You are on page 1of 17

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut


DIrektorat Kepelabuhanan

3. BAB III SURVEI PENYELIDIKAN TANAH DAN


ANALISIS GEOTEKNIK

3.1 Survei Penyelidikan Tanah Lapangan


Kegiatan penyelidikan tanah lapangan dan laboratorium merupakan salah satu
kegiatan dalam penyusunan SID Pelabuhan Laut Padaido. Kegiatan ini dilakukan
untuk menunjang perencanaan geoteknik fasilitas pelabuhan. Kegiatan survei
penyelidikan lapangan meliputi pengambilan sampel tanah (coring, UDS, dan DS),
pengujian SPT, dan klasifikasi tanah berdasarkan pengamatan visual. Selain itu
dilakukan juga pengujian laboratorium untuk memverifikasi klasifikasi tanah dan
mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanis yang lebih detail.

3.1.1 Maksud dan Tujuan Survei Penyelidikan Tanah Lapangan


Maksud dari kegiatan survei penyelidikan tanah lapangan adalah untuk
mengetahui karakteristik tanah (jenis, tebal, sebaran secara lateral maupun
vertikal, karakteristik keteknikannya yang berhubungan dengan daya dukung) di
lokasi studi untuk menunjang kegiatan SID Pelabuhan Laut Padaido untuk
perencanaan aspek geoteknik.

3.1.2 Lingkup Survei Penyelidikan Tanah Lapangan


Lingkup pekerjaan survei penyelidikan tanah lapangan terdiri dari:
A. Penyelidikan Lapangan
1. Pengeboran teknik dilakukan sebanyak empat (4) titik. Di dalam setiap
pekerjaan pengeboran teknik dilengkapi dengan pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut:
Standard Penetration Test (SPT) di 33 titik
Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed) dan tidak terganggu
(undisturbed) sebanyak 5 sampel
2. Sondir atau Cone Penetration Test sebanyak tiga (3) titik.
B. Pengujian Laboratorium
Pekerjaan di laboratorium tanah terdiri dari pengujian untuk sampel terganggu
dan sampel tidak terganggu yang diambil dari lapangan. Tujuan dari uji
laboratorium ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanis tanah.
Pengujian tanah di laboratorium dilaksanakan dengan mengikuti standar
American Society Testing Materials (ASTM). Pengujian laboratorium meliputi
pengujian indek properties dan engineering properties masing-masing
sebanyak 5 tes.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 47
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

3.1.3 Lokasi Survei Penyelidikan Tanah Lapangan

Lokasi kegiatan survei penyelidikan tanah lapangan berada di wilayah Pulau Pai
Barat, Distrik Padaido, Kabupaten Biak Numfor seperti ditunjukkan oleh Gambar
3-1 di bawah ini.

Area Lokasi
Survei

Gambar 3-1 Lokasi Survei Penyelidikan Tanah Lapangan

Lokasi koordinat titik bor teknik dan sondir ditunjukkan oleh Gambar 3-2 dan
ditabulasi pada Tabel 3-1 berikut ini.

Gambar 3-2 Koordinat Titik Bor Teknik dan Sondir

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 48
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Tabel 3-1 Koordinat Titik Bor Teknik dan Sondir


Nama Koordinat X Koordinat Y

Titik Bor 1 660538.292 9863677.873


Titik Bor 2 660287.045 9863587.653
Titik Bor 3 660116.583 9863527.122
Titik Bor 4 660025.259 9863567.195
Sondir 1 660822.524 9863764.871
Sondir 2 660804.332 9863775.300
Sondir 3 660789.102 9863790.325

3.1.4 Peralatan Survei Penyelidikan Tanah Lapangan


Peralatan lapangan yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini, yaitu :
1 (satu) unit alat Bor Mesin
1 (satu) unit Sondir kapasitas 2,50 ton
1 (satu) buah kamera.

3.1.5 Metode Survei Penyelidikan Tanah Lapangan


3.1.5.1 Pengeboran Teknik

Pengeboran Teknik bertujuan untuk mendapatkan susunan jenis batuan atau


tanah yang berada dibawah permukaan, tingkat kekerasan dan penyebaran
lapisan tanah. Alat bor yang digunakan yaitu dengan dengan bor mesin hidraulik
yang digerakkan dengan diputar dan ditekan. Chopping bit (mata bor) diputar
dengan perantaraan stang bor (drilling rods). Diameter 2 dengan tenaga hidrolis
dari mesinnya sehingga tanah menjadi pecah dan lepas.
Mata bor yang digunakan untuk kegiatan geologi teknik ini yaitu tungsten (steel)
bit, karena lapisan tanahnya relatif lunak sampai keras yang mampu untuk
menenbus lapisan tersebut. Sedangkan selama pengeboran berlangsung, dipakai
casing dengan diameter luar (OD) 89 mm, bor master akan selalu memperhatikan
tanah yang keluar dari lubang bor, mencatat kedalamannya, jenisnya, warnanya,
material yang terkandung dan sebagainya.
Pada kegiatan pengeboran ini sekaligus dilakukan pengambilan sampel tak
terganggu (Undisurbed Sample) dan terganggu (Disturbed Sampel) serta SPT
(Standard Penetration Test). Sampel tak terganggu akan digunakan untuk
pengujian dilaboratorium, sedangkan sampel terganggu umumnya diperlukan
untuk mengetahui jenis dan susunan lapisan tanah.
Hasil-hasil pengeboran teknik kemudian dideskripsikan dan dimasukkan kedalam
dokumen Bor Log, meliputi : nomor tes, kedalaman, susunan jenis lapisan tanah,
kedalaman muka air tanah, nilai SPT, dan lain sebagainya. Semua peralatan
maupun prosedur yang dipakai dalam penyelidikan ini mengikuti standar ASTM,

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 49
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

AASHTO, maupun BINA MARGA. Gambar 3-3 menunjukkan pelaksanaan


pekerjaan bor teknik.

Gambar 3-3 Pelaksanaan Pekerjaan Bor Teknik

3.1.5.2 Standard Penetration Test (SPT)

SPT adalah suatu test dengan menghitung jumlah tumbukan dari alat penumbuk,
untuk memasukkan sampling spons khusus kedalaman tanah sedalam 45 cm,
dicatat jumlah tumbukan setiap 3 x 15 cm penetrasi. Kegiatan SPT dilakukan untuk
mengetahui daya dukung relatif dan ketahanan (resisten) tanah terhadap
penetrasi penginti (sampler) dan sekaligus untuk mendapatkan contoh tanah /
bangunan yang Moderately Undisturbed.
Sampling spons khusus tersebut berupa tabung pengambilan contoh standar yang
dapat dibelah atau tabung pengambil contoh standard yang utuh. Ukuran dari
pengambil contoh tersebut adalah:
- Diameter luar 2
- Diameter dalam 1,50
- Panjang 24
Hammer yang digunakan seberat 63,5 kg dengan tinggi jatuh 30 (76,2 cm).
Pengambil contoh tanah disambungkan pada ujung batang penumbuk dan
diturunkan sampai dasar lubang bor pada kedalaman yang benar. Alat penumbuk
dilepaskan bebas terhadap ujung atas batang penumbuk diulang-ulang, sampai
turun 15 cm, jumlah tumbukan dicatat. Proses ini diulang untuk kedalaman 2 x 15
cm berikutnya.
Harga SPT adalah jumlah tumbukan untuk kedalaman 2 x 15 cm yang terakhir,
yang dinamakan sebagai N. Pengujian Standard Penetration Test (SPT) dilakukan
pada lubang bor setiap interval 2,00 meter. Cara dan standard pelaksanaan
berdasarkan ASTM D - 2586 (140 lb). Contoh kegiatan pengeboran dan
pengujian SPT ditunjukkan Gambar 3-4 di bawah ini.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 50
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Gambar 3-4 Kegiatan Pengeboran dan Pengujian SPT

3.1.5.3 Pengambilan Undisturbed Sample (UDS)

Pekerjaan pengambilan undisturbed sample (UDS) mengacu pada ASTM D 1587,


Standard Practice for Thin-Walled Tube Sampling of Fine Grained Soils for
Geotechnical Purposes. Pengambilan sampel UDS ini dengan mempergunakan
tabung baja tipis (thin wall shelby tube) yang digerakan secara manual. Ukuran
tabung tersebut yaitu berdiameter luar 3 dan diameter dalam 2,875 dan
panjangnya antara 50 cm s/d 70 cm.
Jarak dan jumlah pengambilan sample antara dua contoh atau lebih ditentukan
berdasarkan tujuan dan perbedaan lapisan serta karakteristik lapisan tanah.
Umumnya pengambilan sample Undisturbed Sample, pada lapisan tanah
bersifat lunak sampai sedang, sedangkan Disturbed Sample dilakukan pada
lapisan tanah bersifat kaku sampai sangat kaku. Pada proyek ini pengambilan
sample rata-rata 1 (satu) buah per titik dengan rincian sebagai berikut:
Sampel DS 1 diambil di titik bor 1 (BH 1) pada kedalaman 5,0 5,5 m
Sampel DS 1 diambil di ttik bor 2 (BH 2) pada kedalaman 1,5 2,0 m
Sampel DS 2 diambil di titik bor 2 (BH 2) pada kedalaman 7,5 8,0 m
Sampel DS 1 diambil di titik bor 3 (BH 3) pada kedalaman 1,5 2,0 m
Sampel DS 1 diambil di titik bor 4 (BH 4) pada kedalaman 1,5 2,0 m

3.1.5.4 Cone Penetration Test (SONDIR)


Cone Penetration Test (CPT) dilakukan dengan menggunakan CPT berkapasitas
2,5 ton dengan mengacu pada Standard Prosedure of Sounding Test PB 0101-
76. Kerucut gesek mekanik dengan sudut kerucut sebesar 60 dan luas proyeksi
sebesar 10 cm2 digunakan dalam pengujian ini. Penetrasi dilakukan dengan
kecepatan sebesar 2 cm/detik. Besarnya cone resistance (qc) dan local friction (fs)
dicatat untuk setiap interval 20 cm. pengujian ini dihentikan saat mencapai
kedalaman 20 m atau apabila telah tercapai tahanan ujung konus sebesar 150
kg/cm2. Contoh kegiatan sondir ditunjukkan Gambar 3-5 di bawah ini.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 51
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Gambar 3-5 Kegiatan Sondir

Hasil dari cone penetration test dapat dilihat pada CPT log yang memberikan data-
data sebagai berikut:
Cone resistance, CR
Total friction, Tf
Friction ratio, Fr
Nomor CPT
Tanggal penyelidikan tanah

3.1.6 Pengujian Laboratorium


Pengujian laboratorium yang dilakukan harus sesuai dengan standar yang berlaku
di Indonesia. Tabel 3-2 menunjukkan pengujian laboratorium dan referensi standar
yang digunakan.
Tabel 3-2 Pengujian Laboratorium dan Standar yang Digunakan
Jenis Pengujian Standar
Kadar Air ASTM D2216
Berat Volume ASTM D4532
Berat Jenis ASTM D854
Gradasi Butiran ASTM D422
Kompaksi ASTM D1557
CBR ASTM D1883

Pekerjaan pengujian laboratorium meliputi indek properties dan engineering


properties dengan penjelasan sebagai berikut.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 52
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

3.1.6.1 Indek Properties


Indek properties meliputi ukuran butir (particle size analysis), batas-batas aterberg
(atterberg limits test), berat isi (unit weight), kadar air (natural water content), berat
jenis (specific gravity), kadar pori (e), dan derajat kejenuhan (Sr).
3.1.6.2 Engineering Properties
Engineering properties meliputi tekanan bebas (unconfined compression test),
triaxial (UU), direct shear, dan konsolidasi.

3.1.7 Hasil Survei Penyelidikan Tanah Lapangan


3.1.7.1 Pengeboran Teknik
Semua pekerjaan bor teknik dilakukan diatas bagan / platform. Kedalaman seabed
masing-masing titik bor bervariasi hingga -2 m LWS. Kedalaman pengeboran di
semua titik bor teknik mencapai 20 m dari seabed. Kegiatan pengeboran dilakukan
dalam periode 21 November 2016 hingga 7 Desember 2016
Lokasi titik-titik pengeboran didistribusikan berdasarkan bangunan yang akan
direncanakan. Untuk struktur dermaga diwakili oleh BH-4, sedangkan trestle
diwakili oleh titik BH-1, BH-2, BH-3. Peta titik pengeboran ditunjukkan Gambar 3-2
dari sub bab sebelumnya.
Hasil pengeboran inti dikumpulkan dan disusun sesuai kedalaman lalu
dimasukkan ke dalam corebox dimana setiap corebox menampung hasil coring
setebal 5 m. Contoh dokumentasi corebox ditunjukkan pada Gambar 3-7.
Dokumentasi masing-masing corebox akan ditunjukkan di Lampiran. Selain itu dari
hasil pengeboran ini dilakukan klasifikasi jenis tanah berdasarkan pengamatan
visual di lapangan. Hasil pengamatan visual di lapangan kemudian menjadi dasar
pembuatan draft boring log. Setelah dilakukan verifikasi jenis tanah melalui hasil
pengujian laboratorium, boring log menjadi produk final. Boring log hasil pengujian
lapangan yang sudah terverifikasi dengan hasil uji lab ditampilkan dalam Gambar
3-8. Dokumentasi kegiatan pengeboran ditunjukkan dalam Gambar 3-6,
sedangkan ringkasan pekerjaan pengeboran ditabulasi pada Tabel 3-3 berikut ini.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 53
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Gambar 3-6 Dokumentasi Kegiatan Pengeboran Teknik

Tabel 3-3 Ringkasan Pekerjaan Pengeboran Teknik


Kedalaman
Titik Koordinat (UTM) Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
No Pengeboran
Bor
X Y (m) Mulai Selesai
1. BH-1 660538.292 9863677.873 15,00 05 Desember 2016 07 Desember 2016
2. BH-2 660287.045 9863587.653 16,00 01 Desember 2016 03 Desember 2016
3. BH-3 660116.583 9863527.122 20,00 28 November 2016 30 November 2016
4. BH-4 660025.259 9863567.195 20,00 24 November 2016 26 November 2016

Gambar 3-7 Contoh Dokumentasi Corebox

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 54
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Gambar 3-8 Contoh Boring Log di Titik BH-1

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 55
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Susunan lapisan tanah pada titik BH-1 dari permukaan (0,00) sampai kedalaman
-15,00 m terdiri dari pasir halus sisipan kerakal, pasir halus sisipan karang, batu
kapur, batu karang, dan pasir sisipan pecahan karang. Penyebarannya bersifat
homogen dengan ketebalan berkisar antara 2,00 m sampai 8,00 meter.
Berdasarkan hasil pengeboran, sebagian besar tanah di lokasi studi merupakan
tanah pasir dengan sisipan pecahan karang. Hal ini menyebabkan pengambilan
sampel UDS sangat sulit dilakukan (cenderung tidak dapat dilakukan), sehingga
untuk sampel pengujian laboratorium menggunakan sampel tanah yang
terganggu. .
Tabel 3-4 menunjukkan ringkasan jumlah sampel DS yang diambil dari hasil
pekerjaan bor teknik di Pulau Pai Barat, Padaido.
Tabel 3-4 Ringkasan Sampel Tanah Terganggu
No Referensi Titik Bor Kedalaman Sampel (m) Kode Sampel

1. BH 1 5,0 5,5 DS 1
2. 1,5 2,0 DS 1
BH 2
3. 7,5 8,0 DS 2
4. BH 3 1,5 2,0 DS 1
5. BH 4 1,5 2,0 DS - 1

3.1.7.2 Kondisi Pelapisan Tanah


Gambar 3-9 Profil Lapisan Tanah Pulau Pai Barat Padaido menunjukkan profil
lapisan tanah hasil pengeboran teknik.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 56
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Gambar 3-9 Profil Lapisan Tanah Pulau Pai Barat Padaido

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 57
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Hasil pengeboran teknik dari 4 titik bor dapat diinterpretasikan untuk


menggambarkan pendekatan profil lapisan tanah. Ringkasan kondisi lapisan tanah
di lokasi Pulau Pai Barat, Distrik Padaido adalah sebagai berikut:
A. Hasil Pengeboran BH 1
Mulai dari permukaan (0,00) m sampai -2,45 m dari seabed, merupakan
lapisan pasir halus sisipan kerakalan, berwarna putih keabu-abuan,
bersifat lepas, urai, Nilai SPT berkisar antara N = 14 pukulan.
Dari kedalaman antara -2,45 m sampai -4,45 m dari seabed, merupakan
lapisan batukapur, warna putih kecoklatan, bersifat agak padat, urai.
Nilai SPT berkisar antara N = 32 pukulan.
Dari kedalaman antara -4,45 m sampai -6,45 m dari seabed, merupakan
lapisan batukarang, warna coklat, bersifat agak padat, urai. Nilai SPT
berkisar antara N = 38 pukulan.
Sedangkan kedalaman antara -6,45 m sampai -15,00 m merupakan
lapisan psir halus sisipan pecahan karang, warna coklat, berifat padat,
urai. Nilai SPT berkisar antara N = 45 sampai > 60 pukulan.

B. Hasil Pengeboran BH 2
Mulai dari permukaan sampai -4,45 m dari seabed, merupakan lapisan
pasir halus sisipan karang, berwarna puih kecoklatan, berifat lepas, urai.
Nilai SPT berkisar antara N = 18 - 24 pukulan.
Dari kedalaman antara -4,45 m sampai -6,45 m dari seabed. merupakan
lapisan batukarang, warna coklat, bersifat padat, urai. Nilai SPT berkisar
antara N = 50 pukulan.
Dari kedalaman antara -6,45 m sampai -10,45 m dari seabed.
merupakan lapisan pasir halus sisipan karang sedikit lumpur, warna
coklat, bersifat padat, urai. Nilai SPT berkisar antara N = 43 - 47 pukulan.
Sedangkan kedalaman antara -10,45 m sampai -16,00 m merupakan
lapisan pasir halus sisipan pecahan karang, warna coklat, bersifat
padat, urai. Nilai SPT berkisar antara N > 60 pukulan.

C. Hasil Pengeboran BH 3
Mulai dari permukaan sampai -2,45 m dari seabed, merupakan lapisan
pasir halus sisipan karang, berwarna putih keabu-abuan, berifat lepas,
urai. Nilai SPT berkisar antara N = 25 pukulan.
Dari kedalaman antara -2,45 m sampai -4,45 m dari seabed. merupakan
lapisan batukarang, warna coklat, bersifat padat, urai. Nilai SPT berkisar
antara N = 43 pukulan.
Dari kedalaman antara -4,45 m sampai -6,45 m dari seabed. merupakan
lapisan pasir halus sisipan batukarang, warna abu-abu kehitaman,
bersifat agak padat sedang, urai. Nilai SPT berkisar antara N = 36
pukulan.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 58
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Dari kedalaman antara -6,45 m sampai -10,45 m dari seabed.


merupakan lapisan pasir halus, warna putih keabu-abuan, bersifat agak
padat, urai. Nilai SPT berkisar antara N = 34 - 39 pukulan.
Sedangkan kedalaman antara -10,45 m sampai -20,00 m merupakan
lapisan pasir halus sisipan pecahan karang, warna coklat, bersifat
padat, urai. Nilai SPT berkisar antara N = 44 sampai >60 pukulan

D. Hasil Pengeboran BH 4
Mulai dari permukaan sampai -2,45 m dari seabed, merupakan lapisan
pasir halus, berwarna abu-abu kehitaman, berifat lepas, urai. Nilai SPT
berkisar antara N = 18 pukulan.
Dari kedalaman antara -2,45 m sampai -6,45 m dari seabed. merupakan
lapisan pasir halus sisipan batu karang, warna abu-abu kehitaman,
bersifat agak padat, sedang, urai. Nilai SPT berkisar antara N = 31 - 34
pukulan.
Dari kedalaman antara -6,45 m sampai -8,45 m dari seabed. merupakan
lapisan batukarang, warna putih kecoklatan, bersifat padat, urai. Nilai
SPT berkisar antara N = 45 pukulan.
Sedangkan kedalaman antara -8,45 m sampai -20,00 m merupakan
lapisan pasir halus sisipan pecahan karang, warna coklat, bersifat
padat, urai. Nilai SPT berkisar antara N = 36 sampai > 60 pukulan

3.1.7.3 Cone Penetration Test (SONDIR)


Lokasi titik pengujian sondir dapat dilihat pada Gambar 3-2 dari sub bab
sebelumnya. Detail lokasi kedalaman yang dicapai dari pengujian sondir
ditunjukkan Tabel 3-5 di bawah ini. Contoh dokumentasi pengujian sondir
ditunjukkan Gambar 3-11. Dari pengujian sondir dapat diolah menjadi grafik
hambatan selimut dan hambatan ujung conus secara menerus terhadap
kedalaman. Contoh grafik hasil pengujian sondir ditunjukkan Gambar 3-10 berikut
ini.
Tabel 3-5 Ringkasan Pekerjaan Sondir
Koordinat (UTM) Kedalaman Sondir Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
No Titik Bor
(m)
X Y Mulai Selesai
1. Sondir-1 660822.524 9863764.871 3,6 21 November 2016 21 November 2016
2, Sondir-2 660804.332 9863775.300 3,4 21 November 2016 21 November 2016
3. Sondir-3 660789.102 9863790.325 3,2 22 November 2016 22 November 2016

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 59
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 60
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Gambar 3-10 Contoh Grafik Sondir

Gambar 3-11 Dokumentasi Pekerjaan Sondir

Hasil sondir ditunjukkan pada Tabel 3-6 Hasil Pengujian Sondirberikut ini.
Tabel 3-6 Hasil Pengujian Sondir

Penjelasan dari pekerjaan sondir adalah sebagai berikut:


a) Titik Sondir S 1
Mulai dari permukaan tanah (0,00) m sampai kedalaman -1,60 m dari
MTS (Muka Tanah Setempat) kepadatan sangat lunak - lunak, dengan
tekanan konus berkisar antara qc = 1 - 10 kg/cm2, dan total hambatan
lekat berkisar antara JHP = 2 - 98 kg/cm
Kedalaman antara -1,60 m sampai kedalaman -2,20 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan sedang, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 17 - 30 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 98 - 180 kg/cm
Kedalaman antara -2,20 m sampai kedalaman -2,80 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan kaku, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 50 - 92 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 180 - 254 kg/cm

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 61
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

Kedalaman antara -2,80 m sampai kedalaman -3,60 m dari MTS (Muka


Tanah Setempat) kepadatan keras, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 107 - 250 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 254 - 530 kg/cm
Lapisan tanah keras dijumpai pada kedalaman -3,60 m dari MTS,
dengan nilai qc > 250 kg/cm2, dengan total hambatan lekat JHP = 530
kg/cm

b) Titik Sondir S 2
Mulai dari permukaan tanah (0,00) m sampai kedalaman -1,40 m dari
MTS (Muka Tanah Setempat) kepadatan sangat luank - lunak, dengan
tekanan konus berkisar antara qc = 1 - 10 kg/cm2, dan total hambatan
lekat berkisar antara JHP = 6 - 130 kg/cm
Kedalaman antara -1,40 m sampai kedalaman -2,00 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan sedang, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 15 - 28 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 130 - 216 kg/cm
Kedalaman antara -2,00 m sampai kedalaman -2,60 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan kaku, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 45 - 95 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 216 - 286 kg/cm
Kedalaman antara -2,60 m sampai kedalaman -3,40 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan keras, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 118 - 250 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 286 - 550 kg/cm

Lapisan tanah keras dijumpai pada kedalaman -3,40 m dari MTS,
dengan nilai qc > 250 kg/cm2, dengan total hambatan lekat JHP = 550
kg/cm

c) Titik Sondir S 3
Mulai dari permukaan tanah (0,00) m sampai kedalaman -0,80 m dari
MTS (Muka Tanah Setempat) kepadatan sangat luank - lunak, dengan
tekanan konus berkisar antara qc = 1 - 10 kg/cm2, dan total hambatan
lekat berkisar antara JHP = 8 - 54 kg/cm
Kedalaman antara -0,80 m sampai kedalaman -1,60 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan sedang, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 12 - 24 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 54 - 138 kg/cm
Kedalaman antara -1,60 m sampai kedalaman -2,40 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan kaku, dengan tekanan konus berkisar
antara qc = 40 - 95 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 138 - 246 kg/cm
Kedalaman antara -2,40 m sampai kedalaman -3,20 m dari MTS (Muka
Tanah Setempat) kepadatan keras, dengan tekanan konus berkisar

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 62
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
DIrektorat Kepelabuhanan

antara qc = 117 - 250 kg/cm2, dan total hambatan lekat berkisar antara
JHP = 246 - 516 kg/cm

Lapisan tanah keras dijumpai pada kedalaman -3,20 m dari MTS,
dengan nilai qc > 250 kg/cm2, dengan total hambatan lekat JHP = 516
kg/cm

3.1.7.4 Pengujian Laboratorium


Berdasarkan kondisi sampel yang ada, pengujian laboratorium yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Untuk sampel UDS hasil pengeboran dilakukan pengujian standar indeks
properties, engineering properties, dan gradasi butiran
2) Untuk sampel DS hasil pengeboran dilakukan pengujian gradasi butiran
Tabel 3-7 berikut menunjukkan ringkasan hasil pengujian laboratorium terhadap
sampel hasil pengeboran.
Tabel 3-7 Ringkasan Hasil Uji Laboratorium
SUMMARY OF LABORATORY TEST
PELABUHAN LAUT PADAIDO PROVINSI PAPUA - BIAK RESULT OF MACHINE BORING
SAMPLES
Indeks Properties Engineering Properties
No. Location Test Sampel Depth Gradation Clasification Atterberg Natural State UCT Triaxial / Direct Shear Consolidation
Number Number
Gravel Sand Silt-ClayUCGSAASHTO GS LL PL PI Wn gt g dry e n sr qu Type C f Cv MV Cc K
(m) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) ( gr/cm)
( gr/cm) (%) (%) (%) (kg/cm (kg/cm) ( .. ) (cm/sec)(cm2/sec) (cm/sec)

1 PULAU PADAIDO BH-1 DS-1 5.00 - 5.50 4.05 64.18 31.77 SM A-3 2.745 NP NP NP 24.150 1.805 1.454 0.888 47.035 74.649 - t ##### 26.5284 - - - -
2 BH-2 DS-1 1.50 - 2.00 6.05 75.15 18.80 SM A-3 2.754 NP NP NP 20.750 1.670 1.383 0.991 49.781 57.648 - t ##### 21.8962 - - - -
3 DS-2 7.50 - 8.00 8.65 67.68 23.67 SM A-3 2.687 NP NP NP 21.370 1.870 1.541 0.744 42.659 77.183 - t ##### 28.2625 - - - -
4 BH-3 DS-1 1.50 - 2.00 2.51 64.65 32.84 SM A-3 2.730 NP NP NP 19.175 1.760 1.477 0.849 45.904 61.690 - t ##### 24.7403 - - - -
5 BH-4 DS-1 1.50 - 2.00 1.25 70.15 28.60 SM A-3 2.715 NP NP NP 22.506 1.745 1.424 0.906 47.535 67.441 - t ##### 21.5163 - - - -

Ringkasan hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa jenis lapisan tanah di lokasi
pengeboran adalah berjenis SM (pasir kelanauan, pasir campur lanau) menurut
standar Unified Standard Classification System (USCS). Jika menggunakan
standar AASHTO, lapisan tanah di lokasi pengeboran termasuk pada kelompok A-
3.

Laporan Final Desain Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Laut Padaido 63

You might also like