Professional Documents
Culture Documents
Rumus bangun umum asam alkanoat. R (radikal) dapat berupa gugus fungsional
lain
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam
karboksolat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat
(alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.
Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum
disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.
Etanol
Templat:Chembox Elements
Etanol
Titik didih
78.4 C, 352 K, 173 F
Kelarutan dalam air Fully miscible
Keasaman (pKa) 15.9
Viskositas 1.200 mPas (cP) at 20.0 C
Momen dipol 5.64 fCfm (1.69 D) (gas)
Bahaya
Klasifikasi EU Templat:Hazchem F
NFPA 704 3
1
0
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak
beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan
industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi
memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol
sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C 2H5OH atau
rumus empiris C2H6O.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Pembuatan
3 Penggunaan
4 Referensi
[sunting] Sejarah
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol
yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu
menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan
pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara
menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Melalui sintesis kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan
asam sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam
sulfat dapat juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang
dipakai.
Metanol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Titik leleh
97 C, -142.9 F (176 K)
Titik didih
64.7 C, 148.4 F (337.8 K)
Kelarutan dalam air Fully miscible
Keasaman (pKa) ~ 15.5
Viskositas 0.59 mPas at 20 C
Momen dipol 1.69 D (gas)
Bahaya
Flammable (F)
Klasifikasi EU
Toxic (T)
NFPA 704 3
3
1
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk
alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan
bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai
bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi
etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil
proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan
bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida
dan air adalah sebagai berikut:
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang
tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif
bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini
akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol
merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol
kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk
samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi
tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk
membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan
karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis
untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan
tahap sintesisnya adalah eksotermik.
[sunting] Sejarah
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan
untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi
"metanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature.
Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk
membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata "methyl".
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF
mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon
dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc
chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim tekanan sekitar 30
100 MPa (3001000 atm), dan temperatur sekitar 400 C. Produksi metanol
modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu
beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.
[sunting] Produksi
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan
komponen dari gas alam. Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara
komersial.
Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (1020 atm) dan temperatur tinggi (sekitar
850 C), metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk
menghasilkan gas sintesis menurut reaksi kimia berikut:
CH4 + H2O CO + 3 H2
Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk
menghasilkan gas sintesis melalui reaksi kimia berikut:
2 CH4 + O2 2 CO + 4 H2
reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara
in-situ untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses
tersebut dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal reforming.
Rasio CO and H2 dapat diatur dengan menggunakan reaksi perpindahan air-gas
(the water-gas shift reaction):
CO + 2 H2 CH3OH
Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana
menghasilkan 3 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan
sintesis metanol hanya memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon
monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan
menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia
akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:
Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum
digunakan untuk menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan.
Ketika tidak terdapat gas alam, produk petroleum ringan juga dapat digunakan.
Di Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol dengan
menggunakan gas sintesis dari batu bara.
[sunting] Kegunaan
Salah satu kelemahan metanol sebagai bahan bakar adalah sifat korosi terhadap
beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol, merupakan asam lemah,
menyerang lapisan oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:
6 CH3OH + Al2O3 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O
Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut
merupakan bahan bakar terbarui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun
mobil modern pun masih tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol)
sebagai bahan bakar tanpa modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai solven
dan sebagai antifreeze, dan fluida pencuci kaca depan mobil.
bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada
tekanan atmofser, mengijinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan
penyimpanan dan penanganan yang mudah dan aman membuat metanol dapat
digunakan dalam perlengkapan elektronik.