You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perihal mengenai Aqidah ataupun Tauhid tak akan lepas dari Arkanul
Iman (Rukun Iman).Secara bahasa Aqidah diartikan dengan : Simpulan,ikatan
dan sangkutan.Secara teknis diartikan dengan : Iman,kepercayaan dan
keyakinan. Adapun pandangan Ulama Islam menetapkan : Aqidah adalah
kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil.
Iman atau percaya kepada Tuhan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk
yang diciptakan,karena ia tak mampu hadir tanpa ada yang menghadirkan.
Petunjuk akal telah menyatakan kewujudan Allah,karena seluruh makhluk
yang ada ini,termasuk yang sudah berlalu maupun yang akan datang
kemudian,sudah tentu ada pencipta yang menciptakannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Iman Kepada Allah Dan Sifatnya?
2. Apa yang dimaksud Kalimat Thayyibah?
3. Bagaimana Ayat-Ayat Kauniyah?
4. Apa Malaikat Dan Makhluk-lainnya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Iman Kepada Allah Dan Sifatnya.
2. Untuk Mengetahui Kalimat Thayyibah.
3. Untuk Mengetahui Ayat-Ayat Kauniyah.
4. Untuk Mengetahui Malaikat Dan Makhluk-lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Iman Kepada Allah Dan Sifatnya


1. Pengertian Iman Kepada Allah
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut
ilmu tauhid, iman yaitu membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan
lisan, dan mengamalkan dengan tindakan. Jadi ada tiga unsur orang dapat
dikatakan beriman kepada Allah swt., meliputi: hati, lisan, dan anggota
badan. Membenarkan dengan hati bahwa Allah itu ada dengan segala sifat
keagungan-Nya. Lisan kita mengucapkan atau mengikrarkan adanya Allah
swt., sedangkan badan kita mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jadi, seseorang dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman),
apabila sudah memenuhi ketiga unsur di atas. Jika seseorang mengaku
beriman kepada Allah swt. sebatas pada hati dan ucapannya saja, tetapi
perilakunya belum menggambarkan sebagai seorang yang memiliki iman,
maka orang tersebut belum bisa dikategorikan sebagai mukmin. lni karena
ketiga unsur di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan.
2. Mengimani Sifat-sifat Allah
a. Wujud
Wujud berarti ada, sifat mustahilnya adam berarti tidak ada.
Adanya Allah swt., bukan karena ada yang mengadakan atau
menciptakan-Nya, tetapi Dia itu ada dengan Zat-Nya sendiri. Allah
swt. memiliki wujud, namun kemampuan kita tidak memadai untuk
memikirkan keberadaaan Zat-Nya.
b. Qidam
Qidam artinya dahulu, sifat mustahilnya hudus artinya baru. Allah
swt. telah ada terlebih dahulu sebelum segala sesuatu ada. Allah swt.
tidak diciptakan, tetapi sebaliknya Allah yang menciptakan segala

2
sesuatu. Sebagai Sang Pencipta (Khalik) sudah pasti keberadaan-Nya
lebih dahulu daripada ciptaan-Nya.
c. Baqa'
Baqa' artinya kekal,sifat mustahilnya fana' artinya:rusak atau
binasa. Segala sesuatu yang adipasti ada akhirnya. SeS6 atu yang
hancur itu adalah makhluk, hanya Allah yang tetap kekal.
d. Mukhalafatu lilhawadisi
Mukhalafatu Jilhawadisi artinya berbeda dengan makhluk-
NyaLsifat mustahilnya MurnaiSalatu lilhavvadisi artinya sama dengan
makhluk-Nya. Allah swt. sebagai SingPencipta tidak mungkin sama
dengan ciptaan-Nya, sehingga kita tidak akan bisa menggambarkan
wujud Zat-Nya. Hakikat keadaan Allah lebih sempurna dari apa yang
dapat kita bayangkan.
e. Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri, sifat mustahilnya
qiyamuhu bigairihi artinya bergantung pada yang lain. Adanya Allah
itu karena dengan Zat-Nya sendiri, Allah tidak bergantung pada
sesuatu dari luar diri-Nya.
f. Wandaniyah
Wandaniyah artinya Esa atau tunggal, sifat mustahilnya ta'adud
artinya berbilang atau lebih dari satu. Jika Allah lebih dari satu, maka
akan terjadi persaingan untuk sating mengungguli atau menjatuhkan
satu sama lain, sehingga kekuasaan-Nya menjadi tidak mutlak. Sebagai
muslim kita harus meyakini bahwa Allah itu Esa dalam zat, esa dalam
sifat, dan esa dalam perbuatan-Nya.
g. Qudrat
Qudrat artinya berkuasa, sifat mustahilnya 'ajzun artinya lemah.
Kekuasaan Allah mutlak dan tiada batas, Dia merencanakan,
menciptakan, dan mengelola ciptaan-Nya tanpa ada hambatan.

3
h. Iradah
Iradah artinya berkehendak, sifat mustahilnya karohah artinya
terpaksa. Dengan sifat iradah Allah berbuat apa saja sesuai kehendak-
Nya, tanpa ada paksaan pihak lain. Manusia hanya bisa merencanakan,
sedangkan keputusan mutlak di tangan Allah swt. Apa yang terjadi
pada diri kita di dunia ini semua tidak lepas dari iradat-Nya. Firman
Allah swt.
i. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui, sifat mustahilnya jahlun, artinya bodoh.
Segala sesuatu di jagat rays ini yang sederhana hingga ke hal-hal yang
sangat rumit, yang tampak maupun yang tersernbunyi, yang besar
maupun yang kecil, dan sebagainya, sudah dapat membawa kita
kepada suatu bukti bahwa Dia-lah Zat Yang Maha Berilmu, Maha
Mengetahui.
j. Hayat
Hayatartinya hidup, sifat mustahilnya mautun artinya mati. Allah
hidup berbeda dari hidup makhluk-Nya. Allah hidup tanpa ada yang
menghidupkan, makhluk lain hidup karena ada yang menghidupkan,
yaitu Allah swt. Allah hidup selama-lamanya, tidak mengalarni
kematian. Makhluk yang lain hidup, tetapipasti akan mengalami
kematian.
k. Sama'
Sama' artinya mendengar, sifat mustahilnya summun artinya tuli.
Allah mendengar dengan sempurna, tidak terbatas. Tidak ada yang
dapat bersembunyi dari pendengaran Allah. Bahkan Allah swt. juga
mendengar suara dalam hati kita meskipun kita belum mengucapkan
secara lisan.
l. Bashar
Basharartinya melihat, sifat nustahilnya `umyun artinya buts.
Penglihatan Allah bersifat mutlak. Artinya penglihatan Allah tidak
terbatas pada tempat maupun waktu. Allah melihat segala sesuatu yang

4
besar, yang kecil, yang nyata maupun yang gaib, tidak ada satu pun
peristiwa yang luput dari penglihatan-Nya.
m. Kalam
Kalam artinya berfirman/ berbicara, sifat mustahilnya bukmun
artinya bisu. Bukti bila Allah berfirman adalah adanya kitab suci yang
diturunkan kepada utusan-Nya/ rasul. Perkataan Allah meliputi
berbagai bahasa yang dipahami manusia maupun makhluk lainnya.

B. Kalimat Thayyibah
1. Pengertian Kalimat Thayyibah
Kalimat Thayyibah secara bahasa adalah perkataan yang baik.
Dalam Islam, Kalimat thayyibah adalah setiap ucapan yang mengandung
kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Kalimat thayyibah bagaikan pohon yang baik, yang akarnya kokoh
menghujam ke dalam bumi, dan cabangnya menjulang ke langit. Artinya,
bahwa kalimat yang baik adalah kalimat yang terpatri di dalam hati
sehingga membuat keyakinan dan keimanan menjadi lebih teguh dan
tentram. Ibnu Abbas dalam tafsirnya mengatakan bahwa pohon yang baik
adalah gambaran pribadi yang baik, muslim yang muchlis, yang
melahirkan maslahah dan selalu menjadi teladan di lingkungannya. Perlu
diketahui, ucapan yang baik, sangat dipengaruhi oleh pribadi dan
keimanan kita. Dalam hal ini, hati sangat mendominasi. Kalau hati kita
baik, maka yang keluar dari lisan kita, tindak tanduk kita adalah sesuatu
yang baik. Juga sebaliknya, kalau hati kita dipenuhi dengan hasad dan
kedengkian atau segala macam yang mengotori hati, maka yang keluar
adalah kata-kata dan tindak tanduk maksiat.
2. Macam-macam Kalimat Thayyibah
a. BASMALAH (
)
Kalimat Basmalah yang artinya: Dengan menyebut Nama Allah
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ini diucapkan setiap kali
kita akan mengawali suatu pekerjaan atau perbuatan. Dengan membaca

5
Basmalah dimaksudkan agar pekerjaan yang akan kita lakukan dapat
terlaksana dengan baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
)
b. TAAWUDZ(
Ta'awudz artinya memohon perlindungan. Kalimat taawudz
memiliki arti Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk dibaca ketika hendak membaca al-Quran sebelum
mengucapkan kalimat Basmallah. Kalimat Ta'awudz bertujuan untuk
meminta perlindungan kepada Allah SWT. dari godaan setan yang
terkutuk. Setan dan iblis adalah makhluk yang sangat dibenci Allah
SWT. Iblis dan setan adalah makhluk yang sesat dan menyesatkan. Ia
akan selalu mengganggu dan menyesatkan manusia dari jalan yang
benar. Oleh karena itu, kita harus meminta perlindungan dari Allah
SWT. agar kita selamat dari godaan setan yang terkutuk. memohon
perlindungan hanya kepada Allah SWT, jika memohon kepada selain
Allah seperti Jin dan Setan itu merupakan perbuatan syirik. Syirik
sangat dibenci Allah dan termasuk dosa yang sangat besar.
c. TAKBIR ()
Kalimat takbir yang artinya, Allah Maha Besar mengandung arti
ungkapan penetapan akan keagungan atau kebesaran Allah SWT. dan
tidak ada yang melebihi kebesaran-Nya. Kalimat ini diucapkan tatkala
kagum akan sesuatu dan untuk mengakui kekuasaan Allah SWT. yang
tanpa batas, tidak ada yang mampu mengalahkan-Nya. Merasa diri
kecil, tidak ada apa-apanya, tidak punya kuasa apapun dibandingkan
kebesaran Allah SWT.
d. TASBIH (
)
Kalimat Tasbih yang artinya, Maha Suci Allah dimaksudkan
untuk mengakui kesucian Allah SWT. dari segala hal yang tidak layak
bagi-Nya. Bacaan tasbih ini juga untuk mengakui bahwa Allah SWT.
suci dari segala kekurangan. Kalimat Tasbih juga sering kali diucapkan
ketika kita melihat sesuatu yang luar biasa yang Allah ciptakan.

6
e. TAHLIL ( )
Kalimat Tahlil yang artinya, Tiada Tuhan selain Allah
dimaksudkan untuk mengakui keesaan Allah SWT., sebagai penafian
terhadap ilah-ilah yang lain, dan penegasan bahwa hanya Allah SWT.
satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Sungguh, Allah SWT.
adalah Dzat yang sama sekali tidak membutuhkan siapa pun. Dia Maha
Kuasa. Tiada Tuhan selain Allah SWT.
f. TARJI/ ISTIRJA ()
Kalimat Tarji yang artinya, sesungguhnya kita milik Allah dan
sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya diucapkan ketika kita
mendapat musibah. Kalimat ini biasa diucapkan saat ada di antara
keluarga, teman, kerabat, tetangga, maupun orang lain meninggal
dunia, dapat juga diucapkan ketika kita terkena halangan atau
rintangan. Dengan mengucapkan kalimah tarji berarti kita telah
bersabar dan ikhlas dengan apa yang telah ditentukan Allah.
Rasulullah telah bersabda :Tidaklah seorang hamba terkena
musibah kemudian ia berdoa, sesungguhnya kita milik Allah dan
sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya, ya Allah berilah pahala

dalam musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya,

kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan Allah


memberi ganti yang lebih baik daripadanya. (H.R. Muslim No. 1526).
g. ISTIGHFAR ()
Kalimat istighfar yang artinya, Saya memohon ampun kepada
Allah Yang Maha Agung dimaksudkan sebagai ungkapan memohon
ampun kepada Allah SWT. Sungguh, setiap dari kita tidak ada yang
terlepas dari dosa sama sekali, baik dosa besar maupun kecil. Oleh
karena itu, hendaknya kita sering berdzikir kepada Allah Swt. dengan
bacaan istighfar.
Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna. Setelah Dia
menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah

7
bisa berbuat khilaf, sekaligus Dia menyediakan 'obat' bagi kekhilafan
tersebut. Bagi mereka yang pandai meminum obat ini, maka mereka
tak akan terserang penyakit hati yang lebih serius. Allah Maha
Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertaubat dan sadar
setelah berbuat kekhilafan. Umat Islam harus membasahkan bibir
mereka dengan Istighfar ini, sehingga noda-noda dosa yang sempat
menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menompok
menjadi noktah hitam yang tebal.
)
h. INSYA ALLAH (
Kalimat Insya Allah yang artinya, Jika Allah menghendaki
diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa
yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak
Allah SWT. adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa
yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada
janji yang dapat dipenuhi secara pasti oleh manusia, kecuali dengan
menambahkan kalimat, Insya Allah.
Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara
keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini
diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan
umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga
membuat banyak orang dapat memandang negatif kalimat ini. Sudah
menjadi tanggung jawab kita bersama, Kaum Muslimin, untuk
meluruskan pandangan ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita
buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk
melanggar, akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan
ditepati secara logika manusia, disertai tawakkal kepada Allah SWT.
i. HAUQALAH (
)
Kalimat Hauqalah adalah ucapan zikir yang merupakan pengakuan
terhadap kefanaan manusia dan kekuasaan Allah SWT. ini diucapkan
ketika seseorang mengambil keputusan (berazam). Kalimat Thayyibah
ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah

8
dipertimbangkan dengan sewajarnya dan keputusan diambil, kita
hendaklah bertawakkal kepada Allah SWT., yang dinyatakan dalam
sikap menerima resiko apapun yang akan terjadi nanti akibat keputusan
tersebut. (QS Ali Imran:159). Abu Musa al-Asyari berkata, Pada
suatu ketika Nabi menaiki suatu pendakian. Ketika seorang lelaki
sampai ke puncaknya, berserulah lelaki itu dengan ucapan yang keras,
La ilaha illallahu wallahu akbar. Mendengar itu, Nabi Muhammad
SAW. bersabda kepada Abu Musa, Kamu sebenarnya tiada menyeru
orang yang jauh darimu. Sesudah itu, Nabi Muhammad SAW.
bersabda, Apakah tidak lebih baik aku tunjukkan kepadamu suatu
kalimat dari perbendaraan surga? Abu Musa menjawab, Baik ya
Rasulullah. Maka Nabi Muhammad SAW. bersabda, Kalimah itu
adalah: Kalimat Hauqalah yang artinya, Tiada daya dan kekuatan
melainkan dengan Allah. (HR. Bukhari dan Muslim).
)
j. TAHMID/HAMDALAH (
Kalimat Tahmid yang artinya Segala puji hanya milik Allah,
Tuhan semesta alam diucapkan setiap mengakhiri suatu perbuatan
atau setiap mendapatkan anugerah dari Allah SWT. Allah SWT.
menjanjikan dua hal bagi orang yang mendapat nikmat dengan
penambahan dan penyiksaan bagi yang tidak bersyukur Jika kamu
bersyukur maka Aku akan tambah nikmat kamu tetapi jika kamu kufur
maka azabku amatlah pedih (QS Ibrahim 7).
Bacaan hamdalah atau tahmid diucapkan setiap mengakhiri
pekerjaan atau setiap mendapatkan anugerah dari Allah Swt. Bacaan
hamdalah ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Allah Swt.
Sungguh, penting bagi kita untuk bersyukur kepada Allah Swt. agar
semakin ditambah nikmat yang diberikan kepada kita.
k. HASBALAH ()
Kalimat Hasbalah yang artinya, Cukup bagiku Allah, Dialah
sebaik-baik penjaga. diucapkan sebagai pengakuan bahwa tempat
berpegang dan bergantung seorang hanba hanya Allah SWT. saja, dan

9
Allah SWT. memang sebaik-baik penjaga. Menurut Ibnu Abbas r.a.,
bacaan Hasbalah inilah yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim As. ketika
dicampakkan ke dalam api oleh Raja Namrud. Bacaan ini pula yang
dibaca oleh Nabi Muhammad SAW. ketika menghadapi musuh dengan
perlengkapan yang hebat dan menakutkan.

l. TAQDIS ( )
Kalimat Taqdis yang artinya, Maha Suci Allah, Maha Besar
Allah, dari segala kekurangan, Dialah Tuhan kami, Tuhan segala
malaikat dan Tuhan segala jiwa. dimaksudkan sebagai ungkapan
menyucikan Allah SWT. dari segala keburukan sebagaimana yang
dikatakan oleh orang-orang musyrik maupun kafir. Kalimat Taqdis
tidak begitu jauh berbeda dari kalimat tasbih.
m. TASYMIT ()
Kalimat tasymit yang artinya, Semoga Allah merahmatimu
dimaksudkan dalam mendoakan orang yang bersin. Rasulullah saw.
bersabda, "Jika salah seorang dari kalian bersin, maka hendaklah ia
berkata, Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), dan hendaklah
saudaranya mengatakan padanya, Yarhamukallah (Semoga Allah
merahmatimu),' dan jika saudaranya telah mengatakan, 'Semoga Allah
merahmatimu,' maka hendaklah orang yang bersin berkata,
Yaghfirullah li wa laka (semoga Allah memberi ampunan kepadaku
dan kepadamu)," atau ia berkata, "Yahdikumullahu wa yushlihu balaku
(semoga Allah memberi petunjuk kepadamu, dan memperbaiki
hatimu) (HR.Bukhari) Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Musa
Al-Asy'ari, bahwa Nabi Saw bersabda, "Apabila salah seorang kalian
bersin dan dia memuji Allah, maka doakanlah.
n. MASYA ALLAH (
)
Kalimat Masya Allah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini
terwujud / Allah telah berkehendak akan hal itu) diucapkan bila
bertemu dengan hal yang menakjubkan itu. Ini sesuai dengan yang
dituntun oleh Al-Quran serta kebiasaan dalam bahasa Arab. Tuntunan

10
dalam Al-Quran bisa kita temui dalam surat Al-Kahfi ayat 37: Dan
mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu
maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak
Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah).

C. Ayat-Ayat Kauniyah
1. Pengertian Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling
manusia yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat
dalam bentuk segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua
yang ada di dalamnya. Ayat-ayat ini meliputi segala macam ciptaan
Allah, baik itu yang kecil (mikrokosmos) ataupun yang besar
(makrokosmos). Bahkan diri kita baik secara fisik maupun psikis juga
merupakan ayat kauniyah. Oleh karena alam ini hanya mampu
dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturannya yang
unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.
Demikian pula keindahannya, kerapian, dan kekokohannya yang
membuat kagum orang yang berakal. Semua itu menunjukkan
keluasaan ilmu Allah SWT dan keluasan hikmahNya. Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah berkata, apabila anda memperhatikan seruan Allah SWT
untuk tafakur, hal itu akan mengantar pada ilmu tentang Allah, tentang
keesaan-Nya, sifat-sifat keagungan-Nya, dan kesempurnaan-Nya,
seperti qudrat, ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan, ridho, murka,
pahala, dan siksaNya .
Begitulah cara Dia memperkenalkan diri kepada hamba-hambaNya
dan mengajak mereka untuk merenungi ayat-ayatNya. Oleh karena itu,
Al-Quran banyak menyebutkan perintah untuk merenungi ayat-ayat
kauniyah dan bukti-bukti kekuasaanNya ini. Mengajak mereka untuk
berfikir dan memperhatikan, karena manfaatnya sangat banyak bagi
hamba.

11
2. Manfaat Ayat-Ayat Kauniyah
Manfaat dan nikmat dari ayat-ayat kauniyah yang menunjukkan
keluasaan rahmat Allah, kemahamurahan, dan kebaikan-Nya,
diantaranya:
a. Setiap makhluk yang berada di muka bumi ini menjadi sumber
inspirasi bagi manusia untuk mendapatkan maslahat duniawi dan
ukhrawi. Bukankah terciptanya pesawat dan helikopter itu karena
inspirasi dari burung dan capung? Manusia juga bisa mendapat
pelajaran dari mujahadahnya semut, tawakalnya seekor burung dan
masih banyak lagi. Setiap makhluk menjadi sumber inspirasi.
b. Mendorong manusia untuk bersyukur. Karena tidak satupun
makhluk yang diciptakan oleh Allah melainkan faedah bagi manusia.
Satu contoh andai saja manusia harus membayar pajak untuk
penerangan matahari, berapa biaya harus dikeluarkan oleh manusia?
Kenyataan ini melahirkan rasa syukur dan pengakuan, Wahai Rabb
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini sia-sia, Maha Suci Engkau
maka jauhkanlah kami dari siksa neraka
3. Contoh Ayat-Ayat Kauniyah
a. Surat Yunus ayat 101





Artinya:Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di

bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-Rasul


yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
Penjelasan ayat
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta umatnya untuk s teknologi.

12
b. Surah Ar Rahman ayat 33




Artinya:Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup

menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah,


kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Penjelasan ayat :
Bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang untuk menembus langit
kecuali setelah memperoleh kekuatan cukup. Ayat-ayat terdahulu
memberi peringatan yang sama. Akan tetapi setelah dicapai
kemajuan dan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan
setelah kita mempersiapkan diri untuk menjelajahi planet-planet
menjadi kewajiban kita sekarang untuk mencoba menelaah lebih
dalam lagi makna yang dikandung ayat ini. Sesungguhnya Al-
Quran itu kitab segala zaman dan selalu sesuai dengan nafas setiap
zaman. Tiada keraguan lagi dalam pengetahuan Allahlah bahwa
suatu waktu manusia akan memperoleh tingkat ilmu yang tinggi
dan membuat kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu
pengetahuan. Dan di zaman ruang angkasa ini sudah tepat waktunya
mengingatkan manusia bahwa kitab suci ini diturunkan oleh Allah
SWT. Ungkapan tuhan bahwa manusia tidak dapat menembusnya
kecuali dengan kekuasaanpun perlu memperoleh penafsiran
kembali. Dulunya mereka menafsirkanya sebagai sesuatu yang
tidak mungkin sama sekali dilakukan. Akan tetapi sekarang kata-
kata ini harus diartikan sebagai petunjuk dan kemudian sebagai
pendorong untuk berusaha. Demikianlah sekalipun kenyataan
bahwa wilayah langit dan bumi tidaklah ditentukan dengan
mencapai bulan ataupun planet mars. Lingkunganya lebih banyak

13
lagi. Sebelum kita mengutip ayat-ayat yang sama artinya dan yang
menerangkan bagaimana penjelajah angkasa luar akan menghadapi
bahaya penghancuran dalam upaya pengembaraanya.
c. Surat An-Naziat ayat 30


Artinya: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

Penjelasan ayat :
Ayat ini membuktikan bahwa yang Maha Kuasa telah menciptakan
Bumi dalam bentuk bulat telur (tidak bundar sama sekali). Fakta ini
dibenarkan oleh ilmu pengetahuan yang membuktikan pula, bahwa
bumi benar-benar berbentuk demikian itu. Sesungguhnya gambaran
manusia tentang bentuk bumi telah mengalami kemajuan, mula-
mula orang meyakini bahwa bentuk bumi terhampar rata tanpa
batas, kemudian ia menyadari bahwa bumi itu bulat. Setelah
peradaban semakin maju, dan pengetahuan manusia dibidang
matematika dan astronomi kian maju, orang telah sanggup
mengukur dan menghitung garis tengah bumi yang membawanya
pada kesimpulan, bahwa bumi ini tidak bulat sama sekali, akan
tetapi berbentuk elips. Ini selanjutnya memberikan bukti lagi,
bahwa kitab suci itu benar-benar diturunkan oleh yang Maha
Pencipta lagi, Maha Mengetahui, kepalsuan tidak mungkin ada
padanya.

D. Malaikat Dan Makhluk-lainnya


1. Pengertian Malaikat
Menurut Hafizh Ibn Hajar al-Aqsalani dalam bukunya yang
berjudul Fathul Bahri bahwa kata malaikat itu merupakan bentuk jamak,
bentuk (dari kata) tuggalnya adalah malak yang berarti kekuatan.
Sedangkan sebagian ulama mempunyai pendapat yang berbeda dalam

14
menerangkan arti malaikat secara bahasa, diantaranya adalah: Pertama,
Kata Malaikat adalah berasal dari kata malik yang berarti si empunya
(yang memiliki). Kedua, Kata Malaikat berasal dari kata malkun yang
berarti yang bertindak dengan kekerasan.
Adapun mayoritas ahli kalam dari kaum muslim mengatakan
bahwa para malaikat itu adalah jisim-jisim halus yang dianugerahi
kemampuan untuk mengubah bentuknya oleh Allah dengan rupa yang
bermacam-macam, dan tempat mereka adalah di langit. Orang-orang yang
mengatakan, bahwa para malaikat itu adalah bintang-bintang atau jiwa-
jiwa pilihan (utama dan mulia) yang telah terpisah dari jasadnya
merupakan perkataan-perkataan yang tidak ada dasarnya dalam dalil-dalil
syariat. Menurut Ibnu Sina, malaikat (malak) itu adalah substansi yang
sangat sederhana, hidup, berbicara dan berakal, menjadi perantara antara
makhluk dengan Tuhan
2. Fungsi Iman Kepada Malaikat
Tidak dapat diragui sedikitpun, bahwa beriman kepada malaikat,
lasykar Tuhan yang tidak dapat kita lihat yang mempunyai beberapa
ketentuan dan keistimewaan yang hanya diketahui oleh Khaliqnya saja,
juga iman kepada hari akhirat termasuk ke dalam iman akan sesuatu yang
ghaib. Adapun fungsi iman kepada malaikat adalah:
a. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa najis serta anti
melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi oleh
malaikat.
b. Berupaya masuk kedalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan
dnegan bertaqwa dan beriman kepada Allah Swt serta berlomba-lomba
mendapatkan Lailatul Qadar.
c. Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk
mengikuti/meniru sifat dan perbuatan malaikat.
d. Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan
karena tiap perbuatan yang baik maupun yang buruk akan
dipertanggung jawabkan siakhirat kelak.

15
Sebagai umat islam, kita diwajibkan beriman kepada malaikat maupun
terhadap makhluk yang ghaib lainnya, disini bukan berarti kita
menyembah mereka tapi kita hanya diwajibkan mengimaninya bahwa
mereka itu ada, dan juga kita tidak perlu mengetahui hakikatnya. Karena
itu, bila ada keterangan yang mengatakan bahwa malaikat itu bersayap,
maka hendaklah kita pahami bahwa sayap malaikat tidak serupa dengan
sayap burung. Apabila dikatakan, bahwa malaikat itu dibebankan tugas
menjaga alam, tubuh, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya, maka hendaklah
dipahami bahwa di alam ini, ada lagi alam yang lebih halus dari alam yang
dapat kita jangkau dengan pancaindera. Tegasnya, malaikat itu adalah
makhluk ghaib yang tidak dapat kita ketahui hakikatnya.
3. Makhluk Ghaib Lainnya
Selain malaikat, Allah juga menciptakan makhluk ghaib lainnya
seperti yang sering kita dengar atau kita ketahui yaitu Jin, Iblis dan Setan.
Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah
Islam, bahkan ianya merupakan sifat yang pertama dan utama yang
dimiliki oleh Allah SWT Justru itu, bagi setiap orang Muslim, mereka
wajib beriman kepada yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam
perkara ini Ibn Masud mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang
ghaib itu ialah segala apa saja yang ghaib dari kita dan perkara itu
diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga jin. Jin termasuk
makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayat-ayat Al-Quran
dan Hadits Nabi yang menerangkan tentang wujudnya.
Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah bererti ia tidak
ada. Sebab berapa banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia
ini, akan tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya,
tetapi hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh yang merupakan
hakikat dari kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat
mengetahui tentang hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.
Jin, iblis dan setan masih menyisakan kontroversi hingga kini.
Namun yang jelas, eksistensi mereka diakui dalam syariat. Sehingga, jika

16
masih ada dari kalangan muslim yang meragukan keberadaan mereka,
teramat pantas jika diragukan keimanannya. Dengan adanya berbagai
pendapat tentang Jin, iblis dan setan maka kami pemakalah berusaha untuk
mejelaskan tentang makhluk ghaib ini sesuai dengan apa yang kami
ketahui. Jin termasuk makhluk halus yang tidak dapat dilihat oleh mata
manusia. Jin dicipatakan oleh Allah dari api yang sangat panas, sedangkan
iblis dan setan merupakan golongan dari jin. Kata iblis berasal dari bahasa
Arab Iblas yang artinya putus dari rahmat atau kasih sayang Allah.
Sedangkan kata setan berasal dari bahasa arab syithana yang artinya jauh.
Jadi, setan artinya sangat jauh, yaitu sangat jauh dari kebajikan dan sangat
dekat dengan kejahatan.
Setan sebenarnya dari nafsu jelek dari manusia maupun Jin. Iblis
adalah nama jin yang dulunya di Surga yang pernah tidak menyukai Adam
dan Hawa. Iblis adalah sebutan nama jin seperti nama orang. Sedangkan
Jin adalah bangsa jin yang dari keturunan Iblis seperti bangsa manusia
yang dari keturunan Adam dan Hawa. Jin diciptakan dari api, ada jin yang
Islam dan ada yang kafir. Iblis dan syetan diciptakan dari api, memiliki
sifat mendurhakai Allah SWT.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut ilmu
tauhid, iman yaitu membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan
mengamalkan dengan tindakan. Kalimat Thayyibah secara bahasa adalah
perkataan yang baik. Dalam Islam, Kalimat thayyibah adalah setiap ucapan
yang mengandung kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain. Kalimat thayyibah bagaikan pohon yang baik, yang akarnya
kokoh menghujam ke dalam bumi, dan cabangnya menjulang ke langit.
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling manusia
yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat dalam bentuk
segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua yang ada di dalamnya.
Ayat-ayat ini meliputi segala macam ciptaan Allah, baik itu yang kecil
(mikrokosmos) ataupun yang besar (makrokosmos). Bahkan diri kita baik
secara fisik maupun psikis juga merupakan ayat kauniyah.
Sebagai umat islam, kita diwajibkan beriman kepada malaikat maupun
terhadap makhluk yang ghaib lainnya, disini bukan berarti kita menyembah
mereka tapi kita hanya diwajibkan mengimaninya bahwa mereka itu ada, dan
juga kita tidak perlu mengetahui hakikatnya Selain malaikat, Allah juga
menciptakan makhluk ghaib lainnya seperti yang sering kita dengar atau kita
ketahui yaitu Jin, Iblis dan Setan.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai pedoman
penulisan makalah yang lebih baik kedepannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Zaini,Syahminan.1983.Kuliah Aqidah Islam.Surabaya:Al-Ikhlas

Muhammad Ibn Shalih Al-Utsmaini,Syaikh.1997.Syarah Tsalatsatul


Ushul.Riyadh:Darul Tsarya

Shihab,M.Quraish.2009.Tafsir Al-Misbah:Pesan,kesan dan keserasian


Al-Quran Vol 12. Jakarta: Lentera Hati

Willcox,Lynn.1996.Phsycology Sufism for Beginner,terj: Evie Nurlyta


Hafiah: Perbincangan Psikologi Sufi. 2008. Jakarta: Kalam
Nusantara

19
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Oktober 2017

Penyusun,

i
20
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Iman Kepada Allah Dan Sifatnya. ....................................................
B. Kalimat Thayyibah............................................................................
C. Ayat-Ayat Kauniyah. ........................................................................
D. Malaikat Dan Makhluk-lainnya. .......................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
21
MAKALAH
AKIDAH AKHLAK
Iman Kepada Allah Dan Sifatnya, Kalimat Thayyibah, Ayat-Ayat
Kauniyah, Malaikat Dan Makhluk Lainnya

Disusun Oleh :
1. Winda Novita Sari 1711160003
2. Ika Anggraini 1711160001

Dosen Pembimbing :
Elman Johari, MHI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BENGKULU
2017

22

You might also like