dan PPI
itu, prospek pengelolaan pemanfaatan Muarareja. Dari ke tiga PPI tersebut, PPI
sumberdaya perikanan Indonesia menjadi Tegalsari selalu menjadi tempat pendaratan
salah satu kegiatan ekonomi yang strategis ikan paling banyak dari setiap tahunnya. Hal
dinilai sangat cerah terutama untuk ini dapat dilihat dari hasil tangkapan ikan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat paling banyak dari tiap tahunnya dibanding
khususnya nelayan, penyediaan lapangan dengan PPI lain di Kota Tegal (Dinas
kerja, Penerimaan devisa melalui ekspor dan Kelautan dan Perikanan Kota. Tegal, 2009).
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Akan tetapi peningkatan produksi hasil
secara berkesinambungan dan berkelanjutan tangkapan ikan harus dibarengi dengan
(Hutabarat, 2010). tingkat pemanfaatan fasilitas yang ada, guna
Perikanan laut Jawa Tengah memiliki meningkatkan produksi dalam optimalisasi
potensi perikanan tangkap sebesar 236.235 kegiatan perikanan tangkap di Kota Tegal.
ton/tahun. Sebagian besar merupakan Peningkatan produksi dari sumber
perikanan tradisional dan sebagian daya perikanan pada akhirnya akan
perikanan industri kecil. Perikanan rakyat bermuara pada kesejahteraan nelayan perlu
sampai sekarang masih bersifat tradisional, adanya peningkatan fasilitas pokok,
sehingga usaha untuk meratakan fungsional dan penunjang, serta
pembangunan perlu mengikutsetakan pengembangan faktor-faktor lain yang dapat
masyarakat nelayan sebagai usaha mendukung peningkatan kinerja pelabuhan
meningkatkan produksi perikanan (Dinas seperti peningkatan kualitas SDM dan
Kelautan dan Perikanan Kota Tegal, 2009). pemeliharaan sumberdaya ikan itu sendiri.
Perairan laut Tegal memiliki potensi Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
lestari sebesar 35.838 ton/tahun. dilakukan penelitian tentang tingkat
Penangkapan ikan di laut dilakukan nelayan pemanfaatan fasilitas dasar dan fungsional
secara singkat (one day fishing) dimana untuk peningkatan produksi di Pelabuhan
jangkauannya masih di sekitar pantai Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal.
(inshore fishing) utara Kota Tegal dan Menurut Suherman (2010),
menghasilkan cukup banyak ikan, baik keberhasilan pengembangan, pembangunan
untuk kebutuhan lokal dalam bentuk ikan dan pengelolaan pelabuhan perikanan atau
segar maupun dikirim ke pasar-pasar sekitar, pengkalan pendaratan ikan serta optimalisasi
dalam bentuk pindang atau asin (BAPPEDA dalam operasionalnya merupakan salah satu
Tegal, 2011). tolak ukur keberhasilan dari pembangunan
Pelabuhan Perikanan memiliki perikanan tangkap. Hal ini dapat dilihat
peranan strategis dalam pengembangan secara nyata bahwa pembangunan pelabuhan

*) Penulis Penanggung Jawab 57


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

perikanan / pangkalan pendaratan ikan telah dengan rancangan penelitian. Peneliti akan
menimbulkan dampak pengganda bagi berusaha agar dalam sampel itu terdapat
pertumbuhan sektor ekonomi lainnya. wakil-wakil dari populasi. Dengan demikian
Tujuan dari dilakukannya penelitian maka diusahakan agar sampel tersebut
ini adalah : memiliki representatif.
1. Mengetahui kondisi fasilitas dasar dan Dalam penelitian ini pengambilan
fungsional yang ada di Pelabuhan sampel yang digunakan adalah orang
Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal. orang yang ada hubungan dan berperan
2. Menganalisis tingkat pemanfaatan penting dalam tingkat fasilitas dasar dan
fasilitas dasar dan fungsional yang ada fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai
di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Tegalsari Kota Tegal antara lain sebagai
Kota Tegal; dan berikut:
3. Menentukan strategi peningkatan a) Kepala DKP Kota Tegal;
pemanfaatan fasilitas dasar dan b) Pegawai DKP Kota Tegal;
fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai c) Kepala PPP Tegalsari;
Tegalsari Kota Tegal. d) Ketua KUD Karya Mina;
e) Kepala Kesyahbandaran;
METODE PENELITIAN f) Kepala TPI Tegalsari Kota Tegal;
g) Pemilik kapal; dan
Metode yang digunakan dalam
h) Nahkoda.
penelitian ini adalah metode deskriptif
Analisis data yang digunakan dalam
survey yang bersifat studi kasus. Metode
penelitian ini adalah:
deskriptif survey merupakan metode dengan
a) Analisis tingkat pemanfaatan
mengumpulkan data sebanyak-banyakya
Untuk mengetahui tingkat
mengenai faktor yang mendukung penelitian
pemanfaatan fasilitas di PPP Tegalsari
dalam hal ini adalah aspek-aspek
digunakan analisis tingkat pemanfaatan
penangkapan, kemudian menganalisis faktor
fasilitas. Menurut Lubis (2000), bahwa ada
tersebut untuk dicari peranannya terhadap
beberapa batasan untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan fasilitas dasar dan
pemanfaatan fasilitas fisik sebagai berikut:
fungsional dari Pelabuhan perikanan pantai
Untuk mengetahui optimalisasi
tegalsari (Arikunto, 1996).
pemanfaatan fasilitas yang ada digunakan
Kemudian dijelaskan lagi oleh
analisis persentasi pemanfaatan. Menurut
Surakhmad (1982), metode deskripfif survei
Soedjono (1985), bahwa batasan untuk
adalah metode penelitian yang memusatkan
mengetahui pemanafaatan fisik sebagai
diri pada pemecahan masalah yang ada pada
berikut :
masa sekarang, pada masalah-masalah yang
Tingkat = Penggunaan Fasilitas x 100%
aktual dengan cara mengumpulkan data,
pemanfaatan Kapasitas Fasilitas
kemudian disusun, diklarifikasikan,
dianalisa dan diinterpretasikan. Jika dari perhitungan didapatkan :
Untuk mendukung metode deskriptif Prosentase pemanfaatan > 100%,
survei ini dilakukan pengumpulan data-data tingkat pendayagunaan fasilitas
yang dibutuhkan melalui observasi melampaui kondisi optimal
langsung, wawancara, dokumentasi dan Prosentase pemanfaatan = 100%,
studi pustaka. tingkat pendayagunaan fasilitas
Metode pengambilan sampel yang mencapai kondisi optinal
digunakan adalah purposive sampling. Prosentase pemanfaatan < 100%,
Menurut Amirin (2011), metode purposive tingkat pendayagunaan fasilitas belum
sampling adalah metode sampling yang mencapai optimal.
dilakukan dengan mengambil orang-orang Pada fasilitas yang kapasitasnya tidak tentu,
yang terpilih betul oleh peneliti menurut maka besarnya pemanfaatan
ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel dipertimbangkan secara subjektif.
itu. Sampel yang purposive adalah sampel Tingkat pemanfaatan dan kapasitas
yang dipilih dengan cermat sehingga relevan yang dimiliki oleh tiap fasilitas pelabuhan

*) Penulis Penanggung Jawab 58


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

dapat diketahui dengan menggunakan d. Lahan pelabuhan perikanan


metode-metode sebagai berikut: Lahan pelabuhan perikanan yang
a. Alur pelayaran dibutuhkan adalah 2 4 kali luas
Menurut Direktorat Jenderal keseluruhan dari fasilitas yang ada. Hasil
Perikanan (1981), kedalaman alur perhitungan selanjutnya dibandingkan
pelayaran dengan dua kapal dapat dengan kapasitasnya sehingga didapatkan
ditentukan dengan rumus: sarana perlu diperluas atau tidak.
D=d+S+c
Dimana : b) Analisis SWOT
D = Kedalaman air saat LWS (m) Menurut Rangkuti (2006), langkah-
d = Draft kapal terbesar (m) langkah pembuatan matriks internal
S= Squat atau gerak vertikal kapal karena eksternal adalah sebagai berikut:
gelombang (m) a. Membuat daftar critical success factors
c = Clearance atau ruang bebas antara (faktor-faktor utama yang mempunyai
lunas kapal dengan dasar perairan (m) dampak penting pada kesuksesan atau
kegagalan usaha) untuk aspek eksternal
b. Panjang dermaga yang mencakup peluang (opportunities)
Menurut Direktorat Jenderal dan ancaman (threats) serta aspek
Perikanan (1981), panjang dermaga yang internal yang mencakup kekuatan
ada di PPP Tegalgsari dapat dihitung (strengths) dan kelemahan
dengan rumus sebagai berikut: (weaknesses).
b. Menentukan bobot (weight) dari critical
(l + s) n x a x h success factors mulai dari 1,00 (sangat
L=
uxt penting) sampai dengan 0,00 (tidak
Dimana: penting).
L = Panjang dermaga (m) c. Menentukan rating setiap critical
l = Panjang kapal rata-rata (m) succes factors antara 1 sampai 4,
s = Jarak antar kapal (m) dimana:
t = Lama fishing trip rata-rata (jam) 1 = sangat lemah 3 = cukup kuat
n = Jumlah kapal yang memakai dermaga 2 = tidak begitu lemah4 = sangat kuat
rata-rata perhari (unit) d. Mengalikan bobot dengan rating dari
a = Berat rata-rata kapal (ton) masing-masing faktor-faktor untuk
h = Lama kapal di dermaga (jam) menentukan nilai skornya.
u = Produksi ikan per hari (ton) e. Menjumlahkan total skor pembobotan
c. Luas gedung pelelangan untuk masing-masing faktor internal
Menurut Murdiyanto (2004), luas dan eksternal. Untuk memperoleh
gedung pelelangan dapat dihitung dengan strategi yang tepat maka nilai tersebut
rumus : diletakkan pada kuadran sesuai
kemudian dibuat matriks SWOT yang
NxP akan menjelaskan alternatif strategi
G=
rxA yang dapat dilakukan.
Dimana :
G = Luas gedung pelelangan (m2) HASIL DAN PEMBAHASAN
N = Jumlah produksi rata-rata perhari Kota Tegal berada di jalur Pantai
(ton) Utara terletak antara 109o08-109o10 BT
P = Faktor daya tampung ruang dan 06o50-06o53 LS. Kota Tegal
terhadap produksi (ton) merupakan bagian dari provinsi Jawa
r = Frekuensi pelelangan per hari Tengah yang mempunyai luas wilayah 38,85
A = Rasio antara lelang dengan gedung km2 dengan panjang pantai 7,5 km dan
lelang memiliki 4 Kecamatan yaitu : Kecamatan
Tegal Barat, Kecamatan Tegal Timur,
Kecamatan Tegal Selatan, dan Kecamatan

*) Penulis Penanggung Jawab 59


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Margadana. Nelayan Kota Tegal sebagian e. pengumpulan data tangkapan dan hasil
besar bermukim di Kelurahan Tegalsari dan perikanan;
Muarareja Kecamatan Tegal Barat. Batas f. tempat pelaksanaan penyuluhan dan
administrasi wilayah Kota Tegal adalah pengembangan masyarakat nelayan;
sebagai berikut : g. pelaksanaan kegiatan operasional kapal
- Sebelah Utara : Laut Jawa perikanan;
- Sebelah Selatan : Kabupaten Tegal h. tempat pelaksanaan pengawasan dan
- Sebelah Timur : Kabupaten Tegal pengendalian sumber daya ikan;
- Sebelah Barat : Kabupaten Brebes i. pelaksanaan kesyahbandaran;
Kegiatan perikanan tangkap di Kota j. tempat pelaksanaan fungsi karantina
Tegal terbagi menjadi dua daerah, yaitu : ikan;
Tegalsari dan Muarareja, dimana dari kedua k. publikasi hasil pelayanan sandar dan
daerah ini terdapat tiga buah TPI. Di labuh kapal perikanan dan kapal
Tegalsari terdapat dua buah TPI, yaitu TPI pengawas kapal perikanan;
pelabuhan dan TPI tegalsari, sedangkan TPI l. tempat publikasi hasil riset kelautan dan
yang satu lagi terdapat di Muarareja. Ketiga perikanan;
TPI inilah yang menjadi sentra usaha m. pemantauan wilayah pesisir dan wisata
perikanan tangkap yang memberikan andil bahari; dan/atau
besar bagi kemajuan usaha perikanan di n. pengendalian lingkungan.
Kota Tegal (Laporan Tahunan PPP
Tegalsari, 2011). Aktivitas Perikanan Tangkap
Produksi perikanan Kota Tegal
Tugas pokok dan fungsi Pelabuhan
Sumberdaya ikan yang tertangkap di
Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari
perairan Tegal terdiri dari ikan pelagis dan
a. Tugas pokok PPP Tegalsari demersal. Hasil produksi ikan yang
Tugas pokok PPP Tegalsari yakni didaratkan di Kabupaten Pemalang selama
melaksanakan sebagian kegiatan teknis sepuluh tahun terakhir (2007-2011) tertinggi
operasional dan atau kegiatan teknis terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar
penunjang Dinas Kelautan dan Perikanan 29.416.013 kg. Sedangkan hasil produksi
Provinsi Jawa Tengah di bidang pengelolaan ikan terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu
pelabuhan perikanan pantai serta sebesar 19.538.491 kg.
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya Tingkat pemanfaatan diperairan Kota
ikan dan lingkungannya. Tegal sudah mengalami overfishing. Hal ini
Sesuai dengan tugas pokok dan ditujukan dengan adanya upaya
fungsinya, PPP Tegalsari sebagai penangkapan secara terus menerus dengan
pemerintahan dan pengusahaan guna jumlah armada yang berlebih, sehingga
mendukung kegiatan yang berhubungan kelimpahan ikan di perairan Tegal menipis.
dengan pengelolaan dan pemanfaatan Oleh karena itu perlu adanya restocking.
sumber daya ikan dan lingkungannya mulai
dari usaha penangkapan, pra produksi, pasca Produksi perikanan PPP Tegalsari
produksi, pengolahan sampai dengan usaha
Volume dan nilai raman produksi
ikutan.
perikanan di PPP Tegalsari selama 5 tahun
b. Fungsi PPP Tegalsari
terakhir (2007 2011) yaitu pada tahun
Menurut UU No. 45 Tahun 2009
2007 sebesar 10.512.099 kg dengan raman
fungsi pelabuhan perikanan pantai adalah
Rp 38.463.046.825. Kemudian mengalami
sebagai berikut:
peningkatan tahun 2008 sebesar 12.127.188
a. pelayanan tambat dan labuh kapal
kg dengan raman Rp 47.742.313.500, tahun
perikanan;
2009 sebesar 12.001.633 kg dengan raman
b. pelayanan bongkar muat;
Rp 48.617.326.975, tahun 2010 sebesar
c. pelayanan pembinaan mutu dan
36.451.812 kg dengan raman Rp
pengolahan hasil perikanan;
208.950.673.224, tahun 2011 sebesar
d. pemasaran dan distribusi ikan;

*) Penulis Penanggung Jawab 60


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

44.438.615 kg dengan raman Rp Tegalsari memanfaatkan perairan laut


264.819.374.925. yang berbatasan langsung dengan kolam
Penurunan produksi tersebut pelabuhan dengan alur mencapai
disebabkan karena jumlah kunjungan kapal 6.000m2. Draft kapal terbesar (d) : 3,06
perikanan yang mendaratkan hasil m
tangkapannya di PPP Tegalsari mengalami 4. Kolam pelabuhan seluas 190.000m2
penurunan karena berpindah pada pp yang terdiri dari kolam labuh seluas
lain. Selain itu, kondisi cuaca kurang 164.000m2 dan kolam perbekalan seluas
mendukung menyebabkan banyak kapal 26.000m2 dengan kedalaman 4m.
perikanan tidak melaut. 5. Break water dibangun dengan tujuan
untuk mengurangi terjadinya
Kunjungan kapal pendangkalan pada kolam pelabuhan dan
juga untuk mengurangi ketinggian
Kunjungan kapal perikanan di PPP
gelombang yang masuk ke pelabuhan.
Tegalsari tahun 2011 mengalami naik turun.
Break water yang ada di PPP Tegalsari
Kunjungan kapal paling rendah terdapat
terdiri dari dua bangunan yaitu bagian
pada oktober yaitu sebesar 1.148 trip,
barat dermaga dengan panjang 650m2
sedangkan mei kunjungan kapal di PPP
dan bagian utara dengan panjang 700m2.
Tegalsari mengalami peningkatan sebesar
6. Fasilitas navigasi pelayaran dan
2.115 trip. Banyak sedikitnya jumlah kapal
komunikasi lampu rambu suar berada dua
perikanan yang mendarat di PPP Tegalsari
unit berada dipintu masuk kolam
ini dipengaruhi oleh cuaca dan musim.
dermaga, sedangkan suat penuntun ada
Selain itu, kecenderungan jumlah kunjungan
satu unit lampu ini berfungsi untuk
kapal yang menurun dikarenakan adanya
memandu kapal yang akan masuk ke
perpindahan pendaratan dari TPI Tegalsari
kolam pelabuhan.
ke TPI lainnya. Perpindahan ini diakibatkan
pendangkalan dikolam pelabuhan, sehingga
b. Fasilitas fungsional
kapal yang berukuran besar tidak dapat
Fasilitas fungsional yang berfungsi
masuk.
untuk meningkatkan nilai guna dari fasilitas
dasar. Fasilitas fungsional yang dimiliki PPP
Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Tegalsari meliputi :
Fasilitas-fasilitas yang ada di PPP 1. Kantor pelabuhan memiliki luas 748 m2
Tegalsari dikelompokkan menjadi tiga,yaitu: digunakan untuk keperluan administrasi
a. Fasilitas pokok pelabuhan. Kantor utama digunakan
Fasilitas pokok yang ada di PPP untuk keperluan kapala pelabuhan,
Tegalsari antara lain : kepala seksi, perpustakaan, gudang arsip
1. Lahan pelabuhan adalah areal tanah dan pusat informasi pelabuhan perikanan.
didarat yang digunakan untuk 2. Tempat pelelangan ikan (TPI) yang ada
kepentingan pelabuhan dan merupakan di PPP Tegalsari ada 2 unit dengan luas
milik pelabuhan yang bersangkutan. masing-masing TPI sebesar 648 m2 jadi
Lahan di PPP Tegalsari mempunyai luas memiliki total 1296 m2. Kondisi kedua
16,3 Ha. TPI dalam keadaan baik. TPI tersebut
2. Dermaga adalah struktur yang berfungsi dalam satu hari melakukan dua kali
untuk membongkar muatan, memuat pelelangan, yaitu pada pagi hari antara
perbekalan, dan berlabuh. Dermaga yang pukul 06.00 10.00 siang hari antara
dimiliki PPP Tegalsari terdiri dari dua pukul 12.00 15.00.
yaitu dermaga bongkar seluas 358 m dan 3. Kantor Syahbandar Perikanan dibangun
dermaga tambat labuh seluas 694 m, pada tahun 2004 dengan luas bangunan
dengan daya tampung sekitar 26 unit 100 m2. Operasional kesyahbandaran
kapal yang masuk. dilaksanakan oleh syahbandar di PPP
3. Alur pelayaran digunakan untuk alur Tegalsari yang tugasnya antara lain
keluar-masuk kapal-kapal ikan yang akan menerbitkan Surat Ijin Belayar dan
membongkar hasil tangkapan di TPI. PPP petugas pengawas perikanan Satker

*) Penulis Penanggung Jawab 61


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

PSDKP yang menerbitkan surat layak modal operasi di laut.


Operasional (SLO). 8. Pasar Ikan
4. Kantor Satuan Kerja Pengawas Perikanan Pasar ikan memiliki luas 756 m2
dibangun dengan luas bangunan 100 m2 digunakan untuk tempat penjualan ikan.
digunakan untuk aktivitas pengawasan Biasanya jenis-jenis ikan yang dijual
perikanan dan kelautan. adalah jenis ikan untuk konsumsi lokal.
5. Fasilitas suplai air bersih,listrik dan 10. Fasilitas lain terdiri sebagai berikut:
bahan bakar - Kios pedagang : 140 unit
- Reservoir : 300 m2 - Tmpt pengepakan ikan : 34 unit
- Sumur artetis : 2 unit - Gedung pabrik tepung ikan : 1 unit
- Jaringan air bersih : 2 unit - Ruko swadaya : 35 unit
- SPBN : 1 unit - Unit pengolah limbah (UPL) : 1 unit
- Catu daya listrik : 53 KVA - Fillet ikan : 1 unit
- Gardu induk listrik dan travo: 1 unit 1. Analisis Tingkat Pemanfaatan
- Jalan dan saluran : 2500 m a. Kedalaman alur pelayaran
- Gorong-gorong : 170,80 m Kedalaman alur pelayaran di PPP
6. Armada Kebersihan di PPP Tegalsari Tegalsari adalah 6,2 m sedangkan menurut
dilengkapi dengan motor pengangkut perhitungan berdasarkan data yang diperoleh
sampah 1 unit, mesin pemotong rumput 3 di lapangan adalah 4,34 m sehingga dapat
unit, tong sampah 20 buah dan grobag diketahui bahwa tingkat pemanfaatan dari
sampah 2 unit alur pelayaran di PPP Tegalsari adalah 70
7. Lahan parkir kendaraan yang tersedia di %.
PPP Tegalsari seluas 2115 m2. b. Luas Kolam Pelabuhan
PPP tegalsari memiliki luas kolam
c. Fasilitas penunjang seluas 26.000 m2. Sedangkan menurut
Fasilitas penunjang merupakan perhitungan berdasarkan data yang diperoleh
fasilitas yang secara tidak langsung di lapangan, luas kolam pelabuhan yang
mendukung dan mempertinggi peranan telah digunakan adalah 7.496 m2 = 0,75 Ha.
pelabuhan perikanan. Fasilitas penunjang Jadi, tingkat pemanfaatan dari kolam
yang terdapat di PPP Tegalsari antara lain : pelabuhan adalah sebesar 52,8 %.
1. Pos Pelayanan Terpadu dengan luas c. Kedalaman kolam pelabuhan
bangunan 100m2 ditempati petugas Kedalaman kolam pelabuhan adalah 4
Pelabuhan, TNI AL dan Polisi Air. m. Sedangkan penggunaan kedalaman
2. Pos Portal sebanyak 1 unit dibangun di kolam pelabuhan oleh kapal-kapal perikanan
depan pintu masuk berfungsi untuk yang masuk ke PPP Tegalsari adalah 3,3 m.
penarikan retribusi pelabuhan serta Sehingga tingkat pemanfaatannya adalah
keamanan pelabuhan. 82,5 %.
3. Mess Operator dan Mushola Fasilitas d. Dermaga
penunjang berupa mess operator seluas Dermaga PPP Tegalsari memiliki
150 m2 dan mushola nelayan seluas 60 panjang 1.052 m. Berdasar perhitungan
m. dengan data yang telah diperoleh dari
4. Bangunan Serbaguna seluas 180 m2 lapangan panjang dermaga yang telah
secara aktif digunakan untuk tempat digunakan di PPP Tegalsari adalah 953,02
petemuan dengan nelayan dan m. Nilai tersebut dapat menyimpulkan
penyuluhan perikanan. bahwa tingkat pemanfaatan dermaga PPP
5. Toilet umum sebanyak 4 unit Tegalsari adalah 90,6 %.
6. Balai Pelatihan Nelayan seluas 418 m2 e. Gedung pelelangan
yang dikelola oleh SUPM Tegal. Gedung Pelelangan yang dimiliki oleh
7. KUD Karya Mina salah satu komoditas PPP Tegalsari memiliki luas 1296 m. Luas
nelayan untuk mendekatkan lembaga gedung pelelangan yang telah digunakan
keuangan ke komoditas nelayan sehingga adalah 812,5m. Hal ini berarti tingkat
nelayan pada saat paceklik dapat penggunaan gedung pelelangan PPP
memanfaatkan KUD untuk meminjam Tegalsari adalah 62,69 %.

*) Penulis Penanggung Jawab 62


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

f. Area tempat parkir W3 : Masih terdapat alat tangkap yang


Luas area parkir yang dimiliki oleh kurang ramah lingkungan
PPP Tegalsari adalah 2115 m. Berdasarkan W4 : Kolam pelabuhan terjadi
hasil perhitungan luas area parkir yang pendangkalan.
digunakan adalah 937,5 m. Sehingga dapat
diketahui bahwa tingkat pemanfaatan dari b. Analisis faktor eksternal
area parkir PPP Tegalsari adalah 44,33 %. Analisis ini digunakan bertujuan untuk
g. Lahan Pelabuhan perikanan menentukan peluang dan ancaman di PPP
Lahan pelabuhan yang dibutuhkan Tegalsari.
adalah 2 - 4 kali dari luas keseluruhan 1. Peluang (opportunity)
fasilitas yang ada. Luas total dari seluruh O1 : Terdapat regulasi yang mendukung
fasilitas yang ada di PPP Tegalsari adalah peningkatan PAD.
13,3 Ha, sedangkan luas lahan yang dimiliki O2 : Pangsa pasar perikanan yang
oleh PPP Tegalsari adalah 16,3 Ha. potensial.
Sehingga dapat diketahui bahwa lahan yang O3 : Harga ikan stabil cenderung naik.
dimiliki oleh PPP Tegalsari adalah 1,3 kali O4 : Meningkatnya jumlah permintaan
dari luas keseluruhan fasilitas yang ada. ikan ditandai dengan meningkatnya
jumlah nelayan, armada, ikan.
2. Analisis SWOT 2. Ancaman (threat)
Analisis SWOT digunakan untuk T1 : fishing ground semakin jauh.
mencari alternatif strategi dalam upaya T2 : Sumberdaya ikan telah mengalami
pengembangan PPP Tegalsari, yaitu dengan overfishing.
cara mengidentifikasi faktor-faktor yang T3 : Kurangnya kemampuan nelayan
mempengaruhi perkembangan pelabuhan, dalam penanganan hasil perikanan
baik faktor internal maupun faktor eksternal. dari pendaratan pelelangan hingga
Setelah itu mencari strategi dengan cara distribusi.
membandingkan antara faktor eksternal dan
faktor internal tersebut kedalam matriks Analisa matrik SWOT
SWOT.
Analisi matrik SWOT didapat dengan
Identifikasi faktor
cara menentukan faktor internal (kekuatan
a. Analisis faktor internal
dan kelemahan) dan faktor eksternal
Analisis ini digunakan bertujuan
(peluang dan ancaman). Kemudian
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan
mengembangkan alternatif strategi ST
di PPP Tegalsari.
(strengths - threats), SO (strengths -
1. Kekuatan (strength)
opportunities), WT (weaknesses - threats),
S1 : Mepunyai fasilitas pokok,
dan WO (weaknesses - opportunities).
fungsional dan pendukung yang
Nilai alternatif strategi diukur dengan
telah dioperasikan dengan baik.
mengkalikan nilai bobot CSF dan rating dari
S2 : PPP Tegalsari terletak dilokasi yang
alternatif strategi. Nilai rating berkisar 1 5,
strategis.
dimana semakin sesuai alternatif strategi
S3 : SDM sudah berpengalaman
dengan CSF, maka nilainya semakin tinggi.
dibidang perikanan.
Menjumlahkan total skor setiap alternatif
S4 : Pelayanan perijinan surat yang
strategi untuk menentukan prioritas strategi
mudah.
terpilih (dapat dilihat pada lampiran 2, 3
S5 : Akses ke PPP Tegalsari secara
dan4).
geografis cukup baik.
2. Kelemahan (weakness)
Penentuan "Grand Strategi"
W1 : Fasilitas pokok, fungsional &
penunjang yang kurang terawat. Penentuan "grand strategi" bertujuan
W2 : Kualitas pendidikan SDM masih untuk memilih salah satu dari empat strategi
rendah sebagian besar tidak lulus yang telah diperoleh dari analisis matriks
SD, lulusan SD dan SMP. SWOT.

*) Penulis Penanggung Jawab 63


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Pemilihan strategi ini dilakukan Penunjang Pelabuhan Perikanan (S1,


dengan cara memasukkan strategi yang telah S2, S4, S5 O1, O2, O3 dan O4); Dan
didapat kedalam matrik grand strategy dan 4. Penambahan jumlah alat tangkap yang
menentukan letak strategi pilihan ramah lingkungan yang sesuai dengan
berdasarkan hasil skoring yang telah target penangkapan ikan ekonomis
dilakukan sebelumnya, yaitu dengan cara penting (S3, S4, S5, O2, O3 dan O4)
menempatkan total skor pada faktor
internal dan eksternal matriks. Dari Kesimpulan
skoring yang telah dilakukan maka dapat
Berdasarkan hasil penelitian tingkat
diketahui faktor total nilai skor untuk
pemanfaatan fasilitas dasar dan fungsional
faktor internal 3,53 sedangkan untuk
dalam strategi peningkatan produksi di
faktor eksternal didapatkan 3,21, untuk
Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota
selanjutnya ditempatkan pada matriks
Tegal Jawa Tengah diperoleh kesimpulan
"grand strategi" sehingga posisi dari
yaitu:
strategi pilihannya adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai
Peluang Tegalsari terdiri dari fasilitas dasar,
fasilitas fungsional dan penunjang yang
K 5 secara umum dalam kondisi cukup baik.
4 3.53; 3.21 K
e 2. Tingkat pemanfaatan fasilitas dasar dan
3 e
] fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai
2 k
e Tegalsari Kota Tegal antara lain sebagai
1 u
m berikut :
0 a
a -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 a. Tingkat pemanfaatan alur
-1 t
h Pelayaran sebesar 70 %;
-2 a
a -3 b. Tingkat pemanfaatan luas kolam
n
n -4 sebesar 28,83 %;
-5 c. Tingkat pemanfaatan kedalaman
kolam pelabuhan sebesar 82,5 %;
Ancaman d. Tingkat pemanfaatan dermaga
sebesar 68,66 %;
Dari matrik tersebut dapat diketahui
e. Tingkat pemanfaatan gedung
bahwa srategi yang di pilih adalah strategi
pelelangan sebesar 72,94%;
pada kuadran I atau strategi SO. Sehingga
f. Tingkat pemanfaatan lahan parkir
sesuai hasil analisis SWOT yang dilakukan
sebesar 44,33%; dan
dengan mengacu pada data-data yang
g. Tingkat pemanfaatan lahan
diperoleh dari lapangan, strategi yang dipilih
pelabuhan perikanan di PPP
dalam usaha peningkatan operasional PPP
Tegalsari diketahui bahwa lahan
Tegalsari adalah strategi SO.
yang dimiliki oleh PPP Tegalsari
Strategi yang menjadi prioritas
adalah 2 kali dari luas keseluruhan
utama dalam upaya tingkat pemanfaatan
fasilitas yang ada.
fasilitas dasar dan penunjang untuk
3. Strategi peningkatan kapasitas
peningkatan produksi di PPP Tegalsari
Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari
adalah sebagai berikut :
adalah prioritas strategi sebagai berikut :
1. Optimalisasi fasilitas pelabuhan yang
a. Optimalisasi fasilitas pelabuhan
berguna dalam peningkatan produksi
yang berguna dalam peningkatan
perikanan (S1, S2, S4, S5, O1, O2, O3
produksi perikanan;
dan O4);
b. Meningkatkan hasil, jenis dan nilai
2. Meningkatkan hasil, jenis dan nilai
produksi usaha penangkapan ikan
produksi usaha penangkapan ikan
untuk peningkatan produksi;
untuk peningkatan produksi (S2 ,S3,
c. Pemeliharaan dan pengembangan
O1, O2, O3 dan O4);
fasilitas Pokok, Fungsional dan
3. Pemeliharaan dan pengembangan
fasilitas Pokok, Fungsional dan

*) Penulis Penanggung Jawab 64


Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hlm 56-65
Online di : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt

Penunjang Pelabuhan Perikanan; Perikanan Di Jawa Tengah. Makalah


dan dibawakan pada Pelatihan
d. Penambahan jumlah alat tangkap Operasional Pelabuhan Perikanan
yang ramah lingkungan yang sesuai Pantai Dinas Kelautan dan Perikanan
dengan target penangkapan ikan Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 21
ekonomis penting. 22 Juni 2010.

Saran Kusyanto D, Sondita MFA, Monintja DR,


Haluan J, Soepanto. 2006. Kebijakan
Berdasarkan atas penelitian yang telah
dan pelayanan pelabuhan perikanan
dilakukan, saran yang dapat diberikan
samudera terhadap daya saing industri
adalah:
perikanan pada perdagangan global di
1. Dalam usaha peningkatan pendapatan
Pelabuhan Perikanan Samudera
PPP Tegalsari selain memperhitungkan
Jakarta. Jurnal Penelitian Perikanan.
faktor teknis, hendaknya stake holder
Volume 9 No. 1: 112116.
juga memberikan sosialisasi yang
efektif sehingga para pengguna jasa
Lubis, Ernani. 2000. Pengantar Pelabuhan
pelabuhan (nelayan) akan lebih mudah
Perikanan. IPB, Bogor.
dalam beradaptasi terhadap perubahan
pelabuhan tersebut.
Murdiyanto, Bambang. 2004. Pelabuhan
2. Keberadaan PPP Tegalsari pada
Perikanan. ED 2,. Fakultas Perikanan
prinsipnya untuk meningkatkan taraf
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
hidup masyarakat pantai, maka perlu
Bogor, Bogor. 138 hlm.
pemberdayaan masyarakat agar lebih
berpartisipasi dalam peningkatan
Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari. 2011.
pendapatan PPP Tegalsari.
Laporan Tahunan. PPP, Kota Tegal.
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT
Amirin, Tatang M. 2011. Populasi dan Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Sampel Penelitian 3: Pengambilan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
sampel dari populasi tak terhingga 188 hlm.
dan tak jelas.
tatangmanguny.wordpress.com. Soedjono, Kramadibrata. 1985. Perencanaan
Pelabuhan. Ganesha Exacta. Bandung,
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian 480 hlm.
Suatu Pendekatan Praktis, Edisi
Praktis. Rineka Cipta. Jakarta. 149 Suherman, Agus. 2010. Alternatif Strategi
hlm. Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong, Lamongan Jawa
Bappeda Tegal. 2011. Potensi Perikanan Timur. Jurnal Saintek Perikanan.
Laut Tegal. Volume 5 No. 2: 6572.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tegal. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar
2009. Produksi per Jenis Ikan per TPI. penelitian ilmiah : dasar, metode dan
Laporan Kepala dinas Perikanan Kota teknik. Tarsito. Bandung. 193 hlm.
Daerah TK II Tegal.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Direktoral Jenderal Perikanan. 1981. 45 Tahun 2009. tentang perubahan
Pembinaan Pelabuhan Perikanan. Undang- Undang No.31 Tahun 2004
Departemen Pertanian, Jakarta. Tentang Perikanan. Jakarta.

Hutabarat, Johannes, Abdul Rosyid. 2010.


Prospek Pengembangan Pelabuhan

*) Penulis Penanggung Jawab 65

You might also like