Info Perkebunan
Teknik Aklimatisasi Benih Tebu Hasil Kultur Jaringan
Penyediaan benih menjadi hal yang penting bagi
pengembangan tebu. Benth yang seragam, tersedia saat
Gibutubkan dalam jumlah besar dan sehat merupakan suatu
Keharusan untuk membangun pertanaman tebu yang batk,
Perbanyakan benth tebu dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu: (1) konvensional dan (2) Kultur jaringan, Benth
konvensional biasanya diambil dari bagian tanaman tebu yang
berumur 6 -7 bulan. Bentuk benih bermacam-macam seperti
bagal lonjoran, bega 2 - 3 mata, bagal satu mata (bud set) dan
juga dalam budehip. Benih konvensional memiliki beberapa
kelemahan dalam hal kuantitas maupun kualites. Dewasa ini
dengan berkembangnya teknik kultur jaringan memungkin-
kan pengadaan benih tebu yang berkualitas dan dalam jumlah
besar dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat. Benin
tebu hasil Kultur in-vitro memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan benih hasil konvensional yaitu lebih.
seragam, bebas pathogen berbahaya, dan menghasilkan benih
yang banyak dalam waktu singkat.
‘Tahapan_ yang penting dalam pengadaan benih tebu
dengan kultur in-vitro adalah aklimatisasi. ARlimatisasi
adalah masa adaptasi tanaman hasil pembiakan secara kultur
in-vitro ke media tertentu yang semula kondisinya terkendali
kermudian menjadi tidak terkendali. Selain itu tanaman juga
harus mengubah pola hidupnya dari tanaman heterotrof
‘menjadi tanamana utotrof. Dengan kondisi tanaman yang
‘masih lemah, maka lingkungan aklimatisasi merupakan hal
penting yang harus menjadi perhatian. Hasil pengamatan pada
benih tebu hasil kultur in-vitro pada fase aklimatisasi pisah
stu dari urmur 21 ~ 45 hari dengan perlakuan pemberian
‘naungan berupa paranet 70% dan tanpa naungan, dan
penggunaan pot tray dengan diameter kecil dan besar
isajikan pada Tabel
‘Tabel 1, Pertumbuhan benih yang diaklimatisasi pada kondisi
naungan dan tanpa naungan.
‘ange nausea Dengan anna
Parmenter wy
Mayle | traybear | Traykei
bes
ee ee 260 452 aus
Diamater (ru) wes | 1058 ao | nae
Jumish dawn Goda | 9.85 335 6a 58,
SJumah ana ° 208 ° °
Penggunaan naungan dan ukuran pot tray berpengaruh,
terhadap pertumbuhan benih tebu hasil kultur in vitro pada
fase aklimatisasi, Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan babwa
pertumbuhan benih yang diaklimatisasi dengan menggiinakan
pot tray besar (ukuran tray 50 x 30 em, diameter 5 em, tinggi
xo em dengan populasi 45 tanaman per tray) lebih baik
dibandingkan dengan menggunkan pot tray kecll(ukuran tray
35 x 25 cm, diameter 3.4 cm, tinggi tray 8.5 cm dengen
populasi 67 tanaman). Sementara ity pemberian neungen
berupa paranet 70% memberikan pengaruh yang lebih bail
daripada tanpa naungan.
Hil tersebut menunjukkan aldimatisasi pisah satu sangat
dipengaruhi oleh lingkungan tumbub. Penggunaan pot tray
besar memberikan lingkungan berupa media yang lebih banyak
ddan juga memberikan jarek antar benih lebih Iebar. Semakin
banyak media yang digunakan dan jarak tanam yang lebih lebar
‘menyebabkan partum buban beni tebu menjadi lebih baik. Hal
tersebut sependapat dengan yang menyatakan bahwa tanaman_
tebu yang ditanam di lapang dengan menggunakan jarak tanam
‘yang lebih lebar i bandingkan jarak tanam standard akan
‘meningkatan panjang batang, diameter batang dan jumlah
aun, Adanya peningkatan distribusi cabaya dalam tajuk pada
sistem tanam tebu dengan PKP dan jarak tanam yang lebih
lebar. Penggunaan pot tray bail ukuran besar atau pun Keeil
tidak berpengarub terhadap jumlah anakan benih,
"Naungan berpengaruh terhadap pertumbuban benih pada
walctu aklimatisasi. Sampai dengan ekhir pengamtan me~
rmunjukkan bahwa benih yang ditanam di bawah naungan
‘menunjuklan perumbuhan yang lebih baik dibandingkan
dengan tanpa naungan, Pemberian naungan berpengaruh
terhadap pengurangan intensitas cahaya yang diterima bibit,
Intensitas cahaya yang berlebih akan cenderung menurunkan
tinggi tanaman, Tuas daun dan beret kering total tanaman.
Semakin tinggi intensitas cahaya maka Iwas daun tanaman
cenderung lebih sempit dan daun banyak yang terbakar,
sehingga jumlah daun segar berkurang. (Pavwidl dan Supra,
Pomel Balt)
Pelindung
Dr. Fadiry uty
(Kepala Puskibang Perkebunan)
enanggung Jawab
Dr. Syafaruain
Pemimpin Redakst
Dr Nun Bermawie
Anggota
Prof. Or. Bambang Prastowo
Dr. Rr. Si Hara,
Be Rita Hams
Redaksi Pelaksana
Dr. twa Mara Trsawa
Dr. Suci Wulandart
Eiansyah Damark
Pusat Penitian da Pengembangan Perkeburan 35