Professional Documents
Culture Documents
METODE SAMPLING
Disusun Oleh:
Lucky Bayano H1E115014
JAWAB :
1. Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh data yang akurat dan ada
kaitannya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian, mampu memberikan
informasi yang terkait dengan populasi yang ingin diteliti, dan informasi yang
diperoleh akan menjadi bahan baku dalam mengambil keputusan. Dan tujuan
pengambilan sampling itu dikarenakan adanya :
a. Percobaan yang bersifat merusak. Percobaain seperti ini membutuhkan sebuah
sampel dan diambil seminimal mungkin agar dapat menekan resiko selama
percobaan dilaksanakan
b. Masalah Teknis Penelitian. Semakin banyak sampel yang digunakan semakin
baik namun ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan peneliti untuk
mengakhiri jumlah sampel yang digunakan. Hal ini terkait masalah teknis penelitian
yakni terkait masalah dana, waktu dan keakuratan data. Peneliti harus pandai
melihat kondisi data yang diambil, pada saat data sudah jenuh atau tidak
menunjukkan perubahan sama sekali sebaiknya pengumpulan data dihentikan
karena hanya akan menghabiskan waktu, dan biaya.
b. Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai ( Permukaan air )
berdasarkan pada :
1. Sumber air alamiah :
Yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran.
2. Sumber air tercemar :
Yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau dihilir sumber
pencemar.
3. Sumber air yang dimanfaatkan
Yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan sumber air tersebut.
c. Pemantauan kualitas air pada danau/ waduk.
1. Tempat masuknya sungai ke danau/ waduk
2. Ditengah danau/ waduk
3. Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan
4. Tempat keluarnya air danau/ waduk.
d. Setelah tahapan tersebut selesai, lalu dilanjutkan untuk persiapkan botol steril
tempat sample
12. Pemilihan lokasi pengambilan contoh sampel air merupakan salah satu langkah
penting dalam prosedur. Dimulai dari pengambilan contoh air, lokasi
pengambilan contoh dipilih agar contoh air yang diambil benar-benar mewakili
badan air tersebut, agar diperoleh hasil pengukuran yang respresentatif. Dalam
pemilihan lokasi harus mempertimbangkan tujuan dari pengukuran
/pemantauan dan pengetahuan tentang kondisi geografi dari badan air yang
akan diteliti.
a. Sampel air limbah harus diambil pada lokasi yang mewakili seluruh
karakteristik limbah dan kemungkinan pencemaran yang akan ditimbulkannya.
b. Sampel air dari badan air harus diambil pada lokasi yang dapat
menggambarkan karakteristik keseluruhan badan air. Oleh karena itu, sampel
air perlu diambil dari beberapa lokasi dengan debit air yang harus diketahui.
c. Sumber pencemar yang mencemari badan air yang dipantau harus diketahui.
d. Jenis bahan baku dan bahan kimia yang digunakan
13. Parameter yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan, maka
pemeriksaannya harus dikerjakan di lapangan. Parameter tersebut antara lain
adalah suhu, pH, alkaliniti, asiditi, oksigen terlarut, transparansi, warna dan
penetapan gas lainnya.
a. Warna air adalah sifat fisik air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang
terdapat di dalam air, bukan disebabkan oleh molekul air itu sendiri, karena air
murni yaitu air yang tidak mengandung zat-zat pengotor tidak berwarna.
b. Transparansi adalah parameter fisik untuk menyatakan kemampuan sinar
matahari menembus kedalaman air.
c. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
d. Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur, karena
kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu air
berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu.
e. Alkaliniti adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan.
f. Asiditi adalah kapasitas air untuk menetralisir OH-, air asam biasanya tidak
diperhitungkan, kecuali untuk kasus polusi berat.
g. Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara.
h. Penetapan gas lainnya.
14. Peraturan-peraturan di daerah kita yang terkait dengan pemantauan kualitas air:
a. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan No.2 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin No.2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Sungai.