Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sementara itu yang dimaksud dengan Angka Kematian Bayi adalah kematian
yang terjadi sesaat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun jadi, angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
berusia dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
dunia, karena menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian
rendah kurang dari 2500 gram. Persentase BBLR pada perempuan (11,2%)
AKB yang terjadi pada umur dibawah satu bulan yang disebabkan
dengan BBLR berisiko terjadi AKB 6,5 kali lebih besar dibandingkan
neonatus dengan berat badan lahir normal (BBLN). Selain itu, BBLR dapat
2013).
2
penelitian masih belum konsisten. Penelitian menunjukkan bahwa kejadian
ibu melahirkan anak BBLR menurun bila ibu melakukan kunjungan antenatal
dengan frekuensi yang cukup pada masa kehamilannya. Akan tetapi hasil
penelitian Moller, dkk 1989. menunjukkan hasil sebaliknya, bahwa tidak ada
hubungan antara kunjungan antenatal dengan berat badan lahir bayi. Hasil
bahwa ibu hamil yang menerima ANC 3 kali sebelum melahirkan mempunyai
kesempatan sebesar 3,2 kali lebih besar (95% CI: 1,9-5,2) melahirkan anak
dengan berat badan normal dibandingkan dengan ibu hamil yang menerima
Pada tahun 2016 di kota Kendari, terdapat 126 kasus BBLR, yang
2016).
Puuwatu cukup banyak, yaitu 735 orang ibu hamil. Dan jumlah ibu yang
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan uraian dari latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
hubungan kunjungan antenatal care ibu hamil dengan kejadian bayi berat
tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
4
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), sehingga kejadian BBLR dapat
3. Bagi Peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berat badan bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam
waktu 1 jam pertama setelah lahir. Pengukuran ini dilakukan ditempat yang
memiliki fasilitas (Rumah Sakit, Puskesmas, dan Polindes), sedang bayi yang
lahir di rumah waktu pengukuran berat badan dapat dilakukan dalam waktu 24
bayi dengan berat lahir dari 2.500 gram (Rahmi dkk, 2013).
premature jika berat badannya kurang dari 2.500 gram atau berdasarkan umur
kehamilan, kurang dari 37 minggu. Ternyata tidak semua bayi dengan berat
1. Prematur murni: bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 37 minggu
dengan berat badan lahir sesuai dengan usia kehamilan tersebut (<
2500gr).
2. Kecil Masa Kehamilan (KMK): bayi yang berat badan lahirnya kurang
6
kehamilannya. Ini disebabkan oleh gangguan tumbuh kembang pada
Terhambat (PJT).
3. Kombinasi keduanya: bayi yang lahir belum cukup bulan atau prematur
2007).
Berat kurang dari 2.500 gram, panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada
kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang
dari 37 minggu, kepala lebih besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo
banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah, pernapasan tak terakur dapat
terjadi apnea, eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi lurus, kepala
tidak mampu tegak, pernapasan 40 50 kali / menit, nadi 100 140 kali /
menit.
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
< 2500 gram tanpa memandang masa gestasi, bayi berat lahir normal
adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir 2500-4000 gram,
bayi berat lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
>4000 gram.
7
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram, bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram, bayi berat lahir
3. Klasifikasi Menurut masa gestasi atau usia kehamilan (Kosim dkk, 2014)
Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi
<37 minggu (<259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan
dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259-293 hari), bayi lebih bulan
adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (294 hari),
bayi kecil untuk masa kehamilan disebut juga small for gestational age
(SGA), bayi yang dilahirkan dengan berat lahir (<10 persentil) menurut
kurva lubcenco, bayi besar untuk masa kehamilan disebut juga large for
gestational age (LGA) bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >10
Berat badan lahir yang digambarkan pada kurva pertumbuhan berat badan
bayi. Bayi dengan berat badan lahir antara persentil 10 dan persentil 90 adalah
bayi normal sesuai masa kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir lebih dari
persentil 90 adalah bayi besar untuk masa kehamilan dan bayi dengan berat
badan lahir lebih dari persentil 10 adalah kecil untuk masa kehamilan. Kecil
untuk masa kehamilan juga mencakup dismatur. (Hull D & Johnson DI, 2008).
Menurut WHO bayi prematur atau bayi kurang bulan adalah bayi yang
lahir hidup sebelum 37 minggu usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid
8
minggu untuk menyebut prematur. Prematur juga sering dipakai untuk
menunjukan imatur. Akhir-akhir ini, bayi dengan berat lahir kurang dari 750
prematur ialah bayi dengan berat lahir lahir 2500 gram atau kurang. Masa kini
bayi dengan berat 2500 gram atau kurang disebut bayi berat lahir rendah, oleh
karena bayi ini mungkin mempunyai umur kehamilan yang pendek (prematur)
atau beratnya tidak sesuai dengan masa gestasinya (Kecil untuk Masa
Kurva Lubchenco sampai saat sekarang ini masih digunakan oleh setiap
praktisi dalam merawat bayi baru lahir. Kurva Lubchenco adalah kurva
prematur adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir < 2500 gram. Definisi
kurva lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih tepat lahir prematur dan
adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk usia kehamilan,
pertumbuhan janin terhambat (PJT). Hal ini juga membentuk dasar untuk
memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebih besar dari nilai persentil lebih
90% atau berat badan lahir kurang dari persentil 10%, sehingga dapat
9
Gambar 1. Kurva Lunchenco
Bayi berat lahir rendah menurut Proverawati dan Ismawati, 2010, memiliki
masalah yaitu:
a. Gangguan metabolik
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
10
3. Hiperglikemia
b. Gangguan imunitas
1. Gangguan imunologik
11
(prenatal), perdarahan intrakranial, atau karena vitamin B6 yang
fisiologis.
c. Gangguan Pernapasan
kongenital.
2. Asfiksia
12
3. Apneu periodik (henti nafas)
5. Retrolental fibroplasia
1. Masalah perdarahan
2. Anemia
13
3. Ganguan jantung
6. Kejang
terkendali pada mulut, mata, atau anggota gerak yang lain atau
adanya rangsangan.
7. Hipoglikemia
gangguan elektrolit.
14
2. Masalah jangka panjang pada BBLR
a. Masalah Psikis
b. Masalah Fisik
beberapa faktor yaitu: faktor teratogenik, faktor gizi, faktor fisik pada
15
Pemeriksaan perkembangan dan pertumbuhan janin intrauterine
pemeriksaan ultrasonografi.
setiap jam dihitung frekuensi pernapasan dan bila frekuensi lebih dari
terlalu muda atau kurang dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut
16
kelainan kongenital, sehingga dapat berakibat terhadap kesehatan ibu
ialah pada usia kurang dari 20 tahun. Kejadian terendah terjadi pada
Ras yaitu bayi yang lahir dari ras kulit hitam dua kali lebih besar
ini disebabkan karena pada kelompok ras kulit hitam yang mayoritas
pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan keadaan gizi
17
Pekerjaan fisik banyak dihubungkan dengan peranan seorang ibu
perkawinan yang tidak sah lebih besar dibandingkan dengan bayi yang
lahir dari perkawinan yang sah. Hal ini karena hamil diluar nikah
b). Risiko medis ibu sebelum hamil dan gangguan, penyakit selama
hamil.
Risiko medis ibu sebelum hamil antara lain paritas, bila berat
badan kurang dari 40 kg dan tinggi badan ibu kurang dari 145 cm,
oleh ibu. Paritas primipara yaitu wanita yang pernah melahirkan bayi
dengan berat janin di atas 2500 gram pada umur kehamilan 37 sampai
18
42 minggu. Mereka mempunyai risiko 1,32 kali lebih besar untuk
nol yaitu bila ibu pertama kali hamil dan paritas lebih dari empat. Hal
faktor risiko terjadinya ibu melahirkan BBLR. Faktor risiko ibu hamil
primipara dan risiko relatif 1,48 pada ibu dengan interval kehamilan
muntah pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat
19
menyebabkan kekurangan asupan makanan dapat mempengaruhi
perkembangan janin.
dan penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab BBLR karena janin
20
kalori protein (KKP) karena status gizi yang buruk. Penyakit-penyakit
kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari nilai normal yaitu
ibu yang merokok dua kali lebih besar dari ibu yang tidak merokok.
21
rendahnya kadar oksigen sehingga suplai oksigen terhadap janin
22
Kunjungan pertama pemeriksaan antenatal dilakukan segera
jenis pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini
e). Faktor risiko lain yang berkembang seperti stress, faktor fisik dan
psikososial
sebab itu keadaan mental ibu selama kehamilan juga harus dijaga dan
neonatal pascapersalinan
23
Hamil dengan hidramnion yaitu keadaan dimana banyaknya air
kehamilan yang sama. Berat badan bayi yang umumnya baru lahir
bentuk fetal dismaturity) sehingga janin lahir dengan berat badan yang
lebih kecil atau mati dalam kandungan, BBLR dapat terjadi akibat
ketuban pecah dini yaitu keluarnya cairan jernih dari vagina pada
24
waktunya maka hal tersebut dapat mengakibatkan kelahiran prematur
indikasi dasar dan khusus. Selain itu aspek yang lain yaitu penyuluhan,
rujukan.
ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau
25
komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan
yang adekuat.
pelayanan antenatal.
merupakan saat yang sangat penting, karena berbagai faktor risiko bisa
dihilangkan.
26
risiko bisa diketahui seawal mungkin dan dapat segera dikurangi atau
dihilangkan.
risiko bisa diketahui seawal mungkin dan dapat segera dikurangi atau
dihilangkan.
mungkin dan dapat segera dikurangi atau dihilangkan. Hal ini dapat
1. Standar/unsur masukan
27
pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh
bayi.
disediakan oleh pemerintah. Tanpa adanya dana/ biaya sulit untuk ibu
alat ukur tinggi badan, alat ukur berat badan, stetoskop, stetoskop
janin, alat pemeriksaan Hb, alat pemeriksaan protein urine, KMS ibu
hamil/buku KIA, register kohort ibu, kartu ibu, pita centimeter, tablet
Fe, asam folat, vaksin TT, meteran LILA). Tenaga, dana dan
2. Standar/Unsur lingkungan
28
pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua, dan minimal 2 kali pada
29
Standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang
(usia ibu, hari pertama haid terakhir). Riwayat obstetrik lalu jumlah
keluarga).
30
Pemantauan kemajuan kehamilan dilakukan pada setiap kunjungan
atau perawat disbanding ibu yang tidak memiliki buku KIA. Secara
umum lebih banyak ibu yang Memiliki buku KIA menerima layanan
antenatal dibanding dengan ibu yang tidak memiliki buku KIA. Buku
pengetahuan yang baik bagi ibu. Fungsi buk KIA yang lain adalah
kehamilan, imunisasi, dan status gizi dapat terekam dengan baik dan
31
dapat digunakan sebagai alat pemantau menuju persalinan. Frekuensi
spinal.
kehamilan ibu dan berat bayi yang dilahirkan, selain itu penilaian
32
Penilaian risiko kehamilan umumnya dilakukan pada kunjungan
mungkin.
dampak kehamilan dan perubahan fisik yang dialami oleh ibu hamil,
demi kesehatan ibu dan bayi. Hal tersebut yaitu memberikan informasi
33
agar menonjol. Hal tersebut mempermudah ibu dalam menyusui
lebih sering lebih baik dari pada pelayanan antenatal yang jarang
dilakukan.
Ibu hamil yang menerima saran dalam pelayanan antenatal oleh tenaga
34
Namun hal tersebut khususnya untuk penilaian risiko dan promosi
berkualitas
B. Antenatal care
Antenatal care adalah program kesehatan yang paling umum dalam dunia
kelahiran bayi yang sehat, cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-
kadang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
2014).
Manfaat antenatal care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan positif
35
jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. (
Ritonga, 2013).
Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan yang
Antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
dan bayi, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi,
36
persalinan, dan nifas, menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal.
Antenatal care terfokus pada setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas
dan dokter untuk menyusun advis pengobatan. Kadang kala wanita hamil
dan banyak yang lainnya yang memiliki risiko tinggi malah melahirkan tanpa
adalah minimal sebanyak 4 kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan
anak, setiap kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan
usia kehamilan 28-36 minggu, kunjungan untuk antenal care dilakukan setiap
dua minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal
dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan deteksi dini berbagai
37
Kunjungan pertama antenatal care ini harus dilakukan sedini mungkin
adalah untuk melihat status kesehatan dari ibu dan janin, estimasi usia
kedua dilakukan pada trimester kedua dan kunjungan ketiga maupun keempat
yang tetap dilakukan adalah kenaikan berat badan ibu, tekanan darah,
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
38
4. Ukur tinggi fundus uteri.
9. Tatalaksana kasus
39
C. Kerangka Teori
sebagai berikut:
BBLR
40
D. Kerangka Konsep
ANC BBLR
Keterangan:
: Variabel antara
: Variabel kendali
41
Hipotesis Penelitian
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hanya satu kali pada satu saat. Studi seperti ini dapat hanya bersifat deskriptif,
ia juga dapat merupakan studi analitik, atau studi korelasi, dengan kata lain
Ismail, 2011).
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
penelitian ini adalah semua ibu yang riwayat persalinannya tercatat dalam
43
buku rekam medik, dan telah melahirkan populasi sebesar 462 orang ibu
2. Sampel
sampling yaitu kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi
subyek diberi bernomor, dan dipilih sebagian dari mereka dengan bantuan
Ket :
n = besar sampel
= 0,05
44
Jadi, besar sampel sebagai berikut
= 79,511
= 80
rekam medik pasien. Dalam hal ini data rekam medik yang digunakan
tahun 2016.
tahun 2016.
4. Mencatat nama, umur ibu serta kunjungan antenatal care dari catatan
45
5. Mencatat data sesuai dengan tujuan penelitian di dalam lembar kerja
penelitian.
kepada responden.
diperoleh.
a. Definisi operasional
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa
b. Kriteria objektif
2. Antenatal care
a. Definisi operasional
46
Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
Tinggi Fundus Uteri, lingkar perut dan berat badan ibu (Sarminah,
2010).
b. Kriteria objektif
pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. (Sinaga dkk,
2009).
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
47
Kelainan kongenital yang berat, kehamilan ganda selama masa
kehamilan.
48
G. Alur Penelitian
Analisis bayi
Analisis bayi
Analisis status
Kriteria Eksklusi
Hasil penelitian
Kesimpulan
49
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
d. Pembersihan data
50
2. Analisis Data
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang dianalisis secara
a. Univariat
b. Bivariat
(X2). Uji chi square hanya dapat digunakan untuk mengetahui ada atau
n m (Oij Eij ) 2
2
i 1 j 1 Eij
Dimana:
51
Tabel 1. Chi-square 2 x 2 Analisis data penelitian cross sectional
BBLR
ANTENATAL
Tidak Terjadi Jumlah
CARE
terjadi
Teratur A B a+b
Tidak teratur
C D c+d
Keterangan:
a+c : Jumlah faktor risiko terjadi dan tidak terjadi dengan kontrol
b+d : Jumlah faktor risiko teratur dan tidak teratur dengan kasus
T : Total keseluruhan
52
I. Etika Penelitian
kerahasiaannya.
53
BAB IV
kali didirikan pada tahun 1983 dengan status sebagai puskesmas pembantu,
Puuwatu berubah dan beralih tipe dari Puskesmas induk menjadi Puskesmas
Wilayah kerja puskesmas puuwatu memiliki luas sebesar 2156 km2, yang
54
e) Kelurahan Lalodati dengan luas 13,69 persen
berbatasan dengan:
Mandonga.
Baruga.
Mandonga.
puskesmas yang melayani rawat jalan dan rawat inap. Puskesmas ini
3. Sarana
Kamar kartu, Pojok gizi, Poli KIA, Ruangan Administrasi, Poli gigi, Ruangan
55
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Dalam penelitian ini ada beberapa faktor yang tidak diteliti tetapi
usia yang kurang dari 20 tahun, usia 20-35 tahun dan usia yang
56
Tabel.2 Karakteristik populasi berdasarkan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan
dan paritas.
Usia
<20 7 8,75
20-35 56 70
>35 17 21,25
Pendidikan Terakhir
SD 1 1,25
SMP 20 25
SMA 40 50
Pekerjaan Responden
IRT 57 71,5
PNS/Honorer 13 16,25
dll. 10 12,5
Paritas
Nullipara 29 36,25
Primipara 21 26,25
Multipara 27 33,75
Grandemultipara 3 3,75
Total 80 100
57
Distribusi usia ibu hamil yang kurang dari 20 tahun sebanyak 7
orang (8,755) adalah jumlah yang paling sedikit, kemudian usia 20 sampai
35 tahun sebanyak 56 orang (70%) dan usia lebih dari 35 tahun sebanyak
17 orang (21,25%), pendidkan terakhir ibu hamil yaitu jumlah ibu yang
orang (12,5%) adalah jumlah yang paling sedikit. Kemudian ibu hamil
3 orang (3,75%).
Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
yang terbanyak yaitu ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC secara
orang (13,7%).
58
Tabel 3. Distribusi berdasarkan karakteristik responden
Teratur 69 86,3%
Jumlah 80 100,0%
Puskemas Puuwatu.
Puuwatu
BBLR 10 12,5%
Jumlah 80 100%
59
Tabel 4. menunukkan bahwa dari 80 ibu hamil terdapat 10 (12,5)
melahirkan bayi dengan status bayi berat lahir normal. Yang bermakna
2. Analisis Bivariat
Puskesmas Puuwatu.
Puskesmas Puuwatu.
Kejadian Nilai
Total P
Kunjungan
ANC BBLR Tidak BBLR
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Teratur 0 0,0% 69 86,3% 86,3%
Tidak Teratur 10 12,5% 1 1,2% 13,7% 0,000
Jumlah 10 12,5% 70 87,5% 100,0%
dan jumlah ibu hamil yang melakukan ANC tidak teratur sebanyak 11 orang
(13,7%), dimana terdapat jumlah kelahiran bayi dengan berat badan lahir
60
normal sebanyak 70 orang (87,5%), dan terdapat 10 orang (12,5%) yang
melahirkan bayi dengan BBLR. Dari tabel diatas juga, jumlah ibu hamil yang
banyaknya kelahiran bayi berat lahir normal sebanyak 70 orang (87,5%), dan
ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak teratur sebanyak 11 orang (13,7%),
dengan 10 orang (12,5%) kelahiran BBLR, dan terdapat 1 orang (1,2%) ibu
yang melakukan ANC tidak teratur dan melahirkan bayi berat lahir normal,
lengkap lebih banyak yang melahirkan bayi dengan status berat badan lahir
normal, dan ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak teratur lebih sedikit
dan semua bayi yang dilahirkan adalah bayi dengan status BBLR. Hubungan
antara variabel bebas dan variable terikat dianalisis menggunakan uji chi-
square.
61
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kejadian
BBLR secara langsung yaitu status kesehatan ibu hamil contohnya ibu hamil yang
memiliki penyakit hipertensi pada kehamilan, penyakit infeksi, status gizi yang
lebih dari 15 mmHg atau tekanan darah lebih dari 140/90 (Bensons and
oksigen dan nutrisi pada bayi. Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan bayi dan
Penyakit infeksi pada ibu saat hamil dapat terjadi 2 kemungkinan pertama bisa
memperburuk penyakit tersebut sehingga lebih berbahaya pada ibu hamil, kedua
bulan, atau mempengaruhi bayi dan jalannya persalinan, pada umumnya penyakit
infeksi yang akut lebih berat pada ibu hamil, apalagi jika persalinan terjadi, karena
saat persalinan di butuhkan tenaga yang kuat dan juga kehilangan banyak darah,
2012).
Status gizi pada ibu hamil perlu dilihat dari berbagai aspek, selain akses
tingginya merupakan hak asasi dasar setiap orang, status gizi ibu juga mempunyai
62
dampak sosial dan ekonomi. Status gizi tidak hanya memberikan dampak negatif
terhadap status kesehatan dan risiko kematian dirinya, tetapi juga terhadap
kelangsungan hidup dan perkembangan janin yang dikandungnya dan lebih jauh
penyebab kurang energi kronis (KEK) adalah akibat dari ketidak seimbangan
energi kronis (KEK) yang dinilai dengan LILA berpengaruh terhadap BBLR.
KEK berdampak negatif terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya berupa
peningkatan risiko kematian ibu saat melahirkan dan BBLR (Syafiq et al, 2010).
Rendahnya status gizi, selain meningkatkan risiko terhadap ibu hamil, juga
menjadi salah satu penyebab bayi berat lahir rendah ( BAPPENAS, 2010).
Anemia pada ibu hamil, anemia pada kehamilan dapat terjadi karena adanya
adanya perubahan terhadap sirkulasi tubuh ibu yang semakin meningkat untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi plasenta dan pertumbuhan payudara. Pada ibu yang
mengalami anemia, kadar 2,3 - DPG dalam eritrosit meningkat sehingga afinitas
Hb terhadap oksigen menurun. Hal inilah yang dapat menyebabkan oksigen yang
diikat oleh hemoglobin menjadi berkurang sehingga dapat terjadi hipoksia pada
malnutrisi), kurangnya asupan zat besi yang terkandung didalam makanan yang
63
dikonsumsi, penyerapan yang kurang ( malabsorbsi), perdarahan yang banyak
serta penyakit kronik yang diderita ibu. Anemia yang paling sering adalah anemia
defisiensi besi yang disebabkan oleh kekurang zat besi. Besi merupakan mineral
mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh yaitu sekitar 3-5 gram. Zat besi
memiliki beberapa fungsi didalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari
merupakan bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim di dalam jaringan. Pada ibu
yang mengalami anemia defisiensi besi ini dapat menimbulkan gangguan atau
Kehamilan ganda/ kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selam proses kehamilan, wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu dan janin ( Wiknjosastro, 2007). Dalam masa kehamilan
pertumbuhan janin perlu diperhatikan karena berat badan satu janin kehamilan
kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari janin tunggal, berat badan masing-
masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya berselisih antara 50-
100 gram, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu kurang
yang dapat menyebabkan kelahiran bayi berat lahir rendah adalah dengan
antenatal care, umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya
64
10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi
dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap. Deteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk
ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga
dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk
mencegah gangguan yang berat terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa berat badan bayi paling
banyak pada bayi dengan berat badan normal antara 2500 - 4000 sebesar 87,5%,
kemudian diikuti BBLR dengan berat antara 1500 - < 2500 sebesar 12,5%. Hasil
kunjungan ANC tidak teratur (13,8%). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Puuwatu. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan ANC
sampling. Analisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan
dengan uji chi-square, didampatkan P-Value = 0,000 < (0,05) sehingga dapat
65
kejadian BBLR. Hal ini menginterpretasikan bahwa keteraturan antenatal care
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistiarani (2008) yaitu
salah satu faktor penyebab BBLR adalah frekuensi dan pelayanan ANC yang
kurang baik. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Fatimah (2015) yaitu, ibu
yang melahirkan bayi BBLR lebih sedikit melakukan ANC yang lengkap
dibandingkan ibu yang melahirkan dengan BBLN, hal ini dikarenakan masih
membuang buang waktu, tenaga dan uang, sehingga mereka hanya memeriksakan
salah satu faktor penyebab terjadinya BBLR diantara faktor-faktor yang lain yang
berhubungan namun tidak secara langsung dan tidak diteliti seperti umur, tingkat
sosial ekonomi yang rendah, pekerjaan, tingkat pendidikan ibu, dan paritas.
D. Keterbatasan Penelitian
terbatas sehingga belum efisien dengan hasil yang didapatkan dan adanya
melahirkan bayi pada tahun 2016 yang akan diteliti karena telah pindah ke
kota lain.
66
BAB V
A. Simpulan
B. Saran
secara teratur sesuai dengan anjuran yang berlaku yaitu minimal 4 kali
selama kehamilan.
67
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
68
LAMPIRAN 1. Riwayat Hidup penulis
Tahun 1997 selama satu tahun. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan sekolah
Wua (1999-2000), kembali lagi ke SDN Toari (2000-2001), setelah itu berpindah
Kolaka (2007-2010).
penelitian dengan judul Hubungan Kunjungan Antenatal care Ibu Hamil Dengan
69
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Periode Tahun 2016 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
kedokteran.
70
Lampiran 2. Lembar Penjelasan sebagai Subjek Penelitian
care Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Periode Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
Kejadian BBLR.
Peneliti pengajak ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini
Puskesmas Puuwatu dan telah melahirkan bayinya pada tahun 2016 dan
Ibu bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
Bila ibu sudah memutuskan untuk ikut, ibu juga bebas untuk
B. Prosedur penelitian
71
C. Kewajiban subyek penelitian
penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas ibu bias
Prosedur ini tidak memiliki efek samping dan dilakukan dalam waktu yang
sangat singkat
E. Manfaat
F. Kerahasiaan
G. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti
72
Lampiran 3. Informed consent
Hubungan Kunjungan Antenatal care Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
No telepon :
Alamat :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap dari peneliti tentang
kesadaran dan tanpa paksaan. Saya menyatakan tidak keberatan untuk ikut serta
(.)
Responden
73
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Kode Responden :
A. Indentitas Responden
1. Nama : .
2. Umur : .
3. Pendidikan : ..
4. Pekerjaan : 1. Bekerja
2. Tidak Bekerja
a. Ya
b. Tidak
74
2. Apakah penyakit tersebut sampai mengganggu kehamilan ibu?
a. Ya
b. Tidak
a. Normal
b. Tidak Normal
F. Dukungan suami
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
kehamilan?
a. Ya
b. Tidak
75
4. Apakah suami dnda memberikan dukungan emosional untuk memeriksakan
kehamilan?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
76
5. Tujuan ANC adalah untuk menjaga
agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilannya, persalinan dan nifas
dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat
pemeriksaan kehamilan?
2. Jika ya, berapa kali ibu datang memeriksakan kehamilan sampai melahirkan ?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
77
d. 4 kali
e. ..
3. Pada umur kehamilan 0-3 bulan, berapa kali ibu melakukan periksa hamil?
a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. 4 kali
f. .
4. Pada umur kehamilan 4-6 bulan, berapa kali ibu melakukan periksa hamil?
a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. 4 kali
f.
5. Pada umur kehamilan 7-9 bulan, berapa kali ibu melakukan periksa hamil?
a. Tidak pernah
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. 4 kali
f. ....
78
LAMPIRAN 5. Master Tabel
K.UNJUNGAN BBLR/
NO NAMA UMUR ALAMAT P.T PEKERJAAN GRAVID ANC BBL T/TDK.T T.BBLR
1 H.AS 17 ABELI DALAM SMA IRT G1P0A0H0 K1,K2,K3,K4 2600 T TIDAK BBLR
8 NSRWT 26 ABELI SAWAH SMA WIRASWASTA G2P1A0H1 K1,K2,K3,K4 3700 T TIDAK BBLR
79
14 S.N 27 WATULUNDO SMP IRT G1P0A0H0 K1,K2,K3,K4 3600 T TIDAK BBLR
17 N.D 23 ABELI DALAM SMA IRT G2P1A0H1 K1,K2,K3,K4 3000 T TIDAK BBLR
24 MRTAT 27 ABELI SAWAH SMA IRT G3P2A0H2 K1,K2,K3,K4 2850 T TIDAK BBLR
80
30 SNED 42 PUUWATU SMP IRT G5P4A0H4 K1,K2,K3,K4 3400 T TIDAK BBLR
43 A.E 20 PUUWATU SMA IRT G1P0A0H0 K2,K3,K4 2500 TDK.T TIDAK BBLR
81
46 RN 34 PUUWATU SMA IRT G6P5A0H5 K1,K2,K3,K4 3500 T TIDAK BBLR
82
62 WA.A 35 PUUWATU S1 IRT G2P1A0H1 K1,K2,K3,K4 3000 T TIDAK BBLR
83
78 JMTI 31 PUNGGOLAKA SMA IRT G3P2A0H2 K2,K3 2400 TDK.T BBLR
Keterangan:
84
LAMPIRAN 6. Hasil Analisa Statistik
Cases
Percen
N Percent N t N Percent
KANC
KANC
tidak
Kejadian_BBL
KANC
TIDAK Count 69 1 70
85
BBLR % within 98,6% 1,4% 100,0%
Kejadian_BBL
KANC
Chi-Square Tests
Total Count 69 11 80
Kejadian_BBL
KANC
86
Asymp.
Square
Correctionb
Association
N of Valid Cases 80
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,38.
87
Symmetric Measures
N of Valid Cases 80
88
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
89
Pengisian Kuesioner oleh responden
90
DAFTAR PUSTAKA
Benson, C. Raiph & Pernoll, L. Martin 2009. Buku Saku Obsetri Ginekologi.
Penerbit, EGC Jakarta
Behrman, Richard E & Kliegman, Robert M 2010, Nelson Esensi Pediatri Edisi
4, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://www.fmed.uba.ar/depto/alim_n_sano/Lubchanco%20classification_of_ne
wborns-boysgirls.pdf.
Hull, D & Jonhston, Derek I 2008. Dasar-Dasar Pediatri Edisi 3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
91
Kuswanti, Ina 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
92
Prawirohardjo, S 2010, Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo,
Proverawati, A & Cahyo, I 2010, Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sari N 2010. 'Karakteristik Ibu Bersalin pada Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Kota Bandung'. Program Studi Diploma III Akademi
Kebidanan Medika Obgin Bandung.
Statistik Daerah Kecamatan Puuwatu 2016. Badan Pusat Statistik Kota Kendari.
93
Suradi, R 2008. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Metode
Kanguru. Health Technology Assessment Indonesia.
94