You are on page 1of 8

A.

Sejarah Revolusi Nasional Indonesia 1945-1949


1. Pengertian Revolusi

Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan
menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang
terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa
kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena
revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan
waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan
yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Segala bentuk revolusi yang terjadi diawali dengan dilakukannya masa yang
menggembirakan untuk bangsa Indonesia yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, hingga akhirnya setelah beberapa lama pihak Belanda mengakui kemerdekaan
bangsa Indonesia pada tanggal 29 Desember 1949. Akan tetapi selama empat tahun dari waktu
kemerdekaan bangsa Indonesia hingga pengakuan akan kedaulatan republik Indonesia oleh
Belanda tahun 1949.

2. Era Revolusi Di Indonesia

Pergerakan besar-besaran dengan munculnya berbagai organisasi nasional untuk meraih


kemerdekaan bangsa Indonesia dari cengkaraman penjajah Belanda saat itu, yaitu organisasi
Sarekat Islam, Budi Utomo, Partai nasional Indonesia, dan lainnya, yang berkembang dengan
sangat cepat saat itu. Mereka mengadakan strategi jitu dengan mengirim wakil mereka ke
Volksraad (semacam dewan rakyat) untuk berdiplomasi agar pihak Belanda memberikan hak
otonomi dan kedaulatan kepada bangsa Indonesia untuk mengatur wilayahnya sendiri.

Kemudian pihak Jepang juga membuat strategi jitu dengan mengambil hati rakyat
Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, serta mengizinkan penggunaan
bahasa Indonesia di ruang publik. Hal seperti inilah yang menimbulkan munculnya berbagai
organisasi-organisasi perjuangan di seluruh negeri Indonesia.
a. Proklamasi dan pembentukan pemerintahan Indonesia

Pada akhir Agustus 1945, pemerintahan republik Indonesia telah berdiri di Jakarta,
Kemudian kabinet Presidensial dibentuk, dimana Soekarno sendiri sebagai pimpinan tertinggi.
Kemudian Komite Nasional Indonesia Pusat dibentuk, tujuannya untuk membantu Presiden,
serta memiliki fungsi yang hampir sama sebagai badan legislatif.

Dalam sebuah konferensi antar panglima-panglima militer pada tiap-tiap divisi di


Yogyakarta, seorang mantan guru sekolah yang baru berumur 30 tahun, yaitu Sudirman terpilih
untuk menjadi panglima Tentara Keamanan Rakyat, yang bergelar "Panglima Besar".

b. Euforia saat revolusi Nasional Indonesia

Ketika mulai tersebar berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia ke berbagai


pulau, awalnya rakyat Indonesia yang jauh dari ibu kota Jakarta tidak percaya, tetapi setelah
berita memang tersebar secara luas, maka banyak yang menyatakan diri sebagai pro
pemerintahan republik Indonesia, dan dalam keadaan seperti ini terjadinya kekosongan kekuatan
luar yang menduduki wilayah Indonesia, karena pihak Jelang maupun Belanda dalam keadaan
yang lemah.

Dengan begitu, dalam keadaan politik seperti ini maka merupakan kesempatan untuk
membangun pemerintahan yang kuat. Pada September 1945, pemerintah republik yang dibantu
dengan berbagai organisasi rakyat telah mengambil alih kendali atas infrastruktur-infrastruktur
utama, diantaranya seperti stasiun kereta api dan trem di kota-kota besar di pulau Jawa.

Pada September 1945, golongan pemuda Indonesia menyatakan akan berikrar agar
kemerdekaan segera diwujudkan. Di sisi lain pihak Belanda melayangkan tuduhan kepada
Soekarno dan Hatta telah berkolaborasi dengan Jepang, adapun pemerintahan Hindia Belanda
sendiri disaat yang sama telah menerima dana besar sepuluh juta dolar dari pihak Amerika
Serikat untuk membantu Belanda dalam menjajah kembali Indonesia.

c. Usaha pendudukan kembali wilayah Indonesia

Situasi Belanda pada saat itu memang saat lemah karena kelelahan dari Perang Dunia
Kedua di wilayah Eropa. Adapun pihak Jepang tidak terlalu tertarik untuk kembali menduduki
wilayah Indonesia. Tentara Australia yang diikuti dengan pasukan Belanda bergerak cepat untuk
menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Jepang, karena tidak adanya perlawanan
berarti, maka pasukan yang terdiri dari dua divisi tentara Australia itu dengan mudah menguasai
beberapa daerah di bagian Timur Indonesia.

d. Perjanjian Linggarjati

Belanda melakukan usaha perundingan dengan wakil-wakil republik Indonesia.


Konferensi antara dua belah pihak diadakan di bawah pimpinan yang netral ,seorang komisi
khusus Inggris, Lord Killearn. Tempat perundingan di bukit Linggarjati dekat wilayah Cirebon.

Setelah Dicapailah suatu persetujuan pada tanggal 15 November 1946 yang isi pokoknya:
Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi
Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1
Januari 1949,
Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama untuk membentuk Republik Indonesia
Serikat, yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia
Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketuanya.

Indonesia Serikat akan menjadi bagian Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda,
Suriname dan Curasao. Hal ini untuk memajukan kepentingan bersama dalam hubungan luar
negeri, pertahanan, keuangan, ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat akan mengajukan
diri sebagai anggota PBB. Setiap perselisihan yang timbul maka akan diselesaikan lewat
arbitrase.

Kedua delegasi Indonesia pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari
kemudian, tanggal 15 November 1946 di rumah Sjahrir, Jakarta, berlangsung musyawarah
tentang Perundingan Linggarjati, dimana Sjahrir menjadi penanggung jawab jika ada yang tidak
beres.

e. Agresi Militer Belanda I


Pada tengah malam 20 Juli 1947, pihak Belanda melancarkan serangan militer dengan
tujuan utama menghancurkan kekuatan republik Indonesia, dimana aksi Agresi Militer Belanda I
ini telah melanggar nilai-nilai perjanjian Linggarjati. Pasukan Belanda berhasil memukul mundur
pasukan Republik Indonesia dari daerah Sumatera, serta Jawa Barat dan Jawa Timur, untuk
kemudian pihak Indonesia memindahkan pusatnya ke wilayah Yogyakarta. Dewan keamanan
PBB juga bertindak aktif dengan membentuk Komisi Tiga Negara untuk mendorong negosiasi.

PBB mengeluarkan resolusi untuk adanya gencatan senjata. Pada saat aksi militer ini
terjadi, tepatnya pada tanggal 9 Desember 1947, Pasukan Belanda membantai sangat banyak
warga sipil di wilayah Desa Rawagede (yang saat ini nama wilayahnya adalah Balongsari) di
Karawang, Jawa Barat.

f. Pemberontakan Komunis di Indonesia

Pada tanggal 18 September 1948, sebuah kelompok bernama Republik Soviet Indonesia
dibentuk di wilayah Madiun. Pendirinya adalah anggota PKI yang ingin melakukan
pemberontakan terhadap kepemimpinan Soekarno-Hatta. Pertempuran antara TNI dan PKI
akhirnya secara penuh dimenangkan oleh pihak TNI dalam beberapa minggu, dan pemimpinnya,
Muso, terbunuh dalam perang itu. Di dunia internasional, pihak Republik Indonesia
mengukuhkan kebijakan untuk anti komunis.

g. Dampak revolusi nasional Indonesia

Perkiraan jiwa yang meninggal dalam peperangan di masa ini berkisar dari 100.000 hingga
200.000 jiwa baik itu dari pihak tentara maupun sipil. Adapun sekitar 1200 tentara dibunuh
ataupun hilang di Jawa dan Sumatera antara tahun 1945-1946. Adapun untuk Belanda sebanyak
5000 tentaranya tewas. Gerakan revolusi nasional Indonesia ini memberikan efek langsung pada
kondisi ekonomi dan sosial Indonesia itu sendiri, seperti kekurangan bahan makanan, dan bahan
bakar. Setelah itu secara perlahan pemerintahan Republik Indonesia mengatur kembali segala hal
di berbagai bidang, yang sebelumnya mengalami pemblokade-an oleh pihak Belanda.
B. Sejarah Reformasi 1998-sekarang
1. Pengertian Reformasi

Secara bahasa, reformasi berasal dari kata re-form, yang artinya perubahan bentuk.
Reformasi pada tahun 1998 secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan kembali bentuk
atau sistem ketatanegaraan Indonesia.

Perlunya reformasi adalah karena ada berbagai praktik pemerintah ketika itu yang menyimpang.
Misalnya suburnya praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam penyelenggaran
negara. Kolusi artinya praktik yang menguntungkan golongannya sendiri, dalam hal ini yaitu
kepentingan elit politik Orde Baru dan para pengusaha (konglomerat). Korupsi dalam hal ini
terkhusus pada penyelewengan dana keuangan dan fasilitas negara. Sedangkan nepotisme adalah
praktik penguasa yang lebih mementingkan anggota keluarga, kenalan atau golongannya untuk
memperoleh jabatan serta kesempatan-kesempatan dalam dunia usaha.

2. Era Reformasi di Indonesia


a. Pengaruh Perang Dingin Terhadap Indonesia

Perang dingin berdampak pada peta perpolitikan dunia pada saat itu, sehingga dunia
seolah terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: negara-negara Blok Barat yang menganut paham
demokrasi, negara-negara Blok Timur yang menganut paham komunis dan negara-negara Non
Blok yang tidak memihak Blok Barat dan tidak memihak Blok Timur.

b. Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Masa Perang Dingin

Pada masa Orde Baru politik luar negeri Indonesia lebih condong kepada negara-
negara Blok Barat dalam rangka mendapatkan pinjaman dana dari negera-negara tersebut untuk
memperbaiki ekonomi Indonesia yang hampir mengalami kebangkrutan. Dengan adanya
pinjaman ini secara tidak langsung Indonesia mulai dipengaruhi oleh Blok Barat yang tercermin
dari kebijakan-kebijakan luar negeri Indonesia yang cenderung pro-Barat, walaupun tetap
berusaha untuk netral dengan tidak memihak salah satu blok yang ada.

c. Peran Lembaga Keuangan Internasional Terhadap Pemerintah Orde Baru


Pada masa Orde Baru setahap demi setahap bisa keluar dari keterpurukan ekonomi
melalui bantuan dari negara-negara Barat. Perbaikan ekonomi dilakukan dalam bentuk
pembangunan yang disebut dengan rencana pembangunan lima tahun. Adapun negara-negara
Barat yang membantu Indonesia tersebut dalam bentuk konsorsium yang dinamakan IGGI (Inter-
Gouvernmental Group on Indonesia) yang beranggotakan Belanda, Amerika Serikat, Kanada,
Australia, Selandia Baru, Jepang, Inggris, Perancis, Jerman Barat, Belgia, Italia, dan Swiss.
Negara-negara maju tersebut pada tanggal 23-24 Pebruari 1967 diadakan pertemuan di
Amsterdam (Belanda) menyepakati membentuk badan IGGI untuk memberi kredit kepada
Indonesia dengan bantuan pinjaman syarat-syarat ringan.
d. Faktor Penyebab Munculnya Reformasi

Perjalanan panjang sejarah Orde Baru di Indonesia dapat melaksanakan pembangunan


sehingga mendapat kepercayaan dalam dan luar negeri. Mengalawai perjalannya pada dasawarsa
60-an rakyat sangat menderita pelan-pelan keberhasilan pembangunan melalui tahapan dalam
pembangunan lima tahun (Pelita) sedikit demi sedikit kemiskinan rakyat dapat dientaskan.
Sebagai tanda terima kasih kepada pemerintah Orde Baru yang berhasil membangun negara,
Presiden Soeharto diangkat menjadi "Bapak Pembangunan ".

e. Krisis Ekonomi

Diawali krisis moneter yang melanda Asia Tenggara sejak bulan Juli 1997 berimbas pada
Indonesia, bangunan ekonomi Indonesia temyata belum kuat untuk menghadapi krisis global
tersebut. Krisis ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Nilai tukar rupiah turun dari Rp. 2.575,00 menjadi Rp. 2.603,00 pada 1 Agustus 1997. Tercatat
di bulan Desmeber 1997 nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai R. 5.000,00 perdolar, bahkan
mencapai angka Rp. 16.000,00 perdolar pada sekitar Maret 1997.

f. Utang Negara Republik Indonesia.


Penyebab krisis diantaranya adalah utang luar negeri yang sangat besar, terhitung
bulan Pebruari 1998 pemerintah melaporkan tentang utang luar negeri tercatat :
utang swasta nasional Rp. 73,962 miliar dolar AS + utang pemerintah Rp. 63,462 miliar dolar
AS, jadi utang seluruhnya mencapai 137,424 miliar dolar AS. Data ini diperoleh dari pernyataan
Ketua Tim Hutang-Hutang Luar Negeri Swasta (HLNS), Radius Prawiro seusai sidang Dewan
Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan (DPKEK) yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto di Bina Graha pada 6 Pebruari 1998.
g. Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945
Pemerintah Orde Baru berusaha menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang
kurang memperhatikan dengan seksama kondisi riil masyarakat agraris, dan pendidikan masih
rendah, sehingga akan sangat sulit untuk segera berubah menjadi masyarakat industri. Akibatnya
yang terpacu hanya masyarakat kelas ekonomi atas, para orang kaya yang kemudian menjadi
konglomerat. Meskipun gross national product (GNP) pada masa Orba pernah mencapai diatas
US$ 1.000,00 tetapi GNP tersebut tidak menggambarkan pendapatan rakyat sebenamya, karena
uang yang beredar sebagian besar dipegang oleh orang kaya dan konglomerat.
h. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Masa Orde Baru dipenuhi dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme menyebabkan
runtuhnya perekonomian Indonesia. Korupsi yang menggerogoti keuangan negara, kolusi yang
merusak tatanan hukum, dan nepotisme yang memberikan perlakuan istimewa terhadap kerabat
dan kawan menjadi pemicu lahimya reformasi di Indonesia.
i. Politik Sentralisasi
Pemerintahan Orde Baru menjalankan politik sentralistik, yakni bidang politik,
ekonomi, sosial dan budaya peranan pemerintah pusat sangat menentukan, sebaliknya
pemerintah daerah tidak 'punya peran yang signifikan. Dalam bidang ekonomi sebagian besar
kekayaan dari daerah diangkut ke pusat pembagian yang tidak adil inilah menimbulkan
ketidakpuasan rakyat dan pemerintah daerah. Akibatnya mereka menuntut berpisah dari
pemerintah pusat terutama terjadi di daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Aceh,
Riau, Kalimantan Timur, dan Irian Jaya (Papua).
j.Krisis Politik
Krisis politik pada akhir orde baru ditandai dengan kemenangan mutlak Golkar dalam
Pemilihan Umum 1997 yang dinilai penuh kecurangan, Golkar satu-satunya kontestan pemilu
yang didukung fmansial maupun secara politik oleh pemerintah memenangkan pemilu dengan
meraih suara mayoritas. Golkar yang pada mulanya disebut sebagai Sekretariat Bersama
(Sekber) Golongan Karya, lahir dari usaha untuk menggalang organisasi-organisasi masyarakat
dan angkatan bersenjata, muncul satu tahun sebelum peristiwa G30S/PKI tepatnya lahir pada
tanggal 20 Oktober 1964..
j. Krisis Hukum.
Orde Baru banyak terjadi ketidak adilan dibidang hukum, dalam kekuasaan kehakiman
berdasar Pasal 24 UUD 1945 seharusnya memiliki kekuasaan yang merdeka terlepas dari
kekuasaan eksekutif, tapi Kenyataannya mereka dibawah eksekutif. Dengan demikian
pengadilan sulit terwujud bagi rakyat, sebab hakim harus melayani penguasa. Sehingga sering
terjadi rekayasa dalam proses peradilan.
Reformasi diperlukan aparatur penegak hukum, peraturan perundang-undangan, yurisprodensi,
ajaran-ajaran hukum, dan bentuk praktek hukum lainnya. Juga kesiapan hakim, penyidik dan
penuntut, penasehat hukum, konsultan hukum dan kesiapan sarana dan prasarana.
k. Krisis Kepercayaan
Pemerintahan Orde Baru yang diliputi KKN secara terselubung maupun terang-
terangan pada bidang parlemen, kehakiman, dunia usaha, perbankan, peradilan, pemerintahan
sudah berlangsung lama sehingga disana-sini muncul ketidakadilan, kesenjangan sosial,
rusaknya system politik, hukum, dan ekonomi mengakibatkan timbul ketidak percayaan rakyat
terhadap pemerintahan dan pihak luar negeri terhadap Indonesia

Sumber :

1. Nyoman Dekker.1989.Sejarah Revolusi Nasional.Jakarta:Balai Pustaka


2. Ricklefs,M.C.1991.Sejarah Indonesia Modern.Yogyakarta:Gama Press
3. Teuku,I.A.1982.Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Aceh(1945-1949).Banda Aceh:
Proyek Pengembangan Permuseuman Daerah Istimewa Aceh
4. Sinambela, dkk, 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Impelentasi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara

You might also like