Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara agraris yang dominan masyarakatnya adalah petani, dan
hampir separuh wilayah indonesia adalah wilayah pertanian, namun pertanian yang ada
di negreri ini masih cenderung menggunakan metode konvensional yang menguras
banyak sekali tenaga manusia. Maka dari itu dibutuhkan suatu alat bantu yang berupa
mesin yang dapat memudahkan para petani untuk mengolah lahannya.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur
Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah
administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah
Selatan dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak,
disebelah Timur dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan
dengan lautan dan 60% merupakan daratan.Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki
areal ya1ng cukup luas yaitu 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di
wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %),
sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha
(22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan
penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %).
Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang bervariasi dari datar
sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak sampai
bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15
- 40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %.
2
Ketinggian dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 -
2.958 m.
Daerah datar umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang
sebagian besar merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan
merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian berkisar antara 300 - 1.000 m dari
permukaan laut. (Sumber : ww.jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1042)
2.3 Data Jumlah Alat Mesin Pertanian dan Luas Lahan Pertanaian
Kondisi Sektor
Pertanian 2010 2011 2012 2013 2014
Luas Kehutanan
[*kesesuaian landcover
45.827 N/A N/A N/A N/A
terhadap rencana KL
Hutan] (ha)
Sumber : Profil Jawa Barat Tahun 2012, Perkebunan Jawa Barat Dalam Angka 2009,
Website Dinas Perkebunan
3
(Sumber : https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwidmOuU86HWAhXGvI8KHRqRAjEQFgg
4MAI&url=http%3A%2F%2Fdistan.jabarprov.go.id%2Fassets%2Fdata%2Fmenu%2
F4.Fasilitasi_Pengembangan_Alat_Mesin_Pertanian_(Mekanisasi_Pertanian)__.pdf&
usg=AFQjCNFct8R6615ncYUweE7S3iC8P0smNQ)
4
BAB III
PEMBAHASAN
Dari data data yang telah kelompok kami peroleh berdasarkan hasil survey dari
BPS ( Badan Pusat Statistik) mengenai luas lahan pertanian pada tahun 2013 adalah
64.599 Ha atau 6.459.900 2 dan beberapa alat mesin pertanian.
Pertama adalah Alat pengolahan tanah pertama yaitu traktor roda 2 yang
diberikan kepada kabupaten tersebut yaitu sejumlah 54 unit. Traktor merupakan salah
satu mesin yang digunakan dalam bidang pertanian yang berfungsi sebagai pembajak
tanah. Kebutuhan bahan bakar dari traktor yang digunakan oleh petani kabupaten
Sukabumi berbeda-beda tergantung dari luas lahan, kedalaman tanah yang akan
dibajak, dan kecepatan traktor yang digunakan.
Kebutuhan bahan bakar rata-rata pada kedalaman pembajakan 10-20 cm dan
kecepatan kerja 0,83- 1,67 m/s untuk penyiapan lahan seluas 1 ha dengan pola bolak-
balik rapat adalah 2,066 l/jam, pada pola berkeliling adalah 1,107 l/jam, dan dengan
interaksi faktor kecepatan dengan kedalaman pembajakan adalah 1,205 3,059 l/jam.
Kapasitas kerja rata-rata pada kedalaman pembajakan 10- 20 cm dan kecepatan
kerja 0,83-1,67 m/s untuk penyiapan lahan seluas 1 ha dengan pola bolak-balik rapat
adalah 2,492 jam/ha, pada pola berkeliling adalah 4,651 jam/ha, dan dengan interaksi
faktor kecepatan dengan kedalaman pembajakan adalah 0,868 1,787 l/jam. Pola
pengolahan tanah terbaik agar konsumsi BBM efisien dan kapasitas kerja maksimal
adalah pola berkeliling.
5
Kedua adalah pompa air sebanyak 80 unit.Penggunaan pompa air di kabupaten
Sukabumi menggunakan pompa air berbahan bakar LPG untuk mengairi petak sawah.
Pengukuran dilakukan pada lima petak sawah dengan ukuran masing-masing petak
1.250 m2. Hasil penelitian penggunaan pompa dengan mesin berbahan bakar LPG
untuk luas lahan 1 ha memiliki kapasitas kerja 51,7 jam dengan debit air 14,58 m3/jam,
keseragaman distribusi 92,28 % dengan ketinggian genangan air 4,12 cm, konsumsi
LPG 24 kg dengan kecepatan rata-rata 2.586 RPM.
Biaya penggunaan pompa dengan mesin berbahan bakar LPG untuk 1 kali
pengairan adalah Rp. 384.420,35/ha lebih murah dibandingkan sewa/kontrak dengan
biaya sebesar Rp.500.000,00/ha. Penggunaan pompa dengan mesin berbahan bakar
LPG layak untuk diterapkan karena mampu mendistribusikan air untuk kebutuhan air
tanaman padi saat musim kemarau dan biaya operasionalnya lebih murah.
3.1 Perhitungan
= (( )/)
Dimana :
Lg = Luas / Volume yang sudah dikerjakan oleh mesin yang sudah ada
Ka = Kapasitas Mesin
6
3.1.1 Perhitungan pada traktor roda 2
= (( )/)
54 = ( 6.459.900 2 Lg)/4,153 Menit/2 x 0,0167/menit
13.428,8622 2 = 6.459.900 2 Lg
Lg = 6.459.900 13.428,8622) 2
Lg = 6.466.471,1378 2
= (( )/)
80 = ( 6.459.900 2 Lg)/31,02 menit/ 2 x 0,0167/menit
148.598,8023 = 6.459.900 2 Lg
Lg = 6.311.301,1977 2